Anda di halaman 1dari 82

PARIS

STORY & WRITTEN BY:


SUKHDEV SINGH
TISA TS

(NEW DRAFT 4)
1. EXT. PANTAI – BALI – DAY

SFX: Sudah mulai terdengar scoring suara biola digesek


dengan indah di sini.

CU : sepasang kaki kecil berlarian meninggalkan jejak


kecil di atas pasir.

TILT UP : Nampak gadis cantik berusia sekitar 5 tahun


yang berlarian di pantai, dengan tangan memainkan
bubble-bubble yang ditiupnya.

Terlihat seorang wanita, SANG IBU yang berdiri nggak


jauh darinya.

NOTE :gambar agak putih siluet tapi bubble-bubblenya


terlihat colour.

Dari belakang nampak sosok seorang pria mendekati gadis


kecil itu, si gadis kecil menoleh senang ke arah si
pria (Yang belum kita perlihatkan wajahnya).

Si pria memeluk si Gadis kecil erat selama beberapa


saat, lalu melepaskan pelukannya.

Si gadis kecil kembali meniupkan bubble dan mengejar


bubble bubble yang beterbangan.

Si gadis kecil lalu menoleh.

POV : nampak si Bapak dan si Ibu berjalan menjauh


berbeda arah.

Background: ada anak kecil laki laki berusia sekitar 7


tahun sedang bermain Pasir (catatan: ia adalah Bumi
kecil).

Camera track ke langit mulai perlihatkan sunset.

DISSOLVE

2. INT/EXT. SEBUAH APARTEMEN – PARIS – DAY/MORNING

Transisi shot ke langit pagi hari.

TILT DOWN : nampak suasana kota Paris, kamera track ke


sebuah apartemen di tengah kota Paris.
SFX : masih terdengar menyambung dari scene sebelumnya,
terdengar lamat lamat suara biola yang digesek mengalun
indah.

Track in sebuah kamar apartemen yang cukup cozy;


terlihat barang barang aesthetic; nampak sebuah tempat
biola yang terbuka dan kosong, tumpukan buku buku
music, lalu sebuah foto yang memperlihatkan si gadis
kecil yang di pantai Bali pada scene opening.

Camera terus track memperlihatkan di ambang


jendela/balkon apartemen, seorang gadis cantik berusia
20 tahun, ia adalah PARIS dari belakang hingga belum
terlihat wajahnya. Nampak sedang berdiri bermain biola
dengan sikap tenang.Terlihat sebagai background Paris
bermain biola, latar kota Paris/menara eifel yang indah
di kejauhan.

Camera terus track keluar jendela lalu pan up ke


langit.

CUT TO

3. EXT. LANDASAN PESAWAT – NGURAH RAI – EVENING

Shot camera langsung memperlihatkan pesawat landing di


landasan Bandara ngurah rai.

INTERCUT TO

4. I/E. BANDARA NGURAH RAI – EVENING

Camera Track : suasana di area kedatangan yang cukup


ramai. Para penumpang pesawat ada yang masih menunggu
bagasi.

Diantara mereka, nampak sosok cowok berusia awal 20an,


wajahnya mengenakan sun glasses, berjalan sambil
menyeret kopernya di sepanjang koridor hingga area
taksi. Ia adalah BUMI.

INTERCUT TO

5. EXT. JALANAN – TAKSI – EVENING

Wideshot taksi melaju di sepanjang jalanan dari


Bandara-sunset road dan menuju kawasan seminyak.
Nampak Bumi duduk di dalm taksi, tersenyum melihat ke
luar jendela.

Cu : Dari wajah Bumi terlihat kerinduan akan Bali kota


kelahirannya.

POV : diperlihatkan suasana sepanjang jalanan.

Tepat di sebuah lampu merah pertigaan memasuki kawasan


seminyak, taksi berhenti. Posisi taksi paling depan di
dekat lampu merah.

Bumi masih melihat ke arah luar jendela, saat


pandangannya tertuju pada sesuatu.

POV : terlihat seorang pria berusia awal 50an, sebut


saja SADEWO, yang penampilannya cukup rapi tapi santai,
terlihat dari kalangan orang berada hanya saja nggak
berlebihan, terlihat akan menyebrang tapi ragu.

Cu : kaki sadewo akan maju tapi mundur lagi. lalu maju


lagi melangkah hingga tengah jalan, namun berhenti.

Bumi sampai celingukan dengan wajah penasaran mengikuti


gerakan Sadewo.

POV : sementara di depan taksi tepat di tengah jalan,


Sadewo nampak berfikir.

Bumi menunggu dengan makin penasaran.

Bumi sampai buka jendela supaya lebih jelas


memperhatikan.

Sementara Sadewo nggak jadi menyeberang dan balik lagi.

CU : lampu hijau.

Taksi jalan.

Bumi terus mengawasi Sadewo yang sudah berjalan menuju


lain arah.

CuT TO

6. EXT. RUMAH RAHMI – BALI - Day

Terlihat sebuah rumah Bali yang tradisional dengan


halaman cukup luas berisi beberapa mobil, terlihat
Ayahn bertuliskan RENTAL BALI LYFE , Kerobokan-BALI.
Taksi memasuki halaman rumah lalu berhenti.

Di dalam taksi, Bumi melihat argo dan mengeluarkan


uang.

Dari jendela yang masih terbuka.

Bumi cepat cepat buka pintu dan turun pelan-pelan


seperti Tom & Jerry mengendap endap, dengan wajah
menahan senyum mau kasih surprise ke Rahmi.

CU : Bumi membuka pintu rumah perlahan dan berjalan


masuk, Bumi tertegun!

POV : ternyata RAHMI, Ibu Bumi sudah berdiri geleng-


geleng kepala tersenyum menyambut kedatangan Bumi.

RAHMI
Kamu itu sudah besar kelakuannya masih
sama saja.

Bumi langsung memeluk Rahmi erat,dan mencium pipi


Rahmi. Rahmi tersenyum mengusap kepala Bumi dengan
sayang.

BUMI
Ibu apa kabar?

Bumi meletakkan koper dan tasnya lalu menatap Rahmi


sambil merangkulnya erat.

BUMI
Ini Bumi yang tambah gede apa Ibu yang
menyusut sih.

CU : tangan Rahmi cubit paha BUmi gemes.

RAHMI
(tertawa)
Ibu ya begini saja. Cuma tambah tua.

BUMI
(memandangi wajah Rahmi)
mana tua? Ibu tetep cantik! Lebih cantik
dari semua perempuan di kampus aku

RAHMI
(tertawa)
sana taruh dulu barang barangmu di kamar
INTERCUT TO

7. INT. KAMAR BUMI – RUMAH RAHMI – DAY

Bumi memasuki kamarnya membawa koper dan tasnya, lalu


meletakkannya di sudut.

Bumi tersenyum mengedarkan pandangan dan langsung


melempar dirinya di atas tempat tidur, nampak menikmati
suasana kamar yang dirindukan.

(OS) RAHMI
Kalo udah makan dulu, Bumi

BUMI
Ya buu!

Bumi lalu bangkit dari tempat tidurnya dan mulai


mengeluarkan barang barang dari tasnya.

CU : Mata Bumi menatap fotonya yang tiup lilin angka 7

CUT TO

8. INT. RUMAH RAHMI - DAY

Shot CU : berbagai makanan khas bali yang menggiurkan;


sate lilit, ikan bakar. Sayur urap, rujak kuah pindang.

Camera change focus, nampak rahmi yang menyiapkan semua


makanan dengan wajah berseri-seri.

Dari belakang Rahmi, muncul Bumi memeluk rahmi erat


erat dan menggoyangkannya tanda kerinduan yang teramat
sangat.

Rahmi tertawa menepuk nepuk tangan BUmi.

RAHMI
Kamu ini, setahun nggak pulang, ini
badanmu kurus begini nggak pernah makan
apa gimana, Bumi

BUMI
Tuh baru ketemu udah ngomel..
(ngeledek)
eeeh ada yang jatoh tuh..
Rahmi langsung celingukan ke lantai.

RAHMI
Apa.. mana jatoh..

BUMI
cantiknya yang jatoh….

Bumi kembali memeluk erat Rahmi sambil tertawa.

Mereka duduk bersama, nampak makanan terhidang di atas


meja.

CU : Bumi mengambilkan makanan dan taruh di piring


Rahmi, Bumi nampak melayani Ibunya.

Rahmi tersenyum menatap Bumi.

RAHMI
Beruntung banget nanti yang jadi istri kamu.

Bumi cuma tersenyum.

BUMI
Abis makan aku langsung jalan ya bu

RAHMI
Tapi makan malam di rumah ya. Kamu kalo pergi
bawa mobil

BUMI
Siapp Jegegggg!

Rahmi tersenyum dan menatap Bumi yang makan lahap.


Wajah Rahmi nampak penuh kerinduan dan bahagia.

CUT TO

9. INT. GARASI – RUMAH – DAY

Bumi memasuki garasi.

TRACK : nampak ada sebuah mobil dan dipojok ada sebuah


motor yang ditutupi kain penutup yang cukup berdebu.

Bumi berjalan ke arah motor yang tertutup itu.

CU : Tangannya buka sarung penutup motor, terlihat debu


beterbangan di kamera.
(catatan: di body motor terlihat bekas kecelakaan yang
dulu pernah terjadi)

INTERCUT TO

10. EXT. JALANAN - DAY

KAMERA STATIS : NGEEENGG! Nampak sebuah motor yang melaju


dengan kecepatan tinggi.

Terlihat Bumi yang menaiki moge tua (peninggalalan


Ayahnya).

Camera close ke wajah Bumi yang nampak bahagia, menikmati


suasana dan perjalanannya melewati sepanjang jalan di
Bali yang unik.(referensi: sepanjang tebing pinggir
pantai uluwatu menuju pantai melasti)

Diiringi lagu di sini.

CUT TO

11. EXT. PANTAI - DAY

Established suasana pantai di siang hari nampak nggak


terlalu ramai. Ombak terlihat besar tanda pantai itu bisa
untuk surfing.

Catatan: ini pantai yang sama kayak yang ada di scene


opening Paris main bubble, soalnya nanti puzzle adegan
akan dijahit di belakang.

Camera track memperlihatkan deretan Ayahn surf yang


tertancap di pasir.

Nampak Bumi sedang berpelukan akrab dengan cowok Bali


gimbal yang mengenakan baju surfing, seolah mereka
seperti teman lama.

BUMI
Engken kabar Bli, jeg keren ajan jani!!
(menepuk-nepuk bahu si gimbal)

GIMBAL
Kabar baik, pidan teke uli Jakarta?

BUMI
Mare tuni semeng, engken bisnis e lancar?
(Baru tadi Pagi, gimana bisnis lancar?)

GIMBAL
Lancar..lancar..engken Kabar Ibu, sehat? Titip
salam nah

BUMI
Nahh jep rage kal norahang
(Siap nanti aku sampaikan, terima kasih)

Bumi mengambil sebuah Ayahn surfing lalu mengeluarkan


uang kasih ke si Bli Gimbal tapi langsung ditolak.

GIMBAL
Nah abe sube, care ngajak nak len gen!
(eh sudah bawa saja, kayak sama siapa aja
kamu)

Bumi tersenyum dan berhigh five dengan Bli Gimbal.

BUMI
Suksme, Bli!

BLI GIMBAL
Suksme mewali!

Bumi lalu menenteng Ayahn surf menyusuri pantai mencari


tempat yang lebih sepi.

INTERCUT TO

12. EXT. PANTAI – DAY

Bumi berjalan menyusuri pantai sambil menenteng Ayahn


surf dengan wajah bahagia dan penuh kerinduan.

CU : kakinya sengaja memasuki air dan berdiri menikmati


ombak.

CU : Bumi tersenyum menatap ke sekitarnya.

CU : namun pandangan Bumi mendadak tertuju pada sesuatu.

POV : nampak agak jauh di hadapannya, seorang pria


seperti akan tenggelam di laut.

Bumi kaget , seketika wajahnya tegang dan buru-buru


meletakkan Ayahn surfnya di pasir lalu berlari masuk ke
dalam laut dan berenang ke tengah laut.
INTERCUT TO

15. EXT. PANTAI - EVENING

Bumi terus berenang dengan susah payah menghampiri


seorang pria yang memejamkan mata terombang ambing di
laut.

Bumi lalu menarik pria itu, Pria itu kaget dan meronta
hingga tubuhnya timbul tenggelam.

Bumi terus berusaha menariknya sambil berenang ke


pinggiran.

Sampai di pinggiran, pria itu, SADEWO (45) terbatuk-batuk


dan mendorong Bumi dengan kesal.

SADEWO
Lepas! Lepasin..!!

Bumi kebingungan, sementara Sadewo terus ngamuk ngamuk ke


Bumi.

SADEWO
Apa apaan kamu? kamu mau bunuh saya??

BUMI
Lho..sebentar Pak..saya lihat bapak
tenggelam..saya berusaha nolong Bapak..

SADEWO
Tenggelam tenggelam.. saya lagi healing!
kamu malah mau tenggelemin saya! Bocah
gila!

Bumi bengong kebingungan.

BUMI
Healing..??

SADEWO
Kamu udah ganggu ketenangan saya, tau gak!

Sadewo dengan kesal bergegas melangkah pergi meninggalkan


Bumi. Bumi terus mengawasinya dengan wajah semakin
kebingungan.

CUT TO
16. A. INT. BAR - EVENING

Camera Pan Down dari langit menuju sebuah gedung,


terdengar suara music yang fun.

Terlihat beberapa orang asyik mengobrol.

Camera track terlihat di sebuah sofa Sadewo duduk sendiri


dengan 1 botol wishky yang sudah kosong.

CU : wajah Sadewo terlihat putus asa.

Terdengar suara music beat di sini.

PARAREL SPLIT WITH:

16B. EXT. PANTAI – EVENING

Bumi nampak surfing dengan gaya keren.

Ayahn surfnya meluncur di atas ombak, dengan lincah,


nampak Bumi sangat bahagia dan enjoy.

DISSOLVE TO

16C. EXT. JALANAN – NIGHT

Bumi menaiki motornya melaju dengan kecepatan sedang


menuju club/bar yang sama dengan Sadewo.

CUT TO

17. INT. BAR - NIGHT

Di bar nampak Bumi duduk termenung sambil menikmati


minumannya. Bumi pelan pelan berbalik dan focus ke satu
pandangan.

POV: Nampak di Sofa Sadewo nampak pulas tertidur.

Bumi berjalan ke arah Sadewo, tangan Bumi meraih botol


minuman Sadewo yang kosong, wajah Bumi lalu menatap
Sadewo dari dekat.

Bumi lalu kembali ke tempat duduknya tadi dan minum


dengan santai sambil menikmati music.

CUT TO SPLIT SCREEN

18. EXT. DEPAN BAR – NIGHT


Shot langsung perlihatkan Bumi yang mengenakan helmnya,
langsung naik ke motor dan starter motor.

Bumi menjalankan motornya di jalanan.

CUT TO

19. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Shot langsung ke Rahmi yang nampak kesal menatap Bumi.

RAHMI
Ibu kan udah bilang, bawa mobil.
Jangan naik motor. Berapa kali sih
ibu mesti ngingetin kamu.

BUMI
Biar keren aja bu.

BUmi memeluk ibunya dari belakang, sambil keppo melihat


HP Rahmi.

BUMI
Serius amat.

RAHMI
Pusing Ibu, Pak Kadek nih… Sakit dia.
Besok mesti jemput tamu dari Paris.

INTERCUT TO

20. EXT. BANDARA NGURAH RAI - MORING

Established suasana bandara ngurah rai pagi hari.

Nampak Bumi menunggu sambil memegang Ayahn berlogo BALI


LYFE RENTAL & TOUR dengan tulisan SPIDOL IBU PARIS.

POV : nampak para penumpang pesawat yang cukup ramai


muncul dan berjalan melewatinya.

Tiba tiba PARIS muncul menarik koper besar, travelling


bag, membawa tas selempang kecil dan tas biola
mendekatinya. Paris menatap Bumi.

PARIS
Helo. Saya Paris. Tapi saya bukan Ibu
Ibu. Jadi seharusnya yang tertulis di
situ Miss PARIS, atau Nona Paris. Bukan
Ibu Paris.

Bumi tertegun menatap Paris lalu mengangguk.

BUMI
Maaf, Mbak.

PARIS
Paris. Gak pake Mbak.

Bumi tertegun lagi menatap Paris lalu mengangguk, paris


langsung kasih semua tas, tempat biola dan kopernya ke
Bumi
.
Bumi berjalan membawa berbagai barang Paris bawanya
ribet, setengah mati, berat sementara paris di depan
jalan santai kayak nyonya.

Bumi terus mengikuti Paris yang berjalan, sementara Bumi


terlihat kewalahan bawa semua barang Paris, sampai
sesekali berhenti untuk membetulkan posisinya membawa
koper, tas, travel bag, tempat biola.

Saat melewati beberapa pria yang nongkrong di pinggiran


koridor bandara, mereka teriakin Paris.

PRIA
Mbak! Kasian tuh pacarnya disuruh
bawa barang banyak banget!

Semua mentertawakan.

Paris nggak peduli cuek aja berjalan, sementara Bumi cuma


melirik para pria tadi sambil terus mengikuti Paris
dengan langkah agak tertatih saking banyak barang di
tangan dan di pundaknya.

Mereka terus berjalan menuju parkiran.

INTERCUT TO

21. EXT. PARKIRAN – BANDARA - MORNING

Bumi memasukkan koper besar milik Paris dan barang-


barangnya ke bagasi. Saat Bumi menutup Bagasi, Bumi
bingung.

Bumi melihat ke kiri nggak ada, lalu putar ke kanan


jugaParis nggak terlihat.
Bumi berjalan menuju pintu pengemudi dan kaget!

POV : paris sudah duduk di depan, sebelah pengemudi..

BUMI
Maaf, Kamu ngapain di situ?

CU : Paris tetap menatap Bumi dengan pandangan santai.

PARIS
Kamu keberatan saya duduk di sebelah kamu?

Bumi diam sejenak lalu menggeleng dan cepat cepat


berputar memasuki mobil.

BUMI
Kamu mau diantar kemana?

PARIS
Jalan aja dulu keluar dari sini.

Bumi hanya diam, lalu mulai menjalankan mobilnya


meninggalkan parkiran bandara.

INTERCUT TO

22. EXT. JALANAN/MOBIL - MORNING

Mobil yang dikendarai Bumi melaju dengan kecepatan


sedang.

Paris duduk membuka jendela, pandangannya mengamati


setiap jalanan yang dilewatinya.

CU : mata Bumi melirik ke Paris, dan melihat tas biola


yang dipangkunya.

BUMI
Kamu pemain biola?

Paris nggak menoleh.

CU : namun tangannya memegang biolanya sangat erat.

Bumi mau nggak mau tersenyum.

BUMI
Berapa lama di Bali
PARIS
Saya udah bayar mobil dan driver untuk
satu minggu. Kalau saya butuh lebih lama
akan saya bayar lagi.

BUMI
Bukan itu maksud saya.

Paris hanya diam.

Bumi makin penasaran meliriknya.

BUMI
Ke sini liburan atau..

PARIS
Memangnya saya harus kasih tau kamu saya ke
Bali ngapain? Tanya aja sama bule bule di sana.
Saya rasa tujuan saya ke sini bukan urusan
kamu. Urusan kamu adalah mengantar saya .

BUMI
Sori. Kita mau kemana?

CU : Bumi meliriknya, penasaran, tapi Paris nggak


melanjutkan ucapannya.

Paris kembali membuang pandangannya ke luar jendela.

Camera change focus : Bumi masih sesekali meliriknya


dengan ekspresi seolah menganggap Paris aneh.

CUT TO

23. EXT. PANTAI - DAY

established pantai yang sama dengan pantai di opening


dan yang Bumi kunjungi sebelumnya.

Camera slowmotion CIRCLE ; Tubuh Paris berputar


mengawasi sekitarnya-transisi shot dengan si gadis
kecil yang sedang bermain bubble-transisi shot dengan
Paris yang tersenyum seolah melihat bubble di
sekitarnya-transisi shot bubble lenyap dan nampak Paris
yang berhenti menatap laut di hadapannya.

Paris menoleh ke suatu arah, tertegun.

Pararel flashes shot dari belakang pria yang belum


terlihat wajahnya memeluk Paris.
CU : mata Paris berkaca-kaca.

INTERCUT TO

23. EXT. PARKIRAN – PANTAI – DAY

Shot langsung Bumi tidur di belakang kemudi dengan


jendela terbuka, kepalanya nyender di jendela dengan
mulut terbuka saking pulasnya (sisa basian semalam).

Camera pan : pintu mobil terbuka.

Bumi seketika terlonjak kaget terbangun dan buru-buru


duduk

Paris memasuki mobil tanpa melihat Bumi, tetap duduk di


depan.

Bumi menatapnya.

BUMI
Mau kemana lagi sekarang?

Camera close ke wajah Bumi yang kebingungan, namun tanpa


banyak bicara Bumi menyalakan mesin mobilnya, menutup
kaca jendela dan mulai menjalankan mobil meninggalkan
tempat itu.

INTERCUT TO

24. EXT. SEKITAR UBUD – DAY

Lagu masuk di sini.

Paris berjalan di sekitar area shopping, sementara di


belakangnya nampak Bumi kerepotan bawa banyak belanjaan.

Paris terus berjalan masuk ke toko lain, Bumi mengikuti


dengan susah payah.

Tak lama Paris keluar lagi dari toko melenggang santai,


di belakangnya Bumi mengikuti dengan bawa paper bag
belanjaan lebih banyak.

Wajah Bumi penuh keringat sementara Paris nampak santai


mengenakan sunglassesnya.

DISSOLVE
Bumi memasukkan banyaknya belanjaan ke dalam mobil. Paris
berdiri mengawasi.

PARIS
Thank you. Cuma aku lupa belum makan.
Kamu temenin ya, aku nggak bisa makan
sendiri.”

Bumi menatap Paris.

BUMI
Maaf, kan nggak ada supir temenin
tamu makan”

PARIS
Oh, di sini nggak boleh ya. Hmmm,
bagus kalo nggak boleh. Kita bisa
mulai dari sekarang.
(menatap Bumi penuh arti)
Kalau tamu yang minta, supir nggak
bisa nolak kan..??

Camera close ke wajah Bumi yang speechless, nggak bisa


menjawab.

DISSOLVE TO

25. INT. RESTO – UBUD – DAY

Established sebuah restoran di kawasan Ubud.

TRACK IN : nampak berbagai hidangan tradisional Bali


terhidang di meja.

Bumi mengambilkan makanan dan meletakkan di piring Paris.


(catatan: seperti yang biasa Bumi lakukan pada Ibunya)

CU : Paris kaget menatap Bumi.

Bumi tersadar, sikapnya langsung gugup.

BUMI
Maaf, saya lancang..

Bumi nampak salah tingkah.

Cu : Namun Paris justru tersenyum.


Paris meraih piring Bumi yang masih kosong. Paris mulai
mengambilkan lauk untuk Bumi.

CU : Wajah Bumi yang tertegun mengawasi.

Mulai dibangun sweet moment di sini.

CUT TO

26. EXT. JALANAN UBUD – MOBIL - EVENING

Wideshot suasana jalanan sepanjang Ubud menuju ke


seminyak sore hari.

Mobil yang dikendarai Paris melaju di sepanjang jalan.

Di dalam mobil, nampak Bumi mengendarai mobilnya.

Camera pan : Paris duduk di sebelahnya terlihat tertidur.

Camera change focus ke wajah Bumi yang melirik Paris,


memperhatikan wajah Paris. Perlahan Bumi tersenyum.

CU : Tiba tiba mata Paris terbuka, dan menengok menatap


Bumi.

Bumi kaget, buru buru mengalihkan pandangannya ke jalanan


belagak focus menyetir lagi.

CU : Diam diam Paris tersenyum menatap Bumi, lalu


perlahan Paris kembali memejamkan matanya kembali.

CU : Bumi diam diam kembali melirik ke Paris sambil


tersenyum.

Dibangun dengan lagu romantis di sini.

CUT TO

27. INT. BAR – NIGHT

Established suasana Bar nampak cukup ramai malam hari.

Bumi berjalan memasuki bar dan langsung menuju bar,


tempatnya biasa duduk.

Bumi menoleh dan melihat ke suatu arah.


POV : nampak Sadewo duduk termenung. Gelas di hadapannya
kosong.

Bumi langsung kasih kode ke bartender.

BUMI
Biasa, bro. Dua.

Bartender dengan cekatan meracik minuman dan berikan ke


Bumi.

Bumi lalu berjalan hampiri Sadewo.

CU : tanpa banyak bicara tangan Bumi berikan satu minuman


ke Sadewo. Sadewo menoleh ke arahnya dan tertegun agak
kaget menatap Bumi.

BUMI
Tadinya saya nggak mau ganggu, takutnya lagi
healing.

Sadewo menatap Bumi tajam sesaat lalu tertawa.

SADEWO
Brengsek kamu, ngeledek saya aja
(mengangkat minumannya)
Thanks ya minumannya. Sering kemari?

BUMI
(tersenyum)
nggak juga.

Sadewo menyesap minumannya sambil terus menatap Bumi.

SADEWO
Kerja apa kamu?

BUMI
Saya habis anter tamu..

PARAREL CUT TO

28. INT. VILLA – NIGHT

Shot langsung perlihatkan Paris nampak kebingungan


mencari cari sesuatu ke sekitar ruangan Villa, lalu
kembali mencari dibalik tas belanjaannya yang banyak dan
menumpuk di ruangan.
PARIS
koperku mana..??

PARAREL CUT TO

29. INT. BAR - NIGHT

Shot langsung CU : tangan Bumi sodorkan kartu nama rental


mobil milik Rahmi ke Sadewo.

Sadewo membaca kartu nama itu dan menatap Langit sambil


mengangguk-angguk.

SADEWO
Wah, hebat juga kamu bisa traktir saya di
sini. Cheers..
(mengangkat gelasnya sambil berseru)
HAPPPYYY BIRTHDAAY TO YOUUUU!!

CU : mendengar itu wajah Bumi berubah, membeku.

CUT TO FLASHBACK

30. INT. RUMAH RAHMI – EVENING

Transisi shot wajah Ayah Bumi yang menyalakan lilin


angkat 7 di atas sebuah kue ulang tahun, lalu bertepuk
tangan dan mulai bernyanyi.

AYAH BUMI
Happy Birthday to youuuuu…

Rahmi ikut bertepuk tangan bernyanyi.

RAHMI, AYAH BUMI


Happy birthday to youuu.. Happy
birthday..happy birthday..happy
birthday to you..

Ayah Bumi mengusap kepala Bumi dengan sayang lalu


menatapnya penuh kebanggaan.

AYAH BUMI
Sekarang panjatkan doa dulu. Lalu
Bumi tiup lilinnya..

Bumi tersenyum menatap kue di hadapannya, matanya lalu


terpejam, dan mulai meniup lilin angka 8 di atas kue.
Camera change focus : Seseorang mengambil foto saat Bumi
tiup lilin.

BACK TO PRESENT

31. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Rahmi nampak sedang menyiapkan bahan sesajen, saat


terdengar suara mobil berhenti di depan rumah.

Rahmi beranjak ke jendela untuk melihat.

CU : Rahmi tertegun.

PARAREL CUT TO

32. EXT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Paris turun dari taksi lalu berjalan ke rumah Rahmi


sementara taksi pergi.

CU : paris melihat mobil-mobil rental di halaman rumah


Rahmi, lalu paris mendekatinya, berusaha mencari cari
mobil mana yang dipakai oleh Bumi untuk mengantarnya.
Paris mengintip dari jendela mobil satu persatu.

RAHMI
Cari siapa?

Paris tersentak kaget lalu menoleh ke Rahmi.

INTERCUT

33. INT. BAR – NIGHT

Shot langsung perlihatkan gelas ke 3 yang kosong di


hadapan masing masing.

BUMI
Om sering ke sini?

SADEWO
(berdecak menggeleng)
jangan panggil Om, panggil aja bro..

BUMI
(meringis)
pakbro..
SADEWO
Ya whatever..

BUMI
Semalam saya liat pakbro di sini..

SADEWO
(menenggak habis minumanya)
Kamu ada duit bayar ini??

SFX : notif telpon masuk di HP Bumi.

Bumi melihat HPnya dan kasih kode ke Sadewo.

BUMI
Bentar pakbro, nyokap

Sadewo mengangguk sambil memberikan kode pada bartender


agar mengisi minumannya.

Bumi menjawab HPnya.

BUMI
Ya Bu.

(OS) RAHMI
Kamu dimana..? Cepat Pulang

BUMI
Kenapa bu?

(OS) RAHMI
SUdah pokoknya pulang saja.

Bumi mematikan HPnya lalu bangkit. Sadewo menatap Bumi


heran.

SADEWO
Kenapa?

BUMI
Saya mesti pulang.
(menunjuk kartu nama di tangan Sadewo)
Telpon saya ada di balik kartu nama

POC/CU : tangan Sadewo membalik kartu nama dan


terlihat no HP Bumi dengan tulisan tangan pakai
pulpen.

Bumi lalu pergi.


INTERCUT TO

34. EXT. JALANAN – NIGHT

Bumi mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi,


Bumi ngebut di sepanjang jalan yang terlihat cukup sepi.

Camera Track : Nampak di bagian belakang koper milik


Paris tergeletak.

CUT TO

35. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Paris nampak sedang melihat melihat foto di dinding; Bumi


kecil di depan kue ultah dengan lilin angka 7 bersama
Ayahnya dan Rahmi, Bumi kecil nampak sangat bahagia.

Camera change focus : Rahmi muncul membawa gelas berisi


minuman. Paris menoleh tersenyum ke Rahmi sambil menunjuk
foto Bumi.

PARIS
Ini..siapanya IBu?

RAHMI
Itu anak saya, Bumi., yang antar nak
Paris tadi pagi

PARIS
Oh… maaf, saya kira dia driver biasa

Rahmi tertawa

RAHMI
Kebetulan dia sedang liburan. Dia kuliah
di Jakarta semester terakhir.

Paris kembali melihat ke arah foto itu.

PARIS
Kok fotonya cuma ulang tahun yang ke
tujuh bu? Nggak ada foto foto lainnya.

CU : wajah Rahmi berubah muram.

RAHMI
Itu foto terakhir Bumi tiup lilin bersama
ayahnya.

Cu : wajah Paris nampak penuh tanda Tanya.

Insert : mobil yang dibawa Bumi memasuki halaman rumah.

Paris dan Rahmi menoleh kea rah luar jendela.

Tak lama Bumi memasuki rumah.

CU : selama sesaat pandangan Bumi bertemu dengan


pandangan Paris.

Bumi nampak nggak enak dan salah tingkah menghampiri.

BUMI
Maaf. Aku bener bener ceroboh. Ayo
sekalian aku anter pulang.

CU : rahmi mengangguk kea rah Bumi, lalu tersenyum ke


Paris.

BUMI
Bu, saya antar mbak…
(melirik Paris)
uhmm atau Ibu..

PARIS
Kan tadi siang aku udah ngomong panggil aku
Paris.

Bumi menengok ke Rahmi.

BUMI
Bu, sopan nggak aku panggil tamu namanya aja.

CU : Rahmi cuma senyum.

Paris lalu hampiri Rahmi dan bersalaman, salim. Rahmi


tersenyum senang melihat kesopanan Paris.

PARIS
Saya permisi ya bu. Terima kasih sudah
menerima saya dengan baik.

RAHMI
Kalau ada waktu senggang, main ke sini
saja nak Paris. Nanti Ibu masakkan
makanan rumah.
Paris tersenyum senang lalu mengangguk. Paris mengikuti
Bumi pergi.

CUT TO

36. EXT. JALANAN – MOBIL – NIGHT

Mobil melaju dengan kecepatan sedang.

Di dalam mobil Paris memperhatikan Bumi yang menyetir.

PARIS
kenapa dari semua barang justru koper aku yang
tertinggal di mobil kamu..?
(curiga)
kamu sengaja?

Bumi hanya tertawa.

PARIS
Jadi, Bu Rahmi pemilik rental mobil ini
ternyata iBu kamu?

CU : Bumi melirik Paris sambil tersenyum.

BUMI
Kenapa..?? Kamu mau say sorry karena tadi
sore suruh aku bawa barang-barang kamu?

PARIS
kenapa aku harus say sorry, kan itu
tanggung jawab kamu, aku bayar sewa
mobil, kenapa aku harus bawa barang
barangku sendiri.

Bumi cuma meringis mendengar jawaban Paris.

PARIS
Aku laper..

Bumi lirik jam digital yang ada di dashboard mobil.

POV : menunjukkan hampir jam 12 malam.

BUMI
Tempat makanan udah mau tutup, aku beliin
makanan take away aja ya.

Paris tersenyum.
CUT TO

37. EXT. VILLA – NIGHT

Shot langsung memperlihatkan bumi taruh koper Paris di


teras,Sementara Paris berdiri dengan tangan memegang
bungkusan makanan take away.

BUMI
Kamu cek dulu, ada barang yang ilang nggak.

Paris tersenyum.

PARIS
Nggak mungkin ada mahasiswa yang jadi maling
kan?

Bumi tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

BUMI
IBu cerita apa aja sama kamu

Paris cuma tersenyum.

BUMI
Ya udah aku pamit ya
(cont’d)
Besok kamu mau dijemput jam berapa sama
pak kadek.

PARIS
Lho kok Pak Kadek? Aku nggak mau. Aku
maunya kamu.

BUMI
Aku kan bukan driver. Kemarin aku cuma
gantiin Pak Kadek karena anaknya sakit.

Bumi akan berjalan pergi saat Paris menahannya.

PARIS
Eh tunggu tunggu, kamu tega banget biarin aku
makan sendiri. Kalo kamu udah belikan ini,
temenin aku makanlah..

INTERCUT TO

38. EXT. POOL – VILLA - NIGHT


Camera Track in : Nampak suasana Pool villa malam hari.

Paris dan Bumi duduk di pinggir kolam, Bumi menemani


Paris makan.

Paris lalu bangkit.

PARIS
Sebentar ya..

CU : HPnya ditinggal di depan Bumi.

Begitu Paris pergi masuk ke dalam villa.

SFX : HP Paris berbunyi.

POV/CU : nampak muncul foto profile Paris kecil duduk di


atas sebuah mobil jadul yang terlihat plat nomernya,
bersama Sadewo dan ARIANA (Ibu Paris).

Tak lama Paris muncul membawa sebotol wine, namun


telponya sudah mati.

Bumi menunjuk HP Paris.

BUMI
Hp kamu bunyi tadi

Paris mengecek Hpnya tersenyum.

PARIS
Oh, Ibuku. Biar nanti aja aku telpon.

Paris lalu menuangkan sebotol wine ke dua gelas dan


memberikan ke Bumi.

PARIS
Cheers..for life..

Bumi hanya tersenyum, cheers ke Paris dan meminum wine-


nya.

Paris menatap Bumi lekat.

PARIS
Kamu beruntung. Bali ada rumahmu. Rasanya
seperti kamu menikmati hidup di surga.

BUMI
Kota tempat kamu tinggal juga terkenal
Indah kan..sampai nama kamu ambil dari
nama kota itu, Paris.

Paris tersenyum menatap Bumi.

PARIS
Ya. Aku memang besar di sana. Dan aku
mencintai kota itu. Bagiku Paris berperan
besar membentuk aku yang sekarang. Tapi
jiwaku tetap di sini.

BUMI
Apakah ini seperti yang kamu bayangkan?
Ketika kamu akan ke sini?

CU : Paris menatap Bumi lekat.

PARIS
Aku selalu belajar kalau ekspektasi
berujung mengecewakan. Sebisa mungkin aku
cuma menjalani hidupku, dengan meyakini
apa yang terbaik buatku. Jadi kalau kamu
Tanya apa ini yang aku bayangkan sebelum
aku datang ke sini..?
(tersenyum)
ini bukan cuma lebih dari yang aku
bayangkan.
(menatap Bumi lembut)
Tapi lebih dari yang aku harapkan..

CU : Bumi tertegun menatap Paris.

BUMI
Karena.. ketemu driver kayak aku..?

PARIS
(tertawa)
Karena aku dijemput cowok yang aku pikir
driver, yang saat bawain barang barangku
dipikir orang dia adalah pacarku. Dan
plot twistnya adalah, cowok itu bukan
driver.
(tersipu)
entah apa maksud Tuhan kirim dia jemput
aku hari itu..

BUMI
Kamu jangan geer, bukan Tuhan yang kirim
aku buat jemput kamu, Tapi ibuku.
Paris tertawa pecah, Bumi ikut tertawa.

PARIS
Makasih ya.. rasanya aku sampai lupa pernah
ketawa selepas ini.

Bumi lalu berhenti tertawa dan menatap Paris.

BUMI
Kapan kamu merasa paling bahagia..?

CU : Paris terdiam sejenak, nampak nggak menyangka dengan


pertanyaan Bumi.

PARIS
Waktu aku masih kecil.. Karena aku masih
memiliki Ayahku.

Camera close ke wajah Paris yang muram. wajah Paris


tersenyum tipis, nampak menyembunyikan luka yang ia
rasakan juga.

Bumi hanya memandangi Paris lekat, penuh arti.

PARIS
Pada titik tertentu, kamu harus bertanya
pada diri sendiri, Bumi. Dimana bahagia
itu..

Camera close ke wajah Bumi yang nampak terdiam.


Pandangannya menatap ke arah kolam, seolah sibuk dengan
pikirannya sendiri.

Paris juga ikut menatap kea rah depan, ekspresinya


berubah terlihat menyimpan kesedihannya.

Camera track out ke Langit.

CUT TO

39. INT. RUMAH SADEWO – NIGHT

Catatan : jangan diperlihatkan established kalau ini


rumah Sadewo supaya nggak kebuka dulu plot twistnya, saat
nanti Paris datang ke sini.

POV : nampak Sadewo tergeletak di atas tempat tidur


dengan pakaian dan sepatu masih lengkap, tertidur ngorok,
mabuk.
Seorang wanita muda cantik, Siska (35) kesal sekali
meraih bantal dan memukul ke perut Sadewo, BUUKK!

Sadewo terbangun kaget, terbatuk batuk.

SISKA
Sana tidur di luar!!

Sadewo memegangi kepalanya yang berat.

SADEWO
Kenapa sih, kamu pulang marah marah

SISKA
siapa yang nggak marah punya suami
nggak ada gunanya! Keluar!

SADEWO
Kemana

SISKA
terserah!

Siska dengan galak terus memukul Sadewo dengan bantal


hingga Sadewo menyerah dan bangkit.

SADEWO
Sayang..

BUKK! Siska kembali melempar Sadewo menggunakan bantal


dengan keras.

Sadewo ketakutan bergegas keluar dari kamar. Siska lalu


mengunci pintu dengan kesal.

INTERCUT TO

40. INT. DEPAN PINTU KAMAR – RUMAH SADEWO – NIGHT

Sadewo berdiri termangu menatap pintu kamar yang


tertutup.

Sadewo berusaha membukanya, namun terkunci.

Sadewo gregetan pengen pukulin dan tendang pintu, tapi


nggak sampai kena.

Sadewo lalu berjalan ke sofa dan meneruskan tidurnya di


sofa.
CUT TO

41. INT. KAMAR PARIS – VILLA – NIGHT

Paris nampak membongkar kopernya.

CU : tangannya mengeluarkan fotonya saat kecil bertiga


dengan Sadewo dan Ariana.

Paris lalu memeriksa HPnya dan melihat ada miscall dari


IBU.

Paris lalu mendial nomor.

PARAREL SPLIT SCREEN WITH:

42. INT. APARTEMEN – PARIS – EVENING

Ruangan apartemen yang cozy dengan latar kota Paris sore


hari terlihat dari jendela.

Ariana mengenakan homedress warna pastel nampak sedang


menuangkan wine untuk dirinya.

SFX : HPnya berbunyi,

Ariana meraih HPnya dan tersenyum melihat di layar


tulisan MA PETIT CALLING.

ARIANA
Bonsoir..

SPLITSCREEN WITH:

Paris tersenyum.

PARIS
Bonsoir.. tu me manques, Ibu..

ARIANA
Tu me manqué aussi, mon cher.. Gimana, kamu
sudah menemukan yang kamu cari..??

Paris hanya diam.

ARIANA
Sayang, Ibu kan bilang sebelum kamu ke Bali.
Apa kamu yakin akan ke sana..?
PARIS
Aku nggak menyesali kedatanganku ke sini Bu.
Tapi..

Paris diam sesaat menatap foto di tangannya.

PARIS
(cont’d)
Apakah aku harus mencari sesuatu yang
nggak pernah hilang itu?

Dibangun kesedihan Paris di sini.

CUT TO

43. EXT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Established rumah rahmi malam hari.

Nampak beberapa mobil rental sudah terparkir.

CAMERA TRACK : beberapa driver duduk dan tiduran di


teras, nampak istirahat, ada yang minum kopi, ada yang
main catur , ada yang main alat music dan nyanyi lagu
Bali.

Mobil yang dikendarai Bumi memasuki halaman lalu


berhenti.

Bumi turun dari mobil.

BUMI
Rahajeng wengi..

Semua membalas sapaan Bumi.

Rahmi muncul membawa dua piring cemilan dan memberikan ke


driver. Rahmi menatap Bumi.

RAHMI
Nggak lupa lagi kan turunin kopernya

BUMI
(tersenyum)
nggak dong bu

Rahmi dekati Bumi

RAHMI
Ibu curiga. Jangan jangan kamu sengaja.
BUMI
Ih, kok tega banget seorang ibu menuduh
anaknya yang nggak berdosaa ini

Rahmi tertawa.

RAHMI
Pertama, karena kamu bukan supir. Kedua,
tamunya cantik sekali

BUMI
Nahh aku yang curiga nih, ibu kodein aku
udah pengen cepet mantu yaa

DRIVER
Nah betul itu, Bumi. Mbok Rahmi sudah
kepingin gendong cucu!

Semua driver ikut tertawa. Bumi menghampiri seorang


supir.

BUMI
Engken Kabar, Pak Kadek. Anaknya Sudah
sehat..??

KADEK
Sudah. Sudah. Besok pagi sudah siap bertugas!

Camera close ke wajah Bumi yang memikirkan sesuatu.

CUT TO

44. EXT. POOL – VILLA – MORNING

Montage

Diiringi music ceria.

Shot langsung memperlihatkan Paris yang mengenakan


swimwear loncat ke kolam renang lalu berenang dengan gaya
indah.

Tak lama Paris naik lalu membelitkan handuk di tubuhnya.

Paris lalu berjemur mengenakan sunglasses sambil


breakfast

DISSOLVE TO
45. INT. VILLA – MORNING

Paris nampak sudah cantik dengan Sabrina top warna cerah


dan celana pendek jeansnya.

Paris menyemprotkan parfum lalu mengenakan sun


glassesnya.

SFX : terdengar suara pintu berbunyi.

Paris membuka pintu dan tertegun.

POV : nampak Bumi berdiri di hadapannya tersenyum.

BUMI
Selamat pagi.

Camera close ke wajah Paris yang langsung tersenyum


cerah.

PARIS
Katanya Pak Kadek yang jemput

BUMI
Anak Pak Kadek masih sakit

CUT TO FLASHBACK

46. EXT. SUDUT - RUMAH RAHMI – NIGHT

Shot langsung memperlihatkan BUmi yang bicara dengan


Kadek di sudut. Jauh dari yang lain agar tak terdengar.

KADEK
Kamu yakin??

BUMI
Sing ken ken. Biar saya saja yang jalan
besok, Pak kadek istirahat saja nemenin
anaknya.

Kadek tersenyum menggoda BUmi.

KADEK
Jegeg ni pasti tamunya.

Bumi hanya tersenyum penuh arti.

BACK TO
47. EXT. JALANAN UBUD – MOBIL – DAY

Wide shot mobil yang dikendarai Bumi melaju di


sepanjangan jalanan area Ubud.

Paris nampak senang membuka jendela mobilnya, dan


sesekali merekam atau memfoto dengan HPnya.

Camera Pan : di sebelahnya, Bumi meliriknya sambil


tersenyum.

INTERCUT TO

48. EXT. MUSEUM – UBUD – DAY

MONTAGE/Diiringi music.

Paris nampak mengunjungi sebuah museum besar yang


artistic, ditemani guide museum yang mengenakan baju
Bali. Sementara Bumi mengikuti di belakangnya.

Paris mengenakan baju Bali dan difoto oleh fotografer di


area sekitar museum. Bumi diam diam mengawasi sambil
menikmati kecantikan Paris.

Paris berfoto dengan burung-burung indah yang ada di area


museum, freeze pictures: Paris yang nampak gembira.

INTERCUT TO

49. EXT. JALANAN – DAY

Transisi shot langit TILT DOWN memperlihatkan shot POV


sepanjang jalanan UBud.

Terdengar OS Paris mengiringi adegan ini.

(OS) PARIS
Andai aku tahu..
Bahwa kamu tidak akan berada di sini lagi..
AKu akan membuat setiap moment bertahan sedikit
lebih lama.
Karena sekarang aku sendirian..

Insert : flashback Paris yang menangis saat kecil


ditinggal Ayahnya.

(OS) PARIS
Dan kamu hanya kenangan di pikiranku.
Aku akan memberikan apapun untuk bisa
mengucapkan selamat tinggal..

Camera close ke wajah Paris yang matanya berkaca-kaca,


SPLIT SCREEN : wajah Langit yang juga matanya berkaca-
kaca.

Dibangun kesedihan yang mereka rasakan sama.

Scoring sedih di sini.

CUT TO

50. INT. MOBIL – DEPAN RUMAH SADEWO – DAY

Shot langsung memperlihatkan mobil yang dikendarai Bumi


berhenti di depan sebuah rumah yang cukup mewah.

Paris tetap duduk sambil memperhatikan rumah di


hadapannya.

Bumi memperhatikan Paris lalu memperhatikan rumah di


depan mereka.

BUMI
Benar ini alamatnya..??

Paris cuma diam.

Paris lalu membuka pintu mobil.

PARIS
Tinggalin aja aku di sini

BUMI
Mau dijemput jam berapa?

Paris cuma menggeleng. Bumi mengawasinya sesaat dengan


bingung, sementara Paris nampak ragu mulai berjalan
memasuki rumah.

Bumi akhirnya menjalankan mobilnya meninggalkan tempat


itu.

CU : dari spion Bumi masih mengawasi Paris yang kini


nampak sudah berdiri di teras rumah.

Mobil Bumi makin menjauh pergi.


INTERCUT TO

51. INT. TERAS RUMAH – DAY

Paris berjalan memasuki teras rumah, ia nampak sangat


gugup hingga meremas remas tangannya.

CU : tangan Paris mengetuk pintu.

Paris nampak mengatur nafas seolah mengumpulkan


keberanian.

Paris menunggu.

Hold dulu ketegangan di sini.

CUT TO

52. EXT. JALANAN – DAY

Bumi mengendarai mobilnya menuju arah pulang, saat


HPnya berbunyi panggilan masuk.

Bumi melihat HPnya, terlihat di layar PARIS CALLING.

CU : Bumi mengernyitkan alisnya heran lalu menjawabnya.

BUMI
Ya halo. Ada yang ketinggalan di
mobil..??

INTERCUT TO

53. EXT. SEBUAH TEMPAT/BEACH CLUB – DAY

Paris duduk termenung di sebuah tempat.

CU : sebuah tangan menyodorkan gelas minuman passion


fruit mojito ke arah Paris.

Paris menoleh dan tersenyum menatap Bumi.

PARIS
Kalo kamu driver beneran, bisa rugi yang
punya mobil.

Bumi tertawa dan duduk di sebelah Paris.


BUMI
kamu jangan geer. Ini semua akan masuk
tagihan.

Paris tertawa.

PARIS
Ya ya ya udah kuduga

BUMI
Nggaklah, aku becanda.
(menatap Paris)
sopan nggak kalo driver mobil sewaan ini
nanya, kamu kenapa..? Baru sebentar aku
drop kamu, sampe rumah aja belum, kamu
udah minta aku nyusulin kamu ke sini.

Paris tersenyum tipis, wajahnya kembali berubah muram.

PARIS
Kadang lega rasanya, bisa bilang sama
seseorang, kalo aku sedang nggak baik
baik aja.

BUMI
Well, it’s oke to not be ok sometimes.

Paris mengangguk.

PARIS
Votre seule limite est votre esprit

Bumi menoleh menatap Paris bingung.

PARIS
Satu satunya batasanmu adalah pikiranmu.

Bumi mengangguk-angguk faham.

PARIS
Aku bukan tipe orang yang overthinking.
Itu sebabnya di saat aku menemukan sebuah
situasi yang mengharuskan aku berfikir
lebih sebelum bertindak, aku jadi ragu.
Apa keputusan yang aku ambil benar atau
salah.

BUMI
Sulit untuk melihat batas benar atau
salah dalam hidup ini. Apa yang benar
buatku belum tentu benar bagi orang lain,
begitupun sebaliknya.
(hati hati)
apa ini, ada kaitannya sama orang yang
kamu cari jauh jauh dari Paris hingga ke
sini..?

Paris mengangguk.

PARIS
Tadinya aku cukup yakin. Aku punya
keberanian lebih untuk mencarinya ke
sini..

FADE IN TO FLASHBACK

54. INT. TERAS – RUMAH SADEWO - DAY

Paris berdiri di teras sebuah rumah mewah, ia nampak


ragu.

Paris mengeluarkan secarik kertas berisi sebuah alamat,


tangannya lalu dengan gemetar melipat kertas itu dan
mengantonginya.

CU : tangan Paris mulai mengetuk pintu rumah.

Paris menunggu beberapa saat dengan gelisah dan tegang.

POV : mendadak pintu rumah terbuka, nampak seorang


pembantu muncul.

PEMBANTU
(dengan logat bali)
cari siapa?

Paris baru akan bicara, saat dari dalam terdengar suara


perempuan.

(OS) SISKA
Siapa mbok?

Paris tersentak mendengar suara itu lalu bergegas


mundur.

PARIS
Maaf.. saya..salah alamat..

Paris lalu bergegas pergi, si pembantu hanya


mengawasinya dengan wajah bingung.
END FLASHBACK
BACK TO

55. EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY

Shot langsung memperlihatkan wajah Paris yang muram,


lalu menenggak mojitonya hingga tandas, sebagai tanda
ia sedang stress.

PARIS
Nggak ada yang lebih buruk dari seorang
pengecut. Aku mulai menyesali untuk apa
aku datang jauh jauh ke sini. Aku mencari
orang yang seharusnya tidak aku cari.
(mata berkaca-kaca)
Karena seharusnya dia masih ada di
samping aku dan Ibu.

Bumi hanya mengawasinya dengan sikap tenang.

CUT TO

56. INT. MOBIL – DEPAN VILLA - NIGHT

Mobil Bumi berhenti di depan Villa paris.

Di dalam mobil Paris tersenyum ke Bumi.

PARIS
Makasih ya..

Bumi mengangguk sambil tersenyum.

BUMI
Kabarin aja besok mau jalan jam berapa

Paris tersenyum.

PARIS
Hmmmm.. you know what, aku baru beli
persediaan kopi dan malam ini aku nggak
pengen minum sendirian.

CU : Bumi tertegun menatap paris, lalu tersenyum.

INTERCUT TO
57. INT. VILLA – NIGHT

Shot langsung ke dua cangkir kopi di atas meja yang sisa


separuh,

Camera pan : nampak tumpukan kayu permainan uno di atas


meja.

Camera track in – nampak satu persatu wajah serius Bumi


dan paris yang focus bermain uno.

CU – tangan Bumi sedang berusaha melepaskan satu kayu


dengan hati-hati, sementara Paris terlihat tegang
mengawasi.

POV/CU – Bumi berhasil melepaskan kayu tanpa menjatuhkan


tumpukan kayu.

CU – Bumi tersenyum lega, sementara Paris bertepuk tangan


sambil bersorak.

Kini giliran paris.

Posisi Paris yang duduk tepat di hadapan Bumi, berusaha


melepas satu balok kayu.

CU – mata Paris yang menatap balok kayu, tiba-tiba nggak


focus dan beralih ke wajah Bumi di hadapannya, dibalik
tumpukan uno.

POV/CU – mata Bumi saat itu juga menatap mata Paris.

Paris jadi gugup dan nggak focus tangannya gemetar dan


tumpukan balok kayu kehilangan keseimbangan hingga rubuh.

keduanya menjerit lalu tertawa.

PARIS
Curang!!

BUMI
Kenapa?

PARIS
Soalnya kamu.. kamu..

Cu – Bumi tersenyum menatap Paris.

BUMI
Aku kenapa?
PARIS
(memerah wajahnya)
aaarrghh pokoknya curaaang!!

CU : Paris membentuk gesture lucu di wajahnya, dengan


mata dijulingkan, hidung dibuat kembang kempis. Bumi
tertawa.

BUMI
Stupid face,.

PARIS
WHAT??!
(ngedumel pake bahasa prancis)
comment oses-tu!!
(how dare you)

Cu – tangan paris mulai meraih kayu uno dan menyambit kea


rah Bumi. Bumi berseru panic berusaha melindungi dirinya.

SLOWMO – Paris tertawa tawa nampak sangat lepas dan


bahagia.

CU : Bumi selama sesaat tertegun menatap Paris.

POV : paris yang tertawa lepas terlihat sangat cantik.

CU : Bumi senyum senyum sendiri melihatnya.

PARAREL SPLIT SCREEN WITH

58. INT. BAR – NIGHT

Sadewo nampak duduk sendirian di bar, ada beberapa gelas


kosong di hadapannya.

Sadewo tengok kanan dan kiri

CU : wajahnya nampak kesepian.

Tangan Sadewo lalu keluarkan kartu nama pemberian Bumi


dan membalik kartu nama itu menatap sederet angka no HP
Bumi.

PARAREL SPLIT SCREEN WITH

59. INT. VILLA - NIGHT

SFX : HP Bumi incoming call.


Bumi melihatnya sesaat, nampak deretan nomer tak dikenal.
Bumi lalu menjawabnya.

BUMI
Ya halo?

SADEWO
Dimana bro..?

BUMI
Oh Pak bro. Ada apa..?

SADEWO
Gua di tempat biasa. Bisa ke sini..?

Bumi melirik Paris sesaat.

BUMI
Oke.

SPLIT SCREEN: Bumi dan Sadewo sama sama mematikan HP.

Camera focus ke Bumi yang menatap Paris.

BUMI
Aku harus pergi.

Paris tersenyum dan mengangguk.

Bumi melambaikan tangannya dan berjalan ke pintu.

PARIS
Bumi.

SLOWMO – Bumi menoleh ke Paris.

CU – sesaat keduanya berpandangan.

PARIS
Terima kasih untuk semuanya. I’m happy.

Camera close to wajah Bumi yang nampak bahagia.

BUMI
Thank you. For your stupid face.

SLOWMO – Bumi tersenyum lebar ke arah Paris, lalu pergi


meninggalkan Villa dan menutup pintu.

Paris masih tersenyum mengawasi pintu yang tertutup.


CUT TO

60. EXT. JALANAN – DEPAN BAR – NIGHT

Mobil Bumi melaju di sepanjang jalanan seminyak melewati


berbagai club, café, resto dan Bar.

Mobil Bumi lalu berbelok ke sebuah parkiran tak jauh dari


Bar.

INTERCUT TO

61. INT. BAR – NIGHT

Shot langsung memperlihatkan Sadewo yang nampak stress


menenggak minuman hingga tandas, sementara Bumi
memperhatikannya.

BUMI
Dari awal saya udah curiga waktu liat Pakbro di
pantai itu. Pakbro bilang healing, kenapa harus
healing? Pasti hanya ada 2 masalah, masalah
duit atau perempuan.

Sadewo menghela nafas kesal.

SADEWO
Stress gue! makin lama makin diinjek injek
harga diri gue sama tuh perempuan. BUkan cuma
sebagai suami, tapi harga diri gue sebagai laki
laki udah kelar!

BUMI
Pakbro harus ngelawan.nggak bisa diem aja.

SADEWO
(menghela nafas)
lo pikir gue belum pernah coba lakuin itu..??

CUT TO FLASHBACK

62. INT. RUMAH SADEWO – NIGHT

Shot langsung ke Siska yang melempar piring kea rah


Sadewo.

Sadewo dengan sigap menunduk hingga piring pecah mengenai


dinding di belakangnya.
Siska menjerit marah.

SISKA
NGELAWAN..?! kamu punya nyali mau ngelawan
aku..??

Siska mendekati Sadewo dan bicara dengan nada mengancam.

SISKA
Kamu lupa, aku pegang kamu..??! Kamu mau masuk
penjara..?!

Camera close ke wajah Sadewo yang langsung pucat pasi.

BACK TO PRESENT

63. INT. BAR – NIGHT

Transisi shot ke wajah Sadewo yang membeku pucat, Bumi


melihatnya, mengira Sadewi takut dengan istrinya.

BUMI
(tertawa)
Kalo urusan duit sepertinya gak ada masalah. Tapi
kalo urusan perempuan..
(menatap Sadewo dari atas ke bawah)
wajarlah, perempuan mana yang mau ngeliat orang
punya duit tapi kayak gembel..?

CU ; Sadewo kaget menatap Bumi, campur kesal.

SADEWO
Gua? Kayak gembel..?

Bumi menepuk pundak Sadewo.

BUMI
Besok ikut saya Pakbro!

DISSOLVE TO

64. INT. PUSAT PERBELANJAAN – DAY

Music + Montage

 Bumi mengajak Sadewo ke pusat perbelanjaan. Mereka


keluar masuk toko barang branded, setiap kali keluar
toko baru mereka nampak menjinjing tas belanjaan.
 Di dalam toko nampak Bumi memilihkan baju untuk
Sadewo. Sementara Sadewo bolak balik dari fitting
room bawa baju yang berbeda-beda dan keluar kayak
orang fashion show di hadapan Bumi.

SPLIT SCREEN WITH :

65. EXT. VILLA – DAY

Paris buka pintu Villa dan kaget melihat pak kadek yang
berdiri di hadapannya.

Pak Kadek mengangguk ramah.

PAK KADEK
Selamat pagi mbak? Saya Kadek.

PARIS
Bumi mana..??

PARAREL WITH :

66. INT. BARBER SHOP – DAY

Seolah menjawab pertanyaan Paris, nampak Bumi dan


Sadewo sedang menata rambut di barber shop.

Sadewo sudah pake baju baru, kini terlihat lebih keren


dan rapi.

PARAREL WITH

67. EXT. DEPAN VILLA – DAY

Paris menghampiri mobil yang terparkir di depan villa


dan nampak ragu, mau duduk di depan seperti biasa atau
di belakang.

PAK KADEK
Maaf mbak, mbak mau duduk dimana?

Paris menunjuk arah kursi belakang.

Pak Kadek bukakan pintu penumpang belakang, sambil


menghela nafas Paris duduk di belakang.

Pak Kadek menutup pintu, tak lama mobil jalan.

PARAREL CUT WITH


68. INT. TEMPAT GYM – DAY

Masih dalam rangkaian Montage, scene ini diiringi OS


Bumi.

(OS) BUMI
Tau gak Pakbro, perempuan suka sama laki laki
yang punya power. Siapa yang mau suka kalo loyo
kayak Pakbro.

Nampak Sadewo lari di threadmill beriringan dengan


Bumi.

Sadewo lalu angkat beban, Bumi membantunya.

Terlihat wajah Dan Tubuh Sadewo penuh keringat, Bumi


terus menyemangati Sadewo.

DISSOLVE TO

69. INT. CLUB – NIGHT

Terdengar jedang jedung sebuah club.

SLOWMO: Nampak Sadewo dan Bumi berjalan masuk dengan


gaya sangat keren dan cool, Sadewo terlihat dengan
penampilan barunya.

Perempuan perempuan yang ada club yang mereka lewati


langsung menoleh memperhatikan Sadewo dan BUmi dengan
ekspresi flirting.

CU : Sadewo nampak senang, tangannya menepuk-nepuk bahu


Bumi.

(OS) BUMI
Pak Bro sama perempuan jangan jujur-jujur
banget. Perempuan suka liat pakbro glamour.
Tapi inget, perempuan nggak suka kalo laki laki
bicara jujur.

Bumi dan Sadewo mengedarkan pandangannya melihat


suasana sekitar club.

Camera change focus : Saat seorang pria tinggi besar


mengenakan kaos hitam dan celana hitam khas sekuriti
club menghampiri Sadewo. Ia adalah PETER (45).
PETER
Pak Sadewo..??

Sadewo menoleh menatap Peter, Peter tersenyum menunjuk


dirinya.

PETER
Ingat saya? Peter..!

Sadewo mengangguk sambil tersenyum menjabat tangan


peter.

SADEWO
Kamu masih di sini.?

PETER
Masih Pak. Apa kabar Pak? Lama sekali saya
nggak lihat Bapak. Terakhir saya lihat, Bapak
mabuk sekali saat itu, sama mbak Siska.

CU : raut wajah Sadewo berubah nampak gugup, namun


berusaha menutupinya.

SADEWO
Ya ya.. senang bertemu kamu lagi.

Sadewo kasih kode Bumi , lalu mulai jalan menuju bar.


Peter hanya mengawasi Sadewo sambil tersenyum.

INTERCUT TO

70. INT. CLUB – NIGHT

Shot langsung perlihatkan Sadewo yang buka botol di


sebuah table disudut club. Ia lalu menuangkan minuman
ke gelas dan cheers dengan Bumi.

SADEWO
Untuk hidup, perempuan dan kebebasan!

BUMI
Cheers!

Mereka lalu menenggak minumannya.

Sadewo merangkul pundak Bumi.

SADEWO
Thank you Bumi my bro! lo bener bener
penyelamat hidup gua! Tapi satu yang gua
bingung. mana mungkin cowok ganteng kayak lu
ini nggak punya pacar? hah?!”

Bumi tertawa menggelengkan kepalanya.

SADEWO
Nggak.nggak mungkin. Playboy kayak lu ini,
selalu ngakunya gak punya pacar. Lu lebih buaya
dari gua! Kalo lu nggak punya cewek, mana
mungkin bisa ngajarin gua..??!!

SPLIT SCREEN WITH FLASHBACK:


Bumi terlihat browsing di HPnya; cara menaklukkan
perempuan.

BACK TO:
Bumi cuma tertawa. Sadewo menatap Bumi serius.

SADEWO
Bawa cewek lu, kenalin ke gua. Nggak usah sok
low profile!

Bumi menuangkan minuman lagi dan berikan ke Sadewo,


Sadewo tenggak minumannya.

CU : mendadak Sadewo terdiam, wajahnya nampak berubah


muram mencengkeram gelasnya.

Bumi perhatikan Sadewo.

CU : mata Sadewo kini berkaca-kacaa, menatap gelas di


tangannya.

SADEWO
Minuman adalah satu satunya yang bisa membuat
gua menenangkan diri.

Bumi menatap Sadewo serius.

SADEWO
Gua selalu mengambil pilihan yang salah
dari dulu. Gue tinggalin perempuan yang
baik. Gua malah milih nikahin perempuan
yang bikin idup gua kayak neraka.

BUMI
Kok bisa?

Sadewo tertawa menatap Bumi.

SADEWO
Karena seperti laki laki kebanyakan, gua
kaga mikir pake otak..tapi ini.
(menunjuk selangkangannya)

Bumi meringis.

SADEWO
Lu tau bumi? Tuh perempuan habis habisan duit
gua!

BUMI
Hmm, berarti dia tipe perempuan sukses, Pak
Bro.

Sadewo menatap Bumi penuh tanda Tanya.

BUMI
(con’d)
Pria sukses adalah pria yang bisa menghasilkan
uang lebih banyak dari yang dihabiskan
istrinya. Dan Perempuan sukses, adalah
perempuan yang berhasil menemukan pria itu! Ya
berarti istri Pak Bro perempuan sukses!

SADEWO
Perempuan sukses gundulmu! Lu nggak liat ini,
gua sampe habis-habisan!
(muram lagi)
Gua sampai melepaskan yang seharusnya gua
pertahankan.

Bumi menepuk pundak Sadewo.

BUMI
Pakbro tau nggak ada cerita, di sebuah
kampung ada sumur angker terkenal dengan
jin penunggunya. Pakbro bayangin, di
kampung hidup suami istri, suaminya
kayak saya lah yang ganteng, baek, idola
pokoknya. suatu saat dia ga kuat pengen
bebas, dia bawa istri itu ke sumur,trus
dia masukin istrinya ke sumur itu.
Pakbro tau apa yang terjadi..?! 5 menit
kemudian seluruh jin dan setannya
keluar! Ngaciiir tunggang langgang semua
kabur dari sumur itu!!!

DISSOLVE TO

71. EXT. JALANAN UBUD – MOBIL - DAY


Shot langsung CU ke Paris yang tertawa ngakak sampai
keluar airmata.

PARIS
Astagaaa..paraaah..emang ada istri sekejam
itu..??

Bumi tertawa sambil mengendarai mobilnya, melirik Paris.

BUMI
Coba kamu Tanya sama diri kamu sendiri, mungkin
nggak kamu nanti setelah jadi istri kayak gitu.

CU : mata Paris ganti melirik Bumi.

PARIS
Tergantung..siapa suaminya..

Paris dan Bumi sama sama tersenyum.

PARIS
(menatap Bumi)
perempuan seperti apa yang kamu cari.

Bumi terdiam sesaat.

BUMI
Perempuan yang saat suaminya meninggal, dia
nggak akan pernah mau menikah lagi. Kamu? tipe
laki laki apa yang kamu cari?”

PARIS
Laki laki yang tidak meninggalkan keluarganya..

Paris dan Bumi bertatapan..

INTERCUT TO

72. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH – UBUD – DAY

Paris dan Bumi nampak makan di alam terbuka, di pinggir


persawahan.

Bumi nampak telaten membukakan udang besar untuk Paris.


Paris tersenyum senang menatapnya.

CU : mendadak tangan Bumi tertusuk kulit udang/sungutnya.


Agak berdarah sedikit.
Paris melihatnya.

SLOWMO/CU : tangan Paris menarik jari Bumi yang berdarah


dan menghisapnya.

Bumi kaget menatap Paris.

Paris lalu tersenyum.

PARIS
Salah satu memori yang aku ingat tentang
Ayahku, dia sering ngelakuin itu saat tanganku
terluka.

Bumi tersenyum lembut menatap Paris.

Treatment sweet moment keduanya di sini.

INTERCUT TO

73. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH LAINNYA – UBUD - DAY

MONTAGE

Bumi dan Paris berjalan berdua, saat keduanya melewati


sebuah tempat. Paris berhenti dan nampak senang.

POV : di tempat itu nampak beberapa orang menari bali


mengenakan baju tradisional Bali.

Paris menatap Bumi sambil mengangguk angguk, Bumi


bingung. Paris menariknya.

DISSOLVE TO

SLOWMO : Nampak Paris mengenakan baju tradisional Bali


terlihat sangat cantik.

camera change focus : Bumi juga mengenakan baju


tradisional Bali.

Terdengar music Bali mengalun, music gamelan untuk menari


Bali.

Perlahan Paris dan Bumi mulai menari Bali.

Paris ternyata sangat luwes menari Bali, ia memeluk Bumi


dari belakang mengajari Bumi.

Cu : tangan paris memegang tangan Bumi mengajari gerakan


tangan Bumi.
Tubuh mereka nampak sangat dekat.

Dibangun sweet treatment yang keren di sini.

CUT TO

74. Int. Kamar Sadewo – Rumah Sadewo – Day

Sadewo menggeliat dan membuka matanya, membalikkan


tubuhnya sambil tangannya terjulur mencari Siska.

POV – Siska nggak ada di tempat tidur.

Sadewo bingung membuka matanya dan tertegun.

POv – nampak Siska dengan wajah marah berdiri di sisinya


sambil menutup sebuah koper besar.

Sadewo cepat-cepat bangkit.

SADEWO
Sayang. Ada apa ini. Kamu mau kemana?

Sadewo yang masih pake boxer tanpa baju berjalan cepat


mengejar Siska yang dengan marah menyeret koper besar ke
luar rumah.

SADEWO
Sayang!! Sayang maafin aku… Jangan gini
dong.. sayang..

Siska nggak pedulikan Sadewo terus berjalan keluar dari


rumah menarik koper besarnya.

SADEWO
Sayaang wait!!

JEDUG! Kaki Sadewo kesandung kursi, Sadewo memekik


kesakitan sambil mengangkat sebelah kakinya terpincang
pincang.

SADEWO
URRRGHHH SHIT!!

Sambil terus meringis kesakitan Sadewo tetap mengejar


Siska keluar rumah.

INTERCUT TO
75. EXT. RUMAH SADEWO – DAY

Siska muncul terengah-engah menyeret koper besar,


wajahnya merah padam karena marah.

Sadewo muncul menarik tangannya.

SADEWO
Sayang!! Tunggu!! Sayang, kamu mau
kemana. Please don’t go! Ini kan rumah
kamu juga sayang

Siska menatap Sadewo tajam.

SISKA
yes I know.

SADEWO
Makanya jangan pergi, kita bicara baik-baik

SISKA
(dingin)
Siapa bilang aku mau pergi

SADEWO
Hah?
(menunjuk koper besar)
lalu itu?

CU : Siska nggak menjawab, hanya menatap Sadewo sangat


dingin dan ‘kejam’ lalu bergegas kembali masuk ke dalam
rumah.

Sadewo masih berdiri kebingungan, detik berikutnya baru


ngeh, wajahnya spontan panic.

SADEWO
HEIII!! WAIT!

BLAM!! Pintu sudah terbanting menutup.

Sadewo berusaha membuka pintu namun sudah terkunci dari


dalam. Sadewo menggedor-gedor dengan panic.

SADEWO
Siskaaa! Buka pintunyaaa! Ini rumahku!!
Kamu nggak bisa mengusir aku dari rumahku
sendiri!! Siskaaa!!!
Sadewo terus menggedor-gedor pintu rumahnya dengan sangat
kesal.

Pintu terbuka lagi, Siska menatapnya tajam.

SISKA
apa lagi?

SADEWO
Sayang, kasih aku kesempatan sekali lagi.

SISKA
Kamu itu udah nggak berguna!!

SADEWO
Ijinin aku mandi sebentar. Setelah itu aku akan
pergi. oke?

Siska bingung menatap Sadewo, Sadewo bergegas masuk ke


dalam rumahnya.

DISSOLVE TO

SLOWMO : Sadewo nampak keren habis mandi, penampilannya


rapi mengenakan baju baju baru, jeans, jaket, tshirt
putih slimfit, rambutnya masih setengah basah, pake
sunglasses. Berjalan menyeret kopernya keluar dari rumah.

Camera change focus : Siska mengawasinya dengan kaget,


bingung campur kesal dan menyesal udah usir Sadewo.

INTERCUT TO

76. INT. JALANAN – DAY

Sadewo berjalan menyeret kopernya di sepanjang jalan


menuju seminyak.

CU : Tangannya memegang kartu nama yang pernah diberikan


Bumi.

CUT TO

77. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH – UBUD - DAY

Paris dan Bumi sedang berjalan-jalan dipersawahan. Tiba


tiba Paris kehilangan keseimbangan akan jatuh, namun
dengan sigap tangan Bumi menahan tubuh Paris.
Paris malu malu melepas tangan BUmi dari pundaknya.

CU : Bumi malah menyodorkan lengannya sambil tersenyum.

BUMI
Pegangan aja, nggak usah gengsi.
Kaki kamu kan sakit.

Paris tersenyum.

CU : tangannya perlahan merangkul lengan Bumi.

Keduanya berjalan lagi pelan, Paris melirik Bumi.

PARIS
Kamu.. masih sendiri..??

Bumi menoleh ke Paris bingung.

BUMI
Single maksudnya..?? kalo iya
kenapa, kalo nggak kenapa?

Paris tersenyum muram sambil menghela nafas.

PARIS
Aku pernah lihat dan ikut merasakan,
sakitnya mamaku ketika Ayah direbut
perempuan lain.

Cu : langkah Bumi terhenti, begitu pun langkah


Paris.

BUmi menatap Paris dengan pandangan menyesal.

BUMI
Maaf. Aku ikut prihatin.

Paris mengangguk.

BUMI
Itu sebabnya kamu Tanya aku masih
sendiri atau nggak? Kamu takut ada
orang lain yang bakal tersakiti
lihat kita sama sama?

Paris menatap Bumi, wajahnya seolah memerah tersipu.

BUMI
Kalau aku bilang aku masih sendiri.
Trus apa yang mau kamu lakukan?
Karena seseorang nggak mungkin
bertanya, tanpa dia punya harapan
untuk mengisi kesendirian itu kan..

DEGH! Paris membeku menatap Bumi, nampak mati gaya


dengan ucapan Bumi.

Cu : tangan Paris melepas rangkulannya di tangan Bumi,


lalu berjalan duluan dengan sikap gengsi.

Bumi tersenyum mengawasinya lalu menyusul Paris.

INTERCUT TO

78. EXT. RUMAH RAHMI – DAY

SFX : terdengar suara ketukan pintu.

Rahmi muncul dan membuka pintu.

POV : nampak Sadewo berdiri di depan pintu, mengangguk


sopan ke Rahmi.

SADEWO
Selamat siang Bu, Bisa saya bertemu
Bumi..?

CU : Rahmi agak heran menatap Sadewo.

RAHMI
Bapak siapa ya?

SADEWO
Saya temannya..

CU : rahmi makin bingung lagi.

RAHMI
Temannya..??

Hold dulu di sini.

INTERCUT TO

79. INT. RUMAH RAHMI – DAY

Rahmi nampak menghidangkan minuman ke Sadewo yang


duduk.
SADEWO
Jangan repot bu, maaf kalau kedatangan
saya menganggu.

RAHMI
Sama sekali enggak Pak.

SADEWO
Saya coba telpon Bumi dari tadi tapi nggak
aktif.

RAHMI
Mungkin sinyal, dia sedang antar tamu.
Maaf, bapak kenal Bumi dari mana..?

Rahmi menatap Sadewo penuh selidik, masih bingung


kenapa Bumi punya teman bapak bapak seusia Sadewo.

Sadewo tersenyum salah tingkah.

SADEWO
Ah, dia pernah beberapa kali membantu
saya.

RAHMI
Oh begitu. Bapak mau menyewa mobil?

Sadewo diam sesaat lalu buru-buru mengangguk gugup.

RAHMI
Kalau Bapak mau bisa langsung dengan staf
saya saja, saya khawatir Bumi pulangnya
malam.

SADEWO
Oh nggak apa apa Bu, saya mau tunggu Bumi
saja, kalau diperbolehkan.

RAHMI
Ya ya tentu saja.

Sadewo lalu bangkit dan melihat foto foto Bumi kecil.


Sadewo tersenyum. Sadewo lalu menatap foto Bumi bersama
Bapaknya.

SADEWO
Ini BUmi waktu kecil..??

RAHMI
(tersenyum)
iya..

Sadewo menatap foto Ayah Bumi.

SADEWO
Ini Ayah Bumi? Dimana beliau sekarang? BUmi
nggak pernah bercerita apapun tentang Ayahnya,
tapi dia sering bercerita tentang Ibu.

CU : Rahmi tersenyum muram.

RAHMI
Yang saya tahu, suatu saat di hari ulang tahun
Bumi yang ke delapan, Bapaknya nggak pernah
kembali lagi dalam keadaan bernyawa.
(berkaca-kaca)
Hingga kini saya nggak pernah tahu, apa yang
sesungguhnya terjadi di hari itu..Hingga Bumi
harus membenci hari ulangtahunnya sejak saat
itu..Cuma Tuhan yang tau apa yang telah terjadi
pada suami saya..

CUT TO FLASHBACK

80. EXT. RUMAH RAHMI – DAY

13 TAHUN SEBELUMNYA

Bumi kecil nampak bermain dengan sepedanya di halaman.

Camera Pan : nampak Bapak Bumi sudah siap di atas sepeda


motornya (yang dikendarai Bumi di scene awal), sedang
bicara dengan Rahmi.

BAPAK BUMI
Ajak dia main ke pantai seperti biasa
sore ini, biar dia nggak curiga. AKu
akan ambil kue ulangtahunnya sepulang
kerja.

Rahmi tersenyum.

BAPAK BUMI
(berseru)
Bumi! Bapak berangkat dulu ya!

Bumi tersenyum melambaikan tangannya.

Camera close ke wajah Bapak yang tersenyum lebar


melambaikan tangan ke Bumi, lalu menjalankan motornya
pergi.
Camera change focus menatap Bumi yang terus mengawasi
kepergian bapaknya hingga tak terlihat lagi.

DISSOLVE TO

81. EXT. PANTAI – DAY

Bumi nampak sedang bermain istana pasir. Sementara


Rahmi nampak sedang mengambil foto.

Camera change focus: Teryata Paris kecil digendong di


atas pundak Sadewo, dan ada Ariana di sisinya!!

ARIANA
Matur suksme, mbok.

RAHMI
Suksme mewali..

Sadewo menurunkan Paris dari pundaknya, Paris langsung


berlari sambil main bubble ke suatu arah.

Paris mendekati Bumi yang masih bangun istana pasir,


istana pasir itu, tangannya mengibas-ibaskan bubble di
atas istana pasir yang sedang dibuat Bumi.

CU : Bumi mendongak, menatap Paris yang sedang bermain


bubble.

CU : Paris tersenyum

CU : Bumi tersenyum.

Bumi membangun istana pasir, lalu menulis di pasir angka


8. Bumi tersenyum.

PARIS
(menunjuk angka delapan)
itu apa.

BUMI
Ini umur saya.

PARIS
Delapan?

Bumi mengangguk.

BUMI
Hari ini saya Delapan tahun. Hari ini ulang
tahun saya.

PARIS
Kamu ulang tahun? Kok nggak ada kuenya?

BUMI
Biasanya bapak yang beli

Paris kecil mengulurkan tangannya.

PARIS
selamat ulang tahun..

Bumi menatap paris lalu perlahan menjabat tangannya.

BUMI
Terima kasih.

Camera change focus : Nampak Sadewo di kejauhan memanggil


Paris.

SADEWO
Paris!! Ayo cepat Ayah harus ke kantor!

Paris tersenyum ke Bumi lalu balik badan dan berlari


menuju Sadewo.

Bumi terus mengawasinya.

DISSOLVE TO

82. EXT. JALANAN SEPI – NIGHT

Bapak Bumi mengemudikan motornya di jalanan yang sepi


dan gelap. Sebuah kotak kue terikat di boncengan motor
yang mogok.

POV : Tiba tiba muncul lampu mobil silau mendekatinya,


tanpa mengurangi kecepatan.

BRAKKK! Mobil yang lajunya nggak stabil agak zigzag itu


menghantam tubuhnya.

CU : nampak kotak kue yang jatuh ke aspal dan hancur.

Mobil berhenti.

Siska turun dari mobil dengan gemetar menghampiri, ia


menangis gemetar ketakutan.
POV : nampak bapak Bumi terkapar di jalan berlumuran
darah dengan posisi tubuh yang tangan dan kakinya patah
nggak wajar.

Namun ia masih bernafas.

BAPAK BUMI
To..loong..

Siska ketakutan lalu lari kembali memasuki mobil.

Insert : nampak Sadewo yang mabuk tak sadarkan diri di


kursi penumpang sebelah pengemudi.

Dengan gemetar ketakutan Siska bergegas menjalankan


mobilnya pergi.

Camera track : tubuh Bapak Bumi terkapar dengan nafas


tersengal..nafasnya masih terlihat naik turun..sekarat..

Camera PAN UP : memperlihatkan suasana jalanan sepi dan


langit yang gelap.

INTERCUT TO

83. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Rahmi nampak gelisah menunggu, sementara Bumi berbaring


di sofa terkantuk-kantuk.

Ruangan nampak sudah dihiasi balon dan hiasan ulangtahun.


Bumi mendekap topi ulangtahunnya.

BUMI
Bapak mana Bu..

RAHMI
Iya kok belum sampai ya, katanya tadi udah
dekat.

Mendadak terdengar ketukan pintu.

BUMI
(meloncat girang)
Bapakk!

Namun senyum Bumi lenyap.


POV : nampak seorang pria dan dua orang pecalang berdiri
di pintu. Salah seorang dari mereka membawa kotak kue
yang sebagian ada terlumur darah.

PRIA
Bu Rahmi. Maaf bu, suami Ibu kecelakaan.. saksi
melihat seorang perempuan yang menabraknya
kabur begitu saja. Tapi karena jarak cukup jauh
mereka nggak bisa mengenali si penabrak dan
mobilnya.

Rahmi langsung lemas.

Camera change focus : Bumi yang membeku. Mata Bumi


menatap kotak kue yang sebagian terlihat noda darah.

END FLASHBACK

84. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Shot langsung ke mata rahmi yang berkaca-kaca masih


menatap foto Bumi dan bapaknya, sementara Sadewo menyimak
dengan wajah prihatin.

RAHMI
Saya sudah dapat kabar waktu itu, pelaku tabrak
lari, yang membawa mobil adalah seorang
perempuan. Saya bahkan punya plat nomer yang
sempat dilihat saksi, tapi nggak lengkap karena
tempat kejadian sangat gelap di malam hari, itu
sebabnya Polisi nggak pernah menemukan si
pelaku

SADEWO
Saya turut berduka mendengarnya Bu. Ibu pasti
masih ingin menemukan pelakunya saat ini

Rahmi menatap Sadewo.

RAHMI
Kalau pun saya tuntut penabrak Ayahnya Bumi,
apakah Ayahnya akan kembali..?

Sadewo tertegun.

CUT TO

85. EXT. VILLA – NIGHT


Mobil Bumi berhenti.

Bumi turun dan membukakan pintu untuk paris. Paris


turun dan tersenyum manis menatapnya.

PARIS
Thank you for today, Bumi..

BUMI
The pleasure is mine, Paris..

Keduanya berpandangan, nampak sangat intens saling


memandang.

CU : wajah Paris memerah, ia lalu tersenyum gugup.

PARIS
Nite..

SLOWMO : Paris akan berjalan ke vila, saat tangan Bumi


meraih pinggang Paris menahannya. Paris kaget berhenti,
ia menoleh, Bumi langsung mendekatkan wajahnya dan
mencium bibir paris.

Selama beberapa saat mereka berciuman.

Bumi dan Paris akhirnya mengakhiri ciuman mereka,


keduanya saling pandang dengan wajah sudah sama sama
jatuh cinta..

Treatment music sweet di sini.

BUMI
(Berbisik lembut)
nite..

Paris mengangguk dengan wajah memerah dan bergegas


masuk ke dalam villa.

Bumi sesaat hanya berdiri menunggui paris sambil masuk.

Bumi lalu tersenyum menyentuh bibirnya dengan wajah


sangat senang, masuk ke mobil.

Tak lama mobil Bumi melaju pergi.

Camera change focus : ternyata Paris masih berdiri di


balik jendela mengawasi kepergian Bumi sambil tersenyum
dan menyentuh bibirnya.

INTERCUT TO
86. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Shot langsung Bumi masuk rumah dan kaget melihat Sadewo


yang tertidur di sofa rumahnya. Saat itu Rahmi muncul,
Bumi dan Rahmi saling liat-liatan.

Rahmi bicara tanpa suara ke Bumi nunjuk Sadewo.

RAHMI
Dia siapa?

BUMI
Teman..

Bumi lalu perlahan membangunkan Sadewo. Sadewo


tersentak bangun, celingukan sesaat lalu tersadar
melihat Bumi.

SADEWO
Eh bro. udah balik lu??

Rahmi mengawasi mereka dengan pandangan penasaran.

BUMI
Ngapain pakbro di sini?
(curiga)
diusir..?

SADEWO
Rumah lo nyaman juga. Sampe ketiduran hehe
(mengangguk malu ke Rahmi)
maaf ya bu

Rahmi hanya mengangguk sambil tersenyum.

SADEWO
Saya sekalian ijin pijem Bumi ya Bu.
(merangkul pundak BUmi mengajaknya pergi)
Ayo!

Bumi kebingungan melambaikan tangan ke Ibunya.

BUMI
Bu pergi dulu!

Rahmi cuma mengawasi kebingungan.

INTERCUT TO
87. EXT. BEACH CLUB - NIGHT

Shot langsung ke Sadewo yang memperlihatkan selembar


foto ke Bumi.

POV : nampak Sadewo muda, Paris kecil dan iBunya.

SADEWO
Ini anak gua.
(tersenyum)
cantik ya.
(sedih)
Saat usianya 5 tahun, IBunya bawa dia pindah ke
luar negri. Sejak saat itu, gua nggak pernah
lagi bisa menghubungi mereka. Gua sengaja nggak
pernah pindah rumah, dengan harapan suatu
ketika anak gua balik ke Bali, cari gua. Atau
wanita yang paling gua cinta cari gua lagi ke
sini.
(tersenyum pahit)
Sampai sekarang itu cuma halusinasi gua aja

Bumi hanya diam menatap Sadewo. Sadewo menghela nafas.

SADEWO
Gua punya anak. Entah dimana dia
sekarang. Lima belas tahun yang lalu, gua
terlalu egois ngejar ambisi gua. Sampai
gua nggak pernah punya waktu buat mereka.
Padahal yang istri gua minta cuma waktu
dan perhatian gua. Sampai akhirnya dia
menyuruh gua memilih.

BUMI
Dan ambisi jadi pilihan

Sadewo tersenyum getir.

SADEWO
Gua nggak pernah lupa, wajah gadis kecil gua
saat terakhir gua ketemu lalu tinggalin dia..

CUT TO

88. INT. VILLA PARIS – NIGHT

SFX : HP Paris berbunyi.


Paris melihat Hpnya nampak tulisan MOM CALLING.

Paris tersenyum dan menjawab telpon.

PARIS
Bonsoir..

PARAREL/SPLIT SCREEN :

89. INT. APARTEMEN – PARIS – DAY

Shot langsung memperlihatkan Ariana di apartemennya di


kota Paris, sedang menelpon sambil tersenyum.

ARIANA
Bonsoir. Ma Petit. Tu me manques. Gimana,
kamu udah ketemu..??

INTERCUT

Wajah paris tersenyum sedikit sedih.

PARIS
Belum ma.

ARIANA
Pulang paris. Kamu nggak perlu menambah
luka hati kamu.

PARIS
Belum saatnya aku pulang ma. Aku merasa
menemukan sebagian diriku yang udah lama
hilang di sini
(tersenyum)
seharusnya mama ikut aku ke sini.

Ariana tersenyum getir.

ARIANA
Sebagian luka nggak pernah hilang,
sayang. Begitupun dengan kenangan. Take
your time. Kalau kamu sudah lelah.
Pulang.

Camera close ke wajah Paris yang tertegun galau


mendengar ucapan Ibunya.

CUT TO
90. INT. KAMAR BUMI – NIGHT

Bumi merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil


tersenyum mengetik chat di hpnya.

TO PARIS : I MISS YOUR STUPID FACE.

PARAREL SPLIT SCREEN;

91. INT. KAMAR PARIS – VILLA – NIGHT

CU : wajah Paris yang tadinya muram langsung berubah


tersenyum, membaca text dari Bumi.

Paris lalu foto selfie wajah konyolnya seperti tadi,


dan mengirimkan ke Bumi.

PARAREL SPLIT SCREEN ; Bumi tertawa menatap kiriman


foto Paris.

Kasih music sweet di sini.

Keduanya terus memegangi HP mereka sampai tertidur.

CUT TO

92. EXT. CAFÉ/RESTO - DAY

Established suasana café/resto siang hari.

Sadewo duduk berdua Bumi nampak sedang makan.

BUMI
Jadi kapan mau pulang ke rumah

SADEWO
Gak. Kan lu yang ajarin gua harus ngelawan.

BUMI
Mungkin, udah saatnya nyusulin mantan
terindah. Balikan lagi.

SADEWO
Heh dimana mana kalo terindah, gak bakal jadi
mantan! Gimana sih lu. Payah nih ketahuan ga
ada pengalaman. Cari cewek gih, lu gak takut
ntar jadi nyaman ama gue. Rasa nyaman lebih
berbahaya dari jatuh cinta lho.

Bumi tertawa.
SFX : HP Bumi bunyi notif chat masuk.

Bumi melihat hpnya lalu menatap Sadewo,

BUMI
jalan dulu, Pakbro.

SADEWO
Eh apa apaan lu, makan kita belum
selesai.

BUMI
Kan Pakbro sendiri tadi bilang, suruh
cari cewek.

SADEWO
Gercep juga lu

Bumi cuma tersenyum tipis.

SADEWO
Oke oke. Tapi nanti malam bawa cewek lo
ke tempat kita biasa ya.

Bumi menatap Sadewo ragu.

SADEWO
Jam delapan!

Bumi mau nggak mau mengangguk, lalu berhigh five dengan


Sadewo dan bergegas pergi. Sadewo meneruskan makannya
bahkan mengambil piring makanan Bumi yang nggak
tersentuh.

CUT TO

93. EXT. JALANAN – MOBIL – NIGHT

Wideshot suasana jalanan bali malam hari.

Mobil Bumi melaju.

Di sebelahnya, Paris duduk mengenakan dress nampak


sangat cantik.

Bumi berkali-kali melirik Paris.

Paris tersenyum menatap Bumi.


PARIS
Jadi, kamu nggak mau cerita kenapa
malam ini aku harus dandan
special..?

Bumi tersenyum.

BUMI
(menunjuk keluar jendela)
kamu liat langit itu?

Paris menoleh ke luar jendela menatap langit.

PARIS
Apa hubungannya dengan pertanyaanku
tadi.

BUMI
Bintangnya sedikit banget malam
ini.karena kamu lagi cantik
cantiknya.
(tersenyum)
itu sebabnya.

Paris tertegun menatap Bumi, lalu tersenyum dengan


wajah memerah, senang tapi terlihat gengsi.

Camera track out : Mobil Bumi terus melaju.

CUT TO

94. INT. RESTO - NIGHT

Camera track in : nampak suasana restoran yang nggak


terlalu ramai.

Bumi muncul menggandeng Paris, paris tersenyum .


keduanya berjalan, Bumi nampak mencari-cari.

Sadewo duduk membelakangi meja.

Bumi melihatnya lalu menarik Paris menghampiri meja


tempat Sadewo berada.

BUMI
Pakbro..kenalin..

Sadewo langsung bangkit dan balik badan, tersenyum


ramah ke Paris sambil mengulurkan tangan.
SADEWO
Halo. Saya Sadewo..

Camera close ke wajah Paris yang pucat pasi..Paris


membeku..

Sadewo dan Bumi sama sama bingung saling berpandangan.

Sementara Paris masih berdiri membeku menatap Sadewo


seperti melihat hantu.

BUMI
Paris..?

CU ; mata Paris berkaca-kaca. Dengan tangan gemetar,


Paris mengeluarkan selembar foto dari tasnya dan
sodorkan ke Sadewo.

Sadewo bingung menerima foto itu.

Saat melihatnya. Sadewo membeku! Wajahnya pucat pasi,.


Matanya tak percaya menatap Paris.

SADEWO
Ya Tuhan..

Sadewo terduduk lemas, tangannya gemetar menatap foto


di tangannya.

CU : sementara airmata Paris mulai menetes.

Bumi semakin kebingungan.

Bumi mengambil foto dari tangan Sadewo dan detik


berikutnya sangat kaget melihat foto itu. Bumi menatap
Paris dan Sadewo bergantian.

Sadewo menatap Paris, airmatanya mulai menetes. Sadewo


lalu bangkit dan menghambur memeluk Paris erat.

Tangis keduanya pecah.

Camera close ke wajah Bumi yang masih berdiri shock


sambil memegang foto di tangannya.

DISSOLVE TO

95. EXT. RESTO – NIGHT


Bumi berdiri di outdoor resto (referensi resto pinggir
pantai)

Camera change focus : Sadewo berjalan mendekati Bumi lalu


berdiri di sebelahnya, sambil mengusap wajahnya, kalut.

Bumi menoleh menatap Sadewo.

Sadewo juga menatap Bumi.

SADEWO
Sejauh apa hubungan kalian?

Bumi bingung menatap Sadewo lalu dia mengangkat bahu.

BUMI
Kami belum lama kenal, tapi..

SADEWO
Bagus. Berarti nggak akan sulit untuk
kalian berdua buat saling menjauh mulai
sekarang. Bisakan kamu jauhin anak
saya..??

DEGH! Bumi kaget menatap Sadewo.

BUMI
Menjauh..?

Sadewo menatap Bumi tajam.

SADEWO
Dia anakku. Paris anakku

BUMI
Lalu kenapa

SADEWO
Kenapa..??

Tiba tiba Paris muncul di belakang mereka.

PARIS
Iya pa, kenapa. Kenapa Bumi harus menjauhi aku.

Sadewo kaget menoleh, sementara Bumi masih menatap Sadewo


penuh tanda Tanya.

SADEWO
Paris..
PARIS
Pa. kalau bukan karena Bumi, mungkin aku
sudah menyerah dan pulang ke Paris.
Melupakan apa alasanku datang ke sini.

SADEWO
Paris. Ayah tau. Ayah juga merasakan hal
yang sama. Bumi teman yang baik. Tapi
tidak lebih dari itu.

PARIS
Kenapa..??!

Sadewo menatap Bumi tajam.

SADEWO
Semua kesenangan kita. Bukan itu yang aku
harapkan dari laki laki yang akan menjadi
pasangan anakku suatu saat nanti.

BUMI
Ini nggak adil. Saya mengajak Bapak
bersenang senang selama ini karena saya
melihat Bapak butuh itu. Bapak nggak bisa
menghakimi saya hanya karena kita hang
out beberapa kali.

SADEWO
Bumi. Saya laki laki. Dan saat saya
bercermin, saya selalu bicara dengan diri
saya sendiri, apa saya mau, anak
perempuan saya memiliki pendamping
seorang laki laki seperti saya?
Jawabannya adalah tidak. Dan kamu, kita
satu frekuensi. Kamu petualang. Dan saya
nggak ingin Paris jadi bagian dari
petualanganmu.

PARIS
Pa! Vous avez tort!!

BUMI
Paris..??

PARIS
Diem! Kamu nggak ngerti!!
(menatap Sadewo tajam)
Ayah salah! Salah besar!
(ngedumel kesal)
Ayah, tu ne comprends jamais ma vie, ce
n'est pas tes affairs!
(Ayah nggak mengerti aku! Ayah nggak usah
ngatur aku!)

Sadewo dan Bumi menatap Paris dengan pandangan sama


sama kebingungan.

SADEWO
(menatap Paris tajam)
Kamu tau gimana dia bisa ajarin Ayah kalo
dia nggak punya pengalaman pribadi. Kamu
tau, Paris, Ayah berubah dan punya
pendirian karena dia. Tapi Ayah lihat dia
nggak cocok buat kamu.
(beralih menatap Bumi tajam)
Suatu saat , ketika kamu punya anak, kamu
akan mengerti apa yang saya lakukan.

PARIS
Non! Non! Je te deteste!!
(no! no! I hate you)

Bumi tertegun menatap Sadewo, lalu menatap Paris. Bumi


lalu mengangguk.

BUMI
Saya mengerti.
(menatap Sadewo dan Paris bergantian)
take care.

Bumi lalu balik badan dan pergi.

PARIS
Bumi!!

CU : tangan Sadewo menahan pundak Paris. Paris tertegun


mengawasi kepergian Bumi.

CUT TO

96. EXT. PANTAI - DAY

Paris berdiri di pinggir pantai sambil memainkan


biolanya.

CU : mata Paris nampak berkaca-kaca.

Insert flashback : moment moment sweet Paris dan Bumi.

PARAREL CUT TSPLIT SCREEN WITH:


97. Int. Rumah Rahmi – Day

Shot langsung ke Bumi yang main uno sendirian.

CU – wajah Bumi sangat hampa.

CU – tangan Bumi dengan agak gemetar akan melepas satu


balok kayu uno.

Insert – flashback saat Paris melepas kayu uno dan nggak


focus karena berpandangn dengan Bumi, lalu semua tumpukan
kayu uno roboh.

Transisi shot – tumpukan kayu uno di hadapan Bumi roboh.

SLOWMO – Bumi nampak frustasi melempar semua kayu uno itu


ke dinding.

Dibangun kesedihan Bumi dan Paris yang emosinya


menyambung di sini.

CUT TO

98. INT. KANTOR SADEWO - DAY

Sadewo nampak sedang bekerja, namun ia terlihat nggak


focus.

Insert : flashback moment-momentnya dengan Bumi.

Sadewo nampak merasa bersalah tapi ia berusaha denial dan


lanjut bekerja.

SPLIT SCREEN FLASHES:

Pertengkaran Sadewo dengan Paris di sini.

SADEWO
Sekarang Ayah Tanya, gimana perasaan kamu
bisa berubah?

PARIS
Perasaan Ayah bisa berubah ke Ibu?

SADEWO
Bumi nggak tepat untuk kamu, Paris.

PARIS
Trus siapa bagi Ayah yang tepat? Bayangkan
Ayah, ketika Ayah memilih seorang istri, Apa
Ayah mau dia menikah lagi setelah Ayah
meninggal? Ayah nggak kasih contoh yang baik!
Bagaimana munngkin Ayah yang baru ketemu aku,
suruh aku melupakan orang yang ada di
hatiku..?? Kenapa segitu cepatnya Ayah ngejudge
orang lain, sementara segitu lamanya Ayah
menyadari kesalahan yang Ayah buat..??! Udah
cukup hati Ibu yang Ayah hancurkan. Biarkan Aku
memilih sesuai pilihanku.

BACK TO : nampak wajah Sadewo yang terlihat kalut dan


sedih hingga meneteskan airmata.

INTERCUT TO

99. EXT. PANTAI - DAY

MONTAGE

Diiringi lagu sedih.

Paris berjalan menyusuri pantai dengan wajah sedih..

DISSOLVE

Bumi berjalan menyusuri pantai di tempat yang sama saat


paris berjalan sebelumnya.

Shot dibuat seolah kayak dunia pararel dimana mereka di


tempat dan waktu yang sama tapi nggak bertemu.

CUT TO

100. Int. VILLA PARIS – NIGHT

Terdengar suara alunan biola dengan lagu yang sedih


sedang dimainkan.

Camera track : nampak Paris berdiri di balkon villa


memainkan biolanya dengan sedih dan penuh perasaan.

Camera change focus : Sadewo muncul, berdiri mengawasi


Paris sedang wajah muram, sedih penuh kerinduan.

SADEWO
Kamu tahu, Paris. Manusia perlu disakiti
dan wajib menyimpan bagian patah dari
hatinya. Untuk mengingatkan dia apa
alasan terbesarnya bertahan hidup.
Paris menghentikan gesekan biolanya, tidak menoleh,
terdiam namun menyimak.

SADEWO
(melanjutkan)
Sejak mamamu pergi membawamu ke Paris.
Saya bukan cuma patah. Tapi saya mati
rasa. Mati rasa karena hancur dan
kehilangan. Saya sadar, saya nggak boleh
berusaha membuang bagian patah yang telah
mematikan hati dan rasa saya. Saya sudah
kehilangan segalanya, cuma satu bagian
patah ini yang masih saya simpan. Dan itu
yang membuat saya mampu bertahan.

Paris menoleh menatap Sadewo.

PARIS
Analogi yang lucu. Karena itu Ayah sengaja
membuatku patah..??

SADEWO
Bumi bukan laki laki terbaik untuk kamu

PARIS
Ayah tau darimana?

SADEWO
Karena setiap Ayah melihatnya, Bumi
mengingatkan Ayah pada sebagian diri Ayah.

PARIS
Bumi bukan Ayah. Seharusnya Ayah sadar,
hal pertama yang Ayah lakukan setelah
bertemu anak Ayah adalah membahagiakannya
bukan menjatuhkan!

SADEWO
Kita butuh jatuh untuk bisa belajar
bangkit. Butuh kehilangan untuk belajar
menemukan. Dan butuh ruang kosong untuk
tumbuh dan berkembang. Yang penting,
jangan pernah kehilangan dirimu sendiri.
Paris, Ayah sudah kehilangan diri .Setiap
laki-laki, hanya menyimpan satu wanita di
hatinya, seumur hidupnya. Tidak peduli
pada kenyataannya dia memiliki wanita itu
atau tidak.

PARIS
Aku, sedang memperjuangkan apa yang
sesungguhnya aku cintai. Bukan menyerah pada
keadaan karena nggak tau apa yang harus aku
perjuangkan lagi. Bumi bukan Ayah, dan aku
bukan Ayah.

Paris lalu meninggalkan Sadewo dan masuk ke


kamarnya. Sadewo hanya mengawasi kepergian Paris
sambil menghela nafas.

CUT TO

101. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH – BALI – EVENING

Established sebuah tempat indah di Bali.

Paris nampak berdiri bersama Bumi, keduanya saling


pandangan penuh kerinduan.

BUMI
Aku sudah memutuskan, aku nggak akan
kembali ke Jakarta

PARIS
Kenapa

BUMI
Karena aku belum selesai memperjuangkan
kamu.

CU : Paris tertegun.

Bumi mendekati Paris.

BUMI
Aku nggak akan membiarkan diriku
kehilangan apa yang seharusnya aku
miliki. Tidak setelah aku menemukan kamu,
Paris.
(muram)
Aku siap meskipun Ayahmu akan selalu
menghalangi aku.

Paris tersenyum.

PARIS
Mungkin akan lebih mudah kalau kita
memulai segalanya tidak di sini..
Camera close ke wajah Bumi yang menatap Paris bingung.
Sementara paris tersenyum penuh arti.

INTERCUT TO

102. INT. RUMAH RAHMI – NIGHT

Camera track in : Nampak sebuah koper terbuka.

Bumi memasukkan beberapa baju baju dan peralatan


pribadinya ke dalam koper.

Camera change focus : Rahmi berdiri mengawasinya di


pintu.

Rahmi lalu mendekati BUmi dan menyentuh pundaknya.

Bumi menoleh, menatap Rahmi.

RAHMI
Kalau Ibu jadi kamu. Ibu akan melakukan
hal yang sama.

Perlahan Bumi tersenyum, lalu memeluk Rahmi erat.

CUT TO

103. EXT. KOTA PARIS/APARTEMEN PARIS – NEXT DAY

Terdengar suara alunan permainan biola yang indah.

Sementara camera track memperlihatkan suasana kota Paris


di siang hari.

Camera terus bergerak memperlihatkan di balkon


apartemennya, Paris berdiri bermain biola sambil
memejamkan matanya , sementara bibirnya tersenyum.

Camera pan : nampak Bumi muncul, membawa dua cangkir kopi


dan mendekati Paris.

Paris berhenti main biola, meletakkan di meja dan


mengambil satu cangkir kopi dari Bumi.

Keduanya mulai meminum kopi mereka sambil menatap


pemandangan kota Paris di hadapan.

INTERCUT TO
104. EXT. EIFFEL/MONTMARE – PARIS – DAY

MONTAGE

Diiringi scoring/lagu yang indah.

Paris dan Bumi berjalan kaki sambil bergandengan keliling


kota Paris; mengunjungi tempat tempat iconic di Paris.

Bumi sedang membelikan Paris makanan/gelato, saat Paris


berjalan sendirian melewati sebuah toko perhiasan, dan
melihat etalase berisi berbagai cincin. Paris hanya
memperhatikan sambil tersenyum.

INTERCUT TO

105. EXT. SEINE RIVER – PARIS – DAY

Montage

Masih diiringi lagu di sini.

Paris dan Bumi menaiki perahu menyusuri sepanjang Seine


River.

Dibangun suasana romance keduanya di sini.

PARAREL CUT TO

106. Ext. Bus Tour – Day

Established suasana jalanan kota Paris pagi hari.

Camera Track in – bus tour melaju.

Camera pan – Bumi dan Paris duduk bergandengan di kursi


bus di lantai dua.

Terlihat seorang tourguide bicara di atas bus.

TOURGUIDE
My name is Pierre. For next two hours I
will take you around, to many beautiful
places in Paris. Before I start our
journey, do you have any questions?

Tiba tiba Paris mengacungkan tangannya.


TOUR GUIDE
Miss, Yes please

PARIS
Have anyone proposed to marry on this bus??

CU – Semua menoleh ke Paris. Tour guide bingung, wajah


Bumi bingung menatap Paris.

TOUR GUIDE
Uhmm, no..

SLOWMO – perlahan Paris berdiri, Bumi makin bingung,


Paris tersenyum menarik Bumi ikut berdiri.

BUMI
Paris..apa apaan..?

Camera pan – semua penumpang mengawasi Paris ada yang


mulai merekam dengan HP.

PARIS
If that so..
(menatap Bumi lekat)
Will you marry me??

CU – Bumi shock..

Semua penumpang memekik, mereka langsung merekam Bumi dan


Paris.

Semua tegang menunggu jawaban Bumi.

CU – Bumi nampak gugup dan malu.

BUMI
Paris..

PARIS
(lebih keras)
will you marry me, Bumi??
(menambahkan dengan lembut)
because I do.. I will marry you..

SLOWMO – Bumi tersenyum, langsung menarik Paris dalam


pelukannya.

Semua bersorak dan bertepuk tangan.


Camera track out – bus terus melaju melewati tempat-
tempat indah, di atas bus nampak Paris dan Bumi terus
berpelukan erat.

Sweet love song plays..

Closing title

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai