Anda di halaman 1dari 4

Nama: Gulam Rafli Rafsanjani

Npm: 19-146
Kelas: 04 sore Semester 2
Mata Kuliah: Hukum Perdata
Hari/Tanggal:

JAWABAN:
1. Asas-asas Hukum hak Kebendaan

Beberapa asas-asas hak kebendaan antara lain:

-Asas hukum pemaksa (dwingenderecht),yaitu orang tidak boleh mengadakan


hak kebendaan baru selain yang telah diatur dalam undang-undang.
-asas dapat dipindah tangankan,yaitu semua kebendaan umumnya dapat
dipindah tangankan ,kecuali hak mendiami,hak pakai,piutang yang
diperjanjikan tidak dapat dipindah tangankan.
-Asas Individualitas,yaitu objek hak kebendaan selalu benda tertentu atau dapat
ditentukan secara individual,misalnya : rumah yang beralamat (lengkap) di
mobil atau bus.
-Asas totalitas,yaitu hak kebendaan selalu terletak diatas seluruh ojeknya
sebagai satu kesatuan (Pasal 500,588,606 KUH Perdata),misalnya : sebuah
mobil lengkap dengan ban serep,kaca spion.
-Asas tidak dapat dipisahkan,yaitu orang yang berhak tidak boleh memindah
tangankan sebagian dari kekuasaan termasuk suatu hak kebendaan yang ada
padanya.
-Asas prioritas,yaitu semua hak kebendaan memberi kekuasaan yang sejenis
dengan kekuasaan hak milik,sekalipun luasnya berbeda-beda,karena itu perlu
diatur urutan menurut kejadiannya.
-Asas percampuran,yaitu apabila hak yang membebani dan yang dibebani itu
terkumpul dalam satu tangan,maka hak membebani itu lenyap (Pasal
706,718,724,736,807 KUH Perdata).
-Pengaturan berbeda terhadap benda bergerak dengan benda tidak bergerak.
-Asas Publisitas,yaitu hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan
didaftarkan dalam register umum,sedangkan hak kebendaan atas benda bergerak
tidak perlu diumumkan dan didaftarkan,kecuali oleh undang-undang dinyatakan
lain,misalnya kendaraan bermotor.
-Asas mengenai sifat perjanjian,yaitu Untuk memperoleh hak kebendaan perlu
dilakukan dengan perjanjian zakelijk,yaitu perjanjian memindahkan hak
kebendaan.

2. Asas – Asas Hukum Perkawinan


Asas-asas perkawinan menurut KUHPerdata
a. Asas monogami. Asas ini bersifat absolut/mutlak, tidak dapat dilanggar.
b. Perkawinan adalah perkawinan perdata sehingga harus dilakukan di depan
pegawai catatan sipil.
c. Perkawinan merupakan persetujuan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan di bidang hukum keluarga.
d. Supaya perkawinan sah maka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
undang-undang.
e. Perkawinan mempunyai akibat terhadap hak dan kewajiban suami dan isteri.
f. Perkawinan menyebabkan pertalian darah.
g. Perkawinan mempunyai akibat di bidang kekayaan suami dan isteri itu.

Asas-asas perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974


a. Asas Kesepakatan (Bab II Pasal 6 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974), yaitu
harus ada kata sepakat antara calon suami dan isteri.
b. Asas monogami (Pasal 3 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974).
Pada asasnya, seorang pria hanya boleh memiliki satu isteri dan seorang wanita
hanya boleh memiliki satu suami, namun ada perkecualian (Pasal 3 ayat (2) UU
No. 1 Tahun 1974), dengan syarat-syarat yang diatur dalam Pasal 4-5.
c. Perkawinan bukan semata ikatan lahiriah melainkan juga batiniah.
d. Supaya sah perkawinan harus memenuhi syarat yang ditentukan undang-
undang (Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974).
e. Perkawinan mempunyai akibat terhadap pribadi suami dan isteri.
f. Perkawinan mempunyai akibat terhadap anak/keturunan dari perkawinan
tersebut.
g. Perkawinan mempunyai akibat terhadap harta suami dan isteri tersebut.

3. Asas-Asas Hukum Perikatan

1.Pacta Sund Servanda


Pacta Sund Servanda memiliki pengertiaan sebagaimana yang ada di dalam
pasal 1338 KUHPerdata:
“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat
ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena
alasan-alasan yang ditentukan oleh undangundang. Persetujuan harus
dilaksanakan dengan itikad baik.”

2. Kepastian Hukum
Menurut Sudikno Mertokusumo Kepastian Hukum ialah jaminan bahwa hukum
tersebut harus dijalankan dengan cara yang baik. Jadi didalam suatu perikatan
masing-masing pihak harus menjalankannya sesuai dengan hukum dan
perikatan tersebut menjadi UU bagi para pihak yang membuatnya.

3. Konsensualisme
Konsensualisme dalam hal ini mengacu pada pasal 1320 KUHPerdata, yakni:
Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;
-kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
-kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
-suatu pokok persoalan tertentu;
-suatu sebab yang tidak terlarang.

4. Kebebasan Berkontrak
Kebebasan kontrak yakni dimana para pihak dapat:
-Mengadakan perjanjian
-Berbuat atau tidak berbuat sesuatu
-Menentukan isi perjanjian

5. Kepatutan
Kepatutan sesuai dengan apa yang ada di dalam pasal 1339 KUHPerdata, yakni:
“Persetujuan tidak hanya mengikat apa yang dengan tegas ditentukan di
dalamnya, melainkan juga segala sesuatu yang menurut sifatnya persetujuan
dituntut berdasarkan keadilan, kebiasaan, atau undang-undang.”

6. Keseimbangan
Keseimbangan yakni asas yang dimana para pihak harus melakukan hak dan
kewajibannya sesuai dengan apa yang diperjanjikan namun apabila salah satu
pihak tidak memenuhi prestasinya maka pihak yang merasa dirugikan dapat
menuntut prestasinya sesuai dengan apa yang diperjanjikan, dalam hal ini asas
keseimbangan dapat dipertanggungjawabkan.

7. Kepercayaan
Asas kepercayaan memiliki arti bahwa setiap pihak yang mengadakan
perjanjian harus saling percaya satu dengan yang lainnya agar perjanjian yang
diadakan dapat dijalankan dengan itikad baik sesuai dengan apa yang telah
diperjanjikan sampai pada perjanjian tersebut selesai. Tanpa adanya
kepercayaan anatara pihak yang mengadakan perjanjian, maka tidak dapat
dilakukan suatu perjanjian karena perjanjian tersebut memiliki kekuatan yang
mengikat sebagai Undang-undang.

8. Persamaan Hukum
Asas persamaan hukum memiliki arti bahwa setiap manusia memiliki
kedudukan yang sama di depan hukum. Tidak membedakan dari suku, agama,
warna kulit, dan lainnya. Dalam hal ini hukum menggangap setiap manusia
sama.

Anda mungkin juga menyukai