PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kinerja manajer dalam mengelola perusahaan secara efisien atau oportunis. Secara
oportunis artinya untuk meningkatkan laba sesuai dengan yang diinginkan dan
satu bentuk informasi yang diharapkan dari investor maupun calon investor untuk
mengelola laba yang dihasilkan tanpa peran serta investor dalam mengambil
1
2
maupun pihak eksternal perusahaan. Hal ini yang menyebabkan adanya tindakan
kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jika hal ini terjadi maka akan
kreditor. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja
dikatakan berkualitas tinggi jika laba yang dilaporkan tersebut dapat digunakan
2015 : 2).
Jiwasraya (Persero). Kasus megaskandal yang terendus sejak gagal bayar produk
saving plan Oktober 2018 ini menjadi pemberitaan luas di media massa. Potensi
saham-saham dan reksa dana mencapai Rp 16,8 triliun, ini berdasarkan hasiol
yang berkinerja buruk. Saham saham berkinerja buruk inilah yang mengakibatkan
BPK, Jiwasraya telah membukukan laba semu sejak 2006. Alih-alih memperbaiki
justru menggelontorkan dana untuk klub sepak bola dunia, Manchester City, pada
2014. Kemudian pada tahun 2015, Jiwasraya meluncurkan produk JS Saving Plan
dengan cost of fund yang sangat tinggi di atas bunga deposito dan obligasi.
360,3 miliar. Opini tidak wajar itu diperioleh akibat adanya kekurangan
sebesar Rp 10,9 triliun. Pada bulan yang sama, Direktur Utama Jiwasraya
kerugian itu terutama terjadi karena Jiwasraya menjual produk Saving Plan
maksimal yakni pidana penjara seumur hidup berikut denda kepada Hary
Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya, Joko Hartono Tirto, Direktur PT
Mineral Tbk (TRAM), selain pidana penjara seumur hidup dan denda, juga harus
Solla (2010) dalam risetnya menyatakan bahwa, ada tuntutan publik yang
terjadi di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir ini, yaitu agar bisnis
dijalankan secara bersih dan bertanggung jawab. Salah satu cara untuk
dan nilai ekonomi jangka panjang bagi para investor dan pemangku kepentingan
(stakeholder)
terjadinya manajemen laba yang dilakukan perusahaan, yang pada gilirannya akan
laporan keuangan akan dinilai dengan baik oleh investor. Unsur dan mekanisme
corporate governance ini dapat meningkatkan kualitas laba dan akan mengontrol
sifat dan motivasi manajer dalam melakukan kinerja operasional perusahaan. Oleh
karena itu, implikasi yang timbul dari adanya GCG yang kuat disuatu perusahaan
diduga akan mempengaruhi hubungan manajemen laba dan kualitas laba (Rifani,
2013)
6
yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat
keuangan yang bermanfaat untuk mengambil keputusan untuk memberi kredit dan
dan penggunaan optimisme yang berlebihan yang dilakukan oleh manajer dan
Laba merupakan salah satu informasi yang penting. Melalui informasi laba
yang terkandung di dalamnya, laporan keuangan dapat menjadi indikator baik atau
Menurut Sofian et al. (2011), laba dianggap sebagai informasi yang paling
signifikan yang dapat memandu dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak
mungkin dimata pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sehingga dapat
menghasilkan kualitas laba yang baik. Berkualitasnya laba yang dilaporkan oleh
sebesar Rp 1,79 miliar, berbanding terbalik dari rugi sebesar Rp 1,26 miliar pada
provisi pinjaman bank, kerugian atas pelepasan aset dan beban pajak yang
Hal ini dapat terlihat pada marjin laba kotor dan operasional perusahaan yang
telah meningkat pada kuartal pertama secara tahunan menjadi 27,92% dan
8
ini, mencerminkan prestasi positif perusahaan di mana hal ini mempertegas bahwa
bukan hanya perusahaan memiliki tingkat pendapatan yang kuat tetapi juga
inisiatif pengendalian biaya yang efektif. Selain itu, emiten yang baru tercatat di
bursa pada tahun lalu juga telah berhasil memperkuat profil profitabilitasnya di
pengaruh positif secara signifikan kepada kualitas laba. Implikasi dari penelitian
ini menyatakan bahwa terkait degan kualitas laba, para investor dan juga
konservatisme yang diukur dengan menggunakan ukuran akrual dan ukuran nilai
9
melalui penelitian yang dilakukan oleh Tuwentina dan Wirama (2014). Dalam
kualitas laba. Hal tersebut terlihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa
(ERC).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
10
1. Manfaat teoritis
Efek Indonesia
2. Manfaat Praktis
dalam berinvestasi
b. Bagi Akademis
selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan keadaan perusahaan, data yang
pengumpulan data, jenis sumeber data, model dan teknik analisis data,
Pada bab ini peneliti akan melakukan pengolahan data, setelah itu akan
data.
Bab ini adalah bab dimana peneliti memberikan kesimpulan dari isi
pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dan peneliti juga
pemecahanmasalah.