Anda di halaman 1dari 6

Asal 1 Konvensi Montevideo 1933 mengenai Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Negara

menjelaskan bahwa Negara sebagai pribadi hukum internasional harus memiliki syarat-
syarat salah satunya adalah pada huruf (d) pasal ini “kemampuan untuk melakukan
hubungan-hubungan dengan Negara-negara lain”. Syarat ini merupakan syarat yang
paling penting sebab suatu Negara harus memiliki kem ampuan untuk
menyelengarakan hubungan-hubungan ekternal dengan Negara-negara lain.
Dalam hubungan dengan Negara lain dikenal adanya hubungan diplomatik dan
konsuler yang masing-masing diwakili pejabat yang diangkat oleh pemerintah negara
pengirim. Hubungan diplomatik dan konsuler memiliki tugas dan fungsi yang berbeda
sebagaimana diatur dalam konvensi-konvensi yaitu Konvensi Wina 1961 tentang
Hubungan Diplomatik serta Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler.
Perwakilan diplomatik hanya menangani urusan-urusan politik dan perwakilan konsuler
khusus menangani urusan-urusan yang bersifat nonpolitis, bahwa fungsi perwakilan
diplomatik terutama pada urusan representation (perwakilan) dan negotiation
(perundingan), sedangkan perwakilan konsuler lebih mengutamakan fungsi
perlindungan atas kepentingan para warga negara pengirim di negara penerima.
Fungsi-fungsi konsuler antara lain Pasal 5 Konvensi Wina 1963 tentang hubungan
Konsuler pada huruf (a) “melindungi di dalam Negara penerima, kepentingan-
kepentingan Negara pengirim dan warga negaranya, individu-individu dan badan-
bandan hukum kedua-duanya, di dalam batas-batas yang diperbolehkan oleh hukum
internasional” dan huruf (e) “memberikan pertolongan dan bantuan kepada warga
negara, individu-individu dan badan-badan hukum kedua-duanya, dari Negara
pengirim”.
Hubungan konsuler tidak sama dengan hubungan diplomatik, hubungan konsuler lebih
menekankan urusan daripada warga negara pengirim di Negara penerima dalam hal
perlindungan, menjaga kepentingan-kepentingan warga negara ataupun mengenai
ekonomi dan kebudayaan. Untuk melindungi warga negara di Negara penerima tidak
dapat dilakukan sendiri oleh Negara pengirim tanpa adanya bantuan ataupun
koordinasi Negara penerima kepada Negara pengirim. Negara penerima merupakan
jembatan bagi Negara pengirim untuk dapat menjaga warga negaranya. Perlindungan
terhadap warga negara sangat dibutuhkan ketika warga negara dihadapkan dengan
persoalan hukum di Negara penerima terutama tentang persoalan hukum mengenai
tindak atau peristiwa pidana yang dilakukan di wilayah teritoral Negara penerima.
Vienna Convention 1961 pasal 22 ayat 2 mengatakan bahwa “ Negara penerima
memiliki tugas khusus mengambil semua langkah untuk melindungi bangunan-
bangunan misi dari segala bentuk intrusi atau kerusakan dan mencegah segala bentuk
gangguan ketenangan atau perusakan kewibawaan Misi”. Guna meyakinkan bahwa
Pemerintah Australia akan melakukan investigasi dan memproses hukum pelaku
kriminal tersebut, Menlu RI telah melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri
Australia, Julie Bishop, pada Sabtu 7 Januari 2017. Dubes RI Canberra juga terus
melakukan komunikasi dengan Pemerintah dan Otoritas Australia guna memastikan
keamanan semua misi dan staf Diplomatik Konsuler Indonesia di Australia. Selain
menyampaikan protes, pemerintah RI juga mengingatkan tanggung jawab pemerintah
Australia untuk melindungi perwakilan diplomatik dan konsuler yang berada di wilayah
yuridiksinya, sesuai Konvensi Wina 1961 dan 1963 tentang Hubungan Diplomatik dan
Konsuler.
Berbagai kasus internasional, baik yang dimasukan ke dalam Makamah Internasional
ataupun yang hanya menjadi isu internasional menunjukan bahwa warga asing
cenderung mendapatkan perlakuan yang tidak adil ataupun diskriminatif. Perlakuan
yang diberikan kepada warga asing cenderung lebih buruk dibandingkan yang diberikan
kepada warga asli negara penerima, misalnya warga Indonesia sebagai TKI yang
diperlakukan secara tidak adil di Malaysia. Hal tersebut sendiri sebenarnya telah
melanggar prinsip perlakuan yang sama dan merata bagi seluruh umat manusia.
Dengan semakin berkembangnya pengaturan mengenai hal hubungan antar negara
dan maraknya perkembangan isu mengenai hak asasi manusia hingga saat ini
mengakibatkan hukum mengenai adanya perlindungan diplomatik telah menjadi bagian
dari hukum kebiasaan internasional. diskriminatif atau masih belum mendapatkan
jawaban yang jelas. Pelaksanaan perlindungan diplomatik mungkin dapat
menyebabkan warga asing memiliki hak yang lebih daripada warga asing, akan tetapi
tanpa adanya perlindungan diplomatik, warga asing sering kali mendapatkan perlakuan
yang merugikan dari negara tempat keberadaannya. Permasalahan tersebut belum
mendapatkan jalan keluar untuk menyelesaikannya sampai saat ini.
Hak dan kewajiban hukum negara penerima, adalah sebagai berikut:
1. Dalam pasal 1 konvensi wina tahun 1961 mengatakan bahwa “Negara Penerima
berhak menerima atau menolak perwakilan diplomatik dari negara lain dan
memutuskan hubungan diplomatik tanpa harus memberitahukan kepada negara
pengirim terlebih dahulu..” Artinya bahwa, negara penerima berhak untuk menolak
ataupun menerima perwakilan tersebut dan negara pengirim harus menerima
keputusan itu. Hal ini bisa dikarenakan negara penerima tidak menyukai perwakilan
diplomatik yang ditunjuk oleh negara pengirim atau ada hal yang dilakukan seorang
perwakilan diplomatik yang telah melanggar ketentuan hukum nasional negara
penerima.
2. Negara Penerima berhak mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk
mencegah terjadinya pelanggaran yang dapat merugikan kepentingan nasionalnya.
Negara penerima, bisa menyatakan status persona non grata kepada seorang pejabat
diplomat jika itu dianggap sebagai suatu keharusan karena ada alasan yang kuat.
3. Negara Penerima berkewajiban untuk memberikan kekebalan keistimewaan
diplomatik kepada beserta dengan dan perwakilan staf administratif dan keluarganya
untuk kelancaran tugas resminya. Negara penerima harus menjaga kelancaran
hubungan diplomatik dengan negara pengirim.
4. Negara Penerima berkewajiban untuk memperlakukan seorang diplomat dengan
hormat dan melindunginya.
5. Negara Penerima berkewajiban untuk membebaskan perwakilan diplomat dari pajak,
bea cukai dan itu berlaku untuk staf dan keluarga pejabat doiplomat di negara
penerima.
6. Negara Penerima berhak menanggalkan kekebalan dan keistimewaan seorang
diplomat beserta staf dan keluarganya apabila terbukti menyalahgunakan kekebalan
dan keisitmewaan yang diberikan kepadanya.

Kewajiban Negara Penerima Untuk Memberitahukan Kepada Perwakilan Diplomatik


Asing Berdasarkan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler

Kepentingan suatu Negara tidak hanya kepentingan politik belaka akan tetapi non
politik juga menjadi hal yang perlu dipikirkan dan ditindaklanjuti, kepentingan tersebut
merupakan kepentingan yang terpisah dari fungsi misi diplomatik akan tetapi jika dalam
kondisi tertentu maka fungsi konsuler dapat dilakukan oleh misi diplomatik seperti
dalam Pasal 3 ayat (2) Konvensi. Missi konsuler merupakan missi yang lahir dahulu
daripada missi diplomatik yang eksistensinya menjalin hubungan antar Negara
mengenai urusan perdagangan.Setelah lahir Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan
Konsuler, kodifikasi tersebut melahirkan fungsi-fungsi daripada hubungan konsuler
salah satunya adalah kepentingan komersial suatu Negara.
Kepentingan non politik seperti perdagangan, pertukaran pelajar dan urusan mengenai
ekomomi, social dan budaya, dilakukan melalui hubungan konsuler yang memiliki fungsi
sebagaimana diatur dalam Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler Pasal 5:
• Melindungi di dalam Negara penerima, kepentingan-kepentingan Negara pengirim dan
warga negara, individu-individu dan badan-badan hukum kedua-duanya, di dalam
batas-batas yang diperbolehkan oleh hukum internasional;
• Memajukan pembangunan hubungan dagang, ekonomi, kebudayaan dan ilmiah di
antara Negara pengirim dan Negara penerima dan lain dari itu memajukan hubungan
bersahabat di antar mereka sesuai dnegan ketentuan-ketentuan Konvensi;
• Mengetahui melalui semua cara yang sah, keadaan-keadaan dan perkembangan-
perkembangan kehidupan dagang, ekonomi, kebudayaan dan ilmiah daripada Negara
pengirim dan memberikan keterangan kepada orang-orang yang tertarik;
• Mengeluarkan passport dan dokumen perjalanan kepada warga negara Negara
pengirim, dan visa atau dokumen-dokumen yang pantas untuk orang-orang yang ingin
pergi ke Negara pengirim;
• Memberikan pertolongan dan bantuan kepada warga negara, individu-individu dan
badan-badan hukum kedua-duanya dari Negara pengirim;
• Bertindak sebagai notaries dan panitera sipil dan di dalam kapasitas dari macam yang
sama, serta melakukan fungsi-fungsi tertentu yang bersifat administrative, dengan
syarat tidak ada pertentangan dengan hukum dan peraturan dari Negara pengirim;
• Menjaga, kepentingan-kepentingan warga negaranya, individu-individu dan badan-
badan hukum kedua-keduanya dari Negara pengirim dalam hal suksesi mortis cause di
dalam wilayah Negara penerima, sesuai dengan hukum dan peraturan Negara
penerima;
• Menjaga, di dalam batas-batas yang dibebankan oleh hukum dan peraturan Negara
penerima, kepentingan-kepentingan orang-orang yang masih kecil dan orang-orang
lainnya yang kemampuannya belum penuh yang berkewarganegaraan Negara
pengirim, khususnya bilamana penjagaan atau perwalian diperlukan atas orang- orang
tersebut;
• Tunduk pada praktek dan prosedur yang didapatkan di dalam Negara penerima,
mewakili atau mengatur perwakilan yang layak bagi warga negara Negara pengirim di
muka pengadilan dan penguasa-penguasa lainnya dari Negara penerima, untuk tujuan
memperoleh, sesuai dengan hukum dan peraturan dari Negara penerima, tindakan-
tindakan sementara untuk melindungi hak-hak dan kepentingan- kepentingan daripada
warga negara ini, dimana, karena ketidakhadirannya atau alasan-alasan lainnya, warga
negara ini tidak dapat pada waktu yang tepat untuk mempertahankan hak-hak dan
kepentingan-kepentingan mereka;
• Meneruskan dokumen-dokumen yudisial dan ekstra-yudisial atau membuat surat-
surat permohonan atau melaksanakan perbuatan untuk mengambil bukti bagi
pengadilan Negara penerima sesuai dengan perjanjian internasional demikian ini,
menurut cara-cara lainnya yang selaras dengan hukum dan peraturan Negara
penerima;
• Melaksanakan hak-hak pengawasan dan pemeriksaan yang disyaratkan di dalam
hukum dan peraturan Negara penerima terhadap kapal-kapal berkebangsaan Negara
pengirim, dan kapal udara-kapal udara yang didaftarkan di Negara tersebut, dan
terhadap awak-awak kapalnya;
• Mengulurkan bantuan kepada kapal-kapal dan pesawat udara tersebut dalam sub-
ayat (k) dari Pasal ini, dan kepada para awaknya, mengadakan pernyataan-pernyataan
mengenai pelayanan suatu kapal, memeriksa dan mencap kertas-kertas kapal, dan
tanpa merugikan kekuasaan penguasa-penguasa Negara penerima, melakukan
kekuasaan penguasa-penguasa Negara penerima, melakukan penyelidikan atas sesuai
kecelakaan yang terjadi selama pelayaran dan menyelesaikan perselisihan apapun
diantara pemimpin, perwira dan pelaut sejauh hal ini dewenagkan oleh hukum dan
peraturan dari Negara pengirim;
• Melakukan fungsi-fungsi lainnya yang dipercayakan kepada kantor konsuler oleh
negara pengirim yang tidak dilarang oleh hukum dan peraturan Negara penerima atau
yang ditentukan di dalam perjanjian internasional yang berlaku di antara Negara
pengirim dan Negara penerima.

Kewajiban Memberikan Notifikasi Berdasarkan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan


Konsuler
Tercantum dalam Pasal 36 huruf (b) bahwa notifikasi yang diberikan adalah melalui
pejabat berwenang Negara penerima karena hal tersebut mencerminkan adanya itikad
baik dalam hubungan diplomatik antar Negara, asas Reciprocity Principle adalah asas
yang banyak mempengaruhi hubungan diplomatik suatu Negara sehingga masing-
masing pihak dalam hubungan diplomatik harus mengindahkan asas timbal balik
tersebut. Dalam menjalin suatu hubungan luar negeri antar Negara diharapkan tetap
mengutamakan keselamatan atau pengawasan terhadap warga Negara asal di Negara
penerima karena urusan tersebut tidak kalah penting seperti urusan politik ataupun
komersil suatu Negara untuk memajukan urusan dalam negeri karena tugas utama
adanya perwakilan Negara di Negara asing adalah sebagai akses pengawasan ataupun
perlidungan warga Negara di wilayah Negara asing.
Hukum internasional merupakan hukum yang memfasilitasi sebuah Negara untuk
mewujudkan ketertiban di dunia maka berdasarkan Putusan Mahkamah Internasional
tersebut yang dimaksud dengan pembelaan warga Negara melalui hubungan diplomatik
dipertegas dengan adanya Pasal 36 Konvensi tentang kewajiban Negara untuk
memberitahukan kepada perwakilan diplomatik asing tentang persoalan hukum yang
menimpa warga Negara pengirim di Negara penerima sehingga Pasal dalam Konvensi
ini mewujudkan arti dari Putusan Mahkamah Internasional Permanen untuk dapat
membantu memberikan pertolongan kepada warga negaranya yang sedang
dihadapkan dengan persoalan hukum di Negara penerima. Suatu Negara umumnya
mempunyai kepentingan untuk menjaga agar warga negaranya mendapatkan
perlakuan yang baik dan adil di negeri lain, tetapi berlebihanlah jika dikatakan, bahwa
bilamana seorang warga Negara dirugikan di suatu Negara asing, negaranya sebagian
keseluruhan juga ikut dirugikan.
Pasal 36 ayat (1) huruf (b) Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler
menegaskan bahwa kewajiban Negara penerima untuk memberitahukan kepada
perwakilan diplomatik asing tentang persoalan hukum yang menimpa warga Negara
pengirim di Negara penerima merupakan kewajiban yang harus dilakukan Negara
penerima kepada Negara pengirim jika terdapat warga Negara pengirim yang sedang
dihadapkan dalam persoalan hukum karena, notifikasi tersebut merupakan salah satu
bentuk untuk mewujudkan hak asasi warga Negara pengirim di Negara penerima.
Notifikasi tersebut juga merupakan sirine dari Negara penerima supaya Negara
pengirim melakukan kewajiban melindungi dan memberikan pertolongan kepada warga
Negara, Pasal 36 Kovensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler juga dapat disebut
sebagai Mandatory Acces On Consular Notification.

Sumber Referensi:
BMP Hukum Internasional modul 8 hukum diplomatik dan konsuler
Jurnal kewajiban negara penerima tentang persoalan hukum yang menimpa warga negara pengirim di
negara penerima
http://e-journal.uajy.ac.id/11187/1/JURNAL.pdf

Anda mungkin juga menyukai

  • Test 3
    Test 3
    Dokumen2 halaman
    Test 3
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi8 Filsafat
    Diskusi8 Filsafat
    Dokumen1 halaman
    Diskusi8 Filsafat
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Formatif 6
    Formatif 6
    Dokumen2 halaman
    Formatif 6
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 1
    Diskusi 1
    Dokumen1 halaman
    Diskusi 1
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Test 4
    Test 4
    Dokumen2 halaman
    Test 4
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hukum Administrasi Negara Inggris dan Ruang Lingkupnya (39
    Hukum Administrasi Negara Inggris dan Ruang Lingkupnya (39
    Dokumen2 halaman
    Hukum Administrasi Negara Inggris dan Ruang Lingkupnya (39
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Test 5
    Test 5
    Dokumen2 halaman
    Test 5
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Test 5
    Test 5
    Dokumen2 halaman
    Test 5
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 3
    Diskusi 3
    Dokumen3 halaman
    Diskusi 3
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi Sesi I Bahasa Indonesia
    Diskusi Sesi I Bahasa Indonesia
    Dokumen2 halaman
    Diskusi Sesi I Bahasa Indonesia
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Formatif 4
    Formatif 4
    Dokumen2 halaman
    Formatif 4
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Test Formatif2
    Test Formatif2
    Dokumen2 halaman
    Test Formatif2
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi
    Diskusi
    Dokumen1 halaman
    Diskusi
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi I
    Diskusi I
    Dokumen1 halaman
    Diskusi I
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Test Formatif 3
    Test Formatif 3
    Dokumen2 halaman
    Test Formatif 3
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 3
    Diskusi 3
    Dokumen1 halaman
    Diskusi 3
    Joni Putra Siregar
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1 Hukum Adiminitrasi Negara
    Tugas 1 Hukum Adiminitrasi Negara
    Dokumen3 halaman
    Tugas 1 Hukum Adiminitrasi Negara
    Joni Putra Siregar
    100% (1)