Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MIRNA VERAWATI

NIM : 857711976
MATA KULIAH : Perspektif Pendidikan
TUTOR : Surahyo, M.Pd
POKJAR : TOP KENDAL

TUGAS TUTORIAL 1

1. Pandangan Filosofis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari hakikat Pendidikan dalam
kehidupan manusia. Pandangan filosofis mewakili cara pandang pakar dalam bidang
filsafat, psikologi dan paedagogik terhadap keniscayaan proses Pendidikan untuk anak
usia sekolah 6-13 tahun. Karena Pendidikan anak usia tersebut berlaku universal dan
telah menjadi kenyataan atau sering disebut juga sebagai conditio sine quanon.
Ada beberapa argument tentang keniscayaan Pendidikan untuk usia itu
• pelembagaan proses Pendidikan untuk usia dalam system Pendidikan sekolah, diyakini
sangat strategis artinya sangat tepat dilakukan, untuk mempengaruhi, mengondisikan
dan mengarahkan perkembangan mental, fisik dan social anak dalam mencapai
kedewasaannya secara sistematik dan sistemik.
• Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik diyakini lebih efektif dan bermakna,
artiya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan.
• Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan konseptual
teori pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitifisme, humanism dan social.

2. Tujuan Pendidikan sekolah dasar adalah untuk memanusiakan manusia muda maksudnya
bahwa sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional dan sejalan dengan tujuan Pendidikan
dasar, maka tujuan Pendidikan SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar baca tulis
hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan
tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti Pendidikan di
SMP.
• Kemampuan dasar baca tulis hitung merupakan kemampuan yang dibutuhkan oleh
setiap orang yang ingin hidup secara wajar dalam era globalisasi.
• Pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup berkaitan dengan life skill yang
meliputi keterampilan akademik, keterampilan personal, keterampilan social, dan
keterampilan vokasional.
• Persiapan untuk melanjutkan Pendidikan di SMP menuntut SD membekali para
siswanya dengan keterampilan belajar lebih lanjut, khususnya diberikan di kelas 6.
3. Untuk memenuhi kewajiban belajar pada jenjang Sekolah Dasar Pendidikan SD. Adanya
Pelayanan Pendidikan Dasar yang di selenggarakan pemerintah dalam berbagai bentuk ,
adapun bentuk – bentuk pendidikan di SD yang dapat dipilah menjadi Pendidikan formal
dan non formal. Pendidikan Formal mencakup SD/MI, SDLB, SD Unggulan atau
Sekolah Nasional Plus dan SD Inklusi, sedangkan Pendidikan Non Formal mencakup
Bimbingan Belajar serta Informal yaitu adanya sekolah Rumah/home schooling.

4. Implementasi 8 SNP di SD dan siapa yang harus bertanggungjawab dalam penyusunan


masing-masing SNP

a. Standar Isi. Berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.


b. Standar Proses. Berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran.
c. Standar Penilaian Pendidikan. Berkaitan dengan penilaian, analisis, dan evaluasi hasil
belajar peserta didik.
d. Standar Kompetensi Lulusan. Berkaitan dengan pencapaian standar, hasil belajar
peserta didik.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Berkaitan dengan kualifikasi dan
kompetensi tenaga pendidik.
f. Standar Pengelolaan. Berkaitan dengan pengelolaan seluruh elemen di institusi
pendidikan.
g. Standar Pembiayaan Pendidikan. Berkaitan dengan anggaran sekolah.
h. Standar Sarana dan Prasarana. Berkaitan dengan infrastruktur institusi pendidikan.

5. Motivasi berteman pada anak SD meliputi 3 (tiga) tahapan yaitu :

1. Tahap pemenuhan kebutuhan : pada tahap ini secara perlahan-lahan anak-anak mulai
meninggalkan egosentrisnya. Mereka cenderung menghargai teman sebagai individu
bukan karena status social ekonomi atau lainnya tetapi mereka lebih tertarik pada
anak lain yang mau bermain bersama sehingga terjalin persahabatan. Karena anak
menganggap bahwa berteman dan bersahabat merupakan salah satu cara memenuhi
kebutuhannya.

2. Tahap Balas jasa: Pada tahap ini anak mendapatkan teman karena adanya suatu
kepentingan rasa keadilan. Misalnya Rani dibelikan permen oleh Fitri, maka Fitri
berfikiran suatu saat nanti harus membelikan kue untuk Rani. Tahap balas ini
biasanya dilakukan pada kelompok dengan berjenis kelamin yang sama.

3. Tahap Akrab : pada tahap ini anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab.
Mereka saling berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda, tertawa,
bercerita dan kadang-kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian
bersahabat lagi sehingga akan terbentuk ikatan emosional yang mendalam.

Anda mungkin juga menyukai