PERCOBAAN I
PRINSIP CPOB DALAM PEMBUATAN SEDIAAN STERIL
B. DASAR TEORI
1. Spesifikasi Ruang Bersih
Ruang bersih adalah ruangan dengan keadaan terkontrol yang diperbolehkan untuk
digunakan sebagai ruang pembuatan sediaan obat steril (Badan POM RI, 2013). Untuk
pembuatan sediaan steril, dilakukan pada ruang kelas A, B, C, dan D (white area). Untuk
pembuatan sediaan obat non steril dilakukan pada kelas E (grey area) yang spesifikasi
kebersihan ruangannya tidak seketat ruang bersih untuk pembuatan sediaan obat steril.
Kelas bersih, secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah putih (white area)
atau kelas A, B, C dan D; daerah abu (grey area) atau kelas E; dan daerah hitam (black area) atau
kelas F. Semakin ke arah daerah putih, maka daerah tersebut semakin terkontrol atau semakin
tinggi tingkat kebersihannya. Produksi sediaan obat steril dilakukan pada white area, sementara
grey area digunakan untuk perlakuan terhadap sediaan yang telah berada dalam wadah primer
sehingga tidak ada kontak langsung sediaan dengan lingkungan luar. Black area adalah area
yang tidak terkontrol kebersihannya artinya tidak ditetapkan jumlah minimal partikel viable
maupun non viable yang ada pada ruangan tersebut. Dengan demikian, memiliki resiko
kontaminasi yang cukup tinggi, dan tidak digunakan untuk proses pembuatan obat, melainkan
sebagai area ganti personel saja. Kriteria penggunaan ruang bersih berdasarkan CPOB 2012
terlihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Spesifikasi Ruang Bersih dan peruntukannya (CPOB, 2012)
Spesifikasi Ruang Peruntukan
Bersih
Kelas A Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup
karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Umumnya kondisi
ini dicapai dengan memasang unit aliran udara laminar (laminar air flow) di
tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara dengan
kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja
dalam ruang bersih terbuka. Keadaan laminar yang selalu terjaga hendaklah
dibuktikan dan divalidasi. Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat
digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung tangan
Kelas B Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar
belakang untuk zona Kelas A
Kelas C dan D Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko
lebih rendah
Ruang bersih dan sarana udara bersih diklasifikasikan sesuai dengan CPOB. Klasifikasi
hendaklah dibedakan dengan jelas dari pemantauan lingkungan pada saat operasional. Jumlah
maksimum partikulat udara yang diperbolehkan untuk tiap Kelas kebersihan terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi jumlah maksimum partikulat udara yang diperbolehkan tiap kelas (CPOB, 2012)
Tabel 3. Klasifikasi Penggunaan Ruangan Bersih Untuk Produksi Sediaan Obat Steril
Kondisi Operasional Ruang Bersih
Sterilisasi
Penyiapan komponen dan sebagian besar produk, Minimal Kelas D (untuk mengurangi risiko
yang memungkinkan untuk disaring dan cemaran mikroba dan partikulat)
disterilisasi
Penyiapan komponen dan sebagian besar produk
Produk yang disterilisasi akhir
Penyiapan bahan awal dan larutan,( yang tidak Grade A background B). Bila larutan dilakukan
difiltrasi) suspensi, emulsi, salep dan krim steril filtrasi steril sebelum ditutup, maka boleh dengan
latar belakang ruang kelas C
Penanganan dan pengisian produk (Penyiapan
Kelas A latar belakang ruang B
untuk filling LVP dan SVP)
Untuk memasuki white area, personel harus melalui black area dan grey area terlebih
dahulu. Contoh alur ruang ganti baju kerja untuk menuju ruang pembuatan sediaan obat steril
dapat dilihat pada Gambar 1.
Grey area digunakan untuk memproses sediaan yang sudah tertutup rapat, misalnya
untuk kegiatan:
a. Sterilisasi akhir (proses sterilisasi ketika sediaan obat sudah di-capping /sudah dalam
keadaan tertutup rapat).
b. Pengemasan sediaan dalam kemasan primer ke kemasan sekunder
kosmetika dan perhiasan hendaklah tidak dipakai di area bersih. Gambar 2 dan 3 memperlihatkan
baju kerja dan prosedur memasuki ruangan grey area.
tinggi. Baju Kerja white area dan prosedur memasuki ruangan white area dapat dilihat pada
gambar 4, 5 dan 6.
Dalam kedua proses penggunaan baju kerja diatas, penggunaan sarung tangan (gloves)
merupakan hal yang penting. Hal ini karena tangan kita merupakan bagian yang paling banyak
kontak dengan sediaan. Dengan demikian penting untuk memahami teknik memakai sarung
tangan yang benar sebagai berikut.
4. Penggunaan LAF (laminar air flow) dan Biologi Safety Cabinet (BSC)
Laminar Air Flow Cabinet adalah alat laboratorium yang berfungsi untuk
mensterilkan dan meminimalisis kontaminasi dari mikroba. Bagian-bagian LAF yaitu meliputi
lampu ultraviolet (UV), lampu neon, filter HEPA (high efficiency particulate air), jarum
penunjuk kekuatan hembusan angina. HEPA filter berfungsi sebagai screen yang menyaring
partikel udara dengan cara memaksa udara tersebut mengalir melalui pori-pori mikroskopis,
sehingga memungkinakan LAF bekerja dengan efisiensi tingkat tinggi, karena dapat
memerangkap sekitar 99,9% partikel dengan ukuran 0,3 µm atau lebih dengan tujuan
menyediakan udara yang ultra bersih. LAF yang memiliki sistem penyaringan tingkat tinggi
dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara
b. Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan
c. Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF
Aliran udara langsung menuju kedepan, sehingga petugas tidak terlindungi dari partikel
maupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk pencampuran
obat steril non sitostatiska.
a b
Gambar 10. Arah aliran udara LAF vertikal (A) dan Horizontal (B)
Biosafety cabinet atau disebut juga Biological Safety cabinet (BSC) merupakan sebuah
area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan
pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan sampel material dari
kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri / virus yang bersifat
patogen. sekilas mirip dengan lemari asam, hanya saja pada lemari asam tidak ada proteksi
penyaring sekelas HEPA Filter. Berbeda dengan laminar air flow cabinet, biosafety cabinet
dirancang tidak hanya melindungi produk dan atau operator, tetapi juga seluruh lingkungan
laboratorium. Kegiatan laboratorium seperti inokulasi kultur sel, suspensi cair dari senyawa
infeksius, homogenisasi, dan pencampuran material infeksius dan berbahaya. Biosafety cabinet
mempunyai beberapa kelas keamanan, dan tujuan kelas keamanan ini juga berbeda beda. Kelas
keamaanan biosafety cabinet digolongkan menjadi:
a. Biosafety cabinet Kelas I
Biosafety cabinet Kelas I menyediakan perlindungan pada personil namun tidak termasuk
pada produk sampel / material di dalam chamber biosafety cabinet. Udara akan mengalir dari
arah personil dan bisa menyebabkan kontaminasi pada sampel. Kecepatan minimum biosafety
jenis ini 0,38 m/s. Jendela depan dibiarkan terbuka, sehingga udara masuk, lalu dihisap, dan
disaring dengan HEPA Filter. Kabinet kelas ini cocok untuk bekerja dengan radionuklida dan
bahan kimia beracun yang tidak menguap.
bekerja dengan bahan kimia beracun dan radionuklida mudah menguap (volatile) tingkat
rendah.
BSC Tipe A1
BSC Tipe A2
beracun dan radionuklida mudah menguap. Memiliki alarm yang akan berbunyi jika aliran
penghisap berhenti.
BSC Tipe B1
BSC Tipe B2
chamber ditutup rapat, dan semua material yang masuk dan keluar harus melalui pass box.
Sarung tangan disertakan di depan sehingga personil bisa bekerja tanpa kontak langsung dengan
material. Pasokan udara melalui filter HEPA dan buangan juga melewati HEPA. Udara di dalam
bertekanan negative (124,5 Pa/0.5 in). Akses kedalam ruangan harus memakai sarung tangan
yang terikat ports didalam cabinet. HEPA buangan dapat disambungkan dengan pintu ganda
autoklaf agar semua senyawa infeksius dapat steril.
3. Cara Kerja
Perhatikan gambar 15 dibawah ini sebelum anda mulai praktikum!
Keterangan:
LAB TEKNO/
RUANG GANTI LAF
kelas C BAJU KERJA LAB KIMIA
RUANG
Alur personel
ANTARA
RUANG wastafel
ANTARA
loker
Bench
RG
INSTRUMEN A
KELAS B
4) gantilah jas laboratorium anda dengan baju kerja untuk clean room tanpa menyentuh
lantai, gunakan antiseptik kembali dan kenakan sarung tangan, gunakan antiseptik
kembali dan kenakan kacamata pelindung.
5) Pergilah ke ruang antara kelas A/B, tutup pintu ruang antara, gunakan cairan antiseptik
6) Buka pintu ruang kelas A /B dengan cara yang benar, dan masukilah ruang kelas A/B
7) Praktekan kembali cara pemakaian baju kerja kelas C dan ruang kelas Aseptis di depan
instruktur.
d. Penggunaan Laminar Air Flow Cabinet
1) Hubungkan LAF dengan sumber listrik yang sesuai
2) Nyalakan Fan/blower dan lampu UV selama 30 menit sebelum digunakan.
3) Matikan lampu UV selama bekerja, untuk melindungi personel dari radiasi UV
4) Nyalakan Lampu Kerja, dan buka pintu penutup LAF
5) Bersihkan permukaan LAF dengan cairan antiseptik/alkohol 70% menggunakan lap yang
tidak berserat dengan cara:
a) Pada dinding dilakukan satu arah dari atas ke bawah
b) Pada permukaan meja kerja LAF dilakukan satu arah dari belakang ke depan
c) Pada pintu penutup LAF searah dari atas ke bawah
d) Penyemprotan cairan tidak boleh diarahkan ke HEPA Filter
6) Menyeka semua bahan dan alat yang dimasukkan ke dalam LAF dengan alkohol 70%
7) Meletakkan bahan dan alat di dalam LAF sesuai dengan tata letak dan membiarkan 5
menit untuk menghilangkan turbulensi.
8) Jika pekerjaan menggunakan LAF selesai dilakukan, lakukan kembali prosedur
pembersihan pada poin 5.
9) Tutup pintu penutup LAF, matikan lampu kerja LAF dan blower
10) Nyalakan Lampu UV kembali selama 30 menit, matikan Lampu UV
11) Matikan LAF
12) Ulangi prosedur penggunaan LAF di depan instruktur.
2. Sebutkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan harus diperhatikan saat menggunakan LAF
cabinet!(30)
Denpasar,
Mahasiswa Dosen Jaga
( ) ( )