Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 : HKUM 4500

Darius Ginting - 041382547

1. Unsur-unsur perbuatan melawan hukum apa saja yang telah dipenuhi dan dapat
dikenakan sanksi kepada oknum prajurit TNI tersebut. Jelasakan!

Perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata), berbunyi: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”

Dari kasus diatas ada beberapa perbuatan melawan hukum yang dilakukan oknum prajurit
TNI sbb:

PMH Pengrusakan barang milik orang lain dan fasilitas umum

Pasal 406 KUHP ayat 1 berbunyi “Barang Siapa dengan sengaja dan melawan hukum
menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang
sesuatu yang seluruhnya atau, sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua tahun delapan bulan atau dan denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah”. Bahwa pertanggungjawaban pidana timbul oleh akibat perbuatan yang
didalamnya berisi ancaman pidana yang dilakukan oleh pelaku.

Pasal 170 KUHP “Barangsiapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.

1. Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan sengaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-
luka
2. Dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan
luka berat 3. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut.

Penganiayaan kepada warga sipil


Anggota TNI yang melakukan pemukulan terhadap warga dapat dikenakan Pasal 351 ayat
(1), ayat (2), atau ayat (3) KUHP yang menyatakan sebagai berikut :
1. Penganiayaan dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan itu berakibat luka berat, yang bersalah dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya lima tahun.
3. Jika perbuatan tersebut menyebabkan matinya orang, maka yang bersalah dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.”
Tugas 1 : HKUM 4500
Darius Ginting - 041382547

2. Ada tidaknya perbuatan melawan hukum dari Oknum Prajurit TNI (langsung atau tidak
langsung) yang telah memenuhi unsur melawan hukum militer? Jelaskan!

Dengan adanya Hukum Pidana Militer tidaklah berarti Hukum Pidana Umum (HPU) tidak
berlaku bagi militer. Jadi bagi militer berlaku HPU maupun HPM, hal mana terlihat dalam
Pasal 1 KUHPMiliter yang menyatakan : “untuk menerapkan Kitab Undang-Undang ini
berlaku ketentuan-ketentuan Hukum Pidana Umum.
Dari kasus diatas Perbuatas yang masuk kedalam unsur melawan hukum militer adalah
perbuatan dari Oknum Prajurit TNI yang terlihat dalam Pasal 170 Ayat 1 jo Ayat (2) adalah
“ternag-terangan dan tenaga Bersama menggunakan kekerasan terhadap orang dan
barang mengakibatkan luka-luka dan rusak ”

3. Apakah tindakan melawan hukum sejumlah oknum TNI telah memenuhi persyaratan
untuk disebut sebagai kejahatan dalam pertanggungjawaban pidananya dan akibat
perbuatan tersebut juga mencakup pertanggungjawaban perdatanya?

S. R. Sianturi dalam buku yang sama mengutip Moeljatno yang memilih menerjemahkan
strafbaar feit sebagai perbuatan pidana, yaitu perbuatan yang dilarang dan diancam
dengan pidana bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut.

Perbuatan tersebut itu harus betul-betul dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan
yang tak boleh atau menghambat akan tercapainya tatanan dalam pergaulan masyarakat
yang dicita-citakan oleh masyarakat itu.

Unsur-unsur Tindak Pidana


Menurut S. R. Sianturi, secara ringkas unsur-unsur tindak pidana, yaitu (hal. 208):
1. adanya subjek;
2. adanya unsur kesalahan;
3. perbuatan bersifat melawan hukum;
4. suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-undang/perundangan
dan terhadap yang melanggarnya diancam pidana;
5. dalam suatu waktu, tempat dan keadaan tertentu.

Lima unsur di atas, dapat disederhanakan menjadi unsur subjektif dan unsur objektif.
Unsur subjektif meliputi subjek dan adanya unsur kesalahan.

4. Bagaimanakah yurisdiksi peradilannya terhadap Sejumlah Oknum TNI tersebut, jelaskan


pertimbangan hukumnya berdasarkan peradilan hukum pidana umum dan peradilan
koneksitas, jelaskan dengan pertimbangan hukumnya?

Pengaturan yurisdiksi peradilan di Indonesia sebenarnya dapat dilihat dari ketentuan Pasal
24 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemudian ditindak
lanjuti dengan keluarnya UU No 14 tahun 1970 dan kemudian pada saat ini telah diganti
dengan UU No 48 tahun 2009.
Tugas 1 : HKUM 4500
Darius Ginting - 041382547

Dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 mengatur dan menegaskan bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan PeradilanAgama,
lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
Peraturan perundang-undangan yang kemudian menjadi landasan hukum bagi Peradilan
Militer di Indonesia hingga saat ini adalah Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang
Peradilan Militer yang diundangkan pada tanggal 15 oktober 1997. Dalam Pasal 9 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1997 dinyatakan bahwa Peradilan Militer berwenang mengadili
tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana
adalah :
a. Prajurit, menurut Pasal 1 angka 42 UU No 31 Tahun 1997 adalah prajurit ABRI yang
terdiri dari TNI dan PoLRI ;
b. Seseorang yang berdasarkan undangundang dipersamakan dengan prajurit;
c. Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan yang dipersamakan atau dianggap
sebagai prajurit berdasarkan undang-undang;
d. Seseorang yang tidak termasuk dalam huruf a, b atau c di atas, tetapi atas keputusan
Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh suatu
pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer.. Dalam konteks pemisahan TNI dan
PoLRI, yang dimaksud Panglima adalah Panglima TNI dan yang dimaksud Mneteri
Kehakiman adalah Menteri Hukum dan HAM.
Berdasarkan ketentuan Pasal 9 UndangUndang Nomor 31 Tahun 1997 di atas dapat
disimpulkan bahwa kewenangan mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit TNI
berada pada Peradilan Militer, baik tindak pidana umum maupun tindak pidana militer.
Tindak pidana militer merupakan tindak pidana yang hanya diatur dan dirumuskan dalam
KUHPM. Sedangkan tindak pidana umum merupakan tindak pidana yang pengaturan dan
perumusannya terdapat dalam KUHP maupun peraturan perundangundangan pidana
lainnya di luar KUHP.

Sumber:

• https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/12763
• https://konsultanhukum.web.id/unsur-unsur-perbuatan-melawan-hukum/
• http://lkbh.sumbawabaratkab.go.id/knowledgebase.php?article=6#:~:text=Dalam
%20hal%20ini%2C%20anggota%20TNI,empat%20ribu%20lima%20ratus%20rupia
h.
• Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 48.
• Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 84.
• YURISDIKSI PERADILAN TERHADAP PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA SEBAGAI
PELAKU TINDAK PIDANA - Yustisia Vol. 3 No.2 Mei - Agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai