tp
s:
//k
at
in
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
prancis
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
ISBN : 978-623-7719-11-3
No. Publikasi : 62090.2121
Katalog : 4102004.6209
Ukuran Buku : 25 cm × 17,6 cm
Jumlah Halaman : xiv + 84 Halaman
id
o.
.g
Naskah :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan ps
.b
ab
nk
Penyunting :
ga
Diterbitkan Oleh :
© Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan
Dicetak Oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan
Mulya Setiawan
id
Penulis :
o.
.g
Alifa Putri Wijaya
ps
.b
ab
Editor :
nk
ga
Gambar Kulit :
s:
tp
Infografis :
Tata Letak :
Penyunting :
Mulya Setiawan
id
(perkotaan dan perdesaan). Data yang digunakan antara lain bersumber dari hasil Survei Sosial
o.
Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Podes, Proyeksi
.g
Penduduk Kalimantan Tengah 2010-2020, dan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
ps
.b
Publikasi ini menyajikan berbagai aspek kesejahteraan yang datanya tersedia dan terukur. Untuk
ab
memudahkan interpretasi, perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut delapan bidang yang
nk
mencakup Kependudukan, Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola
ga
Konsumsi, Perumahan dan Lingkungan, Kemiskinan, serta Sosial Lainnya yang menjadi acuan dalam
in
at
Kami memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berpartisipasi
tp
dalam penyusunan publikasi ini. Akhirnya, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
ht
publikasi serupa di masa mendatang. Semoga publikasi capaian pembangunan Katingan yang
berjudul “Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Katingan 2021” ini bermanfaat bagi semua
kalangan yang berkepentingan, termasuk masyarakat pengguna sebagai bahan rujukan. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan saran dan masukan untuk
perbaikan publikasi ini.
Mulya Setiawan
id
KATA PENGANTAR ............................................................................................. V
o.
.g
DAFTAR ISI .................................................................................................. VII
ps
DAFTAR TABEL .................................................................................................. IX
.b
ab
id
o.
Fasilitas Rumah Tinggal ..................................................................................... 51
.g
ps
Status Kepemilikan Rumah Tinggal ................................................................... 54
.b
BAB VII KEMISKINAN ....................................................................................... 55
ab
nk
Kemiskinan ........................................................................................................ 59
at
//k
id
Kelamin di Kabupaten Katingan, 2016 - 2020 .......................... 4
o.
Tabel 2. Jumlah Desa¹ Menurut Kecamatan di Kabupaten
.g
ps
Katingan, 2015-2019 ............................................................... 4
.b
Tabel 3. Persentase Perempuan yang Pernah Kawin Berumur 10
ab
(Persen) ................................................................................... 7
ga
in
id
Tabel 14. Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Jenis
o.
.g
Pengeluaran di Kabupaten Katingan, 2019 - 2020 ................ 42
Tabel 15. ps
Konsumsi Energi dan Protein per Kapita per Hari di
.b
Kabupaten Katingan, 2018-2020 ........................................... 44
ab
nk
id
Pernah Kawin menurut Jenis Alat/Cara KB yang sedang
o.
Digunakan di Kabupaten Katingan, 2020 (Persen) .................. 9
.g
Gambar 3. ps
Umur Harapan Hidup Kabupaten Katingan dan Provinsi
.b
Kalimantan Tengah, 2016–2020 (Tahun)............................... 14
ab
nk
2019-2020 ............................................................................. 15
tp
ht
id
Katingan, 2020 ...................................................................... 65
o.
.g
Gambar 16. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha
ps
Selama Setahun Terakhir di Katingan, 2020 .......................... 67
.b
ab
id
o.
ASI : Air Susu Ibu
.g
BLT : Bantuan Langsung Tunai ps
.b
ab
KB : Keluarga Berencana
ga
in
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SP : Sensus Penduduk
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
Kependudukan 1
spek kependudukan memegang peranan penting dalam program
id
daya manusia yang memadai, proses pembangunan akan
o.
.g
memberikan hasil optimal sehingga dapat meningkatkan taraf hidup penduduk
ps
yang juga merupakan objek pembangunan itu sendiri. Kondisi tersebut
.b
ab
Namun demikian, jumlah penduduk suatu daerah tidak selalu berbanding lurus
at
kebutuhan yang harus dipenuhi, baik untuk sekadar bertahan hidup, maupun
s:
tp
semakin tinggi pula nilai kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan tersebut
tidak dapat terpenuhi, akan terjadi penurunan tingkat kesejahteraan yang justru
membuat masyarakat menjadi penghambat kelancaran proses pembangunan.
Oleh karena itu, informasi mengenai kondisi kependudukan sangat krusial. Dengan
informasi tersebut, Pemerintah dapat melakukan perencanaan yang lebih efektif
mengenai besar nilai kebutuhan masyarakat yang harus dapat dipenuhi agar
masyarakat dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pembangunan.
id
o.
2019 88 829 81 177 170 006 1,44 109,43
.g
2020 90 073 82 365 172 438 1,43 109,36
2021 91 325 83 562 ps
174 887 1,51 109,29
.b
Sumber: Proyeksi Penduduk menurut Survei Penduduk Antar Sensus, 2015–2025
ab
nk
Katingan Kuala 16 16 16 16 16 16
s:
Mendawai 7 7 7 7 7 7
tp
Kamipang 9 9 9 9 9 9
ht
Tasik Payawan 8 8 8 8 8 8
Katingan Hilir 8 8 8 8 8 8
Tewang Sangalang Garing 10 10 10 10 10 10
Pulau Malan 14 14 14 14 14 14
Katingan Tengah 16 16 16 16 16 16
Sanaman Mantikei 14 14 14 14 14 14
Petak Malai 7 7 7 7 7 7
Marikit 18 18 18 18 18 18
Katingan Hulu 23 23 23 23 23 23
Bukit Raya 11 11 11 11 11 11
KATINGAN 161 161 161 161 161 161
Catatan: ¹ Termasuk kelurahan dan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT)
Dilihat dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin, diketahui bahwa rasio
jenis kelamin (sex ratio) penduduk Katingan tahun 2021 sebesar 109. Ini berarti
bahwa untuk setiap seratus orang penduduk perempuan terdapat setidaknya 109
orang penduduk laki-laki. Selama periode tahun 2016-2021 rasio jenis kelamin
Kabupaten Katingan sebesar 109. Hal ini mengindikasikan bahwa selama lima
tahun terakhir, jumlah penduduk laki–laki di Kabupaten Katingan selalu lebih
banyak daripada perempuan. Data sex ratio ini sangat berguna dalam rangka
perencanaan maupun evaluasi berbagai program pembangunan yang berorientasi
id
pada peningkatan kesetaraan gender.
o.
.g
Secara administratif, Kabupaten Katingan terdiri atas 161 desa/kelurahan yang
ps
tersebar dalam 13 kecamatan. Kecamatan Katingan Hulu merupakan kecamatan
.b
ab
Aktivitas ekonomi di kecamatan ini selain didukung oleh perannya sebagai ibukota
in
Kabupaten juga didukung oleh posisinya yang merupakan jalur transportasi Kota
at
//k
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
Salah satu pemicu tingginya pertambahan jumlah penduduk yaitu tingginya angka
kelahiran di suatu daerah. Banyaknya kelahiran yang terjadi pada seorang
id
o.
Tabel 3. Persentase Perempuan yang Pernah Kawin Berumur 10 Tahun ke Atas
.g
Menurut Umur Perkawinan Pertama, 2020 (Persen)
ps
.b
Umur Perkawinan Pertama Persentase (%)
ab
(1) (2)
nk
<= 16 17,67
ga
17–18 22,37
in
19–20 24,90
at
21+ 35,07
//k
Total 100,00
s:
tp
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi angka
kelahiran anak, dan kematian ibu. Program KB dilakukan dengan penggunaan alat
kontrasepsi/KB yang berbagai jenis dan macamnya. Manfaat kesehatan dari
penggunaan alat kontrasepsi meliputi kemampuan untuk mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan sehingga mengurangi risiko aborsi; potensi komplikasi
kehamilan; dan risiko kematian ibu. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) selaku instansi pemerintah yang menangani program KB ini
id
o.
mengharapkan cakupan akseptor KB terus meningkat. Terutama untuk
.g
kepesertaan KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD dan
ps
Implant. Dengan cakupan KB yang meningkat, diharapkan laju pertumbuhan
.b
ab
Pada tahun 2021, persentase wanita berumur 15-49 tahun berstatus kawin yang
in
sedang menggunakan alat KB cenderung menurun, yaitu dari 69,18 persen pada
at
tahun 2020 menjadi 65,89 perssen. Persentase wanita berumur 15-49 tahun
//k
s:
berstatus kawin yang tidak menggunakan alat KB yang sebesar 21,78 persen
tp
yaitu, masalah kesuburan, takut efek samping, tidak setuju, memang tidak tahu
perihal manfaat alat/metode KB, dan alasan lainnya.
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
Kesehatan &
in
at
BAB 2.
//k
s:
tp
Gizi
ht
S
pembangunan yang berkelanjutan adalah mengenai kesehatan
manusia. Bersama dengan pendidikan dan pengeluaran riil
perkapita, kesehatan merupakan salah satu komponen dalam
penyusunan Indikator Pembangunan Manusia (IPM).
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar seluruh
lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara mudah, murah,
id
o.
dan merata. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat
.g
kesehatan masyarakat yang semakin baik, yang pada gilirannya akan lebih berhasil
dalam melaksanakan pembangunan. ps
.b
ab
nk
Keberhasilan atas upaya yang telah dilakukan dalam bidang kesehatan dapat
ga
diukur dengan beberapa indikator kesehatan antara lain Angka Harapan Hidup,
in
Angka Kesakitan, dan indikator lain yang berkaitan dengan akses terhadap fasilitas
at
ditolong oleh tenaga medis, persentase penduduk yang berobat jalan ke rumah
tp
sakit, dokter/klinik, puskesmas, dan lainnya, serta rasio tenaga kesehatan per
ht
penduduk.
id
o.
2016 2017 2018 2019
.g
2020 2021
ps
Katingan Kalimantan Tengah
.b
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Tengah, 2016-2021
ab
nk
masyarakat dapat ditandai dengan ada tidaknya keluhan kesehatan yang dirasakan
//k
bersekolah, mengurus rumah tangga, dan aktivitas lainnya. Indikator inilah yang
tp
ht
dikenal dengan nama Angka Kesakitan (Angka Morbiditas). Semakin tinggi angka
morbiditas, menandakan bahwa semakin banyak penduduk yang merasakan
gangguan akibat keluhan kesehatan. Hasil Susenas tahun 2021 menunjukkan angka
morbiditas penduduk Katingan mencapai 8,19 persen, mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya yang mencapai 12,45 persen.
11,60
id
10,47
9,41
o.
2019
.g
ps
.b 2020
2021
ab
nk
Gambar 5. Persentase penduduk berumur 0-59 bulan (Balita) yang pernah mendapat
at
89,27 88,35
85,80 89,00 87,26
ht
Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya adalah dengan
meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga medis dan meningkatkan
pelayanan neonatal, karena dapat mempengaruhi keselamatan ibu dan bayinya.
Penolong persalinan yang ideal adalah tenaga medis karena mereka telah
menerapkan proses persalinan yang memenuhi standar kesehatan. Oleh sebab itu
pemerintah selalu berupaya untuk memperluas akses, sarana pelayanan, serta
tenaga kesehatan dengan cara meningkatkan jumlah maupun kualitasnya. Selain
itu, masyarakat juga diharapkan semakin mempercayai dan menggunakan jasa
tenaga penolong persalinan medis, seperti dokter, bidan, maupun tenaga
paramedis lainnya, ketimbang tenaga penolong persalinan non medis, seperti
id
o.
dukun bersalin, famili/keluarga, ataupun lainnya.
.g
ps
Persentase perempuan usia 15–49 tahun pernah melahirkan yang kelahiran
.b
ab
terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan mencapai 97,33 persen. Dimana bidan
nk
tidak hanya dilihat dari indikator penolong persalinan, tetapi juga dari ketersediaan
at
//k
dan kemudahan mencapai fasilitas untuk pergi berobat. Dari informasi tersebut
s:
menjadi pertimbangan penduduk adalah jarak tempat tinggal dengan letak sarana
pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan, sosial ekonomi penduduk, yaitu
kemampuan penduduk untuk membiayai pengobatannya, serta jenis pelayanan
kesehatan.
id
Akses penduduk dalam memanfaatkan tenaga kesehatan tidak hanya dilihat dari
o.
indikator penolong persalinan, tetapi juga dari ketersediaan dan kemudahan
.g
mencapai fasilitas untuk pergi berobat. Dari informasi tersebut dapat
ps
teridentifikasi berbagai masalah yang dihadapi penduduk dalam mengakses dan
.b
ab
kesehatan.
//k
s:
pemerintah daerah melalui peningkatan kuantitas maupun kualitas baik dari segi
ht
id
o.
.g
Penyediaan berbagai sarana dan prasarana layanan kesehatan serta tenaga medis
ps
tanpa diimbangi pemanfaatannya oleh masyarakat hanya akan menjadi sia-sia.
.b
karena hal tersebut tidak akan dapat memberi dampak yang signifikan dalam
ab
sarana dan prasarana kesehatan serta ditunjang adanya tenaga medis, pemerintah
in
id
UKBM 9,01
o.
Pengobatan Tradisional/Alternatif 1,32
.g
Lainnya ps 0,00
.b
Sumber: Susenas, 2021.
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
P
endidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia.
Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan
yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Hak
memperoleh pendidikan bagi setiap warga negara tidak
memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan
gender. Hal tersebut sudah tertuang dalam UUD 1945.
id
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28C, ayat 1) dinyatakan bahwa setiap orang
o.
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
.g
ps
berhak mendapatkan pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan
.b
budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat manusia.
ab
Selanjutnya dalam Pasal 31 ayat 2) dinyatakan bahwa setiap warga negara wajib
nk
Pendidikan dasar sebagai bagian dari hak asasi manusia dan hak setiap warga
at
//k
dasar yang layak dan bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas
ht
hasil pembangunan. Hal tersebut juga menjadi investasi sumber daya manusia
yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan pembangunan bangsa.
id
o.
karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang untuk dapat
.g
mencapai tujuan hidupnya. Hal ini berkaitan langsung dengan bagaimana
ps
seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi
.b
ab
dalam pembangunan.
nk
ga
Salah satu indikator mendasar yang digunakan untuk melihat tingkat kemampuan
in
membaca dan menulis adalah Angka Melek Huruf (AMH). Kata “melek huruf” dapat
at
latin/lainnya pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain,atau
tp
dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca tulis. AMH
ht
100
99,73 99,78
99,53 99,54 99,55
99,34
99,20
98,83
id
2019 2020 2021
o.
.g
Sumber: Susenas, 2019-2021
ps
.b
Berdasarkan jenis kelaminnya, AMH laki-laki pada tahun 2021 lebih tinggi daripada
ab
perempuan. Hal ini terlihat dari besarnya AMH laki-laki di Katingan tahun 2020
nk
Sementara di tahun 2020, besarnya AMH laki-laki adalah 99,53 persen sedangkan
in
at
AMH perempuan sebesar 98,83 persen. Secara total, AMH tahun 2021 yang
//k
sebesar 99,78 persen lebih tinggi daripada AMH 2020 yang hanya sebesar 99,20
s:
persen.
tp
ht
Rata-rata lama sekolah merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat
kualitas penduduk dalam hal mengenyam pendidikan formal. Rata-rata lama
sekolah itu sendiri mempunyai pengertian jumlah tahun belajar penduduk usia 25
tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk
tahun yang mengulang). Indikator rata-rata lama sekolah sangat penting karena
digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menghitung Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) khususnya pada dimensi pendidikan.
sebelumnya yang sebesar 8,66 tahun. Besarnya nilai rata-rata lama sekolah
Katingan tahun 2021 ini lebih tinggi dibandingkan Provinsi Kalimantan Tengah yang
sebesar 8,64 tahun.
8,64
8,59
8,51
8,37
8,29
8,13
id
o.
.g
2016 2017 2018 2019ps 2020 2021
.b
ab
Tingkat Pendidikan
//k
s:
tp
Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari keahlian/keterampilan serta ilmu
ht
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini dapat digambarkan dari tingkat pendidikan
yang ditamatkannya. Seseorang yang menamatkan pendidikannya hingga jenjang
pendidikan yang tinggi tentunya mempunyai pengetahuan yang luas serta
keterampilan/keahlian yang tinggi. Sebagai sumber daya manusia yang berkualitas,
maka tamatan pendidikan tinggi diharapkan akan meningkatkan produktivitasnya
sebagai tenaga kerja. Selanjutnya, peningkatan produktivitas seseorang dalam
bekerja diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Karena
pentingnya pendidikan tersebut, maka pemerintah mewajibkan semua warga
negara Indonesia untuk menyelesaikan pendidikan dasar dengan program wajib
belajar 9 tahun (6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP). Indikator yang digunakan untuk
memantau pencapaian program wajib belajar 9 tahun adalah persentase
penduduk usia 15 tahun ke atas yang tamat pendidikan dasar.
Tabel 8. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki di Kabupaten Katingan, 2021
id
Tidak Mempunyai Ijazah 7,44 8,43
o.
.g
SD/MI/SDLB/Paket A 28,16 33,21
SMP/MTs/SMPLB/Paket B ps 34,01 31,91
.b
ab
Gambar 8. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Berumur 7-18 Tahun menurut
Kelompok Umur di Kabupaten Katingan, 2018-2021
id
o.
.g
100,00 96,90 99,88 95,67 99,85 96,76 99,78 97,69
ps
.b
ab
id
o.
15 tahun untuk pendidikan menengah pertama (SMPsederajat), dan kelompok
.g
umur 16-18 tahun untuk pendidikan menengah atas (SMAsederajat). Indikator ini
ps
.b
juga dapat digunakan untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu .
ab
Katingan, 2018-2021
ga
in
Tingkat Pendidikan
at
//k
Tahun
SD/MI/ SMP/MTs/ SMA/MA/
s:
persen, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik pada jenjang SMPsederajat di
tahun 2021, 67,83 persen diantaranya mengeyam pendidikan secara tepat waktu
sesuai dengan standar umur yang telah ditetapkan untuk jenjang pendidikan dasar.
APM SDsederajat sebesar 100,00 persen; dan APM SMAsederajat sebesar 75,84
persen.
id
sekolah. Jumlah tersebut terdiri dari 217 sekolah SDsederajat, 90 sekolah
o.
SMPsederajat, dan 37 sekolah SMAsederajat. Pembangunan sekolah perlu
.g
ps
dilakukan secara merata agar setiap penduduk memiliki akses yang sama dalam
.b
menikmati layanan pendidikan, terutama di Kabupaten Katingan yang memiliki
ab
wilayah cukup luas disertai beberapa daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan
nk
umum. Setiap kecamatan telah memiliki sekolah dasar dan sekolah menengah
ga
in
pertama, SMAsederajat.
at
//k
id
lapangan.
o.
.g
Tabel 10. Perkembangan Rasio Murid Guru menurut Tingkat Pendidikan di
Kabupaten Katingan ps
.b
ab
Jenjang Pendidikan
nk
Tahun Ajaran
SD SMP SMA SMK
ga
in
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem Data Pokok Pendidikan, Data
Semester Ganjil, Katingan dalam Angka 2018-2021
S
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Kelompok tenaga kerja adalah setiap penduduk yang dianggap
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat1, atau umumnya penduduk yang telah memasuki usia
kerja, yaitu pada kelompok umur 15 tahun ke atas. Jika kegiatan utama penduduk
id
yang termasuk tenaga kerja tersebut adalah bekerja (termasuk yang sementara
o.
tidak bekerja dan pengangguran) maka penduduk tersebut dapat diklasifikasikan
.g
ps
sebagai angkatan kerja. .b
ab
Jumlah angkatan kerja di Katingan pada Agustus 2020 mencapai 82.135 orang. Dari
nk
angkatan kerja yang tersedia tersebut, sekitar 94,31 persennya bekerja dan sisanya
ga
sekitar 5,69 persen tidak bekerja. 5,69 persen penduduk yang tidak bekerja atau
in
Terbuka (TPT)
ht
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah indikator yang digunakan untuk
menggambarkan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu
wilayah. Indikator ini didapatkan dengan menghitung proporsi angkatan kerja
terhadap penduduk usia kerja. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
adalah indikator yang digunakan untuk melihat keterjangkauan pekerjaan atau
kesempatan kerja dan merupakan salah satu indikator yang memiliki implikasi
sosial yang luas karena dapat menggambarkan tingkat kestabilan dan kemapanan
penduduk di suatu daerah. Indikator ini diperoleh dengan menghitung proporsi
jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
1
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
Tabel 11. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di
Kabupaten Katingan, 2018 - 2021
Tahun
Jenis Indikator
2018* 2019* 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69,36 70,50 64,55 64,38
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,65 5,25 5,69 5,50
id
o.
Sumber: Sakernas Agustus, 2018-2021
.g
Keterangan: *Penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil proyeksi SUPAS 2015
ps
.b
Angka TPAK pada penduduk perempuan umumnya akan lebih rendah
ab
angkatan kerja pada penduduk perempuan menjadi cukup tinggi. Pada tahun 2021,
in
at
Perkembangan angka TPT pada tahun 2018 hingga tahun 2020 secara umum
cenderung mengalami peningkatan. Namun, pada tahun 2021, angka TPT
mengalami penurunan dari tahun 2020. Meski demikian, pola perkembangan TPT
akan menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan jika dilihat berdasarkan
kelompok penduduk laki-laki dan perempuan.
id
o.
.g
Perkembangan nilai TPT pada tahun 2018 hingga tahun 2021 untuk setiap
ps
kelompok penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan bervariasi
.b
ab
pada setiap jenjang pendidikan. Pada tahun 2021, TPT pada tamatan SD ke bawah,
nk
Tabel 12. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi yang
//k
Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada publikasi ini dibagi
menjadi tiga kelompok lapangan usaha yaitu Pertanian (pertanian, kehutanan,
perburuan, dan perikanan), Manufaktur (pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, listrik, gas, dan air serta bangunan/ konstruksi), dan Jasa-jasa
(perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel, angkutan, pergudangan,
komunikasi, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan,
serta jasa kemasyarakatan. Jika dilihat dari kelompok lapangan usaha, penduduk
Kabupaten Katingan pada tahun 2021 sebagian besar bekerja pada sektor
pertanian. Jumlah penduduk yang bekerja di Kelompok Pertanian pada tahun 2021
mencapai 36,73 persen; Jasa-jasa 34,11 persen dan Manufaktur 29,16 persen.
id
o.
.g
Jika dilihat berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar penduduk umur 15 tahun
ps
ke atas yang bekerja pada tahun 2021 memiliki kedudukan sebagai
.b
ab
kelompok berusaha sendiri dan kelompok berusaha dibantu buruh tidak tetap/
ga
pekerja keluarga/ tak dibayar, masing-masing mencapai 28,62 persen dan 13,25
in
id
2018 2019 2020 2021
o.
.g
Pertanian Manufaktur Jasa
ps
.b
Sumber: Sakernas, 2021
ab
Tabel 13. Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama
at
//k
2018 - 2021
tp
Tahun
ht
Status Pekerjaan
2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5)
Berusaha sendiri 24,97 25,72 26,93 28,62
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak 14,45 16,56 14,42 13,25
dibayar
Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 5,45 2,44 4,69 3,28
Buruh/karyawan/pegawai 40,91 32,35 36,48 39,30
Pekerja bebas di pertanian 0,63 2,08 1,63 2,34
Pekerja bebas di non pertanian 1,12 5,99 4,87 2,98
Pekerja keluarga/tak dibayar 12,47 14,86 10,97 10,23
Sumber: Sakernas, 2021
Keterangan: Penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil proyeksi SUPAS 2015
Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 16 Maret 2020. Sementara
itu, kasus pertama Covid-19 di Kabupaten Katingan diumumkan pada tanggal 10 April
2020. Terhitung sejak tanggal 3 Juli 2021, pemerintah mengeluarkan kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sejumlah daerah
termasuk Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai upaya untuk menekan persebaran virus
corona yang semakin meluas.
Dengan adanya pandemi Covid-19, tidak hanya masalah kesehatan yang timbul, namun
semua aspek dalam kehidupan ikut terdampak termasuk perekonomian. Perekonomian
mulai menurun sejak diberlakukanya pembatasan aktivitas. Hal ini terlihat dari
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah yang masih melambat sampai triwulan III
id
o.
tahun 2021 bila dibanding kondisi sebelum pandemi (pertumbuhan c-to-c triwulan III 2021
.g
sebesar 1,92 persen). Sementara itu, selama tahun 2020, Kabupaten Katingan mengalami
ps
perlambatan ekonomi sebesar 3,25 persen, tumbuh melambat dari tahun sebelumnya.
.b
ab
Tabel 14. Jumlah Penduduk Usia Kerja yang Terdampak Covid-19 (orang), Agustus
ga
2021
in
at
Agustus
Komponen
//k
2021
s:
(1) (2)
tp
P
ola konsumsi rumahtangga merupakan salah satu indikator
kesejahteraan rumahtangga/keluarga. Selama ini berkembang
pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk
konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumahtangga
dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumahtangga
tersebut. Rumahtangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk
konsumsi makanan mengindikasikan rumahtangga tersebut berpenghasilan
id
rendah. Makin tinggi penghasilan rumahtangga, maka makin kecil proporsi
o.
.g
pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumahtangga. Dengan
ps
kata lain rumahtangga/ keluarga cenderung semakin sejahtera bila persentase
.b
ab
untuk nonmakanan.
ga
id
Pakaian 24 733 21 322 27 207 2,09 1,83 2,07
o.
.g
Barang Tahan
Lama
42 845 19 599
ps
24 636 3,62 1,68 1,88
.b
Lainnya 51 164 43 073 47 089 4,32 3,70 3,59
ab
Jumlah
nk
Tabel 15 diatas menyajikan data pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk
//k
makanan dan bukan makanan 2019, 2020 dan 2021. Dari tabel tersebut terlihat
s:
Pada tahun 2021 pengeluaran rata-rata per kapita penduduk di Katingan sebesar
Rp 1.311.852,00. Nilai ini berada di bawah rata-rata pengeluaran per kapita
penduduk Kalimantan Tengah. Masih ada delapan kabupaten lain yang nilai
pengeluaran rata-rata per kapita sebulannya lebih rendah dari rata-rata
pengeluaran per kapita sebulan Kalimantan Tengah, (Rp 1.395.826,00).
2.000.000
1.800.000
1.600.000
1.400.000
1.200.000
1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
id
o.
-
.g
ps
.b
ab
nk
ga
Kalimantan Tengah
in
at
//k
Tingkat kecukupan gizi yang mencakup konsumsi kalori dan protein merupakan
salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan
penduduk. Jumlah konsumsi kalori dan protein dihitung berdasarkan jumlah dari
hasil kali antara kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi dengan besarnya
id
o.
kandungan kalori dan protein dalam setiap makanan tersebut. Angka Kecukupan
.g
Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
ps
bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas
.b
ab
Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 (Widya Karya Nasional Pangan dan
ga
Gizi XI Tahun 2012), rata-rata kecukupan energi dan protein bagi penduduk
in
Tabel 16. Konsumsi Energi dan Protein per Kapita per Hari di Kabupaten Katingan,
s:
tp
2019-2021
ht
2Tingkat ketimpanganpendapatan penduduk menurut kriteria Bank Dunia terpusat pada 40 persen penduduk
berpendapatan terendah. Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk ini digambarkan oleh porsi
pendapatan dari kelompok pendapatan ini terhadap seluruh pendapatan penduduk yang digolongkan
sebagai berikut:
a. memperoleh < 12 persen, maka tingkat ketimpangan pendapatan dianggap tinggi,
b. memperoleh 12-17 persen, maka tingkat ketimpangan pendapatan dianggap sedang,
c. memperoleh > 17 persen, maka tingkat ketimpangan pendapatan dianggap rendah.
Gambar 11. Konsumsi Energi per Kapita per Hari menurut Kabupaten/ Kota di
Kalimantan Tengah, 2021 (Kkal)
2500,00
id
o.
2000,00
.g
1500,00 ps
.b
ab
1000,00
nk
ga
500,00
in
at
0,00
//k
s:
tp
ht
Kalimantan Tengah
R
umah dan kelengkapannya merupakan kebutuhan dasar dan juga
merupakan faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat. Rumah
mempunyai pengaruh terhadap pembinaan watak dalam
kepribadian serta merupakan faktor penting terhadap
produktivitas kerja dan kreativitas kerja seseorang. Selain itu rumah
juga mempunyai fungsi strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian
budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang. Dengan
id
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat melalui pemenuhan
o.
kebutuhan papan maka akan terwujud kesejahteraan rakyat.
.g
ps
.b
Rumah juga merupakan sarana pengamanan dan pemberi ketentraman hidup bagi
ab
manusia. Dalam fungsinya sebagai pengamanan diri bukan berarti menutup diri
nk
Kualitas rumah tinggal yang baik dalam lingkungan sehat, aman, lestari, dan
s:
berkelanjutan (Kepmen No. 9 Tahun 1999) diartikan sebagai suatu kondisi rumah
tp
ht
yang memenuhi standar minimal dari segi kesehatan, sosial, budaya, ekonomi, dan
kualitas teknis.
Salah satu dari sekian banyak fasilitas yang dapat mencerminkan kesejahteraan
rumah tangga adalah kualitas material seperti jenis atap, dinding dan lantai terluas
yang digunakan, termasuk juga fasilitas penunjang lain yang meliputi luas lantai
hunian, sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan sumber
penerangan. Kualitas perumahan yang baik dan penggunaan fasilitas perumahan
yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
id
o.
Rumah tinggal yang dapat dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai
.g
tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal.
ps
.b
Beberapa diantaranya yaitu rumah yang memiliki dinding terluas yang terbuat dari
ab
tembok atau kayu, dengan beratapkan beton, genteng, sirap, seng maupun asbes
nk
dan memiliki lantai terluas bukan tanah. Berdasarkan data Susenas 2018-2021,
ga
bukan tanah mencapai 99,68 persen (2018), 99,08 persen (2019), 99,44 persen
//k
(2020), dan 99,78 persen (2021) atau dengan kata lain masih ada rumah tangga di
s:
Katingan yang bertempat tinggal di rumah yang berlantaikan tanah sebesar 0,22
tp
ht
persen.
Indikator lain yang digunakan untuk melihat kualitas perumahan untuk rumah
tinggal adalah penggunaan atap dan dinding terluas. Dari hasil Susenas 2021 rumah
tinggal dengan atap beton, genteng, sirap, seng dan asbes mencapai 99,36 persen,
0,64 persen lainnya beratapkan bambu dan jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia.
Sedangkan untuk bahan bangunan utama dinding rumah terluas yang digunakan
di Katingan terdapat 3 jenis yaitu tembok (13,53 persen), Kayu/papan (86,17
persen), dan batang kayu (0,30).
id
Sumber: Susenas, 2018- 2021
o.
.g
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu kriteria rumah sehat adalah
ps
rumah tinggal yang memiliki luas lantai per orang minimal 10 m 2. Sedangkan
.b
ab
Pemukiman dan Prasarana Wilayah adalah kebutuhan ruang per orang dihitung
ga
meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci, dan masak serta
at
//k
ruang gerak lainnya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruangan per orang adalah 9 m 2
s:
sehat adalah jika penguasaan luas lantai per kapitanya minimal 8 m 2. Pada tahun
2021 persentase rumah tangga yang rumah tinggalnya memiliki luas lantai
perkapita di atas 10m2 sebesar 81,83 persen. Pada tahun 2021, sekitar 18,17
persen rumah tangga tinggal dirumah dengan luas lantai perkapita yang belum
memenuhi salah satu kriteria rumah sehat baik menurut WHO, Menteri
Pemukiman dan Prasarana Wilayah serta Kementerian Kesehatan.
id
o.
Fasilitas Tempat Buang Air Besar sendiri 68,04 81,78 82,26 83,66
.g
Fasilitas Tempat Buang Air Besar sendiri/ ps
53,34 67,22 61,58 63,21
.b
bersama dengan tangki septik
ab
nk
Pada tahun 2021, rumah tangga di Katingan yang menggunakan air kemasan, air isi
//k
ulang, dan air leding sebagai sumber air minum sebesar 52,76 persen. Terdapat
s:
tp
29,40 persen rumah tangga yang sumber air minum utamanya dari sumur bor/
ht
pompa, 6,43 persen dari air permukaan (sungai, danau/waduk, kolam, irigasi), dan
7,99 persen dari air hujan. Sementara besarnya persentase rumah tangga yang
menggunakan air minum bersih pada tahun 2021 mencapai 78,07 persen.
Penyediaan fasilitas tempat buang air besar merupakan bagian dari usaha sanitasi
yang cukup penting peranannya. Jika ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan,
pembuangan kotoran manusia yang tidak saniter akan mencemari lingkungan
terutama tanah dan sumber air. Selain itu juga akan menyebabkan berbagai
macam penyakit seperti tipus, disentri, kolera, dan sebagainya. Untuk mencegah
dan mengurangi kontaminasi terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran
3
Terdiri dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan sumur (sumur bor/pompa, sumur terlindung)
serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat ≥
10 m
Persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri
pada tahun 2021 ada sebesar 82,26 persen, meningkat dibandingkan pada tahun
2019 yang mencapai 81,78 persen. Disamping telah memiliki fasilitas tempat buang
air besar sendiri, penggunaan fasilitas tempat buang air besar dengan tangki septik
juga merupakan bagian dari kualitas kehidupan bagi rumah tangga dalam
memenuhi salah satu kriteria rumah sehat. Pada tahun 2021 rumah tangga yang
menggunakan jamban dengan tangki septik mencapai 61,58 persen, mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 67,22 persen.
id
o.
.g
Fasilitas perumahan lainnya yang juga penting adalah penerangan. Sumber
ps
penerangan yang ideal adalah yang berasal dari listrik (PLN dan non PLN), karena
.b
ab
hasil Susenas tahun 2020, persentase rumah tangga yang telah menikmati fasilitas
ga
listrik non PLN sebesar 19,42 persen dan rumah tangga yang menggunakan listrik
at
//k
PLN sebagai sumber penerangan rumah mencapai 79,43 persen. Sementara masih
s:
ada tersisa 1,15 persen rumah tangga yang rumahnya belum diterangi lampu
tp
listrik.
ht
19%
Listrik PLN
Listrik non PLN
Bukan listrik
80%
id
o.
Berdasarkan hasil Susenas 2020, rumah tangga yang menempati rumah milik
.g
sendiri sebesar 85,74 persen, sisanya 14,26 persen adalah bukan milik sendiri.
ps
Rumah tangga yang menempati rumah bukan milik sendiri terdiri dari 3,65 persen
.b
ab
kontrak/sewa; 8,66 persen bebas sewa baik milik orang lain maupun milik
nk
Tabel 18. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Rumah Tinggal di
at
Tahun
s:
P
embangunan pada dasarnya bertujuan menciptakan kemakmuran
dan mengurangi kemiskinan. Kemiskinan merupakan
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan
dan bukan makanan yang diukur dari pengeluaran (BPS).
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi, yang bukan hanya
mencakup kondisi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, dan politik. Kemiskinan
menjadi masalah utama yang terjadi di setiap negara, termasuk Indonesia.
id
o.
Pentingnya pemberantasan kemiskinan ditunjukkan salah satunya dengan tujuan
.g
ps
SDGs yang pertama yaitu mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
.b
Kemiskinan menjadi permasalahan krusial karena mempengaruhi aspek-aspek
ab
swadaya penduduk miskin; serta meningkatkan peran pihak luar sebagai fasilitator
s:
tp
pemberdayaan.
ht
Dalam mengukur kemiskinan, terdapat dua jenis data, yaitu data kemiskinan
makro dan data kemiskinan mikro. Pada pengukuran data kemiskinan makro,
digunakan pendekatan kebutuhan dasar, dimana kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan seseorang dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, baik kebutuhan dasar makanan maupun non makanan, yang diukur dari
sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dihasilkanlah data jumlah dan persentase
penduduk miskin (P0), tingkat kedalaman kemiskinan (P1), dan tingkat keparahan
kemiskinan (P2). Sementara itu, data kemiskinan mikro lebih menunjukkan siapa
dan di mana seseorang yang dikatakan miskin (by name by address). Sejak tahun
2012, kewenangan mempublikasikan data kemiskinan mikro ada pada Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di bawah komando
Wakil Presiden RI.
id
o.
.g
12 7,56 8
6,47 6,55 6,42 6,53
ps
6,23 7
.b
10 6,10 5,78
5,22
ab
5,02 6
4,79
8
nk
5
ga
6 4
in
2
s:
2
1
tp
ht
0 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Persentase
Tabel 19. Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan
Kemiskinan di Kabupaten Katingan, 2012-2020
id
2011 273 703 1,13 0,32
o.
2012 299 427 1,21 0,32
.g
2013 325 773
ps0,85 0,19
.b
2014 341 896 1,03 0,27
ab
A
kses pada teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu
indikator yang dapat mengukur kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan gaya hidup modern memicu kebutuhan akan
informasi dan komunikasi seperti telepon seluler pintar dan
komputer. Jenis akses dan media informasi yang beragam tentunya
menjadi pilihan bagi masyarakat dalam mengikuti tren gaya hidup modern.
Semakin terjangkaunya harga telepon pintar dan semakin luasnya cakupan wilayah
id
jangkauan frekuensi yang digunakan untuk mengirim dan menerima data internet
o.
.g
semakin mempermudah masyarakat dalam mengakses segala informasi yang
mereka inginkan. ps
.b
ab
pelayanan publik seperti kredit usaha serta tingkat keamanan wilayahnya. Semakin
ga
oleh masyarakat agar dapat beraktivitas dan bekerja. Semakin rendah tingkat
kejahatan di suatu wilayah menjadi salah satu indikator peningkatan kesejahteraan
sosial di wilayah tersebut.
Dalam era globalisasi yang terjadi dewasa ini, berbagai informasi yang ada di
seluruh dunia dapat dengan mudah dan cepat diakses melalui berbagai perangkat
teknologi informasi dan komunikasi. Semakin terjangkaunya harga telepon pintar
dan semakin luasnya cakupan wilayah jangkauan frekuensi yang digunakan untuk
mengirim dan menerima data internet semakin mempermudah masyarakat dalam
mengakses segala informasi. Kepemilikan dan akses terhadap media informasi juga
dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan seseorang.
id
o.
.g
Laki-laki ps
.b
ab
75,51 %
Total
nk
72,60 %
ga
Perempuan
in
69,37 %
at
//k
s:
tp
ht
Jumlah rumah tangga yang menggunakan komputer pada tahun 2020 mencapai
8,29 persen. Keberadaan komputer sebagai penunjang baik dalam kegiatan
bekerja maupun belajar menjadikannya kebutuhan yang harus dimiliki setiap
rumah tangga. Penggunaan berbagai sarana tersebut tentu akan dapat
meningkatkan pengetahuan, wawasan dan cara berpikir, sehingga pada gilirannya
akan mempengaruhi kemampuannya dalam meningkatkan taraf kesejahteraan
hidupnya.
Gambar 15. Persentase Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas yang Mengakses Internet
dalam 3 Bulan Terakhir di Kabupaten Katingan, 2020
Laki-laki Total
38,27 % 36,80%
id
o.
.g
Perempuan
ps 35,17 %
.b
ab
nk
ga
in
at
Pada tahun 2020 persentase penduduk Katingan yang mengakses internet ada
sekitar 36,80 persen, sedangkan sisanya sekitar 63,20 persen tidak mengakses
internet. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu
sebesar 33,66 persen. Kemampuan mengakses internet tidak hanya menjadi milik
masyarakat perkotaan, tetapi juga telah menjangkau beberapa wilayah perdesaan.
Semakin menjamurnya kepemilikan dan penguasaan handphone (HP) di
masyarakat, serta didukung dengan berbagai fitur dan kelebihan/kemudahan
dalam mengakses internet, membuat masyarakat perdesaan pun dapat mengakses
internet.
id
o.
Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang terdiri dari PNPM
.g
Mandiri Perdesaan, Perkotaan, Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal. Jenis program
ps
penyaluran yang lain seperti koperasi, kredit dari BPR (Bank Perkreditan Rakyat),
.b
ab
dari perusahaan leasing, dari pegadaian, dan dari badan usaha milik desa
nk
(BUMDES).
ga
in
Tabel 20. Persentase Rumah Tangga Penerima Kredit Usaha dan Penerima Kartu
at
Tahun
s:
Indikator
tp
2019 2020
ht
Rumah tangga penerima kredit usaha menurun dari 21,75 persen pada tahun 2019
menjadi 15,87 persen pada tahun 2020. Dilihat dari jenis kredit usaha yang
diterima, rumah tangga penerima kredit usaha yang terbanyak pada tahun 2020
berasal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR), yaitu mencapai 34,29 persen.
id
o.
Catatan : Rumah Tangga penerima kredit usaha bisa menerima lebih dari satu kredit
.g
Sumber : Susenas, 2020
ps
.b
ab
Tindak Kejahatan
nk
ga
Rasa aman dan adanya perlindungan dari negara terhadap masyarakat dari
in
0,54
0,45
0,35
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
id
o.
.g
Angka Beban Tanggungan
ps
Angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif
.b
ab
(dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan penduduk usia produktif (antara
nk
Perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan
s:
Angka Kesakitan
Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan hingga mengganggu
aktivitas sehari-hari.
id
o.
Angka Partisipasi Sekolah
.g
ps
Rasio anak yang sekolah pada kelompok umur tertentu terhadap jumlah penduduk
.b
pada kelompok umur yang sama.
ab
nk
Proporsi anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak
at
Proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah tepat
pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.
Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun
sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan.
Indeks Gini
Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan.
Nilai Koefisien Gini terletak antara nol yang mencerminkan kemerataan sempurna
id
dan satu yang menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
o.
.g
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya
ps
.b
Jumlah jam kerja yang digunakan untuk bekerja (tidak termasuk jam kerja istirahat
ab
nk
resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan).
ga
Kepadatan Penduduk
in
at
Lapangan Usaha
tp
ht
Masih Bersekolah
Sedang mengikuti pendidikan di pendidikan dasar, menengah atau tinggi
Pengangguran Terbuka
Mereka yang termasuk pengangguran terbuka adalah:
a. yang mencari pekerjaan
b. yang mempersiapkan usaha
c. yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan
id
d. yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
o.
.g
Pekerja Tidak Dibayar
ps
.b
Seseorang yang bekerja membantu usaha untuk memperolah
ab
Pengeluaran
//k
Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup seluruh jenis
s:
tp
makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau dan sirih. Bukan makanan
ht
Status Gizi
Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Kategori
status gizi ini dibuat berdasarkan Standar WHO/NCHS.
Status Pekerjaan
Kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan.
id
Tamat Sekolah
o.
.g
Menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah
ps
disekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat ijazah. Orang
.b
yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah mengikuti ujian
ab
id
o.
.g
ps
.b
ab
nk
ga
in
at
//k
s:
tp
ht
id
kemerdekaan Indonesia telah menyelenggarakan 7 kali
o.
.g
sensus penduduk yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990,
2000, 2010 dan 2020. ps
.b
ab
Survei Sosial Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam
Ekonomi dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas
Nasional dilaksanakan setiap tahun. Pengumpulan data Susenas
dibagi menjadi Kor (dilaksanakan tiap tahun) dan Modul (3
tahun sekali). Susenas Modul terdiri dari tiga jenis modul,
id
kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September.
o.
.g
Secara umum tujuan pengumpulan data melalui Susenas
ps
.b
Semesteran adalah tersedianya data tentang kesejahteraan
ab
tujuannya adalah:
in
at
pembangunan;
• Tersedianya data rinci tentang kesejahteraan
anggota rumah tangga seperti pendidikan,
kesehatan, fertilitas/KB, dan data kependudukan
menurut golongan umur, jenis kelamin, dan status
perkawinan.
id
o.
Sumber Data Selain dari sensus dan survei, Publikasi Indikator
.g
Lainnya Kesejahteraan Rakyat juga menggunakan data yang berasal
ps
.b
dari catatan administrasi Kementerian/ Instansi Pemerintah
ab
Kesehatan.
in
at
//k
s:
tp
ht