PELAKSANAAN
PELANTIKAN PENEGAK BANTARA
GUDEP 27-111 / 27-112
Disusun Oleh :
Panitia Kegiatan
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Panitia Krani
Mengetahui,
Kamabigus Pembina
BAB I PENDAHULUAN
A.Umum
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-
Nya sehingga kami panitia penyelenggara Kemah Pelantikan Bantara dapat menyelenggarakan kegiatan dengan
baik.
Kegiatan yang kami selenggarakan ini juga sebagai wahana mempererat tali persaudaraan, kemandirian,
kedisiplinan dan pembinaan mental fisik dengan maksud agar nantinya dapat terjun ditengah tengah masyarakat
sebagai seorang pramuka patriot penyelamat bangsa dari berbagai gangguan baik dari dalam maupun luar
negeri.
Kelancaran kegiatan ini berdasarkan dukungan dari berbagai pihak, panitia, peserta, Pembina, dewan
guru serta pejabat pemerintah setempat. Kami sebagai panitia penyelenggara hanya bisa mengucapkan terima
kasih selanjutnya hanyalah Alloh yang akan membalas segala amal baik mereka “Amiin”
D. Nama Kegiatan
Sesuai dengan rapat Dewan Kerja Ambalan, Kegiatan ini kami bernama "Kemah Pelantikan Bantara”
Gudep : 27-111/27-112 Pangkalan SMK BMI Cikajang.
E. Motto
a. Calon B antara : 44
b. Panitia : 21
c. Tamu K ehormatan :6
d. Pembina :5
Jumlah : 76
G. Kepanitiaan
Seksi-seksi :
1. Hari Pertama
Dalam jadwal kegiatan untuk cheking dan persiapan pemberangkatan itu pukul 13.00 kemudian
pemberangkatan itu pukul 14.00 dan pendirian tenda pukul 15.00 karena pada saat itu hujan maka jadual
yang kita rancang sebelumnya tidak bisa dijalankan secara maksimal.
Pendirian tenda akhirnya dimulai sekitar pukul 15.30 sampai dengan 17.30 bersamaan dengan sholat
‘asar setelah itu MCK dan Ishoma. Dilanjutkan dengan ‘isya, tahlil dan dzikkir bersama oleh ka Diki
Gunawan selaku Pembina, sebagai ganti tidak bisa dilaksanakannya upacara pembukaan karena
mempertimbangkan sikon yang ada saat itu, setelah itu pengarahan dan dilanjutkan dengan
“curanmor” curahan perasaan dan humor.
Curanmor diisi oleh ka Pembina “Moh Wildan Latif, A.Md.Kom.”. Pada saat acara curanmor
berlangsung banyak adik-adik yang tertawa seakan akan kejadian tadi sore “hujan” terlupakan tanpa
meninggalkan bekas. Setelah acara curanmor selesai sekitar pukul 10.30 mereka tidur dan kami
panitia istirahat sejenak sambil mempersiapkan perlengkapan untuk kegiatan besok.
2. Hari kedua
Diwaktu malam hari sekitar pukul 03.00 para calon adik-adik calon
bantara dikumpulkan dan diberi pengetahuan tentang baris berbaris ”PBB” oleh Ka
Wawan. Dari wajah wajah yang terkumpul ada yang masih ngantuk, main main dan
terpaksa. Namun, setelah selang beberapa menit kemudian kamipun dapat menguasai
mereka.
Setelah PBB selesai mereka berwudlu kemudian melaksanakan sholat sunnah dan
dzikkir malam sampai menjelang subuh dan melaksanakan sholat subuh berjama’ah
dengan imam Ka Diki Gunawan.
Setelah itu sekitar pukul 05.00-06.00 kita berolahraga dengan diisi senam oleh
Ka Ridwan selaku tamu kehormatan setelah itu masak-masak dan apel pagi. Setelah
apel pagi selesai kemudian kita persiapan wide game tapi, dalam wide game ini ada
sedikit kendala yaitu “hujan” jadi, kita memutuskan untuk melakukan wide game
setelah hujan reda. Selang beberapa menit hujanpun reda dan kita berangkat menaiki
pegunungan yang begitu tinggi, luas dan penuh dengan panorama kehidupan. Dalam
perjalanan tersebut adik-adik calon bantara harus melewati beberapa post tantangan dan
post paling akhir adalah di “Curug”. Disana suasana sangat indah kita beristirahat cukup
lama sambil menikmati panorama alam ciptaan tuhan.
Matahari mulai tergelincir kamipun cepat cepat turun menuju ke tenda guna
mempersiapkan acara selanjutnya. Acara selanjutnya yaitu Ishoma dan dilanjutkan dengan
PBB dan pengiisian SKU setelah itu, dilanjutkan dengan lomba masak dimana tiap-tiap
sangga wajib mengirimkan hasil masakannya kepanitia untuk penilaian. Masakan mereka
sungguh “Luar biasa” dengan masang masing keunggulan dan keunikannya dalam hala
penyajian. Setelah lomba masak dilanjutkan dengan lomba kebersihan tenda setelah itu
sholat ‘asar dan MCK. Setelah MCK dilanjutkan dengan ishoma dan sholat ‘isya
kemudian persiapan api dasa dharma.
Setelah beberapa kali melakukan gladi akhirnya upacara penyalaan api Dhasa
Dharmapun dimulai dengan pemimpin upacara Ka Suryadi Falah dan Pembina ka Moh
Wildan Latif. Upacarapun berlangsung dengan hikmat dengan lantunan api unggun.
Setelah api unggun menyala Ka Pembina memberikan sambutan setelah itu dilanjutkan
dengan acara pentas seni Pentas seni diisi dengan berbagai kreatifitas calon bantara.
Pentas seni ini berlangsung cukup heboh dengan kreativitas dan keunikan yang ditunjukan
masing masing- sangga. Setelah pementasan seni selesai merekapun istirahat.
3. Hari ketiga
Diwaktu malam hari sekitar pukul 01.30 para calon bantara dikumpulkan dan
gembleng baik secara fisik maupun mental. Dari wajah wajah yang terkumpul ada yang
masih ngantuk, main main dan terpaksa namun, setelah selang beberapa menit kamipun
dapat menguasai mereka. Setelah itu mereka dibawa satu persatu ke tempat perenungan
yang sudah kami persiapkan. Tempatnya di jalan yang samping kanan dan kirinya adalah
kuburan, “mengerikan bukan”?. Lebih ngeri lagi ketika mereka satu persatu sampai di
tempat tersebut dengan mata tertutup dengan dihantui rasa takut.
Malam itu masing-masing sudah dihadapkan pada sebatang lilin dan sebuah
buku renungan “wijili”. Setelah semuanya terkumpul maka pembinapun menyuruh
mereka untuk membacanya. Lembaran-demi lembaran dibaca dengan penuh penghayatan
hingga menuju lembaran yang terakhir. Karena lilinnya pada saat itu ada yang mati
maka mereka dalam membacanya bareng-bareng. tapi, tidak mengurangi suasana
hikmat saat itu Setelah pembacaan renungan selesai merekapun matanya ditutup
kembali dan dibawa ke lapangan. Setelah sampai di lapangan dilakukan lagi pembinaan
mental fisik guna pelantiakan esok hari.
Setelah proses pelantikan yang begitu panjang dan penuh tantangan selesai
merekapun mandi, berwudlu terus sholat subuh, olah raga, masak dan istirahat sejenak.
Haripun pagi, mentari tampak bersinar di ufuk timur, kamipun cepat-cepat mengemas
barang-barang kami. Setelah barang barang terkemas dengan rapi, acara selanjutnya
yaitu penurunan tenda dan upacara penutupan. Tapi. Upacara penutupan tidak bias kami
laksanakan sepenuhnya melihat sikon yang ada dan kondisi peserta yang tidak
memungkinkan jadi kami isi dengan saresehan dan ditutup dengan do’a penutup oleh ka
Pembina.
c. Kendala yang dihadapai
1. Turun hujan
2. Kurangnya kekompakan
3. Terbatasnya peralatan
4. Terbatasnya dana
5. Kurangnya koordinasi
d. Harapan
BAB III
PENUTUP
DOKUMENTASI