Anda di halaman 1dari 1

Abad Pertengahan/Pakaian

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas


< Abad Pertengahan
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Pada Abad Pertengahan, seperti pada periode Romawi, sebagian besar orang
mengenakan tunik linen atau wol longgar seperti kaus baggy besar. Tapi pakaian
tetap menjadi lebih rumit pad Abad Pertengahan, dan lebih digunakan untuk
membedakan pria dan wanita dengan profesi yang berbeda-beda. Pria biasanya
mengenakan tunik sampai lutut, meskipun pria tua dan biarawan mengenakan tunik
sampai tanah, dan begitu pula para raja dan bangsawan pada acara pesta dan
seremonial. Pria terkadang mengenakan juga celana panjang wol di balik tunik
mereka. Mengenakan celana panjang awalnya adalah gagasan Jermanik, dan
bangsa Romawi tidak suka. Tapi secara perlahan-lahan kebiasaan ini menyebar,
terutama di kalangan pria yang menunggang kuda dan di daerah dingin. Para pria
lainnya, terutama bangsawan, mengenakan celana ketat di balik tunik mereka. Di
luar rumah, jika cuaca sedang dingin, pria mengenakan jubah wol.
Selama 1200-an M, para wanita di Spanyol belajar dari wanita Mesir cara merajut
wol alih-alih menenunnya. Pada 1400-an, para wanita di Eropa utara juga merajut.
Merajut jauh lebih cepat daripada menenun, dan juga menghasilkan kaus kaki yang
hangat dan pas, meskipun pakaian ini cepat rusak dan perlu ditambal. Merajut tidak
begitu disukai di Mesir dan Eropa selatan yang hangat, tapi di Eropa utara yang
memiliki cuaca dingin, merajut perlahan menjadi sangat penting.
Halaman ini adalah sebuah  rintisan. Anda dapat membantu Wikibuku
dengan mengembangkannya.

Anda mungkin juga menyukai