Anda di halaman 1dari 12

Accelerat ing t he world's research.

PENGARUH PERLAKUAN FISIK


DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP MUTU MINUMAN
RINGAN NIRA TEBU (The Effect of
Physical Tre...
Asdfg Hjkl

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

KIMPANG FARIS PAPER


FARIS SAPUT ERA

Jurnal HPI Vol 23 No 1_ April 2010.pdf


Erli Fharida

MODEL PERT UMBUHAN BIOKONT ROL T RICHODERMA HARZIANUM DALAM MEDIA CAIR (MODELLING T …
Jani S. Wangsadiria
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

PENGARUH PERLAKUAN FISIK DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP


MUTU MINUMAN RINGAN NIRA TEBU

(The Effect of Physical Treatment and Storage Time on The Quality of Sugar Cane Juice)

Septyan Andri Irawan 1,2), Sentosa Ginting 1), Terip Karo-Karo 1)


1) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian USU Medan
2) e-mail : irawan.septyan@yahoo.co.id

Diterima tanggal : 20 April 2015 / Disetujui tanggal 28 April 2015

ABSTRACT
The aim of this study was to maintain the quality of sugar cane juice by physical treatments on the sugar cane juice by
cooling at 5oC the prescribed periode, heating at 85oC until 5 minutes, as well as combine of heating at 85oC until 5
minutes and cooling at 5oC the prescribed periode, and control for the 1, 3, 5, and 7 days. Study was conducted in the
Laboratory of Food Technology, Program study Food and Science Technology, Faculty of Agriculture USU, Medan, using
factorial completely randomized design. The parameters analyzed were total sugars, ash, total microbes, pH, total acid,
total soluble solid, and organoleptic values of color, aroma, and taste. The results showed that the physical
treatment and storage time gave highly significantly different effect on all parameters except for ash. The interaction of
the two factors had highly significantly affected all parameters except total soluble solid and ash. Sugar Cane juice that
was had of heating at 85oC until 5 minutes and cooling 5oC the prescribed periode the best quality of phisico chemical
within the prescribed period.

Keywords : Physical treatment, Storage time, Sugar Cane Juice

PENDAHULUAN Tebu memiliki komponen antioksidan


yang cocok untuk menangkal penyakit
Tebu merupakan tanaman yang tumbuh hyperlipidemia. Octacosanol pada sari tebu dapat
dengan baik di Indonesia. Menurut data yang meningkatkan performa fisik. Nira tebu juga
berhasil dihimpun, perkebunan tebu di Indonesia dapat digunakan untuk menjaga kulit agar tetap
mencapai luas areal dengan kisaran 321 ribu putih, sebagai anti-mutagenetik. Jepang sendiri
hektar, 64,74% diantaranya terdapat di pulau telah memanfaatkan nira tebu untuk dijadikan
jawa (Departemen Pertanian, 2004). Tersebarnya sabun wajah sejak waktu yang lama (Koge, dkk.,
tanaman tebu tersebut, terbagi menjadi tebu 2003).
untuk produksi gula putih dan tebu yang ditanam Nira tebu merupakan cairan hasil perasan
sendiri oleh masyarakat. Tebu yang ditanam yang diperoleh dari penggilingan tebu yang
sendiri oleh masyarakat biasanya tidak masuk memiliki warna coklat kehijauan. Nira tebu selain
dalam kategori produksi gula putih di pabrik gula, mengandung gula, juga mengandung zat-zat
tebu tersebut digunakan oleh masyarakat untuk lainnya (zat non gula). Kandungan gula pada nira
dijual langsung dalam bentuk nira tebu. tebu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh
Tebu termasuk komoditas perkebunan beberapa hal, yaitu cara pemeliharaan, jenis
penting di Indonesia. Perkebunan tebu berkaitan tebu, iklim, dan umur tebu (Widyastuti, 1999).
erat dengan industri gula dan produk derivat Perolehan nira tebu yang mengandung
tebu. Kondisi hulu perkebunan tebu merupakan sukrosa, diperoleh dari tebu dengan pemerahan
hal penting dalam mewujudkan tujuan dalam unit penggilingan setelah melalui proses
swasembada gula nasional. Luas areal tebu di dalam unit pencacah tebu. Proses ini
Indonesia pada sepuluh tahun terakhir secara dimaksudkan untuk mempermudah proses
umum mengalami pertumbuhan 0,71 persen per ekstraksi berikutnya. Dalam unit penggilingan
tahun. Produksi tebu juga tumbuh dengan laju tebu, nira terperah keluar, yang tersisa adalah
sebesar 3,54 persen per tahun, dengan ampas (Kultsum, 2009).
produktivitas rata-rata hablur baru mencapai 5,82 Nira tebu mengandung senyawa-senyawa
ton/ha. Hal ini menunjukkan masih berada di kimia baik yang larut maupun yang membentuk
bawah kondisi produksi potensialnya yang dapat koloid. Komposisi senyawa kimia di dalam nira
mencapai 8 ton/ha (Fitriani, dkk., 2013). tebu berbeda-beda tergantung jenis tebu, lokasi

343
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

penanaman dan umur tebu saat dipanen sulfat pekat, fenol 5%, akuades, natrium
(Purnomo, 2003). hidroksida, HCl 10%, phenolpthalein, PCA, dan
Salah satu penyebab menurunnya mutu glukosa standar.
rendemen gula di pabrik gula akibat adanya
proses menunggu (down time) yang disebabkan Pelaksanaan Penelitian
adanya perbaikan alat dan perawatan alat di Tebu yang telah diperoleh dari petani,
pabrik gula. Penundaan proses pemerasan tebu selanjutnya dibersihkan dari kotoran, dan kulit
di pabrik gula mengakibatkan komponen sukrosa pelapisnya dikupas agar proses pengeluaran nira
pada tebu menjadi menurun jumlahnya karena tebu tidak terhambat. Tebu yang telah bersih
terjadinya proses hidrolisis pada tebu selama dimasukkan ke dalam mesin peras tebu untuk
masa menunggu tersebut (Fillianty, dkk., 2006). memeras nira dari batang tebu, nira yang keluar
Nira memiliki sifat yang tidak tahan lama dari batang tebu ditampung dalam wadah. Nira
disimpan, setelah 4 jam akan terjadi penurunan yang telah diperoleh dari hasil perasan tersebut
pH, hal ini disebabkan terjadinya proses disaring dari kotoran-kotoran yang ikut masuk ke
fermentasi oleh khamir. Untuk menjaga agar nira tebu setelah pemerasan. Selanjutnya, nira
supaya tidak terjadi proses fermentasi selama tebu dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
penyimpanan, maka perlu dicari cara terbaik diberikan perlakuan fisik terhadap nira tebu, yaitu
untuk mempertahankan mutu nira tersebut kelompok pertama nira tebu tanpa perlakuan fisik
(Laksamahardja, 1993). Komponen yang langsung dimasukkan ke dalam botol jar.
terkandung di dalam nira tebu dapat dilihat pada Kelompok kedua nira tebu dimasukkan ke dalam
Tabel 1. botol jar kemudian didinginkan dengan suhu 5ºC
dilemari pendingin. Kelompok ketiga nira tebu
Tabel 1. Komposisi nira tebu dipanaskan dengan suhu 85oC selama 5 menit
Komposisi nira tebu Jumlah dengan panci stainless steel dan dimasukkan ke
Air 70-75% dalam botol jar kemudian disimpan pada suhu
Sukrosa 11-16% kamar. Kelompok keempat nira tebu dipanaskan
Gula Reduksi 0,4-2% pada suhu 85ºC selama 5 menit dengan metode
Organik non-gula 0,5-1% pemanasan yang sama seperti kelompok ketiga,
Mineral 0,5-1% kemudian dimasukkan ke dalam botol jar, lalu
Serat 10-16% disimpan pada suhu 5ºC di lemari pendingin.
Sumber: Loto, dkk., 2012. Pengujian parameter mutu nira meliputi
total gula (Apriyantono, dkk., 1989), kadar abu
Penelitian nira tebu telah dilakukan oleh (Sudarmadji, dkk., 1997), total padatan terlarut
Koge, dkk. (2003), terkait dengan kandungan (AOAC, 1995), total asam (Ranganna, 1978), pH
antioksidan pada nira tebu dan fungsi lainnya dari (AOAC, 1995), total mikroba (Fardiaz, 1986), uji
nira tebu. Mereka menyatakan bahwa di dalam organoleptik aroma (hedonik) (Soekarto, 2008),
nira tebu terdapat kandungan antioksidan yang uji organoleptik rasa (hedonik) (Soekarto, 2008),
tinggi, yaitu kakutou yang bisa menghambat dan uji organoleptik warna (skor) pada
hyperlipidemia, octacosanol yang bisa penyimpanan hari ke-1, hari ke-3, hari ke-5, dan
meningkatkan aktivitas fisik, pemutih kulit hari ke-7.
manusia, sebagai anti-mutasi gen, dan untuk
terapetik lainnya. Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penelitian ini dilakukan dengan
pengaruh perlakuan fisik terhadap ketahanan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
mutu nira tebu selama penyimpanan. Sebagai faktorial yang terdiri dari dua faktor (Bangun,
bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan 1991), yaitu Faktor I: Perlakuan fisik (T) yang
data dalam pengembangan nira tebu di terdiri dari 4 jenis, yaitu T1(Tanpa Perlakuan); T2
Indonesia. Sebagai bahan rujukan bagi pihak (Pendinginan pada suhu 5ºC); T3 (Pemanasan
yang ingin melakukan penelitian selanjutnya pada suhu 85ºC selama 5 menit); T4 (Pemanasan
terhadap nira tebu. pada suhu 85ºC selama 5 menit dan pendinginan
pada suhu 5ºC). Faktor II Lama Penyimpanan
(H) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu H1 (Hari ke-1);
METODOLOGI H2 (Hari ke-3); H3(Hari ke-5); H4 (Hari ke-7).
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan
Bahan dan Alat sangat nyata maka uji dilanjutkan dengan uji
Bahan penelitian yang digunakan adalah beda rataan, menggunakan uji Least Significant
Tebu Manis Sei Semayang, Sunggal dengan Range (LSR).
perkiraan umur panen 7 bulan. Bahan kimia yang
digunakan dalam penelitian ini adalah asam

344
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN berkisar 75-85%, sukrosa 10-21%, gula reduksi


0,3-3%, komponen organik 0,5-1%, komponen
Karakteristik Kimia Nira Tebu anorganik 0,2-0,6% dan komponen nitrogen 0,5-
Karakteristik bahan baku nira tebu yang 1%.
digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Pengaruh perlakuan fisik terhadap mutu
Tabel 2. minuman ringan nira tebu dapat dilihat pada
Tabel 3. Pengaruh lama penyimpanan terhadap
Tabel 2. Karakteristik kimia nira tebu mutu minuman ringan nira tebu dapat dilihat pada
Parameter Jumlah Tabel 4.
Total Gula (%) 19,29
Kadar Abu (%) 0,16 Total Gula
Total padatan terlarut (°Brix) 10,19 Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
pH 5,17 perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
Total Asam (%) 0,10 penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata (P<0,01) terhadap total gula
Karakteristik nira tebu yang digunakan minuman ringan nira tebu. Perlakuan fisik yang
dalam penelitian ini memiliki kemiripan dengan diberikan kepada nira tebu memberikan dampak
karakteristik nira tebu yang digunakan oleh positif terhadap penurunan nilai total gula nira
Krishnakumar, dkk., (2013) yaitu total gula yang tebu selama penyimpanan. Gambar 1 merupakan
diperoleh selama penelitian berkisar antara 12- histogram pengaruh perlakuan fisik dan lama
18%, total padatan terlarut antara 16,0-18,5oBrix, penyimpanan terhadap nilai total gula minuman
dan untuk pH sebesar 5,03. Hal tersebut sesuai ringan nira tebu yang memberikan gambaran
dengan pernyataan Swaminathan (1995) yang terhadap nilai total gula yang diperoleh selama
menyatakan bahwa kandungan air pada nira tebu masa simpan.

Tabel 3. Pengaruh perlakuan fisik terhadap mutu minuman ringan nira tebu
Perlakuan Fisik (T)
Parameter
T1 T2 T3 T4
Total Gula (%) 10,32dD 13,12bB 12,33cC 15,15aA
Kadar Abu (%) 0,17aA 0,18aA 0,17aA 0,16aA
Total padatan terlarut (°Brix) 12,11aA 12,04aA 12,08aA 11,41bA
Ph 3,84dC 4,24cBC 4,21bB 5,07aA
Total mikroba (Log CFU/ml) 5,25 aA 5,14 bB 5,15bB 5,01cC
Total Asam (%) 1,83 aA 1,37 bB 1,41bB 1,12cC
Nilai organoleptik aroma (hedonik) 2,04 cC 2,35 bB 2,30bB 4,55aA
Nilai organoleptik rasa (hedonik) 2,01cC 2,40bB 2,36bB 4,54aA
Nilai organoleptik warna (skor) 2,72bB 2,34cB 2,56bB 4,59aA
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan
berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR. T1: tanpa perlakuan; T2: pendinginan
5oC; T3: pemanasan 85oC; T4: pemanasan 85oC dan pendinginan 5oC.

Tabel 4. Pengaruh lama penyimpanan terhadap mutuminuman ringan nira tebu


Lama Penyimpanan (H)
Parameter
H1 H2 H3 H4
Total Gula (%) 18,97aA 13,52bB 10,87cC 7,56dD
Kadar Abu (%) 0,17a 0,17a 0,17a 0,16a
Total padatan terlarut (°Brix) 10,88cC 11,59bBC 12,14bB 13,01aA
pH 5,25aA 4,40bB 4,01cC 3,70dD
Total mikroba (Log CFU/ml) 5,02cC 5,13bB 5,21aA 5,19abAB
Total Asam (%) 0,96dC 1,36cB 1,61bA 1,78aA
Nilai organoleptik aroma (hedonik) 4,48 aA 2,51 bB 2,37cB 1,87dC
Nilai organoleptik rasa (hedonik) 4,56 aA 2,50 bB 2,37bB 1,87cC
Nilai organoleptik warna (skor) 4,86 aA 3,02 bB 2,26cC 2,07cC
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan
berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR. H1: hari ke-1; H2: hari ke-3; H3: hari
ke-5; H4: hari ke-7.

345
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

25.00

20.00 19.15 A 18.69A 18.93A 19.12A

14.59 B 15.23B16.00B
Total Gula (%)

15.00 13.44C
11.62C 11.25C
10.84 C
9.27D
10.00
7.60 DE 7.59D 7.70DE

5.00 3.70 E

0.00
o o o
1
T1=tanpa perlakuan 2 5C
T2= pendinginan 3 85 C
T3= pemanasan 4 85 C dan
T4= pemanasan
o
pendinginan 5 C
Perlakuan Fisik
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari
Gambar 1. Histogram hubungan antara perlakuan fisik dan lama penyimpanan terhadap total gula minuman
ringan nira tebu

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa nira penyimpanan pada suhu kamar, sedangkan
tebu yang tidak diberikan perlakuan fisik dan penurunan total gula yang kecil jika nira tebu
disimpan pada suhu ruang, mengalami disimpan pada suhu rendah. Penurunan nilai
penurunan nilai total gula yang besar selama total gula pada nira tebu terus terjadi selama
masa simpan bila dibandingkan dengan nilai total penyimpanan. Hal tersebut sesuai dengan
gula pada nira tebu yang diberikan perlakuan fisik pernyataan dari Winarno (1993) yang
lainnya karena nira tebu mengalami proses menyatakan bahwa selama penyimpanan, khamir
hidrolisis dan fermentasi selama masa simpan. pada nira tebu akan semakin meningkat selama
Nira tebu yang disimpan dalam kondisi dingin, 12-20 jam. Hal ini menyebabkan gula pada nira
mengalami penurunan lebih sedikit bila tebu terus menurun selama penyimpanan.
dibandingkan dengan nira tebu yang disimpan
pada kondisi suhu ruang karena aktivitas mikroba Kadar Abu
menjadi terhambat selama masa simpan. Nira Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
tebu yang menerima perlakuan kombinasi yaitu perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
pemberian perlakuan fisik berupa pemanasan penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
selanjutnya disimpan dalam kondisi dingin, maka tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu
penurunan nilai total gula sangat sedikit karena minuman ringan nira tebu. Kadar abu bahan baku
mikroba penyebab fermentasi nira tebu telah nira tebu awal yang belum diberikan perlakuan,
dinonaktifkan dan aktivitasnya menjadi terhambat tidak berbeda nyata dengan nilai kadar abu yang
akibat adanya perbedaan suhu penyimpanan. diperoleh setelah diberikan perlakuan fisik dan
Hal tersebut berkaitan dengan total mikroba pada disimpan selama waktu yang telah ditentukan.
perlakuan T4H4 (pemanasan 85oC dan
pendinginan 5oC pada hari ke-7) sebesar 5,110 Total Padatan Terlarut
Log CFU/ml atau setara dengan 1,29 x 105 Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
koloni. Total gula yang dihasilkan tidak berbeda perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
dengan nilai total gula nira tebu yang diperoleh penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
oleh Krishnakumar, dkk. (2013) yang nyata (P<0,05) terhadap total padatan terlarut
memperoleh hasil total gula sebesar 16,50% minuman ringan nira tebu. Tabel 2 menunjukkan
sebelum disimpan dan mengalami penurunan bahwa perlakuan fisik memberikan efek positif
yang sedikit selama penyimpanan di suhu 5oC. terhadap total padatan terlarut nira tebu yang
Sedangkan pada suhu kamar mengalami dihasilkan. Nilai total padatan terlarut yang
perubahan nilai total gula yang besar sealam rendah diperoleh setelah nira tebu diberikan
penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perlakuan fisik berupa pemanasan dan disimpan
total gula selama penyimpanan akan terus dalam kondisi dingin. Nilai total padatan terlarut
menurun, penurunan yang cepat terjadi dengan

346
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

yang dihasilkan rendah diakibatkan proses berada dalam kisaran total padatan terlarut yang
hidrolisis pada nira tebu yang terhambat. diperoleh oleh Krishnakumar, dkk., (2013) yaitu
Tabel 4 menunjukkan bahwa terjadi berkisar antara 16,0oBrix sampai 18,5oBrix.
peningkatan nilai total padatan terlarut nira tebu Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
selama masa simpan. Rentang total padatan oleh Krishnakumar, dkk. (2013), bahwa total
terlarut yang dihasilkan selama masa simpan padatan terlarut yang diperoleh sejalan dengan
yaitu antara 10oBrix sampai 14oBrix. Nilai total penurunan total gula nira tebu, peningkatan total
padatan terlarut yang dihasilkan meningkat asam nira tebu, dan penurunan nilai pH nira tebu.
selama masa simpan dikarenakan tingginya
reaksi hidrolisis pada nira tebu selama masa pH
simpan, sehingga merubah sukrosa pada nira Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
tebu menjadi gula-gula sederhana. Hal ini sesuai perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
dengan pendapat dari Winarno (1993) yang penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
menyatakan bahwa mikroba-mikroba pada nira sangat nyata (P<0,01) terhadap pH minuman
tebu memanfaatkan sukrosa dan komponen ringan nira tebu. Gambar 2 merupakan hubungan
kimia lainnya untuk hidupnya. Total padatan antara perlakuan fisik dan lama penyimpanan
terlarut yang diperoleh dari penelitian masih terhadap pH minuman ringan nira.

6.000
5,27A 5,27A 5,33A
5,13A 5,09A4,97AB
4,89AB
5.000 4,57C 4,46B
3.,86CD 3,80C
4.000 3,49CD
3.43CD 3,26D 3,34D
pH

3,30D
3.000

2.000

1.000

0.000
1 2 o 3 85 C o o
4 85 C dan
T1=tanpa perlakuan T2= pendinginan 5C T3= pemanasan T4= pemanasan
o
Perlakuan Fisik pendinginan 5 C
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari
Gambar 2. Histogram hubungan antara perlakuan fisik dan lama penyimpanan dengan pH minuman ringan
nira tebu

Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa nilai pH lebih asam dengan ditandai menurunnya nilai pH
terus menurun selama masa simpan. Penurunan pada nira tebu. Hal tersebut sesuai dengan
pH terjadi secara drastis pada nira tebu yang pernyataan Laksamahardja (1993) yang
tidak menerima perlakuan fisik dan disimpan menyatakan bahwa nira memiliki sifat yang tidak
pada suhu kamar. Sedangkan pada nira tebu bisa lama disimpan, setelah 4 jam akan
yang menerima perlakuan fisik dan disimpan mengalami penurunan pH, hal ini disebabkan
pada suhu dingin mengalami penurunan nilai pH adanya proses fermentasi oleh khamir.
yang sangat kecil. Nilai pH tertinggi diperoleh
pada interaksi perlakuan T4H1 (pemanasan 85oC Total Mikroba
dan pendinginan 5oC pada hari ke-1). Tingginya Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
nilai pH yang dihasilkan dari perlakuan ini, karena perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
nira tebu menerima perlakuan fisik berupa penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
pemanasan 85oC yang bisa mematikan mikroba sangat nyata (P<0,01) terhadap total mikroba
perusak mutu nira tebu kemudian dilanjutkan minuman ringan nira tebu. Total Mikroba pada
kembali dengan pendinginan 5oC yang nira tebu selama penyimpanan mengalami
menghambat pertumbuhan mikroba pada nira peningkatan jumlah koloni. Pada Gambar
tebu, sehingga nilai pH pada nira tebu dapat 3menunjukkan perubahan jumlah mikroba
dipertahankan. Penurunan nilai pH pada nira selama penyimpanan pada minuman ringan nira
tebu disebabkan nira tebu mengalami proses tebu:
fermentasi, sehingga kondisi nira tebu menjadi

347
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

5.400
5,32A
5,29A 5,30A
5.300 5,27A 5,26A 5,24AB
5,23AB
Total Mikroba (log CFU/ml)

5.200 5,15B 5,14B


5,11B
5,08B
5.100 5,05B

5.000 4,97C 4,97C


4,92C 4,92C
4.900

4.800

4.700
T1=tanpa1perlakuan 2 3 4
o o o
T2= pendinginan 5C T3= pemanasan 85 C T4= pemanasan 85 C dan
o
pendinginan 5 C
Perlakuan Fisik
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari

Gambar 3. Histogram hubungan perlakuan fisik dan lama penyimpanan dengan total mikroba minuman
ringan nira tebu

Gambar 3 memberikan gambaran bahwa dengan hasil penelitian yang telah diperoleh
pada nira tebu yang tidak menerima perlakuan untuk total mikroba minuman ringan nira tebu
fisik menghasilkan total mikroba dengan jumlah yang disimpan selama 7 hari, menghasilkan nilai
tertinggi selama masa simpan, hal ini disebabkan total mikroba berkisar antara 4,916 Log CFU/ml
nira tebu tersebut tidak ada perlakuan sampai 5,319 Log CFU/ml. Berarti pengaruh
penghambatan perkembangbiakan mikroba untuk kombinasi perlakuan fisik terhadap nira tebu
berkembang biak. Bila dibandingkan dengan total mampu menurunkan jumlah mikroba pada nira
mikroba yang diperoleh dari perlakuan T4 selama tebu.
masa simpan, nilai total mikroba yang dihasilkan
sedikit. Hal ini disebabkan nira tersebut Total Asam
menerima perlakuan pemanasan 85oC dan Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
disimpan dalam kondisi dingin pada suhu 5oC perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
selama masa simpan, kehidupan dan penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
perkembangbiakan mikroba menjadi terhenti sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam
akibat adanya perbedaan suhu yang diberikan minuman ringan nira tebu. Nira tebu biasanya
pada nira tebu. Efek kombinasi perlakuan fisik sudah mengalami perubahan sifat fisikokimianya
yang diberikan pada nira tebu memberikan setelah 4 jam. Perubahan tersebut ditandai
pengaruh negatif terhadap kehidupan mikroba, dengan aromanya yang menjadi asam, rasanya
sehingga jumlah mikroba yang hidup sangat yang menjadi asam, perubahan ini diakibatkan
sedikit dan menjadikan nira tebu lebih awet. adanya serangkaian reaksi hidrolisis yang
Menurut Nurwantoro dan Djarijah (1997) semakin selanjutnya merubah sukrosa menjadi gula-gula
besar perbedan suhu penyimpanan dengan suhu sederhana, kemudian dirubah menjadi alkohol,
pertumbuhan optimum mikroba, maka kecepatan dan terakhir nira tebu tersebut dirombak menjadi
pertumbuhan mnjadi lambat dan akhirnya terhenti asam asetat. Pada Gambar 4 dapat dilihat
sama sekali. Berdasarkan hasil penelitian yang perubahan nilai total asam akibat pengaruh
dilakukan oleh Krishnakumar, dkk., (2013) total perlakuan fisik dan lama penyimpanan.
mikroba yang dihasilkan pada saat nira tebu Pada Gambar 4, dapat dilihat bahwa
disimpan selama 15 hari dengan suhu 5oC perubahan nilai total asam pada nira tebu sangat
berkisar antara 1,44 Log CFU/ml sampai 7, 14 besar nilainya pada nira tebu yang tidak
Log CFU/ml. Sedangkan pada penyimpanan memperoleh perlakuan fisik yang disimpan pada
suhu kamar berkisar antara 6,12 Log CFU/ml suhu kamar. Perubahan yang terjadi pada nira
sampai 13,25 Log CFU/ml. Bila dibandingkan tebu sangat besar hingga mencapai nilai 2%.

348
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

3.000
2.65A
2.500
2.15B

2.000
Total Asam (%)

1.65C 1.58CD 1.62CD


1.55CD 1.55CD
1.500 1.32CD 1.46CD
1.16D 1.21D
0.97D 1.13D
0.95D 0.95D 0.97E
1.000

0.500

0.000
o o o
1
T1=tanpa perlakuan 2 5C
T2= pendinginan 3 85 C
T3= pemanasan 4 85 C dan
T4= pemanasan
o
pendinginan 5 C
Perlakuan Fisik
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari

Gambar 4. Histogram hubungan antara perlakuan fisik dan lama penyimpanan dengan total asam minuman
ringan nira tebu

Nilai total asam nira tebu yang diberikan ringan nira tebu karena aroma nira tebu sangat
perlakuan fisik pemanasan 85oC dan disimpan mudah dikenali, sehingga perubahan aroma pada
dalam kondisi dingin suhu 5oC peningkatannya nira tebu dapat memberikan nilai bahwa nira tebu
tidak besar. Hal ini diakibatkan proses degradasi sudah berada dalam kondisi yang tidak baik
sukrosa hingga menjadi asam asetat berjalan untuk dikonsumsi. Pada Gambar 5, dapat dilihat
dengan lambat, sehingga nilai total asam nira perubahan aroma nira tebu selama penyimpanan
tebu yang dihasilkan rendah selama masa yang menurunkan nilai penerimaan panelis
simpan. Peningkatan nilai total asam ini diikuti terhadap mutu minuman ringan nira tebu.
dengan menurunnya nilai pH dari nira tebu. Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa
Dilihat dari histogram di atas, peningkatan total panelis memberikan nilai suka pada nira yang
asam yang sangat drastis terjadi pada perlakuan yang masih disimpan pada hari ke-1, karena
T1 (tanpa perlakuan) sebesar 0,85% perhari aroma khas dari nira masih terjaga. Nira tebu
penyimpanan, hal ini menunjukkan juga bahwa yang tidak menerima perlakuan fisik, nira tebu
nilai pH pada nira tebu pada perlakuan T1 juga yang disimpan dalam kondisi dingin, dan nira
rendah. Peningkatan total asam dan penurunan tebu yang hanya diberikan pemanasan 85oC
pH merupakan hasil dari aktivitas disimpan dalam suhu kamar, aroma nira tebu
mikroorganisme dalam proses fermentasi pada secara drastis menurun. Berbeda dengan nira
nira tebu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan tebu yang diberikan pemanasan 85oC dan
pendapat dari Laksamahardja (1993) yang disimpan dalam kondisi dingin suhu 5oC, aroma
menyatakan bahwa nira memiliki sifat yang tidak nira tebu dapat dipertahankan selama masa
tahan disimpan, setelah 4 jam akan terjadi simpan. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
penurunan pH, hal ini disebabkan terjadinya tersebut dapat menghambat perubahan pada nira
proses fermentasi oleh khamir. Untuk menjaga tebu selama masa simpan. Menurut Dewi (2007)
agar tidak terjadi proses fermentasi selama nira tebu mudah mengalami fermentasi yang
penyimpanan, maka perlu dicari cara terbaik ditandai dengan adanya perubahan rasa, warna,
untuk mempertahankan mutu nira tersebut. dan aroma pada nira tebu.

Nilai Organoleptik Aroma Nilai Organoleptik Rasa


Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa
perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama
penyimpanan memberikan pengaruh berbeda penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organolpetik sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik
aroma minuman ringan nira tebu. Aroma menjadi rasa minuman ringan nira tebu. Nira tebu
salah satu parameter penilaian mutu minuman memiliki rasa yang manis dan segar bila

349
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

dikonsumsi. Perubahan mutu nira tebu ditandai asam. Pada Gambar 6, dapat dilihat perubahan
dengan perubahan rasa nira tebu yang semula rasa minuman ringan nira tebu selama masa
berasa manis menjadi nira tebu yang berasa simpan.

5.000 4.57A 4.63A 4.57A


4.53AB 4.53AB4.50AB
4.500 4.20B
4.000
3.500
Nilai Organoleptik Aroma

3.000
2.30C 2.40C
2.500
2.000 1.63D 1.53D 1.53D
1.500
1.00E1.00E 1.00E 1.00E
1.000
0.500
0.000
o o o
1
T1=tanpa perlakuan 2
T2= pendinginan 5C 3 85 C
T3= pemanasan 4 85 C dan
T4= pemanasan
o
pendinginan 5 C
Perlakuan Fisik
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari

Gambar 5. Histogram hubungan antara perlakuan fisik dan lama penyimpanan dengan nilai organoleptik
aroma minuman ringan nira tebu

5.000 4.56A 4.66A 4.56A 4.53A4.56A4.50A


4.46A
4.500
4.000
3.500
Nilai Organoleptik Rasa

3.000
2.40B 2.40B
2.500
2.000 1.57C
1.50C 1.53C
1.500
1.00D1.00D 1.00D 1.00D
1.000
0.500
0.000
o o o
T1=tanpa 1perlakuan 2
T2= pendinginan 5C 3
T3= pemanasan 85 C 4
T4= pemanasan 85 C dan
o
pendinginan 5 C
Perlakuan Fisik
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari

Gambar 6. Histogram hubungan perlakuan fisik dan lama penyimpanan dengan nilai organoleptik rasa
minuman ringan nira tebu

Pada Gambar 6, dapat dilihat bahwa rasa seterusnya mengalami perubahan rasa untuk nira
minuman ringan nira tebu pada penyimpanan tebu yang tidak menerima perlakuan fisik, nira
hari ke-1 untuk semua jenis perlakuan fisik pada tebu yang disimpan dalam kondisi dingin 5oC,
nira tebu memberikan hasil rasa yang seragam. dan nira tebu yang dipanaskan suhu 85oC
Rasa yang dihasilkan tidak mengalami kemudian disimpan pada suhu kamar,
perubahan untuk nira tebu. Nira tebu yang telah mengalami perubahan rasa selama
mengalamai penyimpanan pada hari ke-3 an penyimpanan, sehingga panelis tidak menerima

350
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

kondisi rasa yang dihasilkan dari nira tebu penyimpanan memberikan pengaruh berbeda
tersebut. Nira tebu yang diberikan perlakuan fisik sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik
berupa pemanasan dan disimpan dalam kondisi warna minuman ringan nira tebu Warna nira tebu
dingin dapat mempertahankan rasa khas dari nira dapat dikenali dengan mudah, nira tebu yang
tebu tersebut selama masa simpan. Perubahan segar memiliki warna coklat kehijauan. Menurut
rasa yang terjadi pada nira tebu biasanya Arifa (2008), nira hasil penggilingan tebu memiliki
diakibatkan dari reaksi fermentasi di dalam nira warna coklat kehijauan. Warna yang dihasilkan
tebu, sehingga rasa pada nira tebu berubah dari pemerahan tebu, tergantung dari umur
menjadi asam. Nira tebu yang telah diberikan tanaman tebu tersebut. Jika umur tanaman tebu
proses pemanasan dan disimpan dalam kondisi muda yang diperah, maka nira yang dihasilkan
dingin dapat menghambat proses perubahan akan berwarna hijau muda namun keruh,
tersebut, sehingga rasa dari nira tebu dapat sedangkan batang tebu yang sudah tua akan
dipertahankan. menghasilkan nira tebu dengan warna yang lebih
gelap, biasanya berwarna lebih kecoklatan. Pada
Nilai Organoleptik Warna Gambar 7, dapat dilihat perubahan warna nira
Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa tebu selama masa simpan.
perlakuan fisik terhadap nira tebu dan lama

6.000

4.86A 4.86A 4.86A 4.86A


5.000 4.70A
4.53A
4.27A
4.000
Nilai Organoleptik Warna

3.37B

3.000
2.00C 2.00C
2.000 2.00C 2.00C
1.50CD
1.00D 1.00D1.00D
1.000

0.000
o o o
T1=tanpa1perlakuan T2= pendinginan
2 5C T3= pemanasan
3 85 C T4= pemanasan
4 85 C dan
o
pendinginan 5 C
Perlakuan Fisik
1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari

Gambar 7. Histogram hubungan perlakuan fisik dan lama penyimpanan dengan nilai organoleptik warna
minuman ringan nira tebu

Pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa warna nira tebu berwarna coklat kehijauan. Sesuai
nira tebu selama masa simpan mengalami dengan pendapat dari Arifa (2008) yang
perubahan. Perubahan warna pada nira tebu menyatakan bahwa nira tebu memiliki warna
yang tidak menerima perlakuan fisik berubah coklat kehijauan, yang menandakan bahwa nira
menjadi warna kuning. Hal ini ditandai dengan tebu masih dalam kondisi yang segar.
penilaian yang diperoleh pada penelitian. Pada
nira tebu yang disimpan pada kondisi dingin dan
nira tebu yang diberikan perlakuan pemanasan
KESIMPULAN
85oC disimpan pada suhu kamar, warna yang
dihasilkan selama masa simpan berubah menjadi 1. Perlakuan fisik pada nira tebu memberi
warna kuning, bahkan mendekati kuning pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
kehitaman pada penyimpanan hari ke-7. Nira terhadap total gula, total padatan terlarut,
tebu yang diberikan perlakuan pemanasan 85oC total mikroba, pH, total asam, nilai
dan disimpan dalam kondisi dingin 5oC organoleptik aroma, nilai organoleptik rasa,
mengalami perubahan warna yang tidak drastis. dan nilai organoleptik warna. Dan memberi
Warna nira tebu yang dihasilkan selama masa pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
simpan masih berada dalam kondisi segar yaitu

351
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

terhadap kadar abu minuman ringan nira Fitriani, Sutarni, dan Luluk I., 2013. Faktor-Faktor
tebu. yang Mempengaruhi Produksi, Curahan
2. Lama penyimpanan pada nira tebu memberi Kerja dan Konsumsi Petani Tebu Rakyat di
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah ESAI
terhadap total gula, total padatan terlarut, Volume 7. No 1, Lampung.
total mikroba, pH, total asam, nilai
organoleptik aroma, nilai organoleptik rasa, Filianty, F. Sapta. R. dan Prayoga, S., 2006.
dan nilai organoleptik warna. Dan memberi Perubahan Kualitas Nira Tebu (Saccharum
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) officarum) Selama Penyimpanan Dengan
terhadap kadar abu minuman ringan nira Penambahan Akar Kawao (Millettia Sp.)
tebu. dan Kulit Batang Manggis (Garcinia
3. Interaksi perlakuan fisik dan lama mangostana L.) sebagai Bahan Pengawet.
penyimpanan memberi pengaruh berbeda Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol 20.
sangat nyata (P<0,01) terhadap total gula, Hal 57. IPB, Bogor.
total mikroba, pH, total asam, kadar abu,
nilai organoleptik aroma, nilai organoleptik Koge, K., Michael S. dan Chung, C.C., 2003.
Antioxidants and Other Functional Extract
rasa, dan nilai organoleptik warna. Dan
memberi pengaruh tidak nyata (P>0,05) from Sugar Cane. Asian Functional Foods
terhadap total padatan terlarut dan kadar Chapter 18 E 1, Jepang.
abu minuman ringan nira tebu. Krishnakumar, T., Thamilselvi, C., dan Devadas,
4. Berdasarkan hasil pengamatan parameter C.T., 2013. Effect of Delayed Extraction
penelitian terhadap pengaruh perlakuan fisik and Storage on Quality Sugarcane Juice.
dan lama penyimpanan, maka produk African Journal of Agriculture Research.
terbaik yang dihasilkan adalah T4H3 Vol.8(10) 930-935.
(pemanasan 85oC dan pendinginan 5oC hari
ke-5) karena pada produk tersebut mutu Kultsum, U., 2009. Pengaruh Variasi Nira Tebu
minuman ringan nira tebu masih dapat (Saccharum officinarum) dari beberapa
dipertahankan. Varietas Tebu dengan Penambahan
Sumber Nitrogen (N) dari Tepung Kedelai
DAFTAR PUSTAKA Hitam (Glycine soja) sebagai Substrat
terhadap Efisiensi Fermentasi Etanol.
Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Sains dan
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The
Teknologi Universitas Islam Negeri Malang,
Association of Official Analytical Chemists.
Malang.
Washington : AOAC.
Loto, C.A., Olofinjana,A. dan Popoola, A.P.I.
Apriyantono, A., Fardiaz,D., Puspita Sari,N.L.,
2012.Technical Report. Effect of
Sedarnawati,Y., dan Budiyanto,S. 1989.
Saccharum officinarum Juice Extract
Petunjuk Analisis Laboratorium Pangan.
Additive on the Electrodeposition of Zinc on
IPB-Press, Bogor.
Mild Steel in Acid Chloride Solution.
Arifa, E.N., 2008. Sari Tebu Asli, Tawarkan International Journal of Electrochemical
Beragam Khasiat dan Manfaat. Science. 9795-9811.
http://bandung.detik.com. [26 September
Laksamahardja, M.P., 1993. Pembuatan Gula
2014].
Merah. Makalah Temu Tugas, Aplikasi
Dewi, F.R., 2007. Pengaruh Jenis Mikroba dan Teknologi Perkebunan B.P, Kalimantan
Varietas Tebu terhadap Efisiensi Barat.
Fermentasi Nira menjadi Etanol. Skripsi.
Nurwantoro dan Djarijah, 1997. Mikrobiologi
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Bahan Pangan Nabati. Kanisius, Jakarta.
Malang, Malang.
Purnomo, 2003. Penentuan Rendemen Gula
Departemen Pertanian, 2004. Luas Areal Tebu
Tebu Secara Cepat. Institut Pertanian
MIT 2003/2004, per perusahaan s/d
Bogor, Bogor.
Januari 2004. http://www.deptan.go.id [23
September 2014]. Ranganna, S., 1978. Manual of Analysis for Fruit
and Vegetable Product. Mc. Graw Hill
Fardiaz, S., 1986. Mikrobiologi Pangan.
Publishing Company Limited, New Delhi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

352
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.3 Th. 2015

Swaminathan, V., 1995. Food Science Chemistry Sudarmadji, S., Haryono,B., dan Suhardi. 1997.
and Experimental Foods. Bangalore Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
printing and publishing Co. Ltd, Bangalore. dan Pertanian. UGM-Press. Yogyakarta.

Soekarto, 2008. Penilaian Organoleptik untuk Widyastuti, C., 1999. Diktat Kuliah Teknologi
Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Pusat Gula. UPN Veteran Jawa Timur, Surabaya.
Pengembangan Teknologi Pangan. IPB,
Bogor. Winarno, F.G., 1993. Pangan Gizi Teknologi dan
Konsumen. Gramedia, Jakarta.

353

Anda mungkin juga menyukai