Anda di halaman 1dari 3

Nama: Gulam Rafli Rafsanjani

Npm: 19-146
Kelas: 04 sore Semester 2
Mata Kuliah: Hukum Tata Negara
Hari/Tanggal: 23 Juni 2020

JAWABAN:
1. Hukum tata negara adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari
ketatanegaraan suatu negara atau negara tertentu. Obyek kajian ilmu
hukum tata negara adalah negara. Dimana negara dipandang dari sifatnya
atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat,
keadaan dan waktu tertentu.

2. Undang-undang dasar merupakan sumber HTN tertulis yang utama.


UUD sebagai sumber HTN dalam arti Formil pada dasarnya mengatur 3
masalah pokok yaitu :
1) Jaminan terhadap Ham dan hak-hak warganegara.
2) Susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat mendasar.
3) Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
mendasar.

1) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).


2) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
3) Presiden.
4) Mahkamah Agung (MA).
5) BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan).
6) DPA (Dewan Pertimbangan Agung).

3. Staat in rust adalah mempelajari negara dalam keadaan diam. Artinya


hanya mempelajari susunan organisasi dari suatu negara yang
menyangkut tugas, wewenang dan kewajiban.
Policy making adalah Negara menetapkan tujuan yang ingin dicapai.
Staat in beweging adalah mempelajari negara dalam keadaan bergerak.
Policy executing adalah Negara menetapkan cara untuk mencapai tujuan.
4. Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara:
Ilmu negara memberikan dasar-dasar teoritis kepada HTN positif, sedangkan
HTN merupakan kongkretisasi dari teori-teori Ilmu Negara. [1]Dengan
demikian Ilmu Negara sebagai ilmu yang bersifat teoritis memberikan
pengetahuan dasar mengenai pengertian-pengertian pokok dan asas-asas
pokok tentang Negara pada umumnya. Hal ini merupakan bekal untuk dapat
berkecimpung langsung dengan hukum positif yang merupakan salah satu
objek HTN. Missal, Ilmu Negara menyediakan teori-teori mengenai bentuk
Negara dan pemerintah: pengertian, jenis-jenis, kualifiasi dan sebagainya
untuk lebih mudah memahami mengenai bentuk Negara dan bentuk
pemerintahan suatu Negara tertentu yang dipelajari oleh HTN.
Hukum Tata Negara dengan HTP:
Van Vollenhoven dalam bukunya Omtreck van het Administratiefrecht
mengemukakan bahwa badan-badan Negara tanpa HTN akan lumpuh bagaikan
tanpa sayap, karena badan-badan Negara itu tidak memiliki wewenang.
Sebaliknya, apabila badan-badan Negara tanpa adanya HAN menjadi bebas
tanpa batas, sebab dapat berbuat menurut kehendaknya. Oleh karena iyu, HAN
dan HTN mempunyai hubungan yang bersifat komplemennter dan independen.
Oleh karena itu keduanya sukar untuk dipisahkan.

5. Latar belakang perubahan UUD 1945


antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),dan kekuasaan
yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes"
(sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan
UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup
didukung ketentuan konstitusi.

Dasar Yuridis Perubahan UUD 1945


MPR melakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 37
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mengatur prosedur per-ubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Naskah yang menjadi objek perubahan adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali
dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara
aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959.
6. Negara Integralistik adalah prinsip yang dimana negara merupakan suatu
satu kesatuan integral yang terbentuk dari unsur-unsur yang menyusun
negara itu sendiri, kemudian negara juga diharapkan untuk dapat
mengatasi semua golongan dan juga bagian-bagian yang membentuk
negara tersebut, dan juga negara tidak boleh untuk memihak pada
golongan-golongan tersebut dengan tidak memperdulikan seberapa besar
suatu golongan tersebut.
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen
memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun
dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam
mosi tidak percaya.
7. Menurut saya sistem ketatanegaraan kita ini suat sistem yang khas karena
tidak menganut sistem manapun, dan juga sistem ketatanegaraan
indonesia ini mengikuti ajaran trias politica yang menjadi 3 bagian itu
jadi masing-masing badan itu satu sama lain tidak dapat saling
mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta pertanggung jawaban.

Menurut saya tugas kelompok hukum tata negara ini menambah


wawasan saya dan juga sesuai judul nya RUU KPK saya jadi lebih tau
RUU tentang KPK ini.

Anda mungkin juga menyukai