Pembelajaran Modul 2
Pembelajaran Modul 2
Sekarang, Anda telah memahami mengenai asesmen diagnosis, tujuan dan manfaatnya.
Asesmen diagnosis yang dilakukan di awal pembelajaran jarak jauh, dilakukan untuk
melihat kondisi siswa baik secara non kognitif maupun secara kognitif.
Asesmen diagnosis non kognitif di awal pembelajaran diberikan pada siswa untuk
mengetahui:
Lantas, asesmen seperti apa yang dibutuhkan guru? Apakah asesmen hanya berupa tes
tertulis? Miskonsepsi yang sering terjadi asesmen dilakukan secara terbatas dalam tes
tertulis di akhir pembelajaran. Padahal asesmen tidak hanya dilakukan di akhir materi
pembelajaran. Bagaimana bisa? Kita perlu mengetahui bahwa asesmen pembelajaran
dikategorikan dalam tiga jenis, diantaranya:
Langkah-Langkah Merancang Asesmen
Diagnosis Berkala
Tahap 1: Bimtek Guru Belajar seri Masa Pandemi Covid-19 (Angkatan IV) Konsep Asesmen Diagnosis
Berkala Langkah-Langkah Merancang Asesmen Diagnosis Berkala
IN PROGRESS
Bagaimana Bapak Ibu? Apa Anda sudah memahami mengapa asesmen formatif dapat
pula dikatakan sebagai asesmen diagnosis berkala?
Sebagaimana yang Anda ketahui, kemampuan dan kompetensi siswa dalam menguasai
suatu materi berbeda-beda. Setiap siswa memiliki keunikan yang menjadi identitas pada
dirinya. Ada siswa tertentu yang cepat menguasai suatu topik pembelajaran, tapi belum
tentu menguasai pada topik yang lain. Maka dari itu, asesmen diagnosis berkala
diperlukan guna memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat. Dalam hal
ini, asesmen diagnosis berkala dapat digunakan untuk mengetahui siapa saja yang sudah
paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan demikian,
Anda dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa. Terutama
pada kondisi pembelajaran jarak jauh saat ini, penting bagi guru untuk melakukan
asesmen diagnosis berkala agar kebutuhan belajar murid dapat terpenuhi walaupun
dilakukan secara jarak jauh.
Dengan terbiasanya siswa menjalani proses asesmen formatif sebagai asesmen
diagnostik berkala, siswa akan lebih fokus dan mempunyai rasa memiliki terhadap proses
belajarnya sendiri, terbiasa melihat kualitas pekerjaan melalui umpan balik, dan
memperbaiki kekurangan dirinya. Siswa tidak akan lagi berfokus pada capaian nilai saja,
yang cenderung mendorong mereka menggunakan berbagai cara, bahkan cara yang
kurang jujur.
Cara pandang lama yang beranggapan bahwa kombinasi pengetahuan pedagogi (P) dan pengetahuan konten (K) saja cukup dimiliki
guru, sedikit demi sedikit mulai berubah. Pada tahun 1980-an dunia pendidikan mulai mengalami perubahan besar, dimana teknologi
mulai menjadi bagian yang terdepan dalam pendidikan. Hal ini terjadi terutama terjadi karena berkembangnya inovasi teknologi digital
yang menggabungkan perangkat keras dan lunak seperti komputer, game dan internet, serta aplikasi yang mendukungnya.
Perkembangan teknologi ini kemudian dimanfaatkan dalam pembelajaran. Ini terlihat dengan munculnya berbagai game pendidikan.
Perubahan pendidikan yang dinamis mulai beralih pada integrasi pengetahuan pedagogi (P), pengetahuan konten (K), dan
pengetahuan teknologi (T), yang mulai diterapkan dalam pembelajaran. Pengetahuan pedagogi merupakan pengetahuan mengenai
proses dan praktik atau metode belajar-mengajar. Pengetahuan konten adalah pengetahuan mengenai mata pelajaran yang akan
dipelajari. Sementara, pengetahuan teknologi adalah pengetahuan mengenai standar teknologi mulai dari buku, kapur dan papan tulis,
atau teknologi yang lebih canggih seperti internet dan video digital.
Sumber belajar dapat memberikan informasi yang diperlukan murid dalam proses pembelajaran, serta memberikan kesempatan
belajar seketika, dimana siswa dapat menerima informasi langsung. Selain itu sumber belajar juga dapat mengurangi kesenjangan
antara informasi yang bersifat verbal dan abstrak dengan informasi yang konkrit dan sesuai realitas.
Sekarang Bapak dan Ibu guru sudah dapat menghubungkan bagaimana media dan sumber belajar terkait dengan teknologi dalam
pembelajaran. Apakah anda akan merancang sumber belajar atau menggunakan sumber belajar yang telah tersedia ? Tulis di kolom
komentar
Pada sesi-sesi sebelumnya telah disebutkan beberapa dasar pertimbangan yang diperlukan untuk memilih teknologi dan media
pembelajaran di kelas Bapak dan Ibu guru, terutama dalam konteks pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Diantaranya adalah;
tujuan belajar, dan pengalaman belajar siswa. Pertimbangan apa lagi yang menjadi dasar pemilihan teknologi dan media pembelajaran?
Silahkan membaca infografik berikut ini.
Integrasi teknologi dalam pembelajaran juga diharapkan dapat mengubah pola pembelajaran, yaitu:
Sekarang mari kita lihat bersama bagaimana memilih teknologi pembelajaran dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang sudah
kita diskusikan. Silahkan pelajari Infografis Alur Memilih Teknologi untuk Pembelajaran Jarak Jauh.