Anda di halaman 1dari 4

Nama : Marsa Amira Yafi’ Prasojo

NIM : 201910110311418

Kelas : AIK 4 (J)

PERTEMUAN 5

ARTIKEL OPINI

TENTANG

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

A. Pendahuluan
Dalam islam ilmu pengetahuan ditetapkan sebagai alat kesejahteraan manusia
yang berdasarkan dengan nilai-nilai ilahiyah dan juga mengarah untuk tujuan-tujuan
kemanusiaan, pada agama islam memposisikan ilmu pengetahuan diatas dasar
keimanan dan ketaqwaan. Dalam proses pengembangannya adalah tugas manusia
yang beriman kepada Allah SWT.
Pada konsep dasar ilmu menurut islam ini memang berbeda. Di Antara syarat
sebelum membahas islamisasi ilmu pengetahuan adalah bisa menerima sifat bahwa
ilmu tersebut tidak netral atau tidak bebas nilai dan ilmu pengetahuan dan islamisasi
berhubungan dengan nilai-nilai tertentu seperti paradigm, ideology atau pemahaman
seseorang. Dalam suatu kenyataan yang janggal ada seseorang membahas islamisasi
ilmu pengetahuan akan tetapi ia memiliki pendapat bahwa ilmu itu bebas nilai.
Namun dalam kenyataannya bisa kita ingat bahwa sifat ilmu bisa dinaturalisasi, ilmu
pengetahuan kontemporer, ini termasuk di dalamnya yaitu sains, sudah terbaratkan
atau sudah disekularisasi.
Kemudian westernisasi atau sekularisasi ilmu inilah yang dapat memunculkan
permasalahan di dunia islam dan kaum muslimin pada umumnya. Maka solusi yang
dapat diberikan dari permasalahan tersebut yaitu islamisasi ilmu pengrtahuan. Oleh
sebab itu, dalam konsep dasar tentang ilmu ini, ilmu pengetahuan dan sains menurut
islam harus diberikan kejelasan dan dipahami terlebih dahulu.
B. Pembahasan
1. Definisi Ilmu, Ilmu Pengetahuan, Dan Sains
Pada kamus Bahasa Indonesia sering dikenal istilah ilm u pengetahuan.
Kemudian, akhir-akhir ini telah muncul istilah sains sebagai kata serapan dari
Bahasa Inggris science. Dalam ilmu, ilmu pengetahuan dan sains sering
disamakan artinya. Oleh karena itu, yang dapat diketahui dari definisi yang
diungkapkan oleh ilmuwan. Tetapi sebuah istilah dikeluarkan pun juga pasti
mengandung sebuah makna yang tidak biasa sehingga Antara ilmu, ilmu
pengetahuan dan sains ada perbedaan diantaranya.
Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang definisi ilmu ini
dapat disimpulkan bahwa ilmu yang mereka kemukakan sedikit banyak sudah
dipengaruhi oelh pandangan barat.
Untuk dapat membedakan setia bentuk dari kelompok pengetahuan ini ada tiga
kriteria, yakni:
a. Obyek ontologis
Sebagai perumpamaan dalam ekonomi menelaah hubungan Antara manusai
dengan benda atau jasa dalam bentuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
manajemen menelaah kerjasama manusia dalam mencapai tujuan yang sudah
disetujui bersama. Secara ontologism aka bisa dutetapkan obyek penelahaan
masing-masing dari kebudayaan, cara bertukang dan filsafat, dengan demikian
bisa dibedakan daerah penjelajahan atau bidang telaah pengetahuan masing-
masing.
b. Landasan epistemologis
Yaitu memiliki arti bahwa berbeda untuk setiap bentuk apa yang diketahui
oleh manusia. Sebagai perumpamaannya yaitu landasan epistemologis
matematika merupakan logika deduktif dan landasan epitemologis kebiasaan
adalah pengalaman dan akal sehat.
c. Landasan aksiologis
Landasan ini bisa digunakan untuk membedakan tiap jenis pengetahuan. Nilai
yang digunakan yaitu seni pencak silat yang jelas berbeda dengan nilai
kegunaan filsafat atau fisika nuklir.

Sedangkan definisi ilmu menurut ilmuwan muslim tentu berbeda dengan


pengertian yang telah disebutkan diatas. Salah pendapat ahli yang sering
jdijumpai dan berkembang yaitu pendapat Ibnu Taimaiyah. Beliau
mengemukakan dengan mendefinisikan ilmu sebagai sebuah engetahuan yang
berdasarkan pada dalil atau bukti. Pada dalil yang dimaksud dapat berwujud
penukilan wahyu dengan metode yang benar, dapat juga berbentuk penelitian
ilmiah. Namun yang dimaksud mengenai ilmu yang bermanfaat yaitu yang
memiliki sumber dari rasulullah.

2. Proses Islamisasi Ilmu Kontemporer


Setelah membahas tentang pandangan hidup ilsam dan barat di atas, maka proses
islamisasi dapat dilakukan. Sebab, islamisasi ilmu pengetahuan pada saat ini
melibatkan dua proses yang terikat, yaitu:
a. Mengisolasi unsur-unsur dan konsep-konsep kunci yang dibentuk oleh budaya
dan peradaban Barat dari setiap bidang ilmu pengetahuan modern pada saat
ini, dan terkhusus dalam bidang ilmu pengetahuan humaniora. Akan tetapi,
apapun itu ilmu alam, fisika dan aplikasi harus diislamkan pula khususnya
dalam penafsiran mengenai fakta yang menjadi tidak benar.
b. Memasukkan usnur-unsur islam dengan konsep kunci dalam setiap bidang dari
ilmu pengetahuan ppada saat ini yang relevan.

Islamisasi ilmu pengetahuan itu sendiri memiliki arti bahwa melakukan aktifitas
keilmuan seperti mengungkapkan, menghubungkan, dan menyebarluaskan
menurut sudut pandang ilmu terhadap alam kehidupan manusia. Islamisasi ilmu
pengetahuan modern dengan cara menyusun dan membangun ulang sains sastra,
dan sains-sains pasti maka alam dengan memberikan dasar dan tujuan yang
konsisten dengan islam.

Pendidikan dalam islam memiliki tujuan untuk menggapai ridho Allah. Sebab
dengan pendidikan, maka diharpkan akan lahir individu yang baik, bermoral, dan
berkualitas, sehinnga memiliki manfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakat,
Negara, dan manusia secara keseluruhan. Dengan demikian, proses keilmuan
termasuk disiplin ilmu yang dipelajari hendaknya sudah diarahkan sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan benar pada prinsip pandangan hidup islam.

C. Penutup
Dengan demikian, berdasarkan pembahasan diatas maka langah islamisasi butuh
diterapkan dalam menyelenggarakan pendidikan islam. Dengan ide islamisasi ilmu
yang dikeluarkan oleh Al-Attas dan Al-Faruqi mengenai mengembangkan ilmu atas
dasar nilai islam dan penguatan tauhid yaitu akidah akhlak dalam berbagai materi
ajar. Menurut Al-Faruqi yaitu masalah yang paling penting dan menjadi tema utama
islamisasi ilmu adalah pemurnian tauhid. Sebelum mengalami proses islamisasi yang
lainnya, maka setiap individu harus menjalankan proses islamisasi supaya setiap
individu kembali ke fitrahnya yang semula, yaitu tauhid kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai