Pengaruh Konsentrasi Dan Kehalusan Tepung Biji Jagung Sangrai Terhadap Mutu Fisikokimia Dan Sensori Es Lilin
Pengaruh Konsentrasi Dan Kehalusan Tepung Biji Jagung Sangrai Terhadap Mutu Fisikokimia Dan Sensori Es Lilin
2016
(The Effect of Concentration and Fineness of Roasted Corn Flour on the Physicochemical
and Sensory Quality of Lollies Ice)
ABSTRACT
Lollies ice are frozen beverage products with solid phase and belong to one of the water ice products, which tend to taste
sweet with economical purchase price. The aim of this research was to know the combination of concentration and
fineness of the roasted roasted corn flour in producing lollies ice with th best physicochemical and sensory characteristics
that can be accepted by consumers. The research was using completely randomized design with two factors, i.e the
concentration of roasted corn flour consisted of 5 levels i.e 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% and roasted corn flour fineness
consisted of 3 levels i.e 60 mesh, 80 mesh and 100 mesh. The parameters analyzed were physical quality characteristics
(color, melting rate), chemical (pH, total soluble solids, ash content (mineral), total solids), and sensory characteristics
(color, flavor, taste, and texture). The results showed that the interaction between concentration of roasted corn flour
fineness had a highly significant effect (P <0,01) on a score of texture. The increasing concentrations of roasted corn
flour decreased the color value (oHue), pH, melting rate and increased the value of total solids and ash content (mineral)
of lollies ice. The lollies ice with the best quality was based on the characteristics of sensory by hedonic test with % AI
(Acceptable Index) value was the concentration of 6% roasted corn flour and a fineness of 100 mesh. The best lollies ice
had total value of sugar of 22.99% which already met the minimum addition of sugar to the quality standard (8.0%) and
total microbes of 7.46 x 102 CFU / ml which showed a lower amount than the maximum permissible total microbes
standard (1 x 104 CFU / ml).
282
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
ketiga setelah padi dan ubi kayu. Pemanfaatan Penggunaan tepung jagung dapat
jagung sendiri di Indonesia sebagai bahan baku menghasilkan warna yang unik pada es lilin
olahan makanan yang bernilai ekonomis cukup sehingga dapat menggantikan pemakaian
rendah, dengan demikian jagung kebanyakan pewarna sintetis, dan juga akan menghasilkan
hanya dijadikan sebagai pakan ternak. Selain flavor yang khas pada produk es lilin. Pada
ketersediaannya yang melimpah dan sangat penelitian ini, tepung jagung yang digunakan
mudah didapatkan, jagung juga memiliki nilai memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda.
gizi yang cukup tinggi. Menurut Suarni dan Perbedaan ukuran partikel ini akan menghasilkan
Firmansyah (2005), jagung memiliki keunggulan mutu es lilin yang berbeda-beda, karena tingkat
sebagai sifat pangan fungsional karena kelarutan dari ukuran masing-masing tepung ini
mengandung serat pangan, unsur Fe dan beta- berbeda-beda, sehingga diharapkan diperoleh
karoten (pro vitamin A). ukuran partikel yang tepat sehingga produk es
Jagung jenis Pioner-21 merupakan tipe lilin ini dapat diterima oleh konsumen.
jagung yang tergolong pada varieatas semi Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku olahan
mutiara (semi flint), tipe jagung ini tidak berbeda es lilin ini diharapkan akan meningkatkan nilai
jauh dengan tipe jagung flint, perbedaannya ekonomis dari jagung tersebut dan adanya
terletak pada kandungan endosperm, dimana peningkatan terhadap keberagaman pangan.
kandungann endosperm pada tipe jagung flint Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tergolong pada endosperm keras, kandungan pengaruh konsentrasi tepung biji jagung sangrai
pati lebih sedikit sehingga biji jagung tipe flint dan tingkat kehalusan yang tepat untuk
akan lebih keras dan lebih sulit ditepungkan menghasilkan mutu fisikokimia dan sensori yang
daripada tipe jagung semi flint. Jagung jenis terbaik pada es lilin dan dapat diterima oleh
semi flint sangat banyak dibudidayakan oleh konsumen.
petani Indonesia dikarenakan cocok ditanam
pada dataran tinggi dan dataran rendah, tahan
terhadap penyakit kurat daun, busuk tongkol,
BAHAN DAN METODE
dan busuk batang bakteri. Kandungan gizi pada
jagung semiflint juga cukup tinggi dimana Bahan dan Alat
kandungan lemaknya 5,6%, protein 0,6% dan Bahan utama yang digunakan dalam
dapat menghasilkan rendemen tepung berkisar penelitian ini adalah biji jagung kering varietas
71,2% (Iriany dan Andi, 2007). Hal ini membuat mutiara () .Bahan kimia yang digunakan dalam
jagung semiflint memiliki produktivitas sangat penelitian ini adalah larutan fenol 5%, H2SO4
melimpah dan keberadaannya sangat mudah pekat, larutan HCL 10%, glukosa, PCA (Plate
dijumpai. Count Agar) alkohol, dan akuades. Peralatan
Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu neraca
untuk olahan minuman es lilin cukup mudah analitik (Sartorius), kromameter Konica Minolta
untuk dilakukan, dimana biji jagung yang sudah (tipe CR-400, Jepang), spektrofotometer UV
kering terlebih dahulu disangrai kemudian (Genesys 20), handrefractometer, pH meter,
ditepungkan, dengan demikian didapatkan tanur Carbolite Furnaces (tipe EML 11/2), colony
aroma dan rasa yang khas dari tepung jagung counter, refrigerated bath digital (tipe TC-550,
yang dihasilkan. Senyawa sebagai pembentuk USA), inkubator, dan alat gelas lainnya.
cita rasa dan aroma yang khas pada biji jagung
Pembuatan tepung biji jagung sangrai
antara lain adalah asam amino dan gula reduksi,
Biji jagung yang sudah kering disortasi
kedua senyawa ini akan bereaksi membentuk
dan dibersihkan dari kotoran, kemudian
senyawa Maillard. Selama proses penyangraian
dilakukan penyangraian. Penyangraian
akan terjadi perubahan sifat fisik dan kimia
dilakukan selama 10 menit pada suhu 130oC
dimulai dengan penguapan air dalam biji,
ditandai dengan warna biji jagung berubah
pelepasan kulit yang menempel pada
menjadi kuning kecoklatan dan sudah
permukaan inti biji, pencoklatan inti biji dan
mengeluarkan aroma yang khas dari jagung.
penguapan senyawa volatil. Perubahan kimia
Setelah itu jagung dihaluskan dengan
pada saat penyangraian seperti pencoklatan biji
menggunakan alat penggiling biji jagung
terjadi karena adanya reaksi yang terjadi antara
sehingga akan dihasilkan tepung biji jagung
gugus amina primer pada protein dengan gugus
sangrai, kemudian dilakukan pengayakan
gula reduksi sehingga akan membentuk
dengan menggunakan ayakan yang berukuran
senyawa mellanoidin atau pigmen coklat, reaksi
60 mesh, 80 mesh, 100 mesh.
ini disebut dengan reaksi Maillard (Winarno,
2002).
283
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi tepung biji jagung sangrai terhadap warna dan kecepatan mencair es lilin
Konsentrasi Tepung
Kecepatan mencair
Biji Jagung Sangrai Nilai L warna Nilai ºHue
(ml/menit)
(K)
K1 = 2 % 35,36±2,63 83,94±2,13a,A 0,66±0,05a,A
K2 = 4 % 31,58±1,49 81,48±1,87 b,B 0,99±0,17ab,AB
K3 = 6 % 30,09±3,59 78,89±1,44c,C 1,02±0,09b,B
K4 = 8 % 28,17±3,86 78,28±1,04c,C 1,11±0,09b,BC
K5 = 10 % 21,74±10,49 77,23±2,32 d,C 1,21±0,12c,C
Keterangan : Data terdiri dari 3 ulangan dan ± menunjukkan standar deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf kecil yang
berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil)
dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.
Tabel 2. Pengaruh kehalusan tepung biji jagung sangrai terhadap warna dan kecepatan mencair es lilin
Kehalusan tepung biji Kecepatan mencair
Nilai L warna Warna (ºHue)
jagung sangrai (G) (ml/menit)
G1 = 60 mesh 28,60±8,74 79,47±3,76 1,07±0,19
G2 = 80 mesh 28,28±8,33 80,51±4,38 0,98±0,19
G3 = 100 mesh 31,79±4,47 79,91±3,05 1,04±0,18
Keterangan : Data terdiri dari 3 ulangan dan ± menunjukkan standar deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf kecil yang
berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil)
dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR
284
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
285
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
peningkatan konsentrasi tepung biji jagung sangrai akan turut menurunkan nilai pH es lilin.
Tabel 3. Pengaruh konsentrasi tepung biji jagung sangrai terhadap karakteristik kimia produk es lilin
Konsentrasi tepung biji jagung sangrai (K)
Parameter Mutu
K1= 2 % K2= 4 % K3 = 6 % K4 = 8 % K5 = 10 %
pH 6,06±0,25a 5,96±0,15ab 5,96±0,15ab 5,74±0,08 b 5,73±0,08b
Total Padatan
14,51±0,43 14,39±0,01 14,27±0,77 14,13±0,16 14,20±0,57
Terlarut (oBrix)
Kadar Abu
0,05±0,0 e,E 0,07±0,01d,D 0,10±0,01c,C 0,11±0,01b,B 0,14±0,01a,A
(mineral) (%)
Total Padatan (%) 15,34±0,42e,E 16,99±0,27d,D 19,28±0,16c,C 21,39±0,36b,B 23,42±0,69a,A
Keterangan : Data terdiri dari 3 ulangan dan ± menunjukkan standar deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf kecil yang
berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan
berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.
Tabel 4. Pengaruh kehalusan tepung biji jagung sangrai terhadap karakteristik kimia produk es lilin
Kehalusan tepung biji jagung sangrai (G)
Parameter Mutu
G1 = 60 mesh G2 = 80 mesh G3 = 100 mesh
Ph 5,88±0,24 5,90±0,23 5,89±0,21
Total Padatan Telarut (oBrix) 14,21±0,42 14,35±0,36 14,34±0,36
Kadar abu (mineral)(%) 0,10±0,05a 0,09±0,05ab 0,08±0,05b
Total padatan (%) 19,17±4,18 19,33±4,24 19,36±4,70
Keterangan : Data terdiri dari 3 ulangan dan ± menunjukkan standar deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf kecil yang
berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan
berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.
286
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
kadar abu paling tinggi terdapat pada perlakuan Yusmarini dan Effendi (2004) yang menyatakan
G1 (60 mesh) yaitu 0,10% dan nilai terendah bahwa total padatan merupakan kumpulan dari
pada perlakuan G3 (100 mesh) dengan nilai komponen karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
0,08%. Hal ini disebabkan karena setiap struktur dan mineral yang terdegradasi. Komponen-
biji jagung memililki sifat yang berbeda-beda komponen ini akan memberikan pengaruh
dimana bagian endosperm merupakan bagian terhadap total padatan suatu produk.
terbesar dari biji jagung yaitu sekitar 85%,
sebagian besar bagian ini terdiri atas karbohidrat Karakteristik Mutu Sensori Produk Es Lilin
bagian yang lunak (floury endosperm) dan Dari Campuran Konsentrasi dan Kehalusan
bagian lainnya terdiri atas karbohidrat keras Tepung Biji Jagung Sangrai yang Berbeda-
(horny endosperm). Bagian lembaga terdiri dari beda
plamula, radikel, dan sktelum, yaitu sekitar 10%, Karakteristik mutu sensori produk yang
dan bagian terluar biji jagung (perikarp) 5% yang diamati meliputi nilai hedonik warna, aroma,
dilapisi oleh testa dan aleuron (Wilson, 1981). rasa, tekstur dan uji skor tekstur. Nilai hedonik
Perbedaan sifat struktur biji jagung ini warna, aroma, rasa dan tekstur produk es lilin
memberikan pengaruh terhadap tepung jagung yang diamati dihitung berdasarkan besar %AI
yang dihasilkan, dimana tepung jagung dengan (Acceptable Index) yang dihasilkan. Pengaruh
kehalusan 100 mesh akan lebih banyak terdiri konsentrasi dan kehalusan tepung biji jagung
dari karbohidrat yang lunak sedangkan pada sangrai terhadap karakterisitik sensori es lilin,
tepung kehalusan 60 mesh terdiri dari dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
karbohidrat keras, pericarp, serta lembaga yang
pada umumnya lebih sulit dihaluskan untuk Nilai hedonik warna, aroma, rasa dan tekstur
membuat tepung. Hal ini akan mengakibatkan (%AI)
perbedaan kandungan mineral pada masing- Pengujian organoleptik terhadap warna,
masing perlakuan (kehalusan), dimana tepung aroma, rasa dan tekstur es lilin merupakan salah
dengan perlakuan 60 mesh akan memiliki satu parameter mutu produk yang diuji
kandungan mineral yang lebih tinggi daripada berdasarkan penilaian panelis dengan skala
perlakuan 100 mesh, hal ini dikarenakan pada hedonik yang ditentukan untuk menentukan nilai
pada tepung dengan kehalusan 60 mesh akan acceptable index (%AI). Nilai acceptable index
lebih banyak mengandung lembaga, dimana merupakan tingkat penerimaan konsumen
lembaga mengandung mineral yang jauh lebih terhadap produk es lilin yang dinyatakan dalam
tinggi dibandingkan dengan endosperma (Suarni, satuan persentase. Tabel 5 menunjukkan bahwa
2005). konsentrasi tepung biji jagung sangrai
memberikan pengaruh yang berbeda sangat
Total padatan nyata terhadap nilai acceptable index warna,
Penentuan total padatan dilakukan untuk nilai acceptable index rasa, dan nilai acceptable
mengetahui jumlah padatan secara keseluruhan index tekstur, namun memberikan pengaruh
pada produk es lilin dengan cara menguapkan air yang berbeda tidak nyata terhadap nilai
pada bahan. Tabel 3 menunjukkan bahwa acceptable aroma. Hubungan konsentrasi sari
konsentrasi tepung biji jagung sangrai bengkuang terhadap nilai acceptable index
memberikan pengaruh yang berbeda sangat warna, nilai acceptable index aroma, nilai
nyata (P<0,01) terhadap total padatan es lilin. acceptable index rasa dan nilai acceptable index
Tabel 4 menunjukkan bahwa kehalusan tepung tekstur dapat dilihat pada Gambar 1.
biji jagung sangrai memberikan pengaruh yang Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total tepung biji jagung sangrai memberikan
padatan es lilin. Hasil analisis sidik ragam pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi terhadap nilai acceptable index warna produk es
dan kehalusan tepung biji jagung sangrai lilin. Gambar 1 menunjukkan terjadinya
memberikan pengaruh yang berbeda tidak peningkatan nilai acceptable index rasa pada
(P>0,05). perlakuan K1 (konsentrasi tepung biji jagung
Tabel 3 menunjukkan bahwa peningkatan sangrai, 2%) sampai perlakuan K3 (konsentrasi
konsentrasi tepung biji jagung sangrai yang tepung biji jagung sangrai, 6%) produk es lilin
digunakan memberikan nilai total padatan yang yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena pada saat
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin proses pembuatan es lilin adanya pemasakan
tinggi konsentrasi tepung biji jagung sangrai yang yang mengakibatkan terjadinya pencoklatan
digunakan maka semakin rendah kadar airnya pada produk es lilin akibat dari reaksi Maillard,
sehingga nilai total padatan akan turut warna coklat yang dihasilkan sangat disukai
meningkat, hal ini sesuai dengan literatur panelis sehingga nilai acceptable index akan
287
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
meningkat, namun akan terjadi penurunan nilai ini sesuai dengan literatur Winarno (2002) yang
acceptable index warna pada perlakuan K4 menyatakan bahwa senyawa yang berwarna
(konsentrasi tepung biji jagung sangrai 8%) dan coklat atau melanoidin yang terbentuk pada
K5 (konsentrasi tepung biji jagung sangrai 10%), makanan merupakan reaksi antara karbohidrat
hal ini terjadi karena meningkatnya konsentrasi dengan protein, khususnya pada gugus hidroksil
tepung biji jagung sangrai akan membuat reaksi gula pereduksi pada karbohidrat dengan gugus
pencoklatan menghasilkan warna coklat yang amino primer pada asam amino protein.
lebih gelap sehingga kurang disukai panelis, hal
Tabel 5. Pengaruh konsentrasi tepung biji jagung sangrai terhadap karakteristik sensori es lilin.
Konsentrasi Nilai hedonik Nilai Nilai Nilai Nilai uji
tepung biji warna (%AI) hedonik hedonik hedonik skor
jagung sangrai aroma (%AI) rasa (%AI) tekstur(%AI)
(K)
K1 = 2 % 59,26±7,19c,B 70,95±2,11 66,09±3,83b,B 66,91±5,79b,B 3,04±1,58
K2 = 4 % 65,27±2,11 b,A 71,52±2,15 68,07±3,46 b,B 69,22±7,95b,B 2,82±1,61
K3 = 6 % 69,55±4,77a,A 71,60±1,48 73,09±0,74a,A 76,30±7,60a,A 2,98±2,05
K4 = 8 % 65,10±4,45 b,A 71,19±1,73 65,27±3,24 b,B 61,73±11,48c,C 2,85±1,49
K5 = 10 % 56,54±3,08c,B 72,43±4,28 57,12±4,92c,C 50,54±8,49d,D 3,01±2,19
Keterangan : Angka dalam tabel merupakan rataan dari 3 ulangan, ± standard deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf
yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) (huruf kecil) dan berbeda sangat
nyata (P<0,01) (huruf besar) dengan uji LSR.
Tabel 6. Pengaruh kehalusan tepung biji jagung sangrai terhadap karakteristik sensori es lilin
Kehalusan tepung Nilai hedonik Nilai hedonik Nilai hedonik Nilai hedonik Nilai uji skor
biji jagung sangrai warna (%AI) aroma (%AI) rasa (%AI) tekstur(%AI)
(G)
G1 = 60 mesh 61,68±7,36 71,65±1,58 65,83±8,09 60,59±14,13c,C 1,84±0,30c,C
G2 = 80 mesh 63,60±6,17 70,57±1,25 66,17±6,23 64,30±11,71b,B 3,14±0,51b,B
G3 = 100 mesh 64,15±8,86 72,40±1,91 65,78±9,73 69,93±13,02a,A 3,82±0,22a,A
Keterangan : Angka dalam tabel merupakan rataan dari 3 ulangan, ± standard deviasi. Angka yang diikuti dengan huruf
yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) (huruf kecil) dan berbeda sangat
nyata (P<0,01) (huruf besar) dengan uji LSR.
Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tepung biji jagung sangrai memberikan rasa terhadap produk yaitu senyawa kimia, suhu,
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap nilai konsentrasi dan interaksi dengan komponen
acceptable index rasa. Gambar 1 menunjukkan rasa lainnya.
nilai acceptable index rasa akan mengalami Tabel 6 menunjukan bahwa pengaruh
peningkatan dari perlakuan K1 (konsentrasi konsentrasi tepung biji jagung sangrai
tepung biji jagung sangrai, 2%) sampai ke memberikan pengaruh yang berbeda sangat
perlakuan K3 (konsentrasi tepung biji jagung nyata terhadap nilai acceptable index tekstur.
sangrai, 6%) hal ini terjadi karena adanya Gambar 1 menunjukkan nilai acceptable index
penambahan gula sebanyak 13% pada saat tekstur akan mengalami peningkatan dari
pembuatan es lilin yang akan memberikan rasa perlakuan K1 sampai ke perlakuan K3 hal ini
manis pada es lilin yang dihasilkan, namun pada disebabkan karena tekstur es lilin yang
perlakuan K4 (konsentrasi tepung biji jagung terbentuk sampai perlakuan K3 membentuk
sangrai, 8%), dan K5 (konsentrasi tepung biji kekentalan produk yang belum begitu padat dan
jagung sangrai, 10%), akan mengalami kuat sehingga daya leleh es lilin pada saat
penurunan nilai acceptable index rasa es lilin. dikomsumsi masih diterima oleh konsumen
Hal ini disebabkan karena penambahan gula sementara pada perlakuan K4 dan K5 akan
sebanyak 13% pada es lilin tidak dapat terjadi penurunan nilai acceptable index tekstur
mengimbangi rasa dari tepung biji jagung karena tekstur es lilin pada perlakuan ini akan
sangrai dengan konsentrasi 8% sampai 10% membentuk kekentalan pada produk yang cukup
sehingga rasa yang dihasilkan kurang manis padat dan kuat sehingga tekstur menjadi keras
dan tidak disukai panelis, hal ini sesuai dengan sehingga daya leleh es berkurang dan kurang
literatur Winarno (2002) yang menyatakan disukai oleh panelis. Hal ini sesuai dengan
288
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
literatur Tanikawa dan Motohiro (1995) yang pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap
menyatakan bahwa pati pada jagung nilai acceptable index tekstur es lilin. Hubungan
merupakan salah satu bahan pengikat yang kehalusan tepung biji jagung sangrai terhadap
berfungsi untuk menarik air dari produk, nilai acceptable index warna, nilai acceptable
memekatkan atau mengentalkan makanan yang index aroma, nilai acceptable index rasa, dan nilai
dicampur dengan air untuk mendapatkan acceptable index tekstur es lilin dapat dilihat pada
kekentalan tertentu. Gambar 2.
Tabel 6 menunjukkan bahwa kehalusan
tepung biji jagung sangrai akan memberikan
Gambar 1. Hubungan konsentrasi tepung biji jagung sangrai terhadap nilai acceptable index warna, nilai
acceptable index aroma, nilai acceptable index rasa, dan nilai acceptable index tekstur es lilin
Nilai acceptable
index warna
(%)
75
70
65
60
Nilai acceptable Nilai acceptable
index tekstur 55 index aroma
(%) (%)
Nilai acceptable
index rasa (%)
G1= 60 mesh G2= 80 mesh G3= 100 mesh
Gambar 2. Hubungan kehalusan tepung biji jagung sangrai terhadap nilai acceptable index warna, nilai
acceptable index aroma, nilai acceptable index rasa, dan nilai acceptable index tekstur es lilin
289
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
Tabel 6 menunjukkan kehalusan tepung biji menyatakan bahwa tipe jagung flint corn memiliki
jagung sangrai memberikan pengaruh yang 1-3 lapis sel di bawah aleuron yang disebut
berbeda sangat nyata terhadap nilai acceptable subaleuron, lapisan ini sangat sedikit terdapat
index tekstur es lilin. Gambar 2 menunjukkan granula pati. Bagian endosperm keras
tepung dengan perlakuan G1 memiliki nilai mengandung matriks protein yang lebih tebal dan
terendah dan nilai tertinggi ada pada perlakuan G3. lebih kuat dibandingkan endosperm lunak.
Semakin tinggi tingkat kehalusan tepung biji Sedangkan endosperm lunak mengandung pati
jagung sangrai maka semakin tinggi nilai lebih banyak dan susunan pati tersebut tidak
acceptable index tekstur yang dihasilkan. Hal ini serapat seperti pada bagian yang keras.
dikarenakan pada perlakuan G1 dengan tingkat
kehalusan 60 mesh tepung yang dihasilkan akan Pemilihan Konsentrasi dan Kehalusan
memiliki ukuran partikel yang lebih besar sehingga Tepung Biji Jagung Sangrai yang
membuat tekstur tepung menjadi kasar Menghasilkan Produk Es Lilin Dengan Mutu
sedangkan pada perlakuan G3 dengan tingkat Terbaik
kehalusan 100 mesh maka tepung biji jagung Berdasarkan hasil pengujian parameter
sangrai yang dihasilkan akan memiliki ukuran mutu fisikokimia dan sensori produk es lilin yang
partikel tepung yang lebih kecil sehingga tekstur dibuat dari tepung biji jagung sangrai, maka
tepung halus. Penggunaan tepung dengan dilakukan pemilihan perbandingan konsentrasi
kehalusan 100 mesh akan menghasilkan es lilin dan kehalusan tepung biji jagung sangrai terbaik
yang lebih lembut dan cenderung lebih disukai yang menghasilkan produk es lilin dengan mutu
panelis. Hal ini sesuai dengan literatur Rifai (2009) fisik, kimia dan karakteristik sensori yang dapat
yang menyatakan bahwa pengayakan merupakan diterima. Kombinasi perbandingan konsentrasi
salah satu pengelompokan butiran yang 6% (K3) dengan tingkat kehalusan tepung biji
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. jagung sangrai 100 mesh (G3) merupakan produk
Dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel es lilin dengan karakteristik sensori yang paling
lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di baik dan lebih disukai oleh panelis. Produk
ayakan (butiran kasar) yang ditentukan dengan perlakuan terbaik selanjutnya dilakukan
berdasakan ukuran mesh masing-masing ayakan pengujian lanjutan yaitu total gula dan total
dimana semakin tinggi ukuran mesh yang mikroba.
digunakan maka semakin halus butiran tepung
yang dihasilkan. Penentuan total gula terhadap kombinasi
perlakuan es lilin yang terbaik
Nilai skor tekstur Pengujian total gula pada produk es lilin
Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi dilakukan untuk menentukan kandungan gula
tepung biji jagung sangrai memberikan pengaruh secara keseluruhan dalam produk baik
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor monosakarida maupun oligosakarida. Hasil
tekstur es lilin yang dihasilkan sehingga uji LSR pengujian total gula pada perlakuan es lilin
tidak dilanjutkan. Tabel 6 menunjukkan bahwa terbaik (K3G3) diperoleh hasil dengan rata-rata
kehalusan tepung biji jagung sangrai memberikan dari tiga kali ulangan sebesar 22,99%, hal ini
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) menunjukan bahwa kandungan total gula pada
terhadap nilai skor tekstur es lilin. Hasil analisis produk es lilin sudah cukup tinggi dan sudah
sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara bisa digunakan sebagai bahan pemanis dalam
konsentrasi dan kehalusan tepung biji jagung produk es liliin. Hal ini mengacu pada Standar
sangrai memberikan pengaruh berbeda sangat Nasional Indonesia es krim No. 01-3713-1995,
nyata (P<0,01) terhadap nilai skor tekstur es lilin. dimana jumlah minimum gula yang ditambahkan
Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi pada produk es krim yaitu 8,0%.
tingkat kehalusan tepung biji jagung sangrai yang
digunakan maka akan menghasilkan tekstur es Penentuan total mikroba terhadap kombinasi
lilin yang lebih lembut. Hal ini dikarenakan pada perlakuan es lilin yang terbaik
tepung dengan kehalusan 100 mesh akan lebih Penentuan total mikroba dilakukan dengan
banyak mengandung karbohidrat lunak (floury metode TPC (Total Plate Count) dan dihitung
endosperm) sedangkan pada tepung dengan dengan alat colony counter. Pengujian total
kehalusan 60 mesh lebih banyak mengandung mikroba pada produk es lilin bertujuan untuk
partikel-partikel yang bersifat keras seperti kulit ari mengetahui jumlah kandungan mikroba pada
jagung dan lembaga biji jagung yang banyak produk es lilin yang dihasilkan. Hasil pengujian
mengandung mineral sehingga memberikan efek total mikroba pada perlakuan es lilin terbaik
tekstur kasar pada tepung yang dihasilkan. Hal ini (K3G3) diperoleh hasil sebesar 2,87 Log CFU/ml
sesuai dengan literatur Watson (2013) yang (7,46 x 102 CFU/ml). Hasil pengujian
290
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
menunjukkan bahwa jumlah nilai total mikroba Pengawas Obat dan Makanan Republik
yang diperoleh masih berada dalam batas Indonesia No. HK0006/1/52/4011 tahun 2009
standar aman yang diperbolehkan pada produk yang menyatakan bahwa batas maksimum
es lilin yang dibuat, hal ini sesuai dengan cemaran mikroba dalam produk es lilin adalah
standar batas cemaran Regulasi Pangan Badan 1,0 x 104 CFU/ml.
4
Nilai skor tekstur
0
G1 = 60 mesh
G1 G2
G2 = 80 mesh G3
G3 = 100 mesh
Kehalusan tepung biji jagung sangrai (G)
Konsentrasi tepung biji jagung sangrai 2% (K1) Konsentrasi tepung biji jagung sangrai 4% (K2)
Konsentrasi tepung biji jagung sangrai 6% (K3) Konsentrasi tepung biji jagung sangrai 8% (K4)
Konsentrasi tepung biji jagung sangrai 10% (K5)
Gambar 3. Hubungan interaksi konsentrasi dan kehalusan tepung biji jagung sangrai terhadap nilai skor
tekstur (± error bar (standar deviasi))
291
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2016
6. Berdasarkan hasil pengujian total gula Standar Nasional Indonesia. 1995. SNI 01 –
terhadap produk es lilin dengan mutu terbaik 3713 – 1995. Syarat Mutu Es Krim. Badan
menunjukkan bahwa produk es lilin yang Standarisasi Nasional (BSN). Jakarta.
dihasilkan memiliki nilai total gula sebesar
22,99%. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah Suarni. 2005. Karakteristik fisikokimia dan
gula dalam produk es lilin sudah bisa amilograf tepung jagung sebagai bahan
berperan sebagai bahan pemanis dalam es pangan. Prosiding Seminar dan Lokakarya
lilin. Hal ini mengacu pada Standar Nasional Nasional Jagung. Pusat Penelitian dan
Indonesia es krim dimana batas minimum Pengembangan Tanaman Pangan.
penambahan gula sebesar 8,0%. Makassar.
292