Anda di halaman 1dari 3

Kenapa tidak ada perang hak paten di

lingkup sosial media?


Reporter : Dwi Andi Susanto | Kamis, 27 Juni 2013 18:35
11
4

Jejaring sosial © Empowernetwork.com


POLLING PEMBACA : PARTAI PEMILU | CALON PRESIDEN
Berita Terkait

 Facebook pilih kasih, pentingkan pemerintah AS ketimbang


Turki
 Diminta data oleh Turki, Facebook menolak
 Di Twitter, Obama senang kaum gay tak lagi didiskriminasi

Merdeka.com - Apabila di dunia mobile, Apple bersikeras menuntut Samsung dan beberapa
vendor pengguna Android karena pelanggaran hak cipta, hal tersebut tidak begitu
dipermasalahkan di dunia jejaring sosial.

Di tahun 2012 kemarin, Apple dikabarkan berperang secara serius dengan beberapa
perusahaan penghasil perangkat mobile berbasis Android, khususnya Samsung. Hal ini
disebabkan karena masalah pelanggaran hak paten.

Namun, berkaca pada ketegangan masalah hak cipta di dunia perangkat mobile, untuk
lingkup jejaring sosial, hal tersebut juga terjadi. Jiplak menjiplak, tiru meniru atau copy
mengopy juga terjadi, namun tidak sampai harus dibesar-besarkan dan berujung ke
pengadilan dengan durasi penyelesaian kasus yang panjang dan bertele-tele.

Berdasarkan grafis yang dibuat oleh Daniel Zeevi dari Screamingsocial.net dan dimuat dalam
Dash Burst (24/06), walaupun banyak, namun sedikitnya ada beberapa kasus peniruan produk
dan fitur yang terjadi di dunia jejaring sosial.

Contohnya saja, Facebook meniru Twitter dengan pemakaian simbol '@' untuk penyebutan
pengguna Facebook lain secara spesifik. Di Twitter, simbol '@' digunakan untuk me-mention
pengguna Twitter lain dalam satu pokok bahasan atau percakapan.

Twitter meniru Instagram dengan menciptakan aplikasi khusus foto dengan menambahkan
fitur filter di dalamnya. Google+ dalam proses penyempurnaan desain halaman di situsnya
meniru desain dari Facebook, ketika halaman tersebut telah selesai dan terlihat cantik,
Facebook lakukan hal yang sama yaitu meniru desain Google+.

Desain Pinterest juga ditiru oleh Google+ dalam menampilkan gambar-gambar dalam format
Grid Style. Bahkan Facebook juga ikut meniru tampilan tersebut. Tidak hanya itu saja, baru-
baru ini Instagram menambahkan fitur video dalam aplikasinya meniru Vine, Apple
menciptakan iRadio untuk menjiplak Spotify, Digg membuat reader mirip Google Reader,
Facebook ciptakan hashtagh yang dipakai oleh Twitter dan beberapa jejaring sosial lain
sebelumnya dan masih banyak lagi.

Berkaca pada kasus-kasus penjiplakan produk dan fitur tersebut, para lakon di dunia jejaring
sosial tidak begitu banyak yang mempermasalahkannya. Yang menjadi pertanyaan sekarang,
kenapa hal tersebut tidak terjadi di dunia perangkat mobile?

Menurut seorang analis di tahun 2012 silam ketika mengkritisi pertikaian antara Apple dan
Samsung mengatakan, "Kenapa hal itu (copycat) terlalu dipermasalahkan? Ada kalanya
penjiplakan tersebut diperlukan untuk menghadirkan nuansa baru dan semakin menjadikan
persaingan menarik. Dengan catatan, tidak menjiplak 100 persen, melainkan
mengembangkannya lebih baik lagi."

Menurut Anda, apakah meniru pihak lain dalam mengembangkan atau menciptakan sesuatu
harus berujung ke pengadilan atau malah bagus agar persaingan semakin kompetitif?

Satu hal yang perlu diingat, sekarang ini, mungkin tidak ada yang dinamakan inovasi baru,
karena semuanya terinspirasi dan merupakan pengembangan dari teknologi sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai