Problem focused coping merupakan tindakan yang ditampilkan oleh individu yang bertujuan untuk
menimbulkan perubahan baik secara fisik, mental maupun sosial terhadap hal yang menimbulkan stres
tersebut. Sedangkan emotional focused coping yaitu usaha individu untuk mengontrol emosi yang tidak
mengenakkan.
Problem focused coping digunakan untuk mengurangi stressor, dengan mempelajari caracara atau
keterampilan yang baru. Problem focused coping dapat diartikan sebagai suatu strategi untuk mengatasi
masalah (problem coping) dengan cara melawan sumber masalah yang muncul. Menurut Lazarus (1993)
problem focused coping adalah usaha yang digunakan dalam mengatasi tekanan oleh seorang individu
yang menghadapi masalah dan mencoba untuk memecahkan masalah tersebut.
Cohen dan Lazarus (dalam Achroza, 2013) mengungkapkan aspek-aspek problem focused coping terdiri
dari:
Adapun faktor-faktor yang dapat memperngaruhi munculnya problem focused coping menurut Lazarus
& Folkman (1984), antara lain:
1. Kesehatan dan energi, dimana kesehatan dan energi mempengaruhi berbagai macam bentuk
strategi coping pada individu dan juga stres. Apabila individu dalam keadaan rapuh, sakit, lelah,
lemah, tidak mampu melakukan coping dengan baik, sehingga kesehatan fisik menjadi faktor
penting dalam menentukan strategi coping pada individu.
2. Keyakinan yang positif dianggap sebagai sumber psikologis yang mempengaruhi strategi coping
pada individu. Setiap individu memiliki keyakinan tertentu yang menjadi harapan dan upaya
dalam melakukan strategi coping pada kondisi apapun.
Pengertian Karyawan
Karyawan adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan atau lembaga dan di gaji dengan uang. Atau
karyawan dapat diartikan juga sebagai orang yang bertugas sebagai pekerja pada suatu perusahaan atau
lembaga untuk melakukan operasional tempat kerjanya dengan balas jasa berupa uang.
Pengertian PHK
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat (25), PHK artinya yaitu
sebagaimana dijelaskan berikut ini "Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja
karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh
dan pengusaha."
Sedangkan dalam UU tersebut, yang menjelaskan secara rinci tentang pengertian PHK berada di BAB XII
dari pasal 150 – pasal 172 yang berlaku bagi badan usaha yang memiliki badan hukum atau tidak, usaha
milik perseorangan, persekutuan atau miliki badan hukum.
Baik milik swasta maupun milik negara. Serta usaha-usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai
pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah dan imbalan dalam bentuk lain.
Jenis PHK
Seorang karyawan yang memutuskan hubungan kerja mereka dengan perusahaan biasanya karena telah
menemukan pekerjaan yang baik, mengundurkan diri untuk memulai bisnis sendiri, beristirahat sejenak
dari pekerjaan atau pensiun hingga meninggal dunia.
Pemutusan hubungan kerja secara sukarela juga bisa merupakan hasil dari pemecatan yang konstruktif.
Karyawan bisa saja bekerja di bawah tekanan yang cukup signifikan dan kondisi kerja yang sulit seperti
gaji terlalu rendah, pelecehan, lokasi kerja yang tidak memungkinkan, peningkatan jam kerja serta hal
lainnya
Lalu apa itu arti PHK Tidak Sukarela? Biasanya ini terjadi ketika kondisi ekonomi sedang tidak
bagus.Pemutusan hubungan kerja ini terjadi ketika perusahaan memberhentikan atau memecat
karyawan.
Perusahaan yang melakukannya biasanya mengurangi biaya operasional dan menstruktur ulang
perusahaan agar dapat bertahan.Dalam kasus ini tentu saja PHK adalah suatu hal yang tidak dapat
dikendalikan baik oleh karyawan, perusahaan, pegawai maupun pemerintah.
Dalam keadaan seperti ini, perusahaan diharuskan memberi sejumlah imbalan atau pesangon kepada
karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.