Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Riyan Wahyuda

NPM : 20071010100

Kelas : Hukum Militer A071

JAWABAN

1. Penting karena untuk bisa melaksanakan apa aitu bela negara, juga tau apa dasar yang
menjadi kajian dalam hukum militer sendiri sehingga kita tidak menjadi abu-abu dalam
melaksanakan bela negara tersebut.
a. Jenderal TNI
b. Letjen TNI : Letnan Jenderal TNI
c. Mayjen TNI : Mayor Jenderal TNI
d. Brigjen TNI : Brigadir Jenderal TNI
e. Kol : Kolonel
f. Letkol : Letnan Kolonel
g. May : Mayor
h. Kapt : Kapten
i. Lettu : Letnan Satu
j. Letda : Letnan Dua
k. Peltu : Pembantu Letnan Satu
l. Pelda : Pembantu Letnan Dua
m. Serma : Sersan Mayor
n. Serka : Sersan Kepala
o. Sertu : Sersan Satu
p. Serda : Sersan Dua
q. Kopka : Kopral Kepala
r. Koptu : Kopral Satu
s. Kopda : Kopral Dua
t. Praka : Prajurit Kepala
u. Pratu : Prajurit Satu
v. Prada : Prajurit Dua
2. Hukum Pidana adalah kumpulan peraturan yg bersifat memaksa, apabila peraturan
dilanggar oleh seseorang, bagi pelanggar akan diberikan sanksi. Sedangkan Hukum
Pidana Militer adalah peraturan yang bersifat memaksa yang berlaku khusus bagi
anggota militer atau yang disamakan dengan militer.
3. Hukum Pidana bersifat materiil berisi tentang aturan yang dapat dikenakan tindak
pidana militer, sedangkan yang bersifat formil adalah dasar dari penegakan tindak
pidana itu.
4. Kewenangan pengadilan militer adalah melakukan penyidikan, pemeriksaan, serta
mengadili.
5. Hakikat Pidana bagi militer adalah pembalasan dari suatu kelalaian maupun yang
termasuk pelanggaran/kejahatan militer lainnya, sehingga Pidana tersebut menjadi alat
untuk menegakkan ketertiban dalam lingkungan kemiliteran.
6. Ada tiga bentuk kewenangan ankum, yaitu ankum berwenang penuh, ankum
berwenang terbatas, dan ankum berwenang sangat terbatas yang diatur pada Pasal 20
UU No. 25 Tahun 2014. Tugas dari ankum sendiri adalah melakukan penyidikan,
melakukan penahanan bagi tersangka prajurit yang diatur pada Pasal 21 UU No. 25
Tahun 2014.
7. Kewenangan pengadilan dalam lingkungan peradilan militer diatur dalam Pasal 9 ke 1
UU 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.
- Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu
melakukan tindak pidana adalah :
a. Prajurit
b. yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan Prajurit
c. anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang
dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit berdasarkan undang-
undang
d. seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf a, huruf b, dan
huruf c tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri
Kehakiman harus diadili oleh suatu Pengadilan dalam lingkungan
peradilan militer.
- Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan
Bersenjata
- Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan.
8. Kejahatan Militer dalam KUHPM
- Kejahatan terhadap keamanan negara
- Kejahatan dalam wajib perang
- Kejahatan desersi
- Kejahatan kewajiban dinas
- Kejahatan merusak atau menghilangkan peralatan perang.
9. Desersi adalah ketidakhadiran tanpa izin atau ke alphaan anggota militer pada saat tidak
terjadinya perang. Contohnya A tidak hadir dalam pos penjagaan, padahal pada saat itu
adalah giliran A menjaga pada pos tersebut atau dengan kata lain ia menarik diri dari
pelaksanaan kewajiban dinas.

Anda mungkin juga menyukai