Anda di halaman 1dari 3

Resume Pendaftaran Tanah Dalam PP. No.

18 Tahun 2021

PP No.18 Tahun 2021 memuat terkait pendaftaran tanah, tercantum dalam bab ke tujuh.

Dalam Pasal 84 PP No. 18 Tahun 2021 menyatakan bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan
pendaftaran Tanah dapat dilakukan secara elektronik. Hasil penyelenggaraan dan pelaksanaan
Pendaftaran Tanah secara elektronik itu berupa data, informasi elektronik, dan atau dokumen
elektronik. Data dan informasi elektronik dan/atau hasil cetaknya itu merupakan alat bukti hukum yang
sah. Penerapan Pendaftaran Tanah elektronik dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sistem elektronik yang dibangun oleh Kementerian.

Selanjutnya dalam pasal 85, terkait dengan cara penyimpanan dan penyajian data/dokumen
pendaftaran tanah elektronik dilakukan secara bertahap disimpan di pangkalan data kementerian dan
disajikan dalam bentuk dokumen elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk keperluan pembuktian di pengadilan dan/atau pemberian informasi pertanahan, instansi yang
berhak dapat diberikan akses melalui sistem elektronik.

Dalam rangka percepatan pendaftaran tanah dalam pasal 87, pelaksanaan pendaftaran tanah secara
sistematik dan wajib diikuti oleh pemilik bidang Tanah. Apabila pemilik bidang Tanah tidak mengikuti
pendaftaran Tanah secara sistematik, pemilik bidang Tanah wajib mendaftarkan tanahnya secara
sporadik.

Dalam pasal 88, Pengumuman hasil pengumpulan data fisik dan data yuridis dapat dilakukan melalui
website yang disediakan oleh Kementerian,dengan lama waktu sebagai berikut:

a. dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan selama 14 (empat belas) hari kalender;

b. dalam Pendaftaran Tanah secara sporadik selama 30 (tiga puluh) hari kalender.

Pendaftaran hak tanggungan dilakukan oleh Kantor Pertanahan secara elektronik paling lama 7 (tujuh)
hari kalender setelah dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran hak tanggungan dinyatakan
memenuhi syarat. (Pasal 89)

Sistem administrasi pendaftaran tanah dalam pasal 90 dijelaskan bahwa pihak yang berkepentingan
dapat mengajukan permohonan pencatatan perjanjian pengikatan jualbeli atau perjanjian sewa atas
Tanah terdaftar ke Kantor Pertanahan. Pencatatan dilakukan pada daftar umum dan/atau sertipikat Hak
Atas Tanah.
Lalu dalan Pasal 91 menyatakan bahwa dalam hal Tanah menjadi objek perkara di pengadilan,pihak yang
berkepentingan dapat mengajukan permohonan pencatatan ke Kantor Pertanahan bahwa suatu Hak
Atas Tanah atau hak milik atas Satuan Rumah Susun menjadi objek perkara di pengadilan dengan
menyampaikan salinan surat gugatan. Catatan tersebut dapat hapus dengan sendirinya dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung dari tanggal pencatatan atau apabila pihak yang
mengajukan pencatatan telah mencabut permintaannya sebelum jangka waktu berakhir.

Apabila hakim yang memeriksa perkara memerintahkan status quo atas Hak Atas Tanah atau hak milik
atas Satuan Rumah Susun yang bersangkutan maka atas perintah hakim, permohonan tersebut
dicatatkan ke Kantor Pertanahan. Catatan rrengenai perintah status quo hapus dengan sendirinya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari karender kecuali apabila diikuti dengan putusan sita jaminan yang salinan
resmi dan berita acara eksekusinya disampaikan kepada kepala Kantor Pertanahan.

Pasal 92

Dalam hal Tanah dalam objek perkara pengadilan, objek penetapan status quo oleh hakim yang
memeriksa perkara atau objek sita pengadilan, kepala Kantor Pertanahan menolak untuk melakukan
pendaftaran peralihan atau pembebanan hak. Setelah jangka waktu catatan objek perkara pengadilan
atau catatan objek penetapan status quo hapus dan objek perkara tidak diikuti penetapan sita jamina,
maka pendaftaran peralihan atau pembebanan hakdapat dilaksanakan. Penolakan kepala Kantor
Pertanahan dilakukan secara tertulis yangmemuat alasan penolakan.

Pasal 95
menyatakan bahwa alat bukti tertulis Tanah bekas hak barat dinyatakan tidak berlaku dan statusnya
menjadi Tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Pendaftaran Tanah bekas hak barat mendasarkan
pada surat pernyataan penguasaan fisik yang diketahui 2 (dua) orang saksi dan bertanggung jawab
secara perdata dan pidana, yang menguraikan:
a. Tanah tersebut adalah benar milik yang bersangkutan bukan milik orang lain dan statusnya adalah
Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara bukan Tanah bekas milik adat;
b. Tanah secara fisik dikuasai;
c. penguasaan tersebut Cilakukan dengan iktikad baik dan secara terbuka oleh yang
bersangkutansebagai yang berhak atas Tanah; dan

d. penguasaan tersebut tidak dipermasalahkan oleh


pihak lain.
Dalam pasal 96 menyatakan alat bukti tertulis tanah bekas milik adat yang dimiliki oleh perorangan
wajib didaftarkan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah
ini. Apabila sudah melewati jangka waktu,maka alat bukti tersebut dinyatakan tidak berlaku dan tidak
dapat digunakan sebagai alat pembuktian Hak Atas Tanah dan hanya sebagai petunjuk dalam rangka
Pendaftaran Tanah. Selain itu, dalam pasal 97 Surat keterangan tanah, surat keterangan ganti rugi, surat
keterangan desa, dan lainnya yang sejenis yang dimaksudkan sebagai keterangan atas penguasaan dan
pemilikan Tanah yang dikeluarkan oleh kepala desa/lurah camat juga dapat digunakan sebagai petunjuk
dalam rangka Pendaftaran tanah.

Isu

-Bagaimana penerapan, keamanan, dan sanksi terhadap yang menolak mempunyai sertifikat elektronik?

- Penarikan Sertifikat untuk Diubah jadi Sertifikat Tanah Elektronik

- Sertifikat tanah sengketa yang ditarik untuk digitalisasi dapat memperparah konflik agraria

- Tidak semua warganegara paham teknologi, khususnya pendaftaran tanah secara elektronik.

- Bagaimana keamanan data masyarakat, apabila didaftarkan secara elektronik.

- Fitur validasi buku tanah, warkah tanah, serta menyusun berbagai aturan terkait dengan e-sertifikat.

- Sertfikat elektronik bukan prioritas karena pendaftaran tanah sistematis di seluruh wilayah Indonesia
belum dilakukan

- Bagaimana posisi masyarakat dalam validasi sertifikat elektronik

- Rakyat berhak menyimpan sertifikat asli dan hak ini tidak boleh dihapus. Sertipikat elektronik
seharusnya sebagai pelengkap dan tujuannya memudahkan database tanah di Kementerian ATR.

- Sertifikasi tanah tanpa didahului land reform dan reforma agraria hanya akan melegitimasi monopoli
tanah oleh badan usaha skala besar

Anda mungkin juga menyukai