2/Apr-Jun/2013
5
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
2. Bagimana hubungan antara Kitab justisiabel, dalam hal ini militer (dan yang
Undang-Undang Hukum Pidana Militer dipersamakan) maka Hukum Pidana Militer
dengan Kitab Undang-Undang Hukum adalah salah satu Hukum Pidana yang
Pidana Umum? secara khusus berlaku bagi militer (dan
yang dipersamakan) di samping berlakunya
C.Metode Penelitian Hukum Pidana lainnya (umum dan khusus
Penelitian yang dilakukan dalam dalam arti pembagian pertama tersebut
penulisan ini yaitu dengan menggunakan 9.a.).
penelitian pustaka (library research) yaitu Dari uraian tersebut mudah kiranya
metode penelitian yang dilakukan dengan difahami, bahwa karena yang berlaku bagi
cara membaca dan mempelajari teori-teori seseorang militer (atau justisiabel peradilan
yang relevan dengan pokok permasalahan. militer) bukan saja hanya Hukum Pidana
Data yang terkumpul ini kemudian Militer, melainkan juga Hukum Pidana
diolah dengan mempergunakan metode Umum dan ketentuan-ketentuan dalam
pengolahan data yang terdiri dari:Metode Hukum Pidana Umum (yang pada dasarnya
yuridis normatif yaitu metode penambahan digunakan juga oleh Hukum Pidana Militer
dengan berpegang pada norma atau kaidah dengan beberapa pengecualian), maka para
hukum yang berlaku. Metode pembahasan penegak hukum terutama yang
ini digunakan sesuai dengan kebutuhannya berkecimpung dalam badan-badan
untuk menghasilkan pembahasan yang peradilan militer harus menguasai baik ilmu
dapat diterima baik dari segi yuridis Hukum Pidana Umum maupun ilmu Hukum
maupun dari segi ilmiah. Pidana Militer.
Tindak pidana militer terdiri dari :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Jenis tindak pidana/delik.
A. Penerapan Hukum Militer Terhadap Delik-delik dapat dibeda-bedakan.
Pelaku Tindak Pidana Desersi Lihatlah pembedaan tindak
Bila ditinjau dari sudut justisiabel maka pidana/delik dalam ajaran umum.
HP militer (dalam arti material dan formal) Salah satu pembagiannya ialah tindak
adalah bagian dari hukum positif, yang pidana umum berhadapan dengan
berlaku bagi justisiabel peradilan militer, tindak pidana khusus. Salah satu
yang menentukan dasar-dasar dan kelompok tindak pidana khusus
peraturan-peraturan tentang tindakan- adalah tindak pidana militer.
tindakan yang merupakan larangan dan b. Tindak pidana militer.
keharusan serta terhadap pelanggarnya Tindak pidana militer yang pada
diancam dengan pidana, yang menentukan umumnya terdapat dalam KUHPM
dalam hal apa dan bilamanapelanggar dapat dibagi dua bagian yaitu :
dapat dipertanggungjawabkan atas - Tindak pidana militer murni
tindakannya dan yang menentukan juga (zuivermilitairedelict) dan
cara penuntutan, penjatuhan pidana dan - tindak pidana militer campuran
pelaksanaan pidana, demi tercapai- nya (gemengdemilitairedelict).
keadilan dan ketertiban hukum. 1) Tindak pidana militer murni
Suatu catatan penting untuk pengertian adalah tindakan-tindakan
tersebut di atas ialah bahwa pengertian itu terlarang/ diharuskan yang
didasarkan kepada: terhadap siapa Hukum pada prinsipnya hanya
Pidana tersebut berlaku. Jadi bukan mungkin dilanggar oleh
mendasari: Hukum Pidana apa saja yang seorang militer, karena
berlaku bagi justisiabel tersebut. Dengan keadaannya yang bersifat
perkataan lain apabila ditinjau dari sudut khusus atau karena suatu
6
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
7
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
8
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
dengan suatu tindakan yang nyata, maka baru dapat diterapkan pasal ini? Jika baru
selama itu maksud tersebut belum dapat hanya sebahagian saja terwujud, dapatkah
dikatakan atau dicap sebagai perbuatan pasal ini diterapkan? Pertanyaan-
yang bersifat melawan hukum. Demikian pertanyaan ini erat sekali hubungannya
juga perbuatan pergi, belum tentu sudah dengan unsur kejiwaan pelaku. Adalah
merupakan perbuatan bersifat melawan sukar dapat diharapkan pengakuan-
hukum. Jika kepergian itu tanpa izin, sudah pengakuan yang terus terang dari pelaku.
jelas sifat melawan hukumnya dari kata- Dan kalaupun ia terus terang
kata tanpa izin tersebut. Akan tetapi jika mengakuinya, namun pengakuan ini harus
kepergian itu karena sudah mendapat izin diperkuat dengan alat-alat/daya
(misalnya : cuti), maka kepergian itu tidak pembuktian lainnya.
bersifat melawan hukum. Oleh karena itu Ternyata maksud pembuat undang-
baru setelah maksud tersebut diwujudkan undang tidaklah harus sudah terwujud
dengan suatu tindakan (yang dalam hal ini seluruhnya maksud itu, baru dapat
kepergiannya itu) terdapat sifat melawan diterapkan pasal ini. Uraian di atas ini dapat
hukum dari tindakan tersebut. Jadi jika juga disimpulkan dari kata-kata : menarik
seorang militer meninggalkan tempat - diri untuk selamanya. Artinya kalau
tugasnya karena sudah mendapat izin cuti, petindak itu sudah mati, barulah secara
tetapi ternyata kemudian ia bermaksud pasti dapat dikatakan ia tidak mungkin lagi
untuk tidak akan kembali lagi untuk kembali atau ditangkap untuk dikembalikan
selamanya ke tempat tugasnya, tindakan ke tempat tugasnya. Dalam hal ini bukanlah
tersebut sudah merupakan perbuatan yang dimaksudkan untuk mengancamkan pidana
bersifat melawan hukum walaupun kepada yang mati. Oleh karena itu
kepergiannyaitu dengan izin. Sekali kesimpulannya ialah bahwa jika dari suatu
perbuatan/tindakan itu telah memenuhi kenyataan-kenyataan yang terjadi yang
unsur- unsur kejahatan desersi.5 mengikuti atau berbarengan dengan
Di samping istilah dengan maksud perbuatan pergi, sudah dapat dipastikan
yang dirumuskan dalam ayat (1) ke-1, yang atau layak dianggap bahwa kelanjutan dari
pada diri istilah itu mengancung pengertian kenyataan-kenyataan tersebut tidak lain
kesengajaan, juga pada kata-kata pergi itu dari pada proses perwujudan maksud
terkandung unsur kesengajaan. Jadi pelaku. Karenanya ps. 87 (1) ke-1 sudah
perbuatan pergi (menjauhkan diri, dapat diterapkan kepada pelaku tersebut.
menyembunyikan diri. meneruskan Dengan demikian maka penjelasan dari
ketidakhadiran atau membuat diri sendiri beberapa maksud pelaku adalah sebagai
tertinggal) dilakukan dengan kesadaran berikut :
atau sesuai dengan kehendaknya yang 1) Menarik diri untuk selamanya dari
dalam hal ini adalah untuk mewujudkan kewajiban-kewajiban dinasnya,
maksudnya. Arti dari untuk selamanya ialah tidak
akan kembali lagi ke tempat tugasnya.
Maksud dari pelaku. Dari suatu kenyataan bahwa pelaku
Maksud pelaku diawali dengan telah bekerja pada suatu jawatan atau
perbuatan pergi. Apakah dengan perbuatan perusahaan tertentu tanpa suatu
pergi itu maksud pelaku sudah terwujud perjanjian dengan kepala perusahaan
seluruhnya? Dengan perkataan lain apakah tersebut bahwa pekerjaan itu bersifat
harus terwujud seluruhnya maksud pelaku, sementara sebelum ia kembali ke
kesatuannya, sudah dapat diartikan
5 sebagai pergi untuk selamanya. Bahkan
Ibid, hal. 274
9
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
jika petindak itu sebelum pergi sudah b)bahwa petindak, tidak ada maksud
mengatakan tekadnya kepada lagi untuk kembali ke kesatuannya
seseorang teman dekatnya tentang karena kesadaran sendiri.
maksudnya itu,kemudian tidak lama Karenanya bagi seseorang Sersan C,
setelah pergi ia ditangkap oleh petugas, siswa di salah satu Pusdik militer di
maka kejadian tersebut sudah termasuk Cimahi, yang pergi kembali ke
kejahatan desersi. Karena kesulitan- kesatuannya semula, dengan maksud
kesulitan usaha pembuktian tentang menarik diri untuk selamanya dari
unsur kejiwaan yang dalam hal ini kewajiban belajar, tidak dapat
maksud pelaku. Maka baik dalam diterapkan kepadanya ketentuan pasal
proses verbal maupun dalam surat ini. Demikian juga seseorang militer
tuntutan harus secara jelas disebutkan yang menarik diri hanya dari suatu
kenyataan-kenyataan yang dari operasi militer tertentu saja, tidak
padanya dapat disimpulkan maksud dapat dikatakan sebagai telah
pelaku.6 melakukan kejahatan desersi.
Dari kewajiban-kewajiban dinasnya. 2) Menghindari bahaya perang.
Jika petindak itu pergi dari kesatuannya, Jika dibandingkan kejahatan desersi
lalu menggabungkan diri pada kesatuan dengan kejahatan tersebut ps. 75 (1)
militer lainnya, dilihat dari sudut ke-2, dapat disimpulkan bahwa desersi
maksud kepergiannya untuk selamanya merupakan bentuk kejahatan yang
dari kesatuannya semula, secara relatif lebih ringan sifatnya. Juga lebih
harafiah perbuatan itu adalah desersi. ringan dari bentuk desersi istimewa
Akan tetapi dilihat dari sudut maksud tersebut ps. 89 ke-2. Perbandingan yang
kepergiannya dihubungkan dengan menonjol dari pasal-pasal tersebut
kewajiban dinasnya, maka maksud ditinjau dari sudut keadaan/waktu
kepergiannya itu tidak dapat dikatakan adalah sebagai berikut :
sebagai menarik diri untuk selamanya Ps. : 75 (1) ke-2 : - menarik
dan seterusnya, karena pada kesatuan diri dari (menghindari)
yang baru itu juga ia akan menjalankan - keadaan bahaya dalam suatu
tugas kewajiban yang sama. Selain pertempuran
daripada itu dari kesatuan yang baru ini, - dalam waktu perang.
petindak masih dapat dikembalikan ke Ps. : 89 ke-2 : - pergi
kesatuan asalnya. dengan maksud menghindari
Terhadap perbuatan seperti ini, lebih bahaya perang
tepat jika ps. 86 KUHPM yang Ps. : 87 (1) ke-1 : - pergi
diterapkan. dengan maksud menghindari
Untuk istilah kewajiban-kewajiban bahaya perang
harus ditafsirkan sedemikian rupa - dalam
7
sehingga pengertian itu mencakupi hal- waktu yang tidak ditentukan.
hal sebagai berikut :
a) bahwa petindak, tidak ada Jelas bahwa untuk penerapan ps87 (1)
kehendak/maksud lagi untuk ke - 1, tidak dipersoalkan mengenai
melakukan kewajiban-kewajiban- keadaan, walaupun pasal ini dapat saja
dinas, untuk mana dia dididik, diterapkan dalam waktu perang. Suatu
dilatih dan dibiayai oleh negara; contoh kasus ialah, apabila di Sulawesi
Utara terjadi pemberontakan
6 7
Ibid, hal 275 Ibid, hal. 276
10
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
bersenjata, maka di daerah tersebut ditentukan pada Bab VII Buku 1 KUHPM.
terjadi keadaan dalam waktu perang, Tujuan pengkaitan istilah ini dengan
tetapi di Pulau Jawa aman saja (dalam istilah kekuasaan lain, ialah agar apabila
waktu damai). Apabila Sersan B dari Yon petindak bermaksud memasuki
512/Braw yang berkedudukan di pasukan, lasykar, partisan dan lain
Malang melarikan diri dari kesatuan sebagainya dari suatu organisasi
tersebut, karena mengetahui bahwa pemberontak bajak-laut, sudah
keesokan harinya Yon tersebut akan termasuk melakukan kejahatan desersi.
dikirimkan ke Sulawesi Utara untuk Dicantumkannya secara tegas kata-kata
bertempur melawan pemberontak, tanpa dibenarkan untuk itu, menyuruh kita
maka terhadap Sersan B telah dapat berfikir apakah ada kemungkinan yang
diterapkan pasal ini. sebaliknya, yaitu justru dibenarkan untuk
Apabila kepergiannya (penarikan itu? Dalam hal dibenarkan seseorang
dirinya) itu dari suatu keadaan bahaya militer memasuki dinas militer suatu negara
dalam pertempuran, sementara ia atau kekuasaan lain, maka terhadap pelaku
sudah berada di daerah pertempuran, itu tidak dapat diterapkan pasal ini.
maka ketentuan ps 75 KUHPM yang Demikianlah suatu satuan (kita) yang
lebih tepat diterapkan. memasuki dinas militer Perserikatan
3) Untuk menyeberang ke musuh. Bangsa-Bangsa yang dibenarkan seperti
Untuk menyeberang ke musuh adalah halnya pasukan GARUDA 1 sd V tidak telah
maksud atau tujuan dari petindak, yang melakukan desersi. Mengenaipembenaran
baru dinyatakannya dengan perbuatan memasuki dinas militer dari suatu
pergi. Apabila tujuannya itu belum kekuasaan lain ini, perlu mendapat
tercapai (misalnya karena keburu perhatian kita terutama apabila
ditangkap) sementara ia masih dalam pembenaran itu berkait dengan
perjalanan; kemudian tujuan yang persoalan spionase/ kontra spionase dan
terkandung dalam hati petindak itu bahkan persoalan politik. Karena
dapat dibuktikan (misalkan karena pembenaran tersebut, biasanya sangat
ucapannya sebelumnya kepada teman- bersifat rahasia, sehingga kemungkinan
teman dekatnya), maka petindak telah yang mengetahui adanya pembenaran itu
melakukan desersi. Apabila hanyalah pejabat-pejabat tertentu saja,
kepergiannya itu telah sampai pada yang oleh karenanya segala sesuatu yang
tujuannya yaitu sudah berada pada bersangkutpaut dengan pembenaran itu
musuh, dan jika ia belum tertangkap, harus merupakan penyelesaian tersendiri.
sebaik- nyalah dia berdoa agar perang Ps 87 (I) ke-2. Dalam satu sub-ayat ini
itu berlangsung setidak-tidaknya dirumuskan dan diancamkan pidana yang
delapan belas tahun agar kalaupun ia sama yaitu dua tahun delapan bulan,
kembali setelah waktu tersebut, tidak terhadap ketidakhadiran tanpa izin yang
lagi akan dituntut karena kejahatan meliwati batas waktu sebagaimana
desersitersebut ps 89 ke-1 KUHPM jo ps tersebut dalam ps 85 ke-1 dan ps 86 ke-1,
78KUHP. Atau dia berdoa agar dalam walaupun unsur kejiwaannya berbeda.
waktu tersebut ada amnesti umum. Dalam ps 85 ke-1 ditentukan karena
4) Memasuki dinas militer pada suatu salahnya dan ps 86 ke-1 dengan sengaja,
negara atau kekuasaan lain tanpa yang sama-sama dalam keadaan damai.
dibenarkan untuk itu. Demikian juga pada ps 85 ke-3 ditentukan
Pengertian memasuki dinas militer tidak karena salahnya dan ps 86 ke-2 dengan
harus sama pengertiannya dengan yang sengaja, yang sama-sama dalam waktu
11
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
12
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
13
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
14
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
15
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
16
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
17
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
18
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
12 13
Ibid, hal. 59 Ibid, hal.60
19
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013
B. Saran
1. Sangat diharapkan kepada aparat
penegak hukum khususnya yang berada
20