Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang “POLITIK KETATANEGARAAN ISLAM


DALAM TAFSIR HIDAYATUL INSAN BI TAFSIR AL-QUR’AN KARYA ABU
YAHYA MARWAN BIN MUSA”. Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Al-Qur’an
ditulis oleh Abu Yahya Marwan bin Musa. Tafsir ini ditulis oleh Abu Yahya
dalam bahasa Indonesia, dan ditulis sebagai salah satu bentuk sumbangsihnya
dalam merespon problematika umat yang semakin kompleks. Permasalahan
seperti politik ketatanegaraan menjadi salah satu wacana yang akan selalu menarik
untuk dikaji, sebab, pemikiran dan makna dari politik ketatanegaraan sendiri akan
terus mengalami perkembangan berdasarkan pada sudut pandang masyarakatnya.
Oleh karena itu, Abu Yahya Marwan bin Musa merasa tergerak hatinya untuk
menulis tafsir ini, yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi orang banyak
dan ladang pahala untuk dirinya dan juga keluarganya.

Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Al-Qur’an merupakan karya tafsir


pertama beliau, di dalam penafsirannya Abu Yahya Marwan bin Musa
menggunakan metode analitis (Tahlīlī) dan bentuk penafsirannya adalah bentuk
ar-Riwāyah, yang mana dalam penafsirannya beliau banyak mengutip pada hadits-
hadits Rasulullah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana penafsiran
Abu Yahya Marwan bin Musa terkait tema-tema politik ketatanegaraan Islam
dalam Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Al-Qur’an? Bagaimana bentuk politik
ketatanegaraan Islam menurut Abu Yahya Marwan bin Musa dalam Tafsir
Hidayatul Insan bi Tafsir Al-Qur’an?.
Penelitian ini bersifat kepustakaan dengan menggunakan teori dari Amin
al-Khulli untuk mengungkapkan dirāsah mā hawl al-Qur’an dan dirāsah fi al-
Qur’an nafsih. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, bentuk politik
ketatanegaraan yang diusung oleh Abu Yahya Marwan bin Musa adalah
bahwasanya negara dan agama adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan,
keduanya menyatu dalam menyelaraskan sistem ketatanegaraan agar sejalan
dengan nass. Selain itu, latar belakang sosial-budaya dan ideologi penafsir yang
mendominasi di dalam penafsirannya memberikan nuansa baru bagi khazanah
tafsir di Indonesia. Kedua, terdapat beberapa unsur tentang politik ketatanegaraan
Islam yang ada di dalam Tafsir Hidayatul Insan, yakni ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, keadilan, dan juga musyawarah.

Kata Kunci: Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Al-Qur’an, Politik


Ketatanegaraan Islam, Siyāsah Dusturīyyah.

Anda mungkin juga menyukai