Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL 2

NAMA : Anisa Maulidia


NIM : 858691544
NO.ABSEN :2

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI !

1. Apa keuntungan dan kerugian kita memiliki keanekaragaman kebudayaan ?

2. Mengapa akhir-akhir ini peserta didik di tingkat SD sudah bersikap dan berprilaku yang kurang
sesuai dengan nilai budaya dan kepribadian nasional ?

3. Mengapa bangsa Indonesia perlu menegakkan HAM ?

4. Kendala apa saja yang di alami bangsa Indoneesia dalam upaya menegakkan HAM ?

5. Pidana apakah yang dapat dijatuhkan kepada tersangka pelajar khususnya SD ? jelaskan !

JAWAB:

1. Dampak Keuntungan memiliki keanekaragaman budaya

 bisa menarik wisatawan berkunjung ke indonesia sehingga menambah devisa negara


 bisa memamerkan Keaneka Ragaman ke seluruh negara
 menjadi ciri khas bangsa
 Untuk memperkuat persatuan dan kesatuan

. Dampak kerugian memiliki Keanekaragaman Budaya

 Budaya yang beragam sering diklaim oleh negara lain yang dapat membuat permusuhan
antar negara
 Kebudayaan bisa dipandang negatif bisa menyebabkan konflik
 Kebudayaan yang beragam bisa dibuat perpecahannya persatuan dan kesatuan

2. Menurut pendapat saya, banyak sekali anak-anak yang mempunyai perrilaku yang tidak sesuai
dengan nilai budaya, banyak alasan yang membuat hal itu terjadi, faktor utamanya adalah
lingkungan, pengeruh teman/media sosial. Contohnya saja anak yang sering berbohong kepada
ibu dan gurunya, hal ini yang harus menjadi evaluasi kenapa anak tersebut bisa melakukan
kebohongan? Apa yang membuatnya berbohong? Pertanyaan ini yang selalu saya tanyakan
kepada peserta didik saya yang bermasalah dengan sikap berbohongnya ini, 30% mereka bingung
untuk menjawab dan lebih memilih diam 50% mereka bilang takut di marahi ketika jujur 20%
mereka mempunyai alasan tersendiri. Sikap inilah yang menjadikan anak dengan seringnya
mereka membuat kebohongan maka anak muda terpengaruh dengan kenakalan remaja yang
lainnya.

3. menurut pendapat saya, HAM wajib di tegakkan di negara ini, karena negara Indonesia memiliki
hukum dan norma yang berlaku, HAM harus di tegakkan agar tindakan kejahatan tidak menjadi
ketakutan bagi setiap warga Indonesia, setiap Individu memiliki HAM yang dimana HAM ini harus
adil dan tidak menyimpang dari peraturan dan Norma.

4. Kondisi sosial budaya yang berbeda, Kurangnya penyampaian yang merata ke semua
masyarakat, Kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra yang ada di masyarakat, Pembuatan
undang-undang yang tidak tepat sasaran, Penindakan yang lemah.

5. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,
dinyatakan bahwa hukuman pidana di bawah umur hanya dapat dikenakan pada anak yang telah
berusia lebih dari 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun. Sistem
peradilan pidana anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan
hukum mulai tahap penyidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani proses
pidana yang berdasarkan perlindungan, keadilan, non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak,
penghargaan terhadap anak, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, proporsional,
perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir dan penghindaran balasan
(vide Pasal 1 angka 1 dan Pasal 2 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak. Dalam sistem peradilan pidana anak bahwa terhadap anak adalah anak
yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban dan anak yang menjadi saksi dalam
tindak pidana. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang yang telah berumur 12
tahun tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana; Anak yang menjadi
korban adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang mengalami penderitaan
fisik, mental dan atau kerugian ekonomi yang disebabkan tindak pidana; Anak yang menjadi
saksi adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan proses hukum mulai tingkat penyidikan, penuntutan dan sidang
pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat dan atau dialami; Dalam hal
tindak pidana dilakukan oleh anak sebelum genap berumur 18 tahun dan diajukan ke sidang
pengadilan setelah anak melampaui batas umur 18 tahun tetapi belum mencapai umur 21 tahun
anak tetap diajukan ke sidang anak (Pasal 20 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 Tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak). (Sumber :
https://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/363-sekilas-tentang-sistem-peradilan-
pidana-anak)

Anda mungkin juga menyukai