Anda di halaman 1dari 22

Penyelidikan Endapan Mangan di Pulau Doi, Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara

Disusun oleh :
1. 2. 3. 4.

Ary Patut Tri Pratomo Dian Eka Aryanti Dorasi Sianturi

L2L 008 010 L2L 008 018 L2L 008 020

Ayu Anindia Yanuarsih L2L 008 012

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG JUNI 2011 1. Pendahuluan


Eksplorasi Tambang, Mangan 1

Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak dapat diperbaharui. Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri atau produksi. Kebutuhan bahan tambang mangan dewasa ini meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan yang merupakan logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti campuran logam untuk menghasilkan baja, campuran logam untuk kebutuhan baterai, dan untuk berbagai kebutuhan logam lainnya. Mangan merupakan salah satu dari 12 unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan yang diketahui ada sekitar 300 jenis. Namun yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 jenis. Pirolusit dan psilomelan merupakan mineral yang umum menjadi cebakan utama bijih mangan. Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun tersebar di banyak lokasi, yang secara individu umumnya berbentuk kantong atau lensa berukurang kecil dengan kadar yang bervariasi. Cadangan mangan yang telah diketahui sekitar 5,35 juta ton, sedangkan cadangan yang sedang ditambang berjumlah 4,90 ton saat ini, terdapat empat usaha pertambangan mangan yang telah berproduksi. Salah satu diantaranya merupakan tambang mangan tertua yaitu PD Kerta Pertambangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedang tiga perusahaan lainnya adalah swasta nasional. Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun nonmetalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi uranium, dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan adalah industri baterai, keramik dan porselein, industri logam, dan industi korek api. 1.1 Sejarah Mangan pertama kali dikenali oleh Scheele, Bergman dan ahli lainnya sebagai unsur dan diisolasi oleh Gahn pada tahun 1774, dengan mereduksi mangan dioksida dengan karbon. Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk; oksida, silikat, karbonat adalah senyawa yang paling umum. Penemuan sejumlah besar senyawa mangan di dasar
Eksplorasi Tambang, Mangan 2

lautan merupakan sumber mangan dengan kandungan 24%, bersamaan dengan unsur lainnya dengan kandungan yang lebih sedikit. Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan, Gabon, dan India. Di Indonesia mangan ditemukan pertama kali pada tahun 1854 di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat, tetapi pengusahaanya baru dimulai menjelang akhir abad lalu. Irolusi dan rhodokhrosit adalah mineral mangan yang paling banyak dijumpai. Logam mangan diperoleh dengan mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau dengan proses elektrolisis. 1.2 Genesa Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai cara yaitu karena proses hidrothermal yang dapat dijumpai dalam bentuk vein, metamorfik, sedimenter, maupun residu. Endapan mangan sedimenter merupakan endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan bernilai ekonomis. Manganese oolites dan manganese shale terbentuk di lingkungan laut. Pirolusit yang merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mn, dapat pula terbentuk karena proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu. Ada empat jenis mineral bijih yang mengandung Mn yaitu :

Pirolusit : MnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan 56), berwarna abu-abu kehitaman. Di bawah mikroskop bijih pirolusit mudah dibedakan dengan mineral mangan lainnya, dan warnanya yang putih kekuningan, cemerlang, pemadaman lurus, belahan sejajar dengan bidang kristal dan anisotropi yang kuat. Selain sebagai kumpulan kristal yang relatif kasar, pirolusit juga terdapat sebagai kristal berbentuk jarum yang halus.

Hollandite (Ramsdellit) : Ba2(MnO2)8, berkilap logam, terdapat bersama-sama pirolusit dalam massa kristalin berbutir kasar. Di bawah mikroskop bijih kedua jenis logam tersebut menunjukkan warna yang sama yaitu putih kekuningan, perbedaannya pirolusit

Eksplorasi Tambang, Mangan

lebih cemerlang daripada hollandite, relatif lebih lunak daripada pirolusit.

Kriptomelan : K2Mn8O16, di bawah mikroskop bijih mineral ini terdapat dalam bermacam-macam bentuk antara lain sebagai uraturat kecil atau massa berserabut, kristal seperti jarum berwarna abuabu kebiruan atau lapisan koloidal konsentris berselang-seling dengan lapisan berbeda warna, struktur bunga es dan massa berbentuk.

Psilomelan : (BaH2O)2Mn5O10, massa aktif keras berwarna hitam. Di bawah mikroskop bijih psilomelan sulit dibedakan dari kriptomelan baik bentuk maupun warnanya hampir sama. Perbedaannya adalah sifat anisotropi dimana psilomelan lebih lemah dibandingkan kriptomelan. Mangan di Jawa umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa dalam

batugamping yang terletak di dalam atau di atas batuan volkanik seperti tuffa, breksi. Bijih mangan didapatkan sebagai pirolusit, psilomelan, dan wad (massa seperti tanah). Asosiasi pirolusit adalah psilomelan, kadangkadang rhodonit, dan rodhokrosit. Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika. Mangan di alam berupa logam berwarna putih-kelabu dan mudah teroksidasi, diantaranya terdapat dalam bentuk MnO3. Mangan banyak digunakan dalam industri besi dan baja serta baterai. Batuan mangan bisa
Eksplorasi Tambang, Mangan 4

dikatakan layak jual di pasaran internasional jika minimal mengandung sekitar 35% unsur mangan. Batuan mangan Indonesia saat ini kebanyakan diekspor untuk memenuhi kebutuhan industri di China. Berdasarkan pengalaman tim GeoAtlas, sebagian besar mineral mangan banyak dijumpai di sekitar batugamping atau batuan malihan yang sangat keras. Mangan tersebut membentuk suatu jalur di antara rekahan batugamping atau berupa bolder di antara batuan malihan yang keras. Singkapan mineral mangan ini bisa terlihat di lereng bukit dan tepian sungai di batuan malihan atau di antara jalur rekahan batugamping. Sisipan mangan di lingkungan batugamping cenderung membentuk jalur rekahan dalam jumlah besar, sehinggalayak dilaksanakan eksploitasi tambang skala menengah. Mineral di lingkungan batugamping tersebut cenderung didominasi mangan saja dan tidak terdapat mineral lain yang dapat mengisi jalur rekahan tersebut. Sedangkan di lingkungan batuan metamorf, tidak hanya mangan saja yang tersingkap, namun terdapat juga bijih besi dan galena, namun ketiganya tidak terdapat dalam jumlah yang besar, sehingga lebih sesuai untuk pertambangan skala kecil atau pertambangan rakyat.

Gambar 1 Endapan Mangan

1.3 Cebakan Mangan a. Cebakan terrestrial Menurut park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu : Cebakan Hidrothermal. Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut
5 Eksplorasi Tambang, Mangan

Cebakan metamorfosa Cebakan laterit dan akumulasi residual Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal

dari cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual. Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu berbentuk perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh cebakan biji karbonat berasosiasi dekat dengan batuan karbonat atau grafitik, dan kadang-kadang mengandung lempung yang menunjukkan adanya suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi dengan sediment klasik berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali bebas dari unsure karbon organic. Cebakan bijih ini dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan bebas sirkulasi air. Cebakan bijih oksida merupakan cebakan sedimenter yang sangat komersial dengan kadar bijih 25-40% Mn, sedangkan cebakan bijih karbonat kadarnya cenderung lebih kecil, yaitu 15-30% . Cebakan bijih mangan mangan dapat terbentuk melalui proses genesa diantaranya proses hidrotermal atau biasa disebut sebagai primer, proses sedimentasi bawah laut, proses pengkayaan supergen dan proses pelapukan/laterit residu. Endapan managan primer yang terjadi karena proses hidrotermal dicirikan oleh hadirnya produk hidrotermal berupa zona batuan atau mineral ubahan, breksi hidrotermal,silisifikasi dan silikasi baik dalam bentuk urat urat atau batuan yang terkersikkan disamping stokwork. Endapan mangan terbenntuk karena proses persipitasi akibat thermal effect atau karena replacement proces oleh fluida hidrotermal pada batuan samping. Endapan mangan sekunder terjadi oleh karena endapan mangan primer yang sudah terbentuk sebelumnnya mengalami proses pelapukan, pelarutan pengikisan yang kemudian diendapkan kembali baik di tempat yang sama atau dipindahkan ke tempat yang lain. Proses sekunder didominasi oleh agen pelapukan dan air yang menghasilkan jejak- jejak pembentukan yang khas seperti gejala oksidasi percampuran dengan

Eksplorasi Tambang, Mangan

dendritus lainnya struktur perlapisan atau nodul- nodul yang menghasilkan yang menggambarkan manifestasi dari agen agen tersebut. b. Nodul Istilah Nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan masih terkandung pula unsure pasir, nikel, kobalt, dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul poli-metal. Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3 triliyun ton nodul berukurang kentang. Disamudra pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam cekungan sediment pasifik bagian timur, yang terletak pada jarak 2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, Kalifornia. Di zc na ini, nodul mangan mangan terjadi dalam lapisan tunggal dan tidak teratur. Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna coklat tanah hingga hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut. Pragmen batuan, atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun tidak terus-menerus. Lapisan lempung kemudian mengisi celah-celah diantara lapisan oksida tersebut secara tidak beraturan dan biasanya dapat dijadikan patokan dalam perhitungan periode pertumbuhan nodul bersangkutan. 1.4 Tahapan Eksplorasi Pada dasarnya belum ada metode eksplorasi paling tepat untuk mengetahui potensi mangan, karena penyebaran mangan yang sulit diprediksi dan ditemukan secara sporadis. Pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan adalah suatu rangkaian kegiatan eksplorasi yang merupakan suatu kesatuan dan saling melengkapi, setiap tahapan direncanakan
Eksplorasi Tambang, Mangan 7

berdasarkan tahapan sebelumnya. Apabila setiap tahapan ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka tingkat keyakinan data semakin tinggi sehingga menjadi informasi berharga dalam perencanaan produksi tambang. Adapun tahapan tahapan dalam eksplorasi mangan sebagai berikut: 1. Survei Tinjau Untuk mengetahui kondisi umum suatu area IUP maka perlu melakukan survei tinjau. Peta dasar Skala sekurang - kurangnya 1 : 50.000. Informasi yang harus di dapatkan : a. Beberapa titik pengamatan umum (jenis batuan dan bentuk muka bumi) b. Kondisi penduduk (pemukiman, kearifan lokal, agama, tingkat pendidikan, dan lain-lain) c. Tata guna Lahan d. Kesampaian daerah 2. Pemetaan geologi permukaan Mengetahui sebaran endapan mineral mangan yang tersingkap di permukaan. Peta dasar Skala sekurang - kurangnya 1 : 25.000. Out put dari kegiatan ini adalah: a. Peta lintasan dan titik pengamatan dalam kegiatan lapangan pemetaan geologi. b. Peta geologi

Eksplorasi Tambang, Mangan

Peta geologi merupakan penggambaran dua dimensi kondisi geologi lapangan meliputi jenis batuan, struktur geologi, serta sejarah pembentukannya. c. Penampang geologi Penampang geologi adalah penampang yang menggambarkan urutan urutan pembentukan satuan litologi dalam peta geologi. d. Peta geomorfologi Peta ini menggambarkan relief permukaan bumi di area IUP. Peta ini penting untuk perencanaan tambang dan infrastruktur tambang.

e. Peta tata guna lahan Peta yang menunjukkan penggunaan lahan oleh masyarakat, misalnya pemukiman, rumah ibadah, sekolah, pertanian, perkebunan, hutan, dan infrastruktur lain seperti jalan dan jembatan. Peta ini penting untuk mengetahui lokasi-lokasi dalam area IUP yang tidak bisa dilakukan proses penambangan. f. Peta pola pengaliran Peta pola pengaliran dalam eksplorasi mangan diperlukan untuk interpretasi struktur dan mineralisasi mangan g. Peta interpretasi zona mineralisasi mangan Peta ini sangat penting untuk mengetahui zona prospeksi mangan dan rekomendasi metode eksplorasi selanjutnya. h. Rekomendasi-rekomendasi:
Eksplorasi Tambang, Mangan 9

1) Lokasi rencana test pit 2) Perencanaan pemetaan bawah permukaan dengan metode geofisika 3) Lokasi stockpile, mesh, kantor, dan gudang 3. Test pit/trenching Setelah dilakukan pemetaan permukaan (surface mapping) akan diketahui lokasi-lokasi yang prospek. Informasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan perencanaan test pit (sumur uji) atau trenching (parit uji). Jenis dan dimensinya diatur berdasarkan kebutuhan data yang diinginkan dan pola mineralisasi mangan dari hasil kegiatan pemetaan geologi. 4. Metode Geofisika Metode geofisika sangat penting untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan. Metode geofisika yang dipilih diperoleh dari rekomendasi kegiatan pemetaan geologi permukaan atau berdasarkan jenis batuan yang berasosiasi dengan mangan. Metode geofisika yang biasa dipakai dalam eksplorasi mangan adalah geolistrik dan geoscanner. Output dari eksplorasi dengan metode geofisika ini adalah kondisi geologi bawah permukaan termasuk di dalamnya interpretasi keterdapatan mangan secara vertika. Dalam kegiatan pemetaan geologi diperoleh penyebaran mangan dan polanya, sedangkan eksplorasi dengan metode geofisika menghasilkan interpretasi prospek mangan secara vertikal. 5. Pemboran
Eksplorasi Tambang, Mangan 10

Metode geofisika menghasilkan interpretasi kondisi bawah permukaan termasuk keterdapatan mangan di dalamnya, kegiatan pemboran memberikan keyakinan 100% terhadap interpretasi tersebut. Lokasi dan kedalaman yang menarik menurut hasil metode geofisika, bisa ditindaklanjuti dengan pemboran. Disamping memberikan keyakinan pada interpretasi metode geofisika, kegiatan pemboran juga menghasilkan informasi berharga terkait kuantitas dan kualitas mineral mangan serta model tiga dimensi dan pendekatan perhitungan cadangan mangan terukur secara akurat. 2. Endapan Mangan di Pulau Doi Endapan mangan di Pulau Doi adalah merupakan salah satu endapan mangan yang terdapat di kawasan Maluku, umumnya terbentuk dalam lingkungan batuan vulkanik (tuff) setempat dalam gamping. Secara genesa terdapat dua tipe endapan mangan di kawasan ini yaitu endapan mangan primer (hidrotermal) dan endapan sekunder (sedimenter). Endapan jenis primer ditandai oleh adanya breksi hidrotermal dan stockwork, lokasi Galao-C. Sedangkan endapan sekunder dicirikan oleh adanya perlapisan, terdapat di Tabua, Tonggowai, Cera, Paniki, Toba dan Galao-C. a. Gambaran Umum Secara umum keterdapatannya dapat dikelompokan menjadi dua jenis. Pertama endapan mangan primer dan kedua mangan sekunder. Mangan primer terjadi dan terbentuk karena proses hidrotermal dengan ciri mengandung silika membentuk stockwork atau breksi hidrotermal. Kedua endapan mangan terbentuk akibat proses sedimentasi dimana media air memegang peranan penting dalam proses pembentukannya. Ini salah satunya dicirikan oleh bentuk layer maupun bentuk nodule. Paper ini akan mengulas gambaran umum endapan mangan di Pulau Doi meliputi keterdapatan, genesa, sebaran serta potensinya. b. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Eksplorasi Tambang, Mangan 11

Secara geografis daerah penyelidikan terletak antara 12744 ~ 12751 BT dan 211 ~ 218. Secara administratif daerah penyelidikan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Pencapaian ke daerah tersebut dilakukan dengan menggunakan jalur udara dari Jakarta -MakassarTernate dengan waktu tempuh 4 jam, dilanjutkan dengan jalur laut Ternate - Sadangoli sekitar 45 menit, jalur darat Sadangoli - Tobelo dengan waktu tempuh 4 jam dan terakhir perjalanan6 dilanjutkan dari Tobelo - Kampung Dama (P. Doi) melalui jalur laut sekitar 15 jam.
c. Kondisi Geologi

Kepulauan Halmahera dimana P. Doi merupakan bagian didalamnya secara tektonik terbagi atas dua mandala geologi utama yaitu Mandala Geologi Timur dan Mandala Geologi Barat. Kedua Mandala geologi tersebut memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Mandala Timur terjadi pada akhir Kapur dan awal Tersier, dicirikan oleh batuan tua ultrabasa dan serpih merah berumur Kapur, geologi Mandala Barat didominasi oleh batuan vulkanik.dengan batuan tertua yang muncul adalah Formasi Bacan berumur Oligo-Miosen. Pulau Doi secara tektonik merupakan bagian dari Mandala Geologi Barat. Terdiri atas dua Formasi Bacan dan Formasi Weda. Formasi Bacan merupakan formasi tertua menempati terutama di bagian tengah, memanjang dari timurlaut dan baratdaya, terdiri dari Breksi dan lava. Breksi, setempat batugamping. Umur Oligosen Akhir - Miosen Awal (Kadar, 1976). Formasi Weda terdiri dari batupasir dan arkosa, berselingan dengan batulempung, batulanau, napal, batugamping berbutir halus-sedang konglomerat dan graywacke.. Umur Miosen Tengah - Pliosen ( Kadar & Budiman, 1976). Berdasarkan hasil survei di lapangan, secara litologi daerah terdiri 8 satuan batuan: yaitu lava, breksi vulkanik, batugamping, tufa pasiran, breksi tufa, batupasir, lempung, aluvial dan intrusi andesit : Lava menempati bagian paling bawah, warna abu-abu tua, vesiculair setempat dijumpai struktur bantal dan kolumnar, komposisi andesitikEksplorasi Tambang, Mangan 12

basaltik. Batuan ini disebandingkan dengan Formasi Bacan (Sam Supriatna, 1980). Breksi vulkanik, warna abu-abu kehitaman - kecoklatan, - komponen menyudut dengan ukuran 3 cm ~ 40 cm, komposisi andesit basal, setempat lapuk, umumnya masif, tersebar di selatan bukit Tabua, timur Salube, Galau dan di bagian baratlaut. Batugamping, pertama berwarna abu-abu muda kemerahan (mengandung mangan?), kristalin, masif dan sebagian berlapis. Kedua berupa terumbu karang laut, bersifat tufaan putih kotor menempati dataran rendah. Tufa pasiran dan breksi tufa, coklat - coklat tua, halus - kasar, masif, setempat berlapis, dan lapuk menjadi kaolin, lunak, warna putih, sebagian bercampur mangan. Breksi tufa komponen maupun matriknya terdiri dari tufa. Penyebaran terdapat di bagian utara daerah penyelidikan (Tonggowai). Batupasir, warna abu-abu hingga coklat, halus kasar, berlapis dengan arah perlapisan U.20T/10, tersingkap terutama di daerah bukit Cera. Setempat perselingan lapisan halus dan kasar dapat diamati secara jelas. Sebaran terutama di bagian tengah, barat dan timur, menumpang diatas tufa, lava dan batugamping. Batulempung abu-abu, lunak, berlapis, sebagian berselingan dengan batupasir halus dan batulanau, kering membentuk serpih atau shale, sebaran terutama terdapat di bagian selatan daerah penyelidikan. Aluvial, dijumpai pada dataran rendah pantai dan muara sungai besar seperti di Cera , Dama dan Dowonggila.. Endapan ini merupakan endapan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan sebelumnya. Intrusi andesit, porfiritik, berbutir halus sedang, mineral penyusun plagioklas, serta mineral hornblenda dan piroksin. Intrusi terdapat di daerah selatan, daerah Galau dan dibagian utara daerah Toba. Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan adalah struktur sesar. Struktur sesar berupa sesar geser terdapat di daerah penyelidikan diantaranya lereng terjal Bukit Tabua dan kelurusan di daerah baratlaut (kawasan Tonggowai). Pola sesar ditunjukkan oleh aliran sungai yang bermuara ke Solube (Sungai Solube) dan Sungai Malamoi bermuara ke daerah Dowonggila.
Eksplorasi Tambang, Mangan 13

3. Survei tinjau Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi mangan yang paling awal dengan tujuan mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan mangan yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 100.000. Hasil survei tinjau yang pernah dilakukan oleh beberapa ahli di kawasan ini menunjukkan nilai kadar Mn nya cukup baik. Jenis mangan yang terdapat di daerah ini umumnya adalah jenis pirolusit terdapat sebagai lensalensa mengisi dalam batuan tufa dan sebagian lagi dalam batugamping dalam bentuk pocket. Namun demikian data resmi yang menjelaskan keterdapatan dan potensi mangan di P. Doi ini sejauh ini belum tercatat di Pusat Sumber Daya Geologi. 4. Explorasi pendahuluan Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.

Eksplorasi Tambang, Mangan

14

5. Explorasi detail Tahap eksplorasi detail ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas clan kualitas serta bentuk tiga-dimensi endapan mangan. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran, dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pengkajian geohidrologi, dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan pencontohan mangan dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan denqan rencana kegiatan penambangan. 5.1 Mineralisasi Mineralisasi memiliki kaitan erat dengan kondisi geologi. Hasil pengamatan dilapangan diketahui ada enam zona mineralisasi mangan di daerah penyelidikan yang umumnya membentuk kantong-kantong mineralisasi, yaitu wilayah Tabua, dan Paniki- Dowonggila merupakan wilayah mineralisasi dibagian selatan dan di wilayah Galau (Galau C dan Halus), Cera B. Tonggowai, Toba yang merupakan wilayah mineralisasi dibagian utara.

Eksplorasi Tambang, Mangan

15

Wilayah selatan Wilayah Tabua (E) : mineralisasi meliputi Bukit Tui dan Ngelola dan Bukit Tabua. Mineralisasi terjadi pada batuan tufa dan breksi tufa sebagai bongkah dengan ? 5 cm ~ 25 cm, abu-abu, masif, dan berlapis (laminasi) sebagian berstruktur oolit, berbutir sangat kasar sebagian bercampur dengan tufa, lunak dan sebagian pada batugamping sebagai rhodocrosite. Wilayah Paniki-Dowonggila (D); di bukit Paniki mangan dalam bentuk bongkah berukuran gravel-coble maksimal 10 cm, abu-abu kecoklatan, masif, berbutir halus. Di hulu sungai Salube mangan tersingkap di sungai dalam tuff, abu-abu metalik - hitam, halus-kasar, masif laminasi, sebaran tersingkap dipermukaan sekitar 40 m x 60 m dengan arah sebaran adalah U.160T, kemiringan sulit ditentukan. Wilayah Utara Wilayah Galao (C), terletak di bagian timurlaut, terdiri dari dua daerah yaitu Galao C dan Galao Halus. Galao C merupakan mineralisasi hidrotermal, bijih abu-abu metalik, keras dan berkristal struktur stockwork, (Foto.2) dan Galao Halus, terletak 1,5 km arah selatan Galao C. Mineralisasi terbentuk sebagai endapan sekunder (sedimentasi) dalam cekungan kecil diantara 2 sungai kecil, hitam, sangat lunak dan hablur, halus kasar, sepintas mirip tanah hitam. Wilayah Tonggowai (F), terletak di baratlaut, mangan dijumpai pada batuan tufa yang mengisi rekahan batuan tufa dan membentuk lapisan dalam tuff. Yang pertama batuan disekitar mangan lebih keras, sedangkan yang kedua mangan mangan lebih lunak terdapat diantara lapisan tuff. Wilayah Toba (B). terletak di sebelah timur Tonggowai atau baratlaut Galao. Mangan dijumpai berupa lensa , ketebalan 40 cm, abu-abu, hablur, berukuran pasir kerakal pada kedalaman 1 meter. Indikasi mangan di lokasi lain juga ditemukan di sungai kecil dalam bentuk bongkahan. Wilayah Cera (A),. di wilayah ini diantaranya di lokasi G. Potong, mangan dijumpai sebagai singkapan maupun bongkah dalam lingkungan tufa, dalam keadaan masif maupun membentuk perlapisan, warna abu-abu kecoklatan, bercampur tufa, membentuk kantong-kantong.

Eksplorasi Tambang, Mangan

16

5.2 Hasil Analisis Laboratorium Hasil analisis laboratorium menunjukkan kadar mangan di kawasan ini rata-rata memiliki Mn total rata-ratanya antara 30-40%, beberapa tempat mencapai Mn total diatas 50%. Tingginya kadar Mn ternyata diikuti oleh rendahnya kandungan besi (Fe2O3). Hasil perhitungan menunjukkan potensi sumber daya terkira adalah sekitar 326.250 ton. Hasil analisis laboratorium terhadap contoh-contoh representatif menunjukkan kadar MnO2 umumnya berkisar 40 60 %. Kadar MnO2 terendah 1,08 % (DO.48), sedangkan yang tertinggi 82,32%. Kadar MnO tertinggi 69,16% dan terendah 0%. Mn total memiliki kadar rata-rata 30% - 40 %, beberapa lokasi ada yang mencapai > 50% (52,14% pada DO.37 B, 53,21% pada DO-37 dan 53,42% pada DO.59). Kadar Fe2O3 umumnya < 10%, beberapa lokasi mencapai 74,76% (DO.48). SiO2 umumnya < 5%, hanya satu lokasi mencapai 7,36%. TiO2 kadar rata-rata < 0,4 %. Pospor rata-rata < 0,15% dan sulfur umumnya 0%, satu lokasi (DO 47) memiliki kadar 0,11%. 5.3 Interpretasi Model Endapan Endapan mangan secara genesa dapat dikelompokan menjadi dua tipe/jenis endapan, tipe primer dan tipe sekunder. Endapan tipe primer terbentuk karena proses hidrotermal, Sedangkan endapan tipe sekunder terbentuk karena proses sedimentasi. Berkaitan hal tersebut diatas, keterdapatan endapan mangan di daerah penyelidikan (Pulau Doi), dapat di kelompokan menjadi 2 (dua) jenis endapan. Pertama jenis endapan mangan primer (hidrotemal) dan dua jenis endapan lainnya adalah terbentuk karena proses sedimentasi. Endapan mangan primer, Endapan mangan primer terjadi karena proses hidrotermal dicirikan oleh breksi hidrotermal disamping stockwork, mineral ubahan akibat thermal effect atau karena replacement process oleh fluida hidrothermal pada batuan samping sehingga terbentuk bijih mangan pada batuan yang dilaluinya saat terjadi presipitasi. Hal tersebut dijumpai di Galao C suatu kawasan bekas tambang. Di duga merupakan sisa-sisa hasil penambangan terdahulu. Hasil analisis kimia menunjukkan kandungan Mn nya
Eksplorasi Tambang, Mangan 17

sbb : Pada DO-41, Mn tot 50,96 %, DO- 53, Mn tot 45,89%. Proses presipitasi terjadi pada fluida/cairan mengandung mangan jenuh sehingga pembentukan bijih membawa kadar yang tinggi. Kenampakan megaskopis menunjukan mangan memiliki kontak dengan silika atau batuan terkersikan. Lingkungan hidrotermal berdasarkan hasil survey dilapangan hanya dijumpai di dua lokasi (DO-41 dan DO-53). Pada bagian atas lingkungan ini ditutupi oleh endapan mangan sekunder yang berada dalam batuan tufa. Endapan Sekunder, Proses pembentukan endapan ini sangat di dominasi oleh media air permukaan, sehingga jejak-jejak pembentukannya seperti adanya struktur perlapisan, dan nodul menggambarkan manifestasi tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, maka endapan sekunder di daerah penyelidikan dapat di bagi menjadi dua jenis. Pertama, endapan mangan sekunder-1 dicirikan oleh adanya perlapisan, hitam dan keras. Sebarannya meliputi wilayah Tabua, Cera, Paniki Galau, Tongowai dan Toba. Kedua adalah endapan sekunder-2. Endapan ini tidak memperlihatkan adanya perlapisan serta kondisi mangannya lunak dan hablur ini terdapat di Galao Halus. Kondisi endapan mangan sekunder-2 merupakan hasil pengendapan kembali dari endapan sekunder pertama maupun endapan primer. Jika melihat dari kenampakan topografi maka diperkirakan endapan mangan yang terbentuk di Galao Halus adalah berasal dari mangan Galao C baik primer maupun sekunder. Diperkirakan endapan serupa Galao halus masih dapat ditemukan di lokasi lain, mengingat eksplorasi di kawasan Doi belum dilakukan secara maksimal. Berdasarkan hasil analisis kimia menunjukkan umumnya kandungan Mn totalnya berkisar antara 30 % - 45%. Beberapa lokasi menunjukkan kadar diatas 50%, seperti DO-56 (Tonggowai, Mn tot 51,70%), DO-59 (Cera, Mn tot 53,42%), DO-46 (Toba, Mn tot 50,26%). Hasil analisis kimia menunjukkan secara umum kandungan Mn pada wilayah utara relatif lebih tinggi di banding selatan. Ini dapat dilihat dari sebaran kadar kandungan unsur Mn nya. Hasil analisis kimia menunjukkan kandungan besi (Fe2O3) relatif kecil umumnya < 10%. Beberapa lokasi kandungan besinya (Fe2O3) cukup tinggi
Eksplorasi Tambang, Mangan 18

mencapai 49,51%

(DO-24), 47, 88% (DO-25) dan 46,99% (DO-63),

kandungan SiO2 kecil, rata-rata < 4%. total sulfur rata-ratanya < 0,02%, TiO2 < 0,7%, dan P rata-rata < 0, 05%. Kandungan LOI rata-rata antara 16% - 17%. Hal tersebut menunjukkan tingginya kadar Mn disertai dengan rendahnya kadar SiO2 (rata-rata < 4%) dan Fe2O3 rata-rata < 10%, begitu pula sebaliknya pada. Kadar terendah Mn sekitar 2,95% memiliki kandungan Fe2O3 sekitar 74,76%. Ini berarti jenis endapan mangan di kawasan Doi umumnya adalah endapan sedimenter (non hidrotermal). Endapan mangan adalah salah satu jenis endapan yang memiliki pola sebaran tidak teratur. Oleh karena itu sejauh ini belum diperoleh formulasi perhitungan yang cocok mengingat pola sebarannya yang sulit diprediksi. Untuk penghitungan sumberdaya (cadangan) sebaran bijih yang tidak teratur dalam hal ini digunakan formulasi perhitungan sbb : Volume bijih dalam Jika S = luas blok t1, satu blok t2 ....tn = rata-rata ketebalan tubuh bijih L1, L2 ......Ln = panjang bukaan Maka Tonase sumber daya (cadanga) bijih di berikan dengan formulasi : d1t1L1+ d2t2L2+ d3t3L3+..... dntnLn Q = V t1L1+ t2L2+ t3L3+..... tnLn d = berat volume rata-rata mineral sepanjang garis bukaan luar. Jika C = kadar rata-rata unsur yang dihitung sepanjang bukaan maka dengan demikian formulasi Sumberdaya (cadangan) menjadi : C1d1t1L1+C2d2t2L2+C3d3t3L3+.. .Cndntn P = Q d1t1L1+ d2t2L2+ d3t3L3+..... dntnLn dengan menggunakan formulasi tesebut, maka sumberdaya masing-masing blok diperkirakan sebagai berikut : Tabua = 350000 ton, Galau = 900000 ton, Paniki = 200000 ton, Tongowai = 250000 ton, Toba = 75000 ton , Cera = 400000 ton. Dengan mengambil tingkat rasio sekitar 15% maka sumberdaya terkira endapan mangan yang ada di daerah Doi sementara ini diperkirakan adalah sekitar 326.250 ton. Hal ini tidak bersifat mutlak, karena jumlah ini masih terus berubah bergantung pada temuan yang baru. Mengingat kondisi endapan mangan yang unik dan sulit untuk ditentukan model endapannya, maka masih terbuka luas
Eksplorasi Tambang, Mangan 19

kemungkinan untuk ditemukannya endapan-endapan yang baru yang lebih potensial. Oleh karena itu melalui program eksplorasi baik dengan cara pemetaan permukaan, pembuatan sumur uji maupun pemboran masih terbuka lebar untuk menemukan deposit baru. Dari segi pemanfaatannya, mangan di kawasan ini berdasarkan hasil analisis laboratorium menunjukkan kualitas yang baik. 6. Pemanfaatan Mangan Jenis pemanfaatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai bahan campuran dalam industri baja, bahan utama pembuatan batu batere, campuran aluminium, dsb. Penggunaan lainnya diantaranya adalah :
Kwantitas besar dari dioksida mangan diproduksikan sebagai depolarisasi

di baterai-baterai zat besi karbon, dan dalam baterai bersifat alkali. Pada tahun 2002, lebih dari 230,000 mangan dioksida ton digunakan untuk maksud ini. Mangan dioksida tersebut dikurangi sampai ke oksidhidroxida mangan MnO(OH) selama decharging, untuk mencegah pembentukan hidrogen pada elektron positif di baterai. Logam ini jarang digunakan sebagai koin, tetapi negara seperti Amerika Serikat pernah menggunakan logam mangan sebagai nekel selama masa perang pada tahun 1942-1945. Tetapi akibat dari kekurangan bahan mentah selama perang, nekel campuran tersebut (75% tembaga dan 25% nekel) yang digunakan untuk membuat nekel sebelumnya digantikan dengan logam perak yang tidak segenting, dan mangan (56% tembaga, 35% perak dan 9% mangan). Sejak tahun 2000 koin-koin dolar, contohnya Sacagawea dolar dan koin Presidential $1, dibuat dari kuningan yang terdiri dari 7% mangan dengan inti tembaga murni. Gabungan mangan telah digunakan sebagai pigmen dan zat warna keramik-keramik dan gelas untuk waktu yang lama, dan warna coklat dari keramik kadang-kadang masih didasarkan dari gabungan-gabungan mangan. Dalam industri gelas, dua pengaruh dari gabungan-gabungan mangan masih digunakan. Mangan bereaksi dengan besi. Reaksi ini
Eksplorasi Tambang, Mangan 20

menimbulkan warna hijau terang dalam gelas dengan membentuk besi dengan sedikit warna dan sedikit magan berwarna dadu, mengganti peninggalan warna besi tersebut. Kwantitas lebih besar dari mangan dipergunakan untuk menghasilkan gelas berwarna dadu.

DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Mangan/ulasan.asp? xdir=Mangan&commId=22&comm=Mangan http://geoatlasindonesia.com/mineral.htm http://www.pam-group.com/pamabout.htm http://herius.wordpress.com/ http://www.mindat.org/min-11478.html

Eksplorasi Tambang, Mangan

21

Eksplorasi Tambang, Mangan

22

Anda mungkin juga menyukai