Partisipasi warga negara dalam pemeliharaan lingkungan sangat
dibutuhkan dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal tersebut tidak lain agar tercipta lingkungan yang bersih. Pelestarian lingkungan perlu dilakukan karena kemampuan daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengelolaan lingkun- gan hidup dilakukan secara sukarela baik oleh individu maupun kelom- pok masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan, dan dilakukan berdasarkan pedoman yang ada yaitu dengan Undang- Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH). Adapun tujuan dari pedoman PLH adalah agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh pengguna lingkungan tidak merusak lingkungan, melainkan harus berwawasan lingkungan.
Sampah dan kurangnya kawasan hijau masih menjadi topik utama
permasalahan yang ada di kota besar. Kesadaran masyarakat yang minim terhadap lingkungan sekitar merupakan masalah yang masih berkelanjutan hingga saat ini. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya pen- getahuan dan infrastruktur penunjang dalam menjaga lingkungan. Sejalan dengan masalah yang terjadi di RW 003 Kelurahan Bandulan, Kota Malang, Ruang Terbuka Hijau yang tersedia sangat minim, yaitu sebesar 6800 m2 jika dibandingkan dengan luas daerahnya yang men- capai 75,4 km2. Selain itu, hanya 65% sampah rumah tangga yang diangkut dari RW 03 Kelurahan Bandulan ke TPS, sementara sisanya menjadi timbunan sampah. Disisi lain, RW 003 Kelurahan Bandulan mer- upakan daerah padat penduduk serta termasuk kedalam daerah rawan erosi pada beberapa wilayah (wilayah apa saja). Oleh karena itu, KMTL FTP UB (Keluarga Mahasiswa Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Per- tanian, Universitas Brawijaya) menyelenggarakan sebuah kegiatan ber- nama “Malang Enviro Action” sebagai kegiatan nyata untuk ikut serta menangani permasalahan lingkungan di RW 003 Kelurahan Bandulan,