prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa
kecemasan menunjukkan gejela mudah tersinggung, susah tidur, gelisah, lesu, mudah
pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran
tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin
dan lembab. Manifestasi yang khas pada pasien pre operatif tergantung pada setiap
individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh dan
Menurut Kaplan dan Sudock yang dikutip oleh Ummi Lutfa (2005), kecemasan
pasien pre operasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pengalaman pasien
menjalani operasi, konsep diri dan peran, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
kondisi medis, akses informasi, proses adaptasi, jenis tindakan medis dan komunikasi
terapeutik.
1
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan
pada fase ini. Hal ini disebabkan fase pre operatif merupakan awal yang menjadi
tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Pengkajian secara integral dari
fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk
Peneliti mendapatkan Data bahwa di RSI Assyifa tercatat dari Bulan Mei 2014
sampai dengan Bulan April 2015 terdapat 1.155 kasus operasi di ruang bedah, dengan
jumlah rata-rata 96 pasien kasus operasi setiap bulannya. Melalui hasil pengamatan dari
96 kasus pasien operasi, terdapat setidaknya 67 kasus atau sekitar 70% pasien
mengalami kecemasan yang bervariasi dari tingkat ringan sampai dengan sedang
menjelang tindakan operasi, dengan respon yang berbeda. Efek kecemasan pada pasien
pre operasi berdampak pada jalannya operasi. Sebagai contoh, pasien dengan riwayat
lebih banyak, itu juga memungkinkan operasi ditunda hingga pasien benar-benar siap
Melalui hasil pengamatan pula didapatkan bahwa hanya 2 orang dari 6 perawat
yang melakukan komunikasi terapeutik pada pasien yang akan dilakukan tindakan
2
3