id ISSN 2356-5438
1,2,3
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Samudra, Kota Langsa, 24416 Indonesia
Riwayat Artikel: Pada Tahun 2013, produksi ikan tangkap dan ikan tambak Kota Langsa masing-masing
Dikirim 10 Mei 2014 7.185 Ton, dan 2.195 Ton. Salah satu usaha yang dilakukan nelayan dalam
Direvisi dari 20 Mei 2014 meningkatkan pendapatannya adalah melakukan produksi ikan kering. Sampai saat ini
Diterima 30 Mei 2014 masyarakat sekitar belum mampu menghasilkan ikan kering yang berkualitas, karena
sistem pengeringan yang dilakukan masih secara alami. Pada penelitian ini telah
Kata Kunci: dilakukan pembuatan dan pengujian satu unit pengering tenaga surya tipe lorong (solar
Energi Surya, tunnel dryer) untuk mengeringkan ikan. Alat pengering yang telah dibuat memiliki
Pengering, Tipe Lorong, ukuran panjang 240 cm x lebar 80 cm yang didalamnya ada 2 buah rak yang masing-
Ikan, masing dengan ukuran 120 cm x 80 cm. Hasil pengujian pada alat pengering surya tanpa
Kandungan Air, beban diperoleh temperatur dalam ruang cenderung konstan pada kisaran 60-64 oC,
Temperatur, kelembaban relatif pada kisaran 42-44%. Dari hasil pengujian alat pengering dengan
Radiasi Surya, beban pengeringan ikan mujair dengan berat kotor 1 kg, diperoleh massa akhir ikan
Kota Langsa. kering adalah 0,28 kg, waktu pengeringan 24 jam. Hasil pengujian alat pengering energi
surya tipe lorong dengan beban ikan mujair sebanyak 15 kg, diperoleh berat akhir ikan
kering adalah 6,28 kg dengan waktu pengeringan 24 jam dan efisiensi pengeringnya
sebesar 10,46%. Kadar air awal ikan hasil pengukuran diperoleh 71 %, dan kadar air
ikan kering adalah 17,14%. Pada saat yang sama juga dilakukan pengujian pengeringan
dengan cara menjemur 1 kg ikan mujair. Setelah dijemur selama 48 jam (2 hari)
diperoleh kadar air akhir ikan kering sebesar 32,84%. Dari hasil penelitian ini terlihat
bahwa alat pengering tenaga surya tipe lorong dapat digunakan oleh nelayan Kota
Langsa untuk meningkatkan produksi dan kualitas ikan kering.
© 2014 Jurnal Ilmiah JURUTERA. Di kelola oleh Fakultas Teknik. Hak Cipta Dilindungi.
2. Metodologi
diperhitungkan. Perubahan berat ikan diukur dengan penelitian tersebut digunakan ikan mujair dengan dengan
timbangan digital. Radiasi matahari dilihat melalui berat perekor antara 90-120 gram, lebar antara 8–8,5 cm
perkiraan dengan menggunakan bantuan software Homer. dan panjang antara 15-20 cm. Pada pengujian pertama
Untuk mengetahui posisi lintang digunakan GPS. Posisi digunakan ikan mujair dengan berat kotor 1 kg, dan pada
lintang ini membantu dalam mengetahui radiasi matahari pengujian kedua digunakan ikan mujair dengan berat kotor
pada hari-hari yang diinginkan. 15 kg. Pengujian dimulai dengan membersihkan ikan degan
cara dibelah dan dibuang insang dan isi perutnya. Sampel
Gambar 3, mempelihatkan posisi peletakan
ikan yang telah dicuci bersih ditimbang berat awalnya.
termokopel untuk pengukuran perubahan temperatur.
Sebanyak 6 (enam) termokopel digunakan pada penelitian Pencatatan perubahan parameter pengujian dilakukan
ini, dimana 4 termokopel digunakan untuk mengukur setiap 30 menit, dan penelitian dihentikan pada saat tidak
perubahan temperatur dalam ruangan, 2 termokopel untuk ada lagi perubahan massa pada ikan (konstan), ikan
pengukuran perubahan temperatur pada permukaan plastik dianggap sudah kering.
transparan, dan perubahan temperatur udara keluar
Banyak air yang menguap selama proses pengeringan
cerobong. Sedangkan perubahan temperatur udara luar
(mair) diperoleh dari selisih massa ikan awal (mawal) dengan
diukur menggunakan thermometer batang.
massa ikan setelah dikeringkan (makhir) atau dapat ditulis
dalam bentuk persamaan:
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝑚𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (1)
80 80 4
50 2.5
50 40 2
40 30 1.5
20 RH dlm ruang pengering 1
30 RH udara luar
Temp. udara luar 10 Kecepatan Angin 0.5
20
Temp. ruang pengering 0 0
10 09:0010:0011:0012:0013:0014:0015:0016:0017:00
Temp. udara keluar cerobong
0 Waktu
09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00
Waktu Gambar 5. Grafik RH dan kecepatan angin
600 60
900 air dalam ikan menggunakan alat moisture meter yang ada
800
di UPT Laboratorium Dasar Universitas Samudra. Kadar
air awal ikan hasil pengukuran diperoleh 71 %, dan dengan
700
cara yang sama diperoleh kadar air ikan kering adalah
Intensitas radiasi (W/m2)
600 17,14%.
500 Pada saat yang sama juga dilakukan pengujian
400 pengeringan dengan cara menjemur 1 kg ikan mujair.
300
Setelah dijemur selama 48 jam (2 hari) diperoleh kadar
akhir sebesar 32,84%.
200
Hasil perhitungan efisiensi pengering menggunakan
100
persamaan (1) sampai (5) diperoleh efisiensi pengering
0 pada beban pengering 1 kg ikan mujair diperoleh sebesar
09:00 12:00 15:00 18:00 21:00 00:00 03:00 06:00 09:00 12:00 15:00 18:00
Waktu 2,64 % dan pada pengujian dengan berat beban 15 kg ikan
mujair diperoleh efisiensi pengering hari kedua sebesar
10,46 %.
Gambar 7. Hasil pengukuran intensitas radiasi energi surya
0.9 REFERENSI
0.8
Samsul Bahri W, (2012), Sistem Pengering Hibrid Berbasis
0.7 Konveksi Alamiah Menggunakan Energi Matahari dan
Bahan Bakar Biomassa, Tesis Pasca Sarjana Universitas
0.6
Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia.
Berat ikan (kg)
Bala, B.K., Mondol, M.R.A. (2001), Experimental Investigation Oman Using Solar Tunnel, Journal of Agricultural Science
on Solar Drying of Fish Using Solar Tunnel Dryer, Drying and Technology ISSN 1939-1250.pp. 108-114
Technology, 19(2), pp. 427-436.
TAR
M. A. Basunia,H. H. Al-Handali, M. I. Al-Balushi, M. S.
Rahman and O. Mahgoub (2011), Drying of Fish Sardines in