Anda di halaman 1dari 58

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI MANGGA DUA SELATAN 05 PAGI


NOMOR : 20 TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH (TPMPS)

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI MANGGA DUA SELATAN 05 PAGI

Menimbang : a. bahwa untuk memastikan seluruh proses penyelenggaraan


pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang
telah ditetapkan;
b. bahwa untuk dapat melakukan penjaminan mutu pendidikan
dengan baik diperlukan adanya Sistem Penjaminan Mutu di
Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi;

c. bahwa untuk maksud pada poin (b) tersebut di atas, perlu


ditetapkan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi
Tahun Pelajaran 2020/2021;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada poin (b) dan poin (c) di atas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Sekolah.;
Mengingat : 1. Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

4. Permendiknas nomor 1 tahun 2007 tentang standar


pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan
menengah;

5. Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses


pendidikan dasar dan menengah

6. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar proses


penilaian dasar dan menengah;

7. Permendikbud nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem


Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : Membentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)

KEDUA : Nama – nama yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini
sebagai Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)
Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi

KETIGA : Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah dimaksud


melaksanakan tugas – tugas sebagaimana tertuang pada lampiran
surat keputusan ini;

KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penjaminan Mutu Pendidikan


Sekolah dimaksud bertanggung jawab kepala Kepala Sekolah
Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi

KELIMA : Segala biaya yang timbul akibat Pelaksanaan Keputusan ini


dibebankan pada Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS)
Tahun 2020;

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di
dalam penetapannya akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Oktober 2020
Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pg

MAHRITA RESTI ANGGRIANI


NIP. 196103141980102001

Tembusan :
1. Kepala Dinas Pendidikan Privinsi DKI Jakarta;
2. Kepala Suku Dinas Pendidikan Kota Jakarta Pusat I
3. Kepala Satuan Pelaksana Pendidikan Kecamatan Sawah Besar
4. Pengawas Binaan II Kecamatan Sawah Besar;
5. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya;
6. Arsip
Lampiran I : Keputusan Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pg
Nomor : 20 Tahun 2020
Tanggal : Oktober 2020
Tentang : Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
Sekolah (TPMPS).

Daftar Nama Tim Penjaminan Mutu Pendidikan


Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua selatan 05 Pagi
Tahun 2020

Jabatan
Pangkat/Gol.
No. Nama/Nip Kedudukan
Ruang Jabatan Organik
Dalam Panitia
1. Kepala Sekolah Ketua
Koordinator
2. Guru Pengembang
Standar Isi
Koordinator
3. Guru Pengembang
Standar Proses
Koordinator
Pengembang
4. Guru
Standar
Kelulusan
Koordinator
5. Guru Pengembang
Standar Sarpras
Koordinator
6. Guru Pengembang
Standar PTK
Koordinator
7. Guru Pengembang
Standar Penilaian
Koordinator
Pengembang
8. Guru
Standar
Pengelolaan
Koordinator
Pengembang
9. Guru
Standar
Pembiayaan
Anggota
10. Guru/Tendik/Komite Auditor/Evaluator
Internal
Anggota
11 Guru/Tendik/Komite Auditor/Evaluator
Internal

Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pg

MAHRITA RESTI ANGGRIANI


NIP. 196103141980102001
Lampiran II : Keputusan Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pg
Nomor : 20 Tahun 2020
Tanggal : Oktober 2020
Tentang : Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
Sekolah (TPMPS)

Uraian tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)


Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua selatan 05 Pagi

1. Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan.


2. Mengoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan
pendidikan
3. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap pelaku pendidikan di satuan pendidikan dalam pengembangan
penjaminan mutu pendidikan;
4. Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu pendidikan
di satuan pendidikan;
5. Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu
yang telah dilakukan; dan
6. Memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi.

Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pg

MAHRITA RESTI ANGGRIANI


NIP. 196103141980102001
BAB I
Budaya Mutu Sekolah

a. Pendahuluan

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan


di bidang pendidikan nasional dewasa ini dan mendatang. Prioritas ini
didasarkan pada kebijaksanaan sebelumnya yang lebih menekankan kepada
perluasan dan kesempatan belajar sehingga mutunya sedikit terabaikan.
Selain itu, tentunya tuntutan terhadap mutu pendidikan semakin kuat
sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan di setiap sektor kehidupan
di masa kini dan mendatang.

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan kini sebenarnya telah,


sedang dan akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.
Mulai dari peningkatan kualitas pendidikan pra sekolah, dasar, menengah
sampai dengan perguruan timggi. Perubahan orientasi paradigma
peningkatan mutu pendidikan persekolahan tersebut telah melahirkan
sistem penyelenggaraan pemerintahan yang lebih dinamis. Seluruh aktivitas
yang dilakukan cenderung berdasarkan aspirasi setempat (satuan
pendidikan), sehingga sasaran lebih terjamin pencapaiannya. Sektor
pendidikan selama ini ditengarai terabaikan dan dianggap hanya sebagai
bagian dari aktivitas sosial, budaya, ekonomi dan politik sesuai dengan
jenjangnya. Maka kualitas pendidikan semakin berperan penting dalam
membentuk pribadi peserta didik yang bermutu, memiliki pengetahuna, sikap
dan keterampilan yang memadai.

Pendidikan dengan mengedepankan mutu telah menjadi keharusan untuk


terus dikembangkan. Budaya mutu menjadi kewajiban bagi setiap satuan
pendidikan dan elemennya untuk diimplementasikan. Maka manajemen
peningkatan mutu di sekolah menjadi prioritas utama dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan persekolahan. Upaya Juran menemukan prinsip-prinsip
dasar proses manajemen mutu membawanya untuk memfokuskan diri pada
mutu sebagai tujuan utama. Beberapa pandangan Juran (Arcaro, 2006:9)
tentang mutu sebagai berikut: a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak
mengenal akhir; b. Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan,
bukan program sekali jalan. c. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota

1
dewan sekolah dan administrator. d. Pelatihan, misal merupakan prasyarat
mutu. e. Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, manajemen berbasis sekolah merupakan


salah satu alternatif dalam membangun budaya mutu di sekolah dari
berbagai aspek kegiatan di sekolah; kegiatan pembelajaran dan
ekstrakurikuler, kebersihan dan kesehatan sekolah serta manajemen
berbasis sekolah itu sendiri.

b. Dasar hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang


Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan, yang telah diperbarui dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410;
4. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
5. Surat Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Nomor. 2421/Dt.7.2/04/2015
tanggal 21 April 2015.
6. Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Nomor:
2313/D2/KP/2015 tanggal 30 Desember 2015 tentang Pengangkatan
Pejabat Penandatanganan SPM, Pejabat Pembuatan Komitmen,
Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan Petugas Pengelolaan
Administrasi Belanja Pegawai, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016;
7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Sekolah
Dasar No. SP DIPA-023.03.1.666011/2016, Revisi 3 tanggal 26 Juli 2017.

2
c. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

A. Visi Sekolah

“Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi serta terciptanya


budaya tertib dan disiplin serta kecintaan terhadap lingkungan yang
berlandaskan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”

B. Misi Sekolah

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha


Esa.
2. Meningkatkan pembelajaran peserta didik melalui pendekatan saintifik
dan dapat menguasai IPTEK agar mampu bersaing dengan dunia global.
3. Meningkatkan kreatifitas dan kemampuan berfikir kritis serta keaktifan
peserta didik dalam belajar.
4. Meningkatkan pembiasaan perduli terhadap lingkungan.
5. Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin dan taat pada aturan.
6. Meningkatkan pembiasaan budi pekerti yang luhur dan moral tinggi.
7. Melakukan pembiasaan tadarus, kultum, dan sholat berjamaah.
8. Menjalin hubungan yang harmonis dengan instansi, orang tua dan
masyarakat

C. Tujuan Sekolah

1. Siswa beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa dan


berakhlak mulia.
2. Siswa mencapai kompetensi yang maksimal sesuai dengan tuntutan
sekolah.
3. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi.
4. Warga sekolah selalu siap dan unggul dalam setiap kompetisi.
5. Kegiatan pembelajaran menghasilkan output yang berkualitas.
6. Memiliki pribadi yang kokoh memegang teguh nilai-nilai agama dalam
pergaulan.
7. Lingkungan sekolah menjadilkan seluruh warga sekolah betah dalam
menjalani aktivitas
8. Masyarakat menaruh kepercayaan penuh kepada sekolah.

3
c. Struktur Organisasi Sekolah

4
BAB II
PROGRAM

a. Program makro (renstra) pengembangan budaya mutu di sekolah dalam


4 tahunan

Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi membuat program


Rencana Strategis jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang
sebagai pedoman sekolah agar berkembang lebih terarah, terencana dan
sistematis.

Dalam penyusunan rencana program, pihak sekolah bekerja sama dengan


unsur masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah, baik dalam menentukan
arah dan tujuan, serta kebijakan yang akan ditempuh untuk peningkatan
pelayanan dan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua
Selatan 05 Pagi Kecamatan Sawah Besar pada khususnya, dan kualitas
pendidikan pada umumnya.

Tujuan

Rencana Strategis Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi disusun
Untuk :

1. Menjamin agar tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai


dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang sekecil mungkin.
2. Mendukung koordinasi antar elemen dalam sekolah, interaksi positif
antarelemen pemangku kepentingan.
3. Menjamin terciptanya Intregitas, Sinkronisasi dan Sinergi baik antara
elemen dalam sekolah, antarsekolah dan Dinas Pendidikan Kab/Kota,
dan antara sekolah dengan masyarakat publik
4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencana,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif
berkeadilan dan berkelanjutan.

ANALISIS SWOT SEKOLAH

Sebelum menetukan program rencana jangka panjang, jangka menengah


mapun jangka pendek, sekolah bersama komite sekolah perlu ;

1. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah.

5
2. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi
pendidikan
3. sekolah saat ini.
4. Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang.
5. Mencari kesenjangan yang terjadi di sekolah
6. Menyusun rencana strategis dan Rencana Tahunan.
7. Melaksanakan rencana tahunan Memonitor dan mengevaluasi.

Setelah melakukan berbagai analisis tersebut sekolah bersama komite mencoba


untuk melakukan kajian mengenai kesenjangan / tantangan sekolah yang perlu
dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat
kesiapannya dengan menentukan kekuatan, (Strenghts ), kelemahan (
weaknessees), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

A. Kekuatan ( Strenghts )

Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi mempunyia berbagai


kekuatan diantaranya:

1. Posisi dan letak sekolah yang strategis, berada di jantung Kota


2. Jumlah siswa yang relatif banyak dan cukup memiliki potensi yang
memadai
3. Eksistensi Komite Sekolah yang proaktif dalam menggagas perubahan
inovasi pendidikan persekolahan serta mengoptimalkan sumber daya
komite untuk kepentingan peningkatan mutu sekolah.
4. Kepemimpinan sekolah yang demokratis, partisipatif, transparan dan
responsif terhadap berbagai inovasi pendidikan.
5. Kreativitas peserta didik yang relatif lebih baik dibandingkan dengan
peserta didik di beberapa sekolah lain.
6. Kerja sama yang harmonis terjalin dengan baik antara sekolah, komite
sekolah dan orang tua siswa
7. Aktifitas PKG yang relatif prosedural, responsibility, transparan,
akuntabel dan semakin baik.
8. Mekanisme pengawasan kinerja guru dan intensitas supervisi
akademik yang relatif semakin baik.
9. Monitoring dan evaluasi supervisi kelas yang semakin baik.
10. Diskusi dan sharing elemen sekolah yang dapat dilaksanakan secara
kontinyu.

6
B. Kelemahan (weaknessees)

Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi mempunyai berbagai


kelemahan diantaranya:

1. Kompetensi keprofesionalan Tenaga Pendidik perlu mendapat perhatian


lebih serius, terutama dalam pengembangan keterampilan melakukan
penelitian tindakan kelas.
2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai, diantaranya ;
a. Adanya Ruang kelas yang masih kurang representatif
b. Ruang perpustakaan yang belum bisa tertata dengan rapi sehingga
tingkat kunjungan ke perpustakaan relatif rendah;

C. Peluang (opportunities )

Berdasarkan hasil analisa terhadap lingkungan eksternal Sekolah Dasar Negeri


Mangga Dua Selatan 05 Pagi dapat diidentifikasi 4 (empat) faktor yang
merupakan peluang yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri Mangga Dua Selatan 05
Pagi, yaitu ;

1. Kebijakan pemerintah dalam hal desentralisasi pendidikan dan otonomi


sekolah melalui Implementasi manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah.
2. Harapan orang tua siswa yang tinggi terhadap pentingnya layanan
pendidikan yang bermutu bagi anak-anaknya, sehingga orang tua aktif
dan peduli terhadap pengembangan pendidikan anak-anaknya.
3. Pertumbuhan kelas menengah di kecamatan sawah besar yang makin
meningkat dari tahun ketahun baik sekolah swasta maupun sekolah
negeri.
4. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkaitan
dengan proses pembelajaran (e-learning) dalam era globalisasi yang
memungkinkan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Ancaman ( Threats )

Berdasarkan hasil analisa terhadap lingkungan eksternal Sekolah Dasar Negeri


Mangga Dua Selatan 05 Pagi dapat diidentifikasi 2 ( dua ) faktor yang
merupakan ancaman bagi penyelenggara pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
Mangga Dua Selatan 05 Pagi , yaitu ;

7
1. Dampak negatif dari budaya global yang menerpa peserta didik seperti
konsumerisme, dan gaya hidup.
2. Posisi sekolah yang dekat dengan taman kota dan tempat hiburan dapat
mempengaruhi psikis anak dalam belajar.

Program Strategis Utama Tahun 2017-2021

1. Pembelajaran

a) Peningkatan kompetensi guru untuk mengoptimalkan pembelajaran yang


berorientasi pada keaktifan siswa.
b) Pemanfaatan alat peraga dan media pembelajaran secara maksimal
c) Pemanfaatan sarana wifi untuk mengembangkan pembelajaran berbasis
on line.
d) Pemanfaatan lingkungan strategis sekolah sebagai salah satu sumber
belajar.
e) Pengembangan model, metode dan teknik pembelajaran yang relevan.
f) Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran remedial dan pengayaan.
g) Pembinaan siswa berprestasi dan teladan secara kontinyu.

2. Kegiatan Ektrakurikuler

a. Melaksanakan ekstrakurikuler
b. Penyusunan database siswa berdasarkan ekstrakurikuler yang diminati.
c. Menetapkan pembina setiap kegiatan ektrakurikuler
d. Menyusun jadwal ekstrakurikuler 1 kali pertemuan setiap minggu
e. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara kontinyu
f. Mempersiapkan siswa berprestasi non akademik dalam bidang olah raga

3. Manajemen Berbasis Sekolah

a. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah


pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi

8
kurikulum dan pembelajaran di sekolah, dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Merujuk pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 dan perubahannya


Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Santar Nasional
Pendidikan, kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar
Proses dan Standar Penilaian. Mutu pembelajaran di sekolah
dikembangkan dengan:

1. model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;


2. melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik,
memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis;
3. tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir
sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa
berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan,
dan memprediksi; dan
4. pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan
mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada
materi yang diberikan oleh guru.

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai


dengan peraturan yang ditetapkan Pemerintah. Setiap guru
bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu:

1) meningkat rasa ingin tahunya;


2) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
tujuan pendidikan;
3) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari
sumber informasi;
4) mengolah informasi menjadi pengetahuan;
5) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
6) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan
7) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang
wajar.

9
Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:

1) merujuk pada perkembangan metode pembelajaran relevan;


2) menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan;
3) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara
efektif dan efisien;
4) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik,
dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan
khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat
sampai yang lambat;
5) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-
hasil penelitian dan penerapannya; dan
6) mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat
menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi,
kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar
seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.

Ruang lingkup manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah


meliputi:

1) Implementasi kurikulum
2) Penyusunan Kalender Pendidikan
3) Pembagian tugas mengajar dan penyusunan jadwal mengajar
4) Proses pembelajaran
a) Perencanaan pembelajaran
b) Pelaksanaan pembelajaran
c) Penilaian pembelajaran
d) Analisis hasil penilaian
e) Tindak lanjut hasil panilaian (program remidial dan pengayaan)
f) Pengawasan melalui supervisi pembelajaran
5) Penyusunan peraturan akademik
6) Penentuan beban belajar
a. Sistem pembelajaran
b. Beban belajar
7) Pemilihan Strategi PAKEM
a. Konsep dasar

10
b. Model/strategi mengajar
c. Apa dan mengapa pakem
d. Arti Penting Pakem
e. Prinsip PAKEM
f. Keunggulan Pakem
g. Ciri-ciri PAKEM
8) Pengawasan dan evaluasi serta pelaporan

b. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah

Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan peserta


didik yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan peserta didik di
sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen berbasis sekolah.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 dan perubahannya


Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional
Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah menyusun dan menetapkan
petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta
didik yang meliputi kriteria calon peserta didik, tata cara penerimaan
peserta didik di sekolah, dan orientasi peserta didik baru. Penerimaan
peserta didik baru di sekolah dilakukan:

1) secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang


dalam aturan sekolah;
2) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis,
status sosial, kemampuan ekonomi bagi SD penerima subsidi dari
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah; dan
3) sesuai dengan daya tampung sekolah. Orientasi peserta didik baru
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan
pengawasan guru.

Ruang lingkup manajemen peserta didik berbasis sekolah meliputi:

1) Pendataan calon peserta didik


2) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
3) Pengenalan sekolah/ orientasi peserta didik
4) Pengelompokan peserta didik

11
5) Penyelenggaraan proses pembelajaran
6) Pembinaan karakter peserta didik
7) Penyelenggaraan layanan khusus
8) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan

Di samping ruang lingkup tersebut dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun


2005 dan perubahannya Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Standar Nasional Pendidikan ditambahkan ruang lingkup manajemen
peserta didik yaitu:

1) memberikan layanan konseling kepada peserta didik;


2) melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta
didik;
3) melakukan pembinaan prestasi unggulan;
4) melakukan pelacakan terhadap alumni.

c. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berbasis Sekolah

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah adalah


pengaturan pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program kegiatan yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen berbasis sekolah.

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, sekolah menyusun program


pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan. Program
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan harus disusun dengan
memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, termasuk pembagian
tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem
penghargaan, dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga
kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil, dan terbuka.

a) Sekolah perlu mendukung upaya:


1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas
kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme;

12
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang
diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu,
kebutuhan kurikulum dan sekolah;
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan
baik jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas;
dan
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain
didasarkan pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi tugas
oleh pimpinan tertinggi sekolah yang dilakukan setelah empat
tahun, tetapi bisa diperpanjang berdasarkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk tenaga kependidikan
tambahan tidak ada mutasi.

Ruang lingkup manajemen pendidik dan tenaga kependidikan


berbasis sekolah meliputi:

1) Perencanaan kebutuhan
2) Rekrutmen/pengadaan
3) Pembinaan dan pengembangan
4) Pemberian motivasi
5) Rotasi kerja
6) Pemberhentian
7) Pengawasan, evaluasi kinerja dan pelaporan

d. Manajemen Sarana dan Prasarana Berbasis Sekolah

Manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah adalah pengaturan


sarana dan prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan
sarana dan prasarana di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-
prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 dan perubahannya


Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional
Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah menetapkan kebijakan program
secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana. Program
pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan
Prasarana dalam hal:

13
1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan;
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah;
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat; dan
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.

Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan


disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Pengelolaan sarana prasarana sekolah:

1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan


kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana;
dan
2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung
dan laboratorium serta pengembangannya.

Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah


meliputi:

1) Analisis kebutuhan dan perencanaan


2) Pengadaan
3) Inventarisasi
4) Pendistribusian dan pemanfaatan
5) Pemeliharaan
6) Penghapusan
7) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan

e. Manajemen Pembiayaan Berbasis Sekolah

Manajemen pembiayaan berbasis sekolah adalah pengaturan pembiayaan


yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan pembiayaan di
sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen berbasis sekolah.

14
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa sekolah harus
menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang
mengacu pada Standar Pembiayaan. Pedoman pengelolaan biaya investasi
dan operasional Sekolah mengatur:

1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;


2) penyusunan dan pencairan anggaran, dan kegiatan operasional
sekolah;
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah dalam membelanjakan
anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya; dan
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah, serta institusi di
atasnya.

Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah diputuskan


oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah serta
mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya. Pedoman pengelolaan
biaya investasi dan operasional sekolah disosialisasikan kepada seluruh
warga sekolah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara
transparan dan akuntabel.

Ruang lingkup manajemen pembiayaan berbasis sekolah meliputi:

1) Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)/Rencana Kerja Jangka


Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT)
2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)
3) Penggalian sumber-sumber
4) Pembukuan SPJ
5) Penggunaan sesuai peraturan perundangan
6) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan

g. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat Berbasis Sekolah

Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat berbasis sekolah adalah


pengaturan hubungan sekolah dan masyarakat yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat, dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis
sekolah.

15
Sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam
mengelola pendidikan. Warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaan
akademik. Masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan
non-akademik. Keterlibatan peranserta warga sekolah dan masyarakat
dalam pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang ditetapkan.

Setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan,


berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
Kemitraan sekolah dilakukan dengan lembaga pemerintah atau non-
pemerintah. Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian
secara tertulis.

Ruang lingkup manajemen hubungan sekolah dan masyarakat berbasis


sekolah meliputi:

1) Analisis kebutuhan
2) Penyusunan program
3) Pembagian tugas pelaksana
4) Pelaksanaan kegiatan
5) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan

h. Manajemen Budaya dan Lingkungan Berbasis Sekolah

Manajemen budaya dan lingkungan berbasis sekolah adalah pengaturan


budaya dan lingkungan yang meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan
budaya dan lingkungan sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-
prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang


kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.
Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan:

1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting minimum


yang akan dilaksanakan;
2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang serta
penjelasannya; dan

16
3) diputuskan oleh kepala sekolah dalam rapat dewan pendidik.
Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
(1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik,
termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana pendidikan, dan
(2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah,
serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.

Ruang lingkup manajemen budaya dan lingkungan sekolah berbasis


sekolah meliputi:

1) Perencanaan program
2) Sosialisasi program
3) Pelaksanaan program
4) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan program

4. Perpustakaan Sekolah
Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan
pendekatan education production fuction atau input-output analysis
(Depdiknas, 2001: 3). Perpustakaan merupakan salah satu input
lembaga pendidikan sebagai sarana pembiasaan budaya membaca.
Kalau penyelenggaraannya dianalisis sesuai dengan kebutuhan, maka
perpustakaan akan berperan secara maksimal dalam pencapaian
program pendidikan sekolah.

5. Sekolah Bersih dan Sehat

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat menjadi cita-cita semua


elemen sekolah dan masyarakat, sehingga siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar siswa. Program sekolah bersih dan sehat
dilaksanakan dengan beberapa rincian program dan kegiatan yang
holistik, antara lain:

1. Analisis Situasi

Melakukan pengkajian ulang tentang Program Sekolah Bersih dan Sehat


di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa,

17
warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan
PSBS di sekolah. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar
membuat kebijakan.

2. Pembentukan kelompok kerja

Pihak Pimpinan sekolah berdialog dengan guru, komite sekolah dan tim
pelaksana atau Pembina UKS tentang: Maksud, tujuan dan manfaat
penerapan PSBS disekolah • Membahas rencana kebijakan tentang
penerapan PSBS di sekolah. Meminta masukan tentang penerapan PSBS
di sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi. Menetapkan
penanggung jawab PSBS disekolah dan mekanisme pengawasannya.
Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan
masyarakat sekolah. Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja
penyusunan kebijakan PSBS di sekolah.

1. Pembuatan Kebijakan PSBS di sekolah

Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara


melaksanakannya.
2. Penyiapan Infrastruktur

Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas


PSBS di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan
PSBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat
strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PSBS di sekolah.

3. Sosialisasi Penerapan PSBS di sekolah

a. Sosialisasi penerapan PSBS di sekolah di lingkungan internal antara lain :


•Penggunaan jamban sehat dan air bersih
•Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)
• Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah
• Membuang sampah ditempatnya

b. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PSBS di sekolah

18
4. Penerapan PSBS di Sekolah

a. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PSBS kepada siswa sesuai


dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)
b. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PSBS kepada siswa yang
dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler)
c. Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
d. Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.
e. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana
f. Pemeliharaan jamban/ toliet sekolah
g. Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah
h. Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar
i. Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur
j. Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi dan
sebagainya.
· Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
· Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan
peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui
penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan
media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.
i. Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PSBS di
sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah,
membuang sampah sembarangan

7. Pemantauan dan evaluasi


 Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang
kebijakan yang telah dilaksanakan
 Minta pendapat pokja PSBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap
masalah yang ditemukan.
 Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan

Indikator sekolah bersih dan sehat

1. kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/ anak, selain untuk


kenyamanan dan memberi ruang gerak yang cukup bagi anak.

19
2. Tingkat kebisingan di lingkungan sekolah maksimal 45 desibel
(setara dengan suara orang berbicara dengan suara normal) karena
kebisingan di atas 45 desibel akan mengganggu konsentrasi belajar.
3. Memiliki halaman cukup representatif untuk sarana olah raga
4. Memiliki lingkungan sekolah yang bersih, rindang dan nyaman
5. Memiliki sumber air bersih yang memadai dan septic tank dengan
jarak minimal 10 meter dari sumber air bersih
6. Ventilasi kelas yang memadai
7. Pencahayaan di ruang kelas yang cukup memadai
8. Memiliki kantin sekolah yang memenuhi syarat kesehatan
9. Memiliki toilet dan kamar mandi yang bersih
10. Menerapkan kawasan tanpa asap rokok di lingkungan sekolah

Indikator PSBS di sekolah


1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya

b. Program mikro (rencana kegiatan tahunan/ rencana operasional


sekolah dalam 1 tahunan)
1. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS)

Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

Rencana Pengembangan Sekolah merupakan rencana yang


komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya
yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang
diinginkan di masa datang. Rencana Pengembangan Sekolah harus
berorientasi ke depan dan secara jelas bagaimana menjembatani antara
kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai di masa depan.

20
Rencana Strategis

A. Analisis Kondisi Pendidikan Sekolah

Kondisi sekolah ditinjau dari :

1. Standar Isi

Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat


kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.

a. Kelompok Mata Pelajaran dan Kedalaman Isi

Standar isi pendidikan mengatur kerangka dasar kurikulum, beban


belajar, kalender akademik, dan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Standar isi mencakup lingkup dan kedalaman materi
pembelajaran untuk memenuhi standar kompetensi lulusan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Mangga Dua
Selatan 05 Pagi terdiri dari: kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata
pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Setiap kelompok mata
pelajaran sebagian masih dilaksanakan secara terpisah kecuali
untuk kelas 1, 2, 4, 5 karena telah menggunakan pendekatan
Kurikulum 2013. Sehingga pembelajaran masing-masing kelompok
mata pelajaran belum mewarnai pemahaman dan penghayatan
peserta didik.

b. Beban Belajar

Beban belajar SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi belum


diperhitungkan secara maksimal dan terinci dengan menggunakan
jam pembelajaran per minggu per semester dengan sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas masing-masing.

21
c. Kurikulum Kecakapan Hidup

Kurikulum di SDN Mangga Dua Selatan 05 pagi telah memasukkan


kecakapan hidup merupakan bagian dari pendidikan kelompok
kewarganegaraan, keimanan dan ketakwaan, pendidikan akhlak
mulia dan kepribadian, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan estetika, atau pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.

d. Kurikulum Muatan Lokal

Kurikulum untuk SDN Mangga Dua Selatan 05 seharusnya dapat


memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal, namun dengan
terbatasnya kemampuan sumber daya manusia sehingga kurikulum
muatan lokal hanya mengacu pada keputusan hasil rapat kerja
kepala sekolah.

e. Kalender Pendidikan

Waktu pembelajaran yang dituangkan dalam kalender pendidikan


atau kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Untuk
setiap satuan pendidikan harus mengacu pada peraturan meteri,
khususnya sekolah dasar negeri.

2. Standar Proses

Perencanaan di SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi telah dibuat secara


rutin dan konsisten namun sebenarnya harus didukung oleh
sekurang-kurangnya dokumen kurikulum, silabus untuk setiap
mata pelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks
pelajaran, pedoman penilaian, dan alat/media pembelajaran. Melalui
KKG, silabus dan RPP dibuat secara kelompok dalam satuan gugus
sekolah karena terbatasnya kemampuan guru.

22
3. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh


mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, termasuk kompetensi
membaca dan menulis. Kompetensi lulusan juga mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar pendidik di SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi ditinjau dari :

a. Kompetensi pedagogik: dalam hal perencangan dan pelaksanaan


pembelajaran para pendidik masih konvensional. Pengembangan
peserta didik dalam mengaktualisasikan diri belum maksimal.
b. Kompetensi kepribadian: rendahnya konsep diri dan pencitraan
diri seorang pendidik menyebabkan para pendidik memiliki
kepribadian yang labil.
c. Kompetensi sosial: rasa humanisme yang terbangun kadangkala
mengurangi derajat profesionalisme sehingga para pendidik
cenderung bersifat subyektif.
d. Kompetensi Profesional: kemampuan meningkatkan
profesionalisme secara berkelanjutan

5. Standar Prasarana dan Sarana

SDN Mangga Dua Selatan 05 dalam hal standar prasarana


pendidikan yang mencakup persyaratan minimal dan wajib dimiliki
oleh setiap satuan pendidikan telah memenuhi syarat yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang kantin, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, dan tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Standar sarana pendidikan mencakup persyaratan
minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan pengadaannya telah
dilakukan secara bertahap sesuai skala prioritas.

23
6. Standar Pengelolaan

SDN Mangga Dua Selatan 05 dikelola atas dasar Rencana


Pengembangan Sekolah dan Rencana Kerja Tahunan meskipun
masih sangat jauh dari sempurna. Selama ini rencana kerja tahunan
merupakan penjabaran rinci dari RPS ang merupakan rencana kerja
jangka menengah satuan pendidikan yang melipuri masa 4 (empat)
tahun. Rencana kerja meliputi sekurang-kurangnya jadwal
pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari
libur; mata pelajaran yang ditawarkan pada semester gasal, semester
genap, penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan
lainnya; buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata
pelajaran; jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pelajaran, pengadaan, penggunaan, dan persediaan
minimal bahan habis pakai; program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis,
durasi, peserta dan penyelenggara program, jadwal rapat Dewan
pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang tua/wali
murid, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah; rencana
anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa
kerja satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan
kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir. Rencana kerja
juga harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari Komite Sekolah.

7. Standar Pembiayaan

Biaya penyelenggaraan pendidikan di SDN Mangga Dua Selatan 05


selama ini hanya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat dan
Daerah ( BOP dan BOS ).

8. Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan di SDN Mangga Dua Selatan 05 telah


sesuai dengan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar
peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20 tahun 2007.

24
Kondisi Pendidikan Empat Tahun Ke Depan

1. Standar Isi
a. Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar
dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
a. Kelompok Mata Pelajaran dan Kedalaman Isi
b. Standar isi pendidikan mengatur kerangka dasar
kurikulum, beban belajar, kalender akademik, dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar isi
mencakup lingkup dan kedalaman materi pembelajaran
untuk memenuhi standar kompetensi lulusan. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Mangga Dua
Selatan 05 terdiri dari: kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata
pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olah raga, dan kesehatan. Setiap kelompok mata pelajaran
dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran
masing-masing kelompok mata pelajaran ikut mewarnai
pemahaman dan penghayatan peserta didik. Semua
kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Pelaksanaan semua
kelompok mata pelajaran disesuaikan dengan
perkembangan fisik dan psikis peserta didik.
c. Beban Belajar
d. Beban belajar untuk SDN Mangga Dua Selatan 05
diperhitungkan dengan menggunakan jam pembelajaran
per minggu per semester dengan sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas
masing-masing.

25
b. Kurikulum Kecakapan Hidup
a. Kurikulum untuk SDN Mangga Dua Selatan 05 dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan
kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari
pendidikan kelompok kewarganegaraan, keimanan dan
ketakwaan, pendidikan akhlak mulia dan kepribadian,
pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
estetika, atau pendidikan jasmani, olah raga dan
kesehatan. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh
peserta didik dari sekolah melalui tugas pembiasaan atau
terintegrasi di dalam seluruh kelompok mata pelajaran.
b. Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum untuk SDN Mangga Dua Selatan 05 dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan
bagian dari pendidikan kelompok keimanan dan
ketakwaan, pendidikan akhlak mulia dan kepribadian,
pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
estetika, atau pendidikan jasmani, olah raga dan
kesehatan. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat
diperoleh peserta didik melalui kegiatan kokurikuler, dan
penguatan pada ekstra kurikuler.
c. Kalender Pendidikan
Waktu pembelajaran yang dituangkan dalam kalender
pendidikan atau kalender akademik mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur. Untuk setiap satuan pendidikan
harus mengacu pada peraturan menteri.

2. Standar Proses
a. Standar proses pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Dalam proses pembelajaran
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi,

26
menyenangkan, menantang, mendorong peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologinya. Dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan.
b. Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran, dan pengawasan
yang baik. Perencanaan harus didukung oleh sekurang-
kurangnya dokumen kurikulum, silabus untuk setiap mata
pelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan
harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas
dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal
buku teks pelajaran per peserta didik, dan rasio maksimal
jumlah peserta didik per pendidik.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan pendidikan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran, termasuk kompetensi membaca dan menulis.
Kompetensi lulusan mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Standar
kompetensi lulusan di SDN Mangga Dua Selatan 05 diarahkan
untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan pra jabatan dan kelayakan fisik maupun mental
serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

27
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku. Kompetensi adalah
tingkat kemampuan minimal yang harus dimiliki dan dipenuhi
seorang pendidik untuk dapat berperan sebagai agen
pembelajaran.
b. Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran di SDN
Mangga Dua Selatan 05 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial sesuai Standar Nasional Pendidikan, yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi pendidik, yang diperoleh
melalui pendidikan profesi guru sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Tenaga kependidikan di SDN Mangga Dua Selatan 05
sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan
sekolah. Persyaratan untuk menjadi kepala SDN Mangga Dua
Selatan 05 meliputi: berstatus guru SD, memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
dengan ketentuan perundangan yang berlaku; memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SD; dan memiliki kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahaan di bidang pendidikan.
5. Standar Prasarana dan Sarana
a. Standar prasarana dan sarana pendidikan adalah Standar
Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan
minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media
pendidikan, buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
b. Standar prasarana pendidikan mencakup persyaratan minimal
dan wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan lahan, ruang
kelas, ruang kepala sekolah, ruang pendidik, ruang tata usaha,

28
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Standar sarana pendidikan mencakup
persyaratan minimal tentang perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
c. Lahan satuan pendidikan meliputi sekurang-kurangnya lahan
untuk bangunan sekolah, lahan praktek, lahan untuk sarana
penunjang, dan lahan pertamanan untuk menjadikan satuan
pendidikan suatu lingkungan yang secara ekologis nyaman
dan sehat. Standar letak lahan satuan pendidikan sejenis dan
sejenjang serta letak lahan satuan pendidikan di dalam klaster
satuan pendidikan yang menjadi pengumpan masukan peserta
didik. Standar letak lahan satuan pendidikan
mempertimbangkan jarak tempuh maksimal yang harus dilalui
oleh peserta didik untuk menjangkau satuan pendidikan
tersebut. Standar letak lahan satuan pendidikan
mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan kesehatan
lingkungan. Standar rasio luas ruang kelas per peserta didik
dirumuskan dengan mengacu pada standar sarana dan
prasarana yang telah ditetapkan oleh BSNP. Standar kualitas
bangunan minimal di SDN Mangga Dua Selatan 05 adalah
kelas B. Standar keragaman buku perpustakaan dinyatakan
dalam jumlah minal judul buku di perpustakaan satuan
pendidikan. Standar jumlah buku tekspelajaran untuk
masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan
pendidikan per peserta didik. Standar sumber belajar lainnya
untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio
jumlah.
6. Standar Pengelolaan
a) Standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,

29
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab
kepala satuan pendidikan. Pengelolaan sekolah di SDN Mangga
Dua Selatan 05 menuju penerapan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas dalam perencanaan
program, penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kegiatan pembelajara, pendayagunaan tenaga kependidikan,
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, penilaian
kemajuan hasil belajar, dan pengawasan.
b) SDN Mangga Dua Selatan 05 dipimpin oleh seorang kepala
sekolah yang sebagai penanggung jawab pengelolaan
pendidikan. Keputusan akademis pada satuan pendidikan
ditetapkan oleh rapat dewan pendidik/guru dilaksanakan atas
dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada
mutu, dan apabila keputusan dengan prinsip musyawarah
mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan ditetapkan
atas dasar suara terbanyak. SDN Mangga Dua Selatan 05
senantiasa melibatkan komite sekolah. Komite sekolah
kurang-kurangnya beranggotakan masyarakat yang mewakili
orang tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, praktisi
pendidikan, dan pendidik, yang memiliki wawasan,
kepedulian, komitmen terhadap peningkatan mutu
pendidikan.
c) SDN Mangga Dua Selatan 05 dikelola atas dasar Rencana
Pengembangan Sekolah dan Rencana Kerja Tahunan
meskipun masih sangat jauh dari sempurna. Selama ini
rencana kerja tahunan merupakan penjabaran rinci dari RPS
ang merupakan rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang melipuri masa 4 (empat) tahun. Rencana kerja
meliputi sekurang-kurangnya jadwal pembelajaran, ulangan,
ujian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur; mata pelajaran
yang ditawarkan pada semester gasal, semester genap,
penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan
lainnya; buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing

30
mata pelajaran; jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pelajaran, pengadaan, penggunaan, dan
persediaan minimal bahan habis pakai; program peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi
sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta dan penyelenggara
program, jadwal rapat Dewan pendidik, rapat konsultasi
satuan pendidikan dengan orang tua/wali murid, dan rapat
satuan pendidikan dengan komite sekolah; rencana anggaran
pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja
satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan
kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir. Rencana
kerja juga harus disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.
d) Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan berpedoman
kepada rencana kerja tahunan dan rencana jangka panjang
dan menengah. Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan
dilaksanakan secara mandiri, efisien, mendapat persetujuan
dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah. Pelaksanaan
kegiatan yang perlu atau mendesak tapi tidak diprogramkan di
dalam rencana kerja tahunan dilaksanakan secara ad-hoc dan
pelaksanaan kegiatan tersebut harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari rapat dewan pendidik dan
komite sekolah.
e) Pengawasan di SDN Mangga Dua Selatan 05 meliputi
pemantauan supervisi, evaluasi, pelaporan, pemeriksaan dan
tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan dilakukan secara
teratur dan berkesinambungan oleh kepala sekolah dan komite
sekolah atau pihak lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak
yang berkepentingan. Pemantauan dilakukan untuk menilai
efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan.
7. Standar Pembiayaan
a) Standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya
operasional satuan pendidikan. Pembiayaan di SDN Mangga
Dua Selatan 05 mencakup biaya investasi, biaya operasi dan
biaya personal satuan pendidikan.
b) Biaya operasional dalam bentuk donatur di SDN Mangga Dua
Selatan 05 meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan

31
oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kegiatan ekstra kurikuler secara teratur dan berkelanjutan.
8. Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan
instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil
belajar peserta didik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007.

32
BAB III
PELAKSANAAN

A. Struktur Organisasi dan Penanggung Jawab Kegiatan Pengembangan


Budaya Mutu
1. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu
Bidang Pembelajaran
Penanggung jawab : Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi
Ketua : Sri Utami
Sekretaris : Tri Kurniawan
Anggota :
(1) Shakiyah
(2) Sulistio Rini
(3) Laily Rahayu
(4) Hendri Ginanjar
(5) Mariami
(6) Merdiansyah Kharismawan
(7) Syifa Fadilla
(8) Reni
(9) Syahrir
(10) Muchlis Wardana
2. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu
Bidang Ekstrakurikuler
Penanggung jawab : Kepala SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi
Ketua : Sri Utami
Koordinator Kegiatan Ekstrakurikuler : Laily Rahayu
Seni Tari :
Pramuka : Merdiansyah Kharismawan
Marawis : Syahril
Drumband :
Dokter Kecil : Reni
Rohani islam : Syakiyah
3. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu
Bidang Manajemen Berbasis Sekolah
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah
Ketua : Sri Utami
Bendahara : Laily Rahayu
Perencanaan dan evaluasi : Shakiyah

33
Sarana Prasarana : Hendri Ginanjar
Kesiswaan : Muchlis Wardana

4. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu


Bidang Perpustakaan Sekolah

Penanggung Jawab : Kepala Sekolah


Pengelola Perpustakaan : 1. Rini Sulistiyorini
2. Mariami

5. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu


Bidang UKS (khusus SD Pembina)

Penanggung Jawab : Kepala Sekolah


Pengelola UKS : 1. Reni
2. Mariami

B. Pelaksanaan Setiap Jenis Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu


1. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Pembelajaran
Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada SDN Mangga Dua Selatan 05
Pagi diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap SDN Mangga Dua Selatan 05
Pagi melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka
prinsip pembelajaran yang digunakan:
1. dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis
aneka sumberbelajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;

34
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatandan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya
peserta didik.
Persyaratan pembelajaran untuk Pelaksanaan Proses Pembelajaran
SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi dengan Alokasi Waktu Jam Tatap Muka
Pembelajaran sebanyak 35 menit. Buku Teks Pelajaran Buku teks
pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Khusus pada Pengelolaan Kelas :
a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik
seduai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran
harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
e). Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

35
f). Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
g). Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat.
h). Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
i). Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran; dan
j). Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan
hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar
siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari
pembelajaran. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),
atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat
digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket,
observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
2. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Ekstrakurikuler.
Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler maka
SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi telah menyusun peraturan bagi
pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi :
a. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
b. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
c. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
(1) ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
(2) tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
(3) keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
(4) jadwal kegiatan; dan
(5) level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.

d. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:

36
(1) Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan;
(2) Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan
untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
(3) Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan
untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
a. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik harus
mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala),
dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang
terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan
pendidikan tempatnya belajar.

3. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen Berbasis


Sekolah
Perencanaan kerja sekolah diawali dengan perumusan Visi, Misi dan
Tujuan sekolah berdasarkan profil sekolah oleh tim pengembang sekolah
yang terdiri dari kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, komite sekolah
dan tokoh masyarakat.
Sekolah menyusun rencana kerja sekolah satu tahun dan rencana
kerja sekolah empat tahun yang dinyatakan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS) rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolaan sekolah yang ditujukan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Rencana kerja tahunan
memuat tentang rencana pengembangan kurikulum dan pembelajaran,
rencana pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, rencana
pengembangan sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan,
rencana pengembangan kesiswaan, rencana pengembangan budaya dan
lingkungan sekolah, rencana pengembangan partisipasi/peran serta
masyarakat dan kemitraan, serta rencana-rencana kerja lain yang
mengarah pada peningkatan mutu pendidikan seperti pernyataan standar
pengelolaan nasional pendidikan. Perencanaan pengembangan
kurikulum dan pembelajaran di antaranya
1) Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
2) Penyusunan perangkat pembelajaran berupa program tahunan,
program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk semua mata pelajaran,

37
3) Penyusunan kalender pendidikan,
4) Penyusunan jadwal pembelajaran,
5) Penyusunan kurikulum muatan lokal,
6) Penyusunan program supervisi sekolah. Menurut Ragan (Soetopo dan
Soemanto, 1993:13) pengertian kurikulum adalah “all the experiences
of children for which the school accepts responsibility” yang artinya
bahwa “semua pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah”.
Perencanaan pengembangan pendidik (guru) dan tenaga kependidikan di
antaranya:
1) Membuat usulan penambahan guru mata pelajaran,
2) Mengusulkan peningkatan kualifikasi guru yang belum S1/D4,
3) Mengusulkan guru untuk di sertifikasi,
4) Mengusulkan tenaga administrasi, perpustakaan dan laboratorium
komputer.
5) Menyusun kegiatan pertemuan guru melalui kegiatan Kelompok Kerja
Guru (KKG) mini dan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus
sekolah.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 BAB XI, Pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa: “Pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi”. yang selalu harus ditingkatkan kompetensinya.
Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di
antaranya: 1) Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana, 2)
Mengusulkan membuat laboratorium komputer dan jaringan internet, 3)
Melaksanakan perawatan terhadap saran dan prasarana yang tersedia.
Dalam hal ini Mulyasa (2005:49) mengatakan bahwa: “sarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran”.
Perencanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah di
antaranya:
1) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan
melibatkan warga sekolah,

38
2) Membuat usulan penambahan biaya operasional sekolah,
3) Membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran
sekolah,
4) Penyusunan administrasi penggunaan keuangan sekolah.

Menurut Fattah (2004:143), menyebutkan bahwa: “agar penggunaan


keuangan sekolah mencapai sasarannya, perlu dilakukan dengan
menjalankan fungsi-fungsi dari manajemen dalam pengelolaan keuangan
sekolah, seperti melalui iuran BP3, melalui penyewaan fasilitas sekolah,
pembayaran siswa, bantuan yayasan dan gerakan pengumpulan dana”.
Perencanaan pengembangan kesiswaan di antaranya:
1) Membuat persiapan penerimaan siswa baru seperti membuat
surat keputusan dari kepala sekolah dan pembentukan panitia penerima
siswa baru,
2) Menyusun rencana kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan
diri siswa,
3) Menyusun rencana melaksanakan bimbingan belajar untuk
seluruh siswa untuk peningkatan prestasi akademik. Menurut pendapat
Daien (1989: 89) pengelolaan kesiswaan itu ialah “Keseluruhan proses
penyelenggara usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan di sekolah”.
Perencanaan pengembangan partisipasi/peran serta masyarakat di
antaranya:
1) Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa dalam rangka
meningkatkan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa untuk
meningkatkan prestasi siswa,
2) Menyusun rencana pertemuan dengan komite sekolah dalam
rangka meningkatkan peran komite sekolah di antaranya advisory
agency, mediator agency, supporting agency dan controlling agency.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
Komite sekolah dan madrasah berperan meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan melalui: “1) nasihat, 2) pengarahan, 3) bantuan
personalia, material, dan fasilitas, maupun pengawasan”. Masyarakat
diharapkan secara sungguh-sungguh memberikan masukan sesuai
dengan kemampuannya.
Perencanaan pengembangan lingkungan dan kultur sekolah di
antaranya:

39
1) Menyusun program unggulan yang menjadi ciri khas sekolah
dalam meningkatkan dan menyalurkan potensi siswa agar lahir
siswa unggul dalam berbagai prestasi.
2) Menyusun rencana penghijauan sekolah agar membuat suasana
lingkungan sekolah menjadi sejuk dan nyaman.
3) Menyusun rencana program sekolah sehat dan sekolah bersih.
4) Menyusun rencana mengembangkan toleransi beragama diantar
warga sekolah.
Selanjutnya pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu pendidikan
meliputi: Pelaksanaan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) penyusunan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, penyusunan struktur
dan muatan kurikulum, penetapan kalender pendidikan/akademik,
menyusun silabus dan RPP. Dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran didasarkan pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Kelulusan dan peraturan pelaksanaannya, sedangkan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran didasarkan pada serta Standar Proses
dan Standar Penilaian. Kenyataan yang terjadi di sekolah tempat
penelitian dilaksanakan masih ada mata pelajaran yang silabus dan RPP
belum ditulis secara lengkap dan benar. Masih ada guru yang mengkopi
paste silabus dan RPP yang ditulis oleh guru dari sekolah yang lain atau
silabus yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pelaksanaan pembelajaran guru melakukan dengan pendekatan pola
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Kenyataan yang terjadi di sekolah tempat penelitian masih ada guru
belum melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PAKEM mereka
masih dengan model pembelajaran yang konvensional. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 19, ayat 1) bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik”.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik guru menyusun
program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan
berkesinambungan. Penyusunan program penilaian hasil belajar
didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan. Sekolah menilai hasil

40
belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan
keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian
ketuntasan yang direncanakan, dalam kegiatan penilaian. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 (2007: 2) Standar Penilaian
menyatakan bahwa: “Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional”.
Pelaksanaan pengembangan tenaga pendidik dilakukan dengan
kegiatan pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) mini di sekolah, dan
Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah satu kali dalam satu bulan.
Diikuti oleh semua guru dalam gugus sekolah dibimbing oleh guru
pemandu mata pelajaran Akan tetapi masih ada guru yang enggan hadir
pada pertemuan KKG.
Dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
menetapkan kebijakan secara tertulis. Pengelolaan fasilitas fisik untuk
kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan perkembangan kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik. Sarana prasarana dikelola oleh guru sesuai
bidangnya masing-masing dan adanya partisipasi dari semua unsur
seperti kepala sekolah, pendidik, siswa dan tokoh masyarakat saran dan
prasaran sekollah belum mencukupi.
Sarana laboratorium komputer tersedia beberapa unit namun untuk
pemasangan jaringan internet untuk sekolah belum dapat disediakan.
Sedangkan perawatan sarana dan prasarana sekolah dilakukan melalui
Kartu Inventaris Barang (KIB) yang berisi jenis barang, tahun pembelian,
kondisi sarana pada saat ini, jumlah sarana dan prasarana yang tersedia
di sekolah. Menurut Subagio (1990:11) bahwa: “Pengelolaan sarana dan
prasarana merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian logistik atau
sarana dan prasarana”. Kenyataan di sekolah sarana dan prasarana yang
tersedia belum sesuai dengan rasio 1:2 artinya satu sarana untuk dua
orang peserta didik.
Pelaksanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah
yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) di
antaranya: 1) Belanja tidak langsung berupa belanja pegawai, tunjangan
prestasi kerja, Tunjangan Nanggroe Aceh Darussalam, tunjangan wali
kelas, tunjangan fungsional. 2) Belanja langsung berupa belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

41
Sumber pendapat keuangan sekolah di antaranya dari dana Bantuan
Operasional Sekolah dana APBN sebesar Rp. 400.000 persiswa, dan dana
Bantuan Operasional Pendidikan dari APBD sebesar Rp. 180.000
persiswa. Sekolah membuat pedoman pengelolaan biaya operasional
sekolah tentang sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang
dikelola dan membuat pedoman penyusunan dan pencairan anggaran
sesuai dengan peruntukannya, pembukuan semua penerimaan dan
pengeluaran serta penggunaan anggaran. Sekolah melaporkan
penggunaan anggaran kepada komite sekolah, serta Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga tentang pengelolaan biaya investasi dan
operasional sekolah.
Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat sekolah melibatkan
warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola pendidikan,
pengelolaan akademik dan pengelolaan non-akademik. Keterlibatan peran
serta warga sekolah dan masyarakat dalam pengelolaan sesuai dengan
peran komite sekolah yaitu advisory agency, mediator agency, supporting
agency dan controlling agency. Sekolah menjalin kemitraan dengan
lembaga lain pemerintah dan non-pemerintah yang relevan, berkaitan
dengan input, proses, output. Sistem kemitraan sekolah ditetapkan
dengan perjanjian secara tertulis. Komite sekolah selalu meninjau proses
kegiatan belajar mengajar secara berkala. Orang tua partisipasi aktif
untuk kegiatan hari besar agama, hari besar nasional dan orang tua siswa
sangat mendukung program yang diadakan sekolah.
4. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Perpustakaan Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang
memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi
kurikulum, kepala sekolah hendaknya mengakui pentingnya jasa
perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya.
Kepala sekolah bekerja erat dengan perpustakaan dalam mendisain
rencana pengembangan, terutama dalam bidang program literasi
informasi dan promosi membaca.
Pada saat rencana dilaksanakan, kepala sekolah menjamin
penjadwalan waktu dan sumberdaya yang luwes untuk memungkinkan
guru dan murid mengakses ke perpustakaan beserta layanannya. Kepala
sekolah juga memastikan adanya kerjasama antara guru dan tenaga
perpustakaan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa pustakawan
sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum,

42
pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen
pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah
memasukkan evaluasi perpustakaan dan menekankan sumbangan
penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar
pendidikan yang telah ditetapkan.
Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung
jawab melakukan pekerjaan secara profesional dan hendaknya bekerja
sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa
perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dari unit
kerja. Seperti halnya dengan kepala sekolah, maka kepala unit kerja
hendaknya melibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan
dan memberikan perhatian khusus ke perpustakaan sebagai bagian
penting dari lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber daya
pembelajaran.
Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah.
Penting adanya kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena
hal itu demi untuk kepentingan murid. Murid dapat menggunakan
perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan perpustakaan
harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaran yang tidak
menakutkan, bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semua
tugas, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
5. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (khusus SD
Pembina)
(Terlampir)

C. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu


1. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Pembelajaran
Secara umum pelaksanaan pembelajaran di bawah tanggung jawab
kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran selalu melaporakn
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi
secara berkala. (Laporan Terlampir).
2. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrkurikuler selalu dilaporankan secara
berkala dan dijadikan bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan
berikutnya (Laporan terlampir).
3. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen
Berbasis Sekolah.

43
Pelaksanaan Manajemen berbasis sekolah merupakan program yang
sangat mutlak disusun dan dilaksanakan kemudian dievaluasi secara
berkelanjutan. Oleh karena itu pemantauan, dan pelaporan terhadap
program yang sudah dilaksanakan menjadi bahan evaluasi diri sekolah
dan selalu dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja Sekolah.
4. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Perpustakaan
Sekolah.
Pelaporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan sekolah secara rutin
disampaikan oleh kepala unit perpustakaan kepada kepala sekolah
(Laporan Terlampir)
5. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (khusus SD
Pembina)

D. Keterlibatan Warga Sekolah dan Pihak Lain Mendukung Kegiatan


Pengembangan Mutu di Sekolah.
Dengan semakin kompleksnya manajemen Sekolah yang selalu
berkembang dan padatnya kegiatan kepemimpinan di sekolah, maka
semakin banyak pula masalah-masalah yang perlu penanganan, dan
melibatkan warga sekolah, baik guru, orang tua, karyawan, siswa mapun
pemerintah setempat sama-sama menyadari perlunya terobosan-terobosan
yang positif agar mampu meningkatkan nilai jual sekolah, meningkatnya
kepercayaan masyarakat dan semakin kondusifnya kegiatan belajar
mengajar sehingga akan menghasilkan lulusan yang baik dan bisa
menempati perguruan-perguruan ternama seperti yang diharapkan oleh
masyarakat.
Keterlibatan seluruh warga sekolah Civitas keluarga besar SDN
Mangga Dua Selatan 05 Pagi serta masyarakat yang peduli akan pendidikan,
serta saling mengisi diantara kelebihan dan kekurangan yang ada akan
menjadikan kegiatan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik
dan efektif, masyarakat merasa memiliki dan merasakan manfaat dengan
adanya sekolah yang berada dilingkungannya.
Dalam hal ini wakil kepala sekolah sebagai perantara hubungan dengan
masyarakat tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa ada kerja sama
dengan berbagai pihak, Humas menjadi unsur penyambung komunikasi
dengan berbagai pihak dan berbagai kegiatan informasi-infirmasi yang
berhubungan dengan kinerja guru, pembuatan perangkat guru, dengan
orang tua siswa, dengan dinas instansi dan berbagai permasalahan yang

44
dengan tepat bersama kepala sekolah dan unsur pimpinan yang lain saling
bekerja sama dalam menjalankan kepemimpinan disekolah.
Semua warga sekolah, warga masyarakat dan tokoh-tokoh pemerintah
daerah setempat selalu bekerja sama untuk kemajuan pendidikan di daerah
tersebut, karena kita juga menyadari bahwa tidak semua peserta didik
mampu untuk mencukupi kebutuhan sekolah sehari-hari, buku, alat tulis
dan buku-buku paket lain untuk belajar sehari-hari. Terobosan-terobosan
baru, kerjasama dengan berbagai pihak dan menggali informasi-informasi
untuk bea siswa, BKM maupun bantuan-bantuan lain. Sehingga bagi yang
kurang mampu dapat terus bisa bersekolah.
Bagaimanapun juga sekolah tidak bisa terlepas dari lingkungan
masyarakat dimana sekolah tersebut berada, hubungan harus tetap dibina
dengan baik, kultur dan budaya masyarakat tidak boleh bersinggungan.
Bantuan dan silaturahmi dengan warga setempat, harus terus dibina,
sumbangan dan santunan bagi masyarakat sekitar yang kurang mampu,
adanya musibah, kematian dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya terus dibina
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah.
Kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat, RT, RW, Kepala Kelurahan
sangat diperlukan dan ditingkatkan lagi karena dengan kerjasama yang baik
dan saling pengertian maka akan terciptanya kondisi yang tertib, keamanan
terjaga dan situasi selalu kondusif karena masyarakat merasa ikut memiliki
dan peduli dengan keberadaan sekolah tersebut.
Bekerja sama dengan komite sekolah untuk mencari solusi-solusi yang
terbaik bagi peningkatan mutu pendidikan, menggalang dana, dan mencari
terobosan-terobosan dana untuk menunjang program sekolah yang telah
dispakati bersama dalam rapat-rapat Komite, sehingga masyarakat tidak
merasa terbebani dengan pembiayaan sekolah dalam upaya peningkatan
sekolah yang berkualitas dan menghasilkan lulusan SD yang dapat bersaing
di era globalisasi.

Masyarakat adalah mitra sekolah yang dapat diandalkan. Masyarakat


terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, karena
keberadaan sekolah ada di tengah-tengah masyarakat dan menjadi tujuan
masyarakat sekitar untuk menuntut ilmu. Sekolah dan masyarakat harus
selalu bersinergi untuk mewujudkan outcome sekolah yang berkualitas.
Dukungan masyarakat kepada sekolah hendaknya bukan hanya bersifat
material tapi juga dukungan moril seperti memberikan rasa aman kepada
semua warga sekolah. Memang kepala sekolah harus memiliki kompetensi

45
social yang handal. Disamping itu sekolah bisa dijadikan pusat informasi
bagi masyarakat sekitar sekolah. Informasi yang dimaksud adalah informasi
yang bersifat umum bukan hanya mengenai siswa tapi juga yang berkenaan
dengan pemberdayaan sumber daya yang ada di lingkungan masyarakat.
Sekolah dapat menjadi trigger (pemicu) untuk memajukan masyarakat
sekitar sekolah.
Namun yang masih menjadi persoalan adalah dukungan masyarakat
belum optimal baik dalam hal prakarsa dan kontribusi untuk mamajukan
sekolah maupun memberikan rasa aman baik pada siswa maupun guru yang
mengajar di sekolah. Sebuah harian daerah pernah memberitakan ada guru
yang dirampok oleh pelaku yang juga masyarakat sekitar sekolah. Selain itu
ada usaha ternak ayam potong yang berdampingan dengan sekolah yang
sangat mengganggu proses pembelajaran di sekolah karena bau yang tidak
sedap yang berasal dari kotoran ayam tersebut, dan mungkin masih banyak
lagi persoalan-persolan lain yang dapat mengganggu kelancaran proses
pembelajaran. Memang persoalan ini sangat ruet dan kompleks, tetapi
dengan tekad dan komitmen yang kuat antara pihak sekolah, pemerintah,
dan masyarakat sebagai sebuah system yang mempunyai maksud yang sama
untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, maka MBS ini dapat
diterapkan dengan baik dan dihantarkan sampai ke tujuan. Semoga

46
BAB IV
HASIL EVALUASI DIRI

A. Hasil Evaluasi Diri Sekolah Terhadap Kegiatan Bengembangan Budaya


Mutu
1. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran di SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi saat ini
masih menggunakan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 masih
mengembangkan instrumen sesuai dengan indikator pada setiap Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar .Berikut gambaran rencana evaluasi,di
mulai dari perecanaan evaluasi yang meliputi, evaluasi direncanakan
mulai dari pembuatan program semester yang dicantumkan dalam
silabus dan diterapkan dalam rencana pembelajaran atau RPP.Untuk
pelaksanaan evaluasi diterapkan dalam RPP pada setiap pembelajaran
yang terdiri dari evaluasi awal yang biasanya dilaksanakan pada awal
pembelajaran, bisa dilaksanakan dalam bentuk tertulis ataupun tanya
jawab langsung, yang tujuannya adalah untuk melihat kemampuan awal
siswa .Dalam proses pembelajaran evaluasi dilakukan dalam beberarapa
hal, yaitu penilaian sikap dan penilaian berupa tes tertulis, observasi, tes
praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok sesuai dengan
tujuan dari pembelajaran yang direncanakan. Evaluasi akhir adalah
penilaian yang menyeluruh dari penilaian sikap dan penilaian
pengetahuan.Adapun jenis evaluasi yang dilakukan di SDN Mangga Dua
Selatan 05 Pagi 4 adalah Ulangan harian (UH),UTS,UAS dan US.UH
dilaksanakan setelah minimal menyelesaikan satu kompetensi dasar dari
mata pelajaran tertentu,sedangkan UTS dilaksanakan setelah 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.Semua nilai pada setiap evaluasi itu
dimasukkan kedalam sistem informasi akademik (SIAKAD). Sistem
Informasi Akademik atau SIAKAD adalah sebuah program yang dirancang
khusus sebagai pusat informasi akademik sekolah yang mencakup

47
penginputan semua proses dan hasil penilaian, data siswa, data guru dan
data karyawan. Dengan adanya program SIAKAD ini sangat
mempermudah proses penginputan data khususnya dalam penyimpanan
hasil evaluasi pembelajaran siswa. Dalam proses atau cara kerja
penginputan nilai melalui SIAKAD ini dilakukan melalui dua sistem yaitu
oleh guru pengampu (SIMPEN) dan oleh wali kelas (SISWAL). SIMPEN
hanya menginput nilai mata pelajaran atau muatan kurikulum yang
diampu. Sedangkan SISWAL menginput nilai mata pelajaran diampu wali
kelas, data diri siswa, daftar hadir siswa, pengembangan diri siswa, dan
semua data yang diperlukan dalam proses pencetakan hasil evaluasi
belajar siswa. SIAKAD dilaksanakan secara online di lingkungan sekolah
dengan menggunakan password yang hanya diketahui oleh pihak
tertentu/ yang berkepentingan. Ujian Sekolah (US) dilaksanakan untuk
jenjang akhir atau kelas 6 evaluasi dilaksanakan mengikuti program dan
jadwal pemerintah. Setelah melaksanakan rangkaian penilaian akan
dilanjutkan dengan pertemuan dengan orang tua (Komite Sekolah) dalam
rangka mendiskusikan hasil evaluaasi siswa selama satu bulan
pembelajaran dan mensosialisasikan/membahas rencana program
pembelajaran ke depan.
2. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Ekstrakurikuler
Setiap Ekstrakurikuler yang terdiri dari Akademik maupun Akdemik
di bina oleh Pembina internal ataupun eksternal,dan dapat di evaluasi di
setiap 1x/bulan dengan melampirkan jadwal kegiatan Dan SK,serta
Absensi pelaksanaan ekskul serta Program yang telah di susun oleh
masing-masing Pembina ataupun pelatih untuk 1 tahun.
3. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Manajemen Berbasis Sekolah
Berdasarkan hasil evaluasi dari tujuh komponen MBS yang
dilaksanakan oleh SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi secara umum telah
terlaksana sesuai dengan ketentuan dan prinsip MBS akan tetapi ada
komponen yang kurang lengkap secara administrasi yaitu pada
komponen manajemen hubungan masyarakat.
4. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Perpustakaan Sekolah
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program perpustakaan di
SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi secara umum belum terlaksana sesuai

48
dengan ketentuan akan tetapi ada komponen yang masih kurang lengkap
dari sisi sarana, buku referensi dan tenaga pustakawan.
Efektivitas Penggunaan buku sebagai sumber belajar untuk
meningkatkan minat baca siswa dirintis dengan perpustakaan talang air.
5. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS
(khusus SD Pembina)
Pelaksanaan Program UKS di SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi
berdasarkan hasil evaluasi telah diupayakan semaksimal mungkin,
namun Tim Pelaksana UKS SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi menyadari
bahwa program ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang
konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan program ini di tahun
mendatang.

B. Prosedur Operasional Standar Monitoring dan Evaluasi Kegiatan


Pengembangan Budaya Mutu
Untuk menjamin keterlaksanaan kegiatan dan operasional setiap
program budaya mutu SDN Mangga Dua Selatan 05 Pagi telah menyusun
Prosedur Operasional Standar yang meliputi POS Pembelajaran, POS
Ekstrakurikuler, POS Manajemen berbasis Sekolah, POS Perpustakaan dan
POS UKS.
Di bawah ini dipaparkan beberapa Prosedur Operasional Standar dan
Peraturan Akademik SD Negeri Mangga Dua Selatan 05 Pagi, sebagai berikut :
SOP Kegiatan Rutin Harian
KEDATANGAN
Tujuan
1. Memberikan perhatian dan motivasi kepada siswa.
2. Membudayakan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun).
3. Mengontrol ketertiban siswa.
Prosedur
1. Guru yang bertugas datang lebih awal maksimal pukul 06.30
2. Petugas mengontrol absensi guru.
3. Guru yang bertugas berdiri di depan pintu gerbang dengan sikap tenang,
sopan, tidak mengobrol dan bercakap-cakap sendiri.
4. Guru menyambut kedatangan siswa dengan memberi salam secara
khusyu’, sederhana dan penuh hormat.

49
5. Guru menjabat tangan siswa sambil melontarkan senyum kasih sayang
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Hanya berjabat tangan dengan sesama jenis, kecuali terhadap siswa
kelas 3 sekolah dasar ke bawah.
b. Saling bertatap penuh keakraban dan rasa kasih sayang.
c. Dilaksanakan dengan kesungguhan, sederhana dan keramahan.
d. Tidak berlebihan dan tasyabbuh.
6. Guru memberi perhatian kepada siswa berkaitan dengan tata tertib siswa
dan keadaan psikis siswa.
7. Guru memeriksa keadaan dan penampilan siswa berkaitan dengan
akhlaq dan adab, ketertiban dan aturan sekolah
8. Guru piket mengelola siswa yang terlambat dengan ketentuan :
a. Siswa yang hadir di atas pukul 06.30 dinyatakan terlambat
b. Bagisiswa yang terlambat diberi sangsi sesuai dengan ketentuan
c. Bagi siswa yang terlambat lebih dari empat kali akan di laporkan
kepada wali kelas untuk diberikan teraphy lebih lanjut.
d. Apabila tidak ada perubahan maka sekolah akan memberikan surat
peringatan kepada orang tua siswa yang bersangkutan.
e. Apabila masih juga belum ada perubahan dilakukan pemanggilan
orang tua
f. Apabila masih juga melakukan hal yang sama maka sekolah akan
memberlakukan sanksi skorsing hingga dikeluarkan dari sekolah
apabila tidak bisa lagi dibina sesuai dengan ketentuan.

6. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi


Pola tindak lanjut yang dilaksanakan di SDN Mangga Dua Selatan 05
Pagi adalah melalui rapat khusus artinya hasil monitoring dan evaluasi
dibawa keforum rapat untuk dilakukan analisa dan disepakati tindak
lanjut yang akan dilaksanakan baik itu program pembelajaran, MBS,
Ekstrakurikuler, Perpustakaan, maupun UKS. Berikut adalah contoh
model tindak lanjut hasil evaluasi dalam program pembelajaran :

C. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengembangan


Budaya Mutu
Tindak lanjut dari Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Pengembangan Budaya mutu berupa Penghargaan, atau perintah tugas
dengan rekomendasi bagi para guru. Proses tindak lanjut merupakan hasil

50
monitoring dan evaluasi selama kegiatan berlangsung yang selanjutnya hasil
supervisi kegiatan berbagai program yang dilaksanakan guru dilaporkan
kepada Pengawas Binaan.

51
BAB V
PRESTASI (3 TAHUN TERAKHIR)

A. Akademik
1. Prestasi Kepala Sekolah

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

2. Prestasi Guru

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

3. Prestasi Siswa

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

B. Non Akademik
1. Prestasi Kepala Sekolah

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

2. Prestasi Guru

52
No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

3. Prestasi Siswa

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

53
BAB VI
PENUTUP

Dalam pelaksanaan budaya mutu sekolah ada banyak faktor yang


mempengaruhi kesuksesannya. Akan tetapi hal yang paling penting sebetulnya
adalah sejauh mana pengelola dapat mensinergikan program-program budaya
mutu sekolah dengan visi-misi sekolah serta kebutuhan sesuai dengan
ketentuan. Proses pelaksanaan budaya mutu sekolah adalah sebuah proses
kreatif dan inovatif yang mestinya menjadi bagian penting dalam kegiatan
pengembangan mutu sekolah.
Akhir kata tim penyusun menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan portofolio budaya mutu sekolah, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan.

54

Anda mungkin juga menyukai