Kasus TBC yang tidak ditangani dengan baik di kalangan pekerja dapat
memberikan dampak pada pekerja maupun perusahaan. Produktivitas pekerja
dapat berkurang dan pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas perusahaan.
Ditambah dengan stigma yang masih tinggi terhadap penderita TBC, hal ini
berisiko pada pemutusan hubungan kerja terhadap penderita TBC sehingga
dampak lainnya dapat terjadi pada sosio-ekonomi pekerja.
Studi kami yang baru-baru ini terbit di BMC Public Health mengungkap
permasalahan faktual yang dihadapi para pasien TB di Indonesia. Setidaknya ada tiga
permasalahan utama yang menyebabkan kegagalan terapi pasien TB: masalah sosio-
demografi dan ekonomi, pengetahuan dan persepsi, dan efek pengobatan TB.
Pasien TB-ROG, misalnya, butuh waktu tempuh sekitar 3 jam untuk datang berobat di
rumah sakit yang menyediakan pelayanan TB-ROG. Permasalahan makin diperparah
ketika pasien TB merupakan tulang punggung ekonomi keluarga yang kehilangan
pendapatan bulanannya akibat berhenti atau dikeluarkan dari pekerjaannya. Hal ini
menyebabkan tingginya angka putus obat pada kelompok pasien ini.