Anda di halaman 1dari 10

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model empiris komputasi sosial.

Hasil menunjukkan bahwa


model yang diusulkan telah memenuhi kriteria model good-of-fit dan menunjukkan bahwa
Identifikasi dan Patuh adalah faktor motivasi keinginan untuk terlibat dalam situs jejaring sosial
(SNS) dan keterlibatan dalam SNS memprediksi depresi dan kesepian. Penelitian ini juga
menemukan bahwa motivasi individu untuk terlibat dalam SNS dan dampaknya berbeda antara
kolektivis dan individualis. Implikasi bagi pemangku kepentingan dan penelitian lebih lanjut
dibahas.

BATAS PENELITIAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini memiliki beberapa batasan. Pertama, penelitian ini belum dapat membedakan jenis
kesepian. Kedua, prosedur pengambilan sampel nonprobability membutuhkan kewaspadaan dalam
menggeneralisasi hasil penelitian. Ketiga, penelitian ini belum menguraikan metrik psikologi klinis.
Keempat, ini penelitian belum dirancang secara komprehensif prosedur pengukuran dan pemeriksaan
potensi bias niat sosial. Selain keterbatasan, temuan penelitian ini menyajikan rincian lebih lanjut tentang
paradoks internet masalah melalui korelasi motivasi dan dampak keterlibatan SNS antara nilai budaya
kolektivis dan individualis. Secara praktis, temuan penelitian ini memberikan implikasi pada pemilik
kepentingan dalam konteks sosial, seperti individu, keluarga, masyarakat cortmon dan pemilik
kepentingan dalam konteks organisasi seperti organisasi sektor swasta khususnya Perusahaan
Multinasional (IVINC), elektronik pengiklan bisnis, pengembang aplikasi SNS, tokoh publik, partai
politik dan pengatur. Untuk seorang individu, hasil penelitian ini memberikan informasi tentang
konsekuensi dari keterlibatan SNS terhadap seorang individu Akan lebih rasional dalam menentukan
motivasi untuk terlibat dalam SNS dan dalam menyesuaikan diritingkat keterlibatan dalam SNS yang
dapat terjadi dalam hasil positif untuk dirinya sendiri. Jika pengguna adalah individu yang menjunjung
tinggi nilai kolektivis nilai budaya, internalisasi akan menjadi lebih baik paparan sebagai motivasi
intrinsik untuk terlibat dalam SNS untuk menghasilkan yang positif hasil, seperti kebahagiaan. Untuk
keluarga, penelitian ini memberikan informasi secara umum tentang cara melakukannya pimpin anggota
keluarga untuk mengadopsi internet dan untuk terlibat dalam SNS secara khusus, sehat dan produktif.
Jika keluarga terdiri dari individu yang menjunjung tinggi individualis nilai budaya, keterlibatan SNS,
yaitu termotivasi oleh identifikasi dan kepatuhan dapat menghasilkan hasil positif dalam bentuk
berkurangnya kesepian dan potensi depresi pada tingkat keterlibatan tertentu. Bagi masyarakat, temuan
ini memberikan informasi penting tentang konsekuensi positif dan negatif dari keterlibatan SNS sehingga
masyarakat akan lebih berhati-hati dalam menerima yang baru teknologi komputasi sosial, terutama
berbagai aplikasi SNS. Masyarakat seharusnya memahami lebih baik tentang konsekuensi dan motivasi
yang lebih rasional untuk terlibat SNS sehingga tingkat keterlibatan SNS tertentu dapat menghasilkan
hasil positif bagi mereka. Oleh karena itu, dalam konteks sosial, individu,keluarga dan masyarakat,
dianjurkan untuk memiliki kesadaran yang mendalam tentang makna dan tujuan keterlibatan dalam SNS.
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan tujuan dan. makna keterlibatan dalam SNS hanya akan
mengarah pada perilaku tidak sehat dan kompulsif adopsi SNS sehingga akan menghasilkan hasil yang
kontra-produktif. Namun itu tidak bisa dipungkiri bahwa SNS memiliki karakteristik emosional, dan daya
tarik kognitif yang mengarahkan pengguna ke yang kompulsif dan adiktif. Itulah sebabnya pengendalian
kesadaran diri yang didasarkan pada pengetahuan dan kurang memahami makna dan tujuan SNS adopsi
dapat mengarahkan pengguna ke yang sehat dan perilaku adopsi yang produktif. Dalam konteks
organisasi, untuk social manajemen organisasi komputasi, yang dimilikinya menjadi tren baru yang tidak
bisa dihindari oleh organisasi. Berbagai aplikasi perangkat lunak dan dukungan industri perangkat keras
TI, seperti komputer dan perangkat seluler iT mendorong pertumbuhan komputasi sosial ke semua
tingkatan sfrata sosial dan melampaui tempat dan waktu. Organisasi sebagai subjek cornputing social
dapat menghambat pertumbuhan komputasi social tetapi harus memanfaatkannya sebagai media untuk
meningkatkan individu dan organisasi produktivitas lisasi. Temuan penelitian ini menjadi informasi
penting bagi organisasi dalam perencanaan dan mengarahkan mereka ke perilaku produktif adopsi SNS.
Terutama untuk organisasi yang ingin mendorong yang baru adopsi TI berbasis komputasi sosial, paparan
kepatuhan dapat secara efektif mendorong individu dalam organisasi untuk terlibat tenn pendek. Entah
bagaimana, pendekatannya hanya bisa menghasilkan hasil positif dalam waktu singkat. Organisasi harus
menggunakan lebih banyak paparan motivasi intrinsik seperti empowement, komunikasi persuasif, dan
yang berkelanjutan bimbingan untuk mengarahkan perilaku sosial saraf adopsi TI berbasis komputasi
yang dapat menghasilkan hasil positif dalam jangka panjang. Bentuk aslinya dukungan organisasi untuk
sumber daya manusia dalam pemanfaatan komputasi sosial adalah memberikan kepercayaan kepada
karyawan untuk menggunakan komputasi sosial dalam berbagai bidang pengetahuan ke dalam atau di luar
organisasi dengan secara terus menerus memperbaharui sumber daya manusia untuk berhati-hati dalam
shadng berbagai informasi. Implikasi yang tidak penting dari hasil penelitian ini untuk organisasi adalah
pengaruh keterlibatan individu dalam SNS dan komputasi sosial terhadap suasana kerja. Jika begitu jauh
budaya dan nilai-nilai telah mampu mempengaruhi suasana kerja, saat ini cornputing sosial memberikan
kontribusi untuk mempengaruhi suasana kerja dalam bentuk pola komunikasi dan komunikasi yang
dinamis, fleksibel, bebas. Organisasi harus dibuat suasana kerja yang kondusif melalui social komputasi
dengan memahami karakteristik dari pengadopsi pada tahap menular, yang mudah dipengaruhi oleh
faktor-faktor pengaruh social sehingga perlu untuk mengarahkan pola komunikasi dan interaksi dengan
menghargai perilaku transparan sumber daya manusia ketika berbagi pengetahuan online ke organisasi
dan menghargai kebebasan komunikasi yang bertanggung jawab. Sementara itu, organisasi juga dituntut
untuk memahami secara umum potensi dampak negatif SNS dan keterlibatan coutputing sosial (yaitu:
deJournal of Inelonesian Economy and Business Mqr tekan dan kesepian) sehingga untuk encourage
perilaku adopsi komputasi sosial, itu diperlukan untuk mengarahkannya ke perilaku produktif, seperti
penyesuaian akses SNS selama jam-jam kerja tertentu. Selain,organisasi membutuhkan pendekatan
penyesuaiandan manajemen perilaku untuk individu keterlibatan SNS yang produktif dan sehat. Mulai
dari membuat individu sadar tujuan dan motivasi untuk terlibat SNS untuk menciptakan suasana kerja
yang kondusif, seperti pengembangan kontrol social dan peraturan daerah yang dapat secara kolektif
mengarah ke perilaku produktif individu Keterlibatan dalam SNS. Khusus untuk MNC (Multinasional
Cornpany), sumber daya manusia cenderung memiliki latar belakang nilai urultikultural, temuan
penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pemahamanmotivasi dan konsekuensi individu
keterlibatan dalam SNS dan pada nilai culfural pergeseran masyarakat Indonesia saat ini sehingga strategi
mengarahkan perilaku adopsi TI, terutama komputasi sosial dapat disesuaikan dengan nilai budaya
organisasi atau nilai budaya yang dirujuk oleh individu manusia sumber. Penyesuaian strategi dalam
mengarahkan perilaku adopsi IT diharapkan memiliki hasil positif bagi individu dan organisasi. Meskipun
penelitian ini tidak langsung memeriksa korelasi motivatiott dan dampak keterlibatan SNS antara tingkat
individu dan organisasi tingkat, studi sebelumnya menunjukkan korelasi antara manfaat individu dan
manfaat organisasi dari adopsi TI (Del-one dan Mclean, 2002). Untuk pengiklan bisnis elektronik dan
pengembang aplikasi SNS, penelitian ini tetap menjadi informasi penting dalam mendesain strategi
komunikasi pemasaran dan customer relationship management (CRM). Jika pengiklan bisnis elektronik
dan pengembang aplikasi SNS memikirkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan mereka

pertimbangkan dampak dari pelanggan mereka Keterlibatan dalam SNS. Temuan ini menunjukkan
motivasi individu itu untuk terlibat

SNS tidak lagi mempertimbangkan aspek kemudahan penggunaan adopsi karena individu

menganggap aplikasi SNS pada umumnya user friendly dalam bentuk sistem navigasi itu

memandu individu untuk mengadopsi aplikasi SNS

lebih mudah. Entah bagaimana, banding SNS bisa

mengarahkan mereka ke perilaku kompulsif, yang di

tum akan memberikan hasil negatif. Karena itu,

pengiklan bisnis elektronik dan pengembang aplikasi SNS harus berkomunikasi dengan baik komunikasi
pemasaran mereka

isi pesan yang memberdayakan pelanggan

menjadi lebih rasional dalam keterlibatan dalam SNS

dan mengembangkan fitur aplikasi SNS yang menegakkan aspek leaming, pengetahuan, dan informasi
selain dari aspek komunikasi dan bisnis. Upaya keterlibatan pengiklan bisnis elektronik dan

pengembang aplikasi SNS dalam memberdayakan

pelanggan dengan dasar sehat dan produktif

komputasi sosial tidak hanya akan memberi manfaat

pelanggan tetapi juga untuk organisasi

pembuat bisnis elektronik dalam kepercayaan

dari pemilik kepentingan dalam jangka panjang.

Oleh tokoh publik dan partai politik, SNS

saat ini menjadi bagian penting dari strategi. Public Relationship (PR) untuk mengembangkan
selfpopularitas dan partai, dan untuk memelihara hubungan jangka panjang dengan konstituen. Temuan
penelitian ini dapat menjadi informasi penting

bahwa figur publik individu dan partai adalah eksposur yang efektif untuk identifikasi pengaruh sosial
untuk mendorong individu untuk terlibat dalam kampanye politik berbasis SNS.

Namun, selain menghasilkan pendapatan negatif bagi individu, kampanye politiknya adalah

rawan dalam jangka panjang, jika tidak efektif

hanya bergantung pada eksposur identifikasi.


Tokoh publik dan partai politik tentu saja

perlu melakukan upaya komunikasi berbasis paparan internal untuk membangun komitmen dan motivasi
intrinsik dari konstituen dalam tugas memberikan visi, misi,

dan nilai-nilai tokoh publik dan partai politik Diharapkan sesuai dengan nilai - nilai yang dirujuk oleh

konstituen. Upaya mendorong

Keterlibatan konstituen dalam kampanye politik dan pencitraan diri dengan basis SNS adalah

diharapkan menghasilkan hasil yang positif untuk

figur publik, partai politik dan konstituennya, jika proses komunikasi dan motivasi bersifat intemalisasi.

Di tingkat negara, temuan penelitian ini

memberikan informasi penting tentang bagaimana suatu Negara

mengatur aturan sehat dan produktif

komputasi sosial. Penelitian ini menemukan itu

banding (identifikasi) dan kepatuhan

prediktor keterlibatan SNS yang berpotensi

menghasilkan dampak dari penurunan kesepian tetapi meningkatnya potensi depresi. Temuan ini bisa jadi
milik pemerintah

pertimbangan ketika ingin mengarah ke

perilaku sosial yang sehat dan produktif

komputasi, motivasi kepatuhan tidak

menghasilkan hasil positif dalam jangka panjang (kebahagiaan). tetapi bahkan hasil negatif atau jangka
pendek

sehingga pendekatan arah dilakukan oleh

pemerintah tidak boleh menggunakan pendekatan

kepatuhan karena hanya efektif untuk mendorong

perilaku dan hasil jangka pendek. Pendekatan persuasif, pemberdayaan, dan pendidikan berkelanjutan
dapat mengarah pada perilaku komputasi sosial yang sehat dan produktif, dan

memberdayakan masyarakat dengan basis IS, juga


ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian ini meliputi dua tahap,

thal is, studi percontohan dan survei utama. Proses penelitian ini dimulai dari proses

pengembangan kuesioner melalui belakang

terjemahan ke BCC Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Gadjah Mada, tiga kali berpura-pura terhadap sekelompok kecil siswa

53, Sl, dan D3 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Gadjah Mada, dan konsultasi ke pakar. Hasil pretest dan

studi percontohan menunjukkan item kuesioner yang

dikembangkan untuk memenuhi kriteria penampilan

validitas, validitas konten, validitas konstruk

dan keandalan.

Survei yang dilakukan untuk tfuee

bulan, distribusi kuesioner bulan pertama diberikan kepada 570 responden dan sebagai

sebanyak 147 kuesioner disusun kembali atau

sebanyak 27Yo. Sementara itu, berikut ini

dua bulan pengumpulan data diikuti

melalui pengingat pesan kepada responden sebelumnya, menghasilkan sebanyak 53Yo atau 347

kuesioner kembali sehingga tingkat respons total adalah 80 persen.

Berdasarkan uraian penelitian

sampel, ada varians usia, status perkawinan,

kebangsaan, dan perilaku keterlibatan SNS di

sampel penelitian. Dalam perspektif usia, pada

rata-rata, responden adalah anak muda dari

22 tahun ofage dikategorikan sebagai generasi C atau

Konten Generasi. Dalam perspektif gender, Kelompok perempuan sedikit lebih banyak daripada
laki-laki tetapi kedua kelompok secara proporsional masuk

menyeimbangkan sehingga dua $ jenis kelamin bisa

masih bisa dibandingkan. Dalam perspektif pernikahan

statusnya, sebagian besar responden masih lajang. Di

perspektif kebangsaan, sebagian besar responden

adalah orang Indonesia (IVND tetapi 10 persen di antaranya

berasal dari luar negeri, yaitu Pakistan, India

dan Emirat Arab.

Berdasarkan hasil model pengukuran PLS pada Tabel 2, model empiris

diuji dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria

uji validitas dan reliabilitas dan kriteria

dari model yang cukup baik, yaitu nilai GoF>

0,25 (Schepers et aI.2008).

Penelitian ini mengacu pada dua jenis hipotesis, yaitu, hipotesis efek utama

dan efek moderasi subkelompok. Uji hipotesis menggunakan model metode struktural PLS, yaitu

dievaluasi melalui parameter nilai koefisien jalur beta (0) variabel independen

dan signifikansi nilai-t setiap jalur. Itu

Hasil hipotesis menunjukkan tujuh dari dua belas

hipotesis didukung secara statistik. Gambar 3

menyajikan ringkasan tes empiris

hasil dari model perilaku komputasi sosial

dalam penelitian ini.

Secara umum, penelitian ini menghasilkan tiga

temuan utama. Yang pertama, penelitian ini menemukan a

korelasi antara motivasi dan konsekuensi dari keterlibatan individu dalam SNS.

Motivasi keterlibatan terdiri dari intrinsik


motivasi (yaitu internalisasi) dan motivasi ekstrinsik (yaitu identifikasi dan

pemenuhan). Penelitian ini hanya keempat motivasi ekstrinsik sebagai prediktor keinginan individu untuk
terlibat dalam SNS. Temuan ini menunjukkan bahwa pengguna SNS di Indonesia yang berada di
Indonesia

umum cenderung terlibat dalam SNS

didorong oleh motivasi ekstrinsik, yaitu,

tertarik pada fitur aplikasi SNS,

undangan teman atau kolega, banding agen (tokoh publik, atau berhala di masyarakat), dan

alasan untuk menghindari sanksi sosial atau memperoleh

manfaat sosial-ekonomi dari SNS melibatkan-

, t) 5

seperti mengikuti tren keterlibatan dalam

media sosial online (adopioa menular).

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi superfisial, berbasis non-filosofis, dan non -inkinsik untuk terlibat
dalam SNS sehingga depresi, dan kebahagiaan yang tidak tercapai adalah konsekuensi yang paling
mungkin akan terjadi. Kedua, penelitian ini menemukan dampak positif dan negatif dari keterlibatan
individu dalam SNS. Dampak positif yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berkurangnya kesepian
sementara dampak negatifnya potensial

agar depresi terjadi. Temuan ini menunjukkan

bahwa pengguna SNS di Indonesia mendapatkan manfaat

dari keterlibatan dalam SNS dalam bentuk

berkurangnya kesepian atau bisa disimpulkan

bahwa SNS adalah media hiburan dan cara

menjauhkan dari kesepian bagi pengguna SNS di

Indonesia. Dalam perspektif lain, keterlibatan juga berpotensi meningkatkan sindrom depresi pada
pengguna SNS di Indonesia

ketika keterlibatan dianggap memiliki

hasil negatif, seperti penurunan langsung

kontak dengan orang lain dan terlibat dalam masalah di sekolah atau di rumah atau di tempat kerja
karena keterlibatan kompulsif dalam

SNS.

Selain dampak positif dari berkurangnya kesepian, penelitian ini juga mengamati

dampak positif dari keterlibatan SNS terhadap

kebahagiaan. Tetapi penelitian ini tidak menemukan apa pun

korelasi antara keterlibatan SNS dan

kebahagiaan. Temuan ini menunjukkan SNS itu

pengguna di Indonesia tidak mencapai kebahagiaan

dari keterlibatan dalam SNS karena harapan intrinsik untuk mencapai kebahagiaan secara kolektif tidak
tercapai melalui keterlibatan

dalam SNS. Harapan seperti itu antara lain

kebebasan dalam SNS, penerimaan satu

kondisi diri oleh orang lain dan diri sendiri,

kemampuan untuk mengelola satu diri, yang puas

tujuan hidup, dan untuk mendapatkan proses pembelajaran oleh

terlibat dalam SNS. Temuan ketiga

tiga jenis dampak keterlibatan dalam SNS

konsisten dengan temuan korelasi antara keterlibatan dalam SNS dan kebahagiaan.

Motivasi ekstrinsik, yang ditemukan, memprediksi

keinginan individu untuk terlibat dalam SNS,

menentukan konsekuensi dari keterlibatan tersebut, yaitu. depresi dan kesepian.

Individu yang termotivasi secara ekstrinsik untuk mendapatkan

Terlibat dalam SNS hanya mampu memenuhi harapan ekstrinsik, seperti halnya niat untuk berinteraksi
secara online dengan figur publik atau idola publik yang dihormati, memenuhi undangan orang lain

untuk terlibat dalam SNS, mengikuti tren

media sosial online dan dihibur oleh

Fitur aplikasi SNS. Sementara, motivasi inhinsik, yang tidak ditemukan untuk memprediksi keinginan
terlibat dalam SNS, tidak dapat memprediksi

kebahagiaan sebagai konsekuensi positif yang mengandung harapan intrinsik.

Ketiga, penelitian ini menemukan indikasi pergeseran nilai budaya pada tingkat analisis individu.
Masyarakat indonesia yang

secara nasional dianggap sebagai masyarakat kolektivis

ternyata tidak sedikit dari mereka yang memiliki nilai budaya individualis. Penelitian ini juga menemukan

keluar perbedaan dampak keterlibatan SNS antara dua jenis budaya

nilai. Kelompok individualis cenderung menikmati

manfaat SNS dalam bentuk menurun

kesepian dan depresi pada tingkat tertentu

Keterlibatan lebih dari kelompok kolektivis '

Secara teoritis, temuan ini mengarah pada pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai penelitian

apakah SNS hanya sesuai untuk masyarakat individualis dan apakah SNS atau komputasi sosial secara
umum telah menggeser masyarakat '

nilai budaya. Namun, temuan ini mengarah

untuk penelitian selanjutnya untuk mengukur

perbandingan antara nilai budaya pada

tingkat individu dan tingkat negara ke

mengukur adanya pergeseran nilai budaya demikian

bahwa pengukuran nilai budaya tidak

tidak bias pada kedua level analisis.

Aplikasi praktis dari penelitian ini

mencari untuk pemilik bunga adalah bagaimana mengatur dan mengelola perilaku SNS indi

Keterlibatan vidual yang sehat dan produktif

melalui kesadaran individu untuk

bubur kertas dan motivasi keterlibatan dalam

SNS dan melalui penciptaan yang kondusif


suasana ivorking, seperti pengembangan

lnanagement pengetahuan berbasis-komputasi sosial, kontrol sosial dan reguiations fonnal

yang dapat meningkatkan perilaku produktif

Keterlibatan individu SNS, secara kolektif.

Selain itu. bunga orvner tentu

r-

2AI2

memahami pergeseran masyarakat Indonesia

nilai budaya saat ini, terutama yang berkaitan dengan perilaku keterlibatan SNS

sehingga rnanagement budaya dan wcrking adalah

diatur dengan tepat agar sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dirujuk oleh individu dalam organisasi

Anda mungkin juga menyukai