Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN UMUM TARGET SASARAN DAN PROGRAM

BANTUAN KELOMPOK USAHA BERSAMA


(KUBE) PERKOTAAN KAB. BONE

Disusun Oleh :

MUH. YASIR KURAYS, S.S.T.


NIP. 19900131 201402 1 002
Pangkat : Penata Muda Tk. I, III/B
Jabatan : Penyuluh Sosial Pertama

DINAS SOSIAL
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa terucap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulisan laporan mengenai Gambaran Umum Permasalahan Target
Sasaran pada Penyuluhan terhadap calon penerima manfaat Program Bantuan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Perkotaan Kab. Bone dapat terselesaikan pada waktunya.

Ucapan terima kasih juga tak lupa ditujukan kepada segenap pihak yang turut andil dalam
proses penyusunan laporan ini diantaranya Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala
Bidang Penanganan Fakir Miskin, Subkoordinator Seksi PFM Perkotaan, Subkoordinator Seksi
PFM Pedesaan, Subkoordinator Seksi PFM Pesisir, teman fungsional Penyuluh Sosial Sejawat dan
pihak lainnya yang belum bisa disebutkan dalam kesempatan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan gambaran umum ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, namun begitu penulis tetap berharap jika laporan ini dapat mampu memberikan
kontribusi dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi pemangku
kebijakan setempat. Kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini sangat
penulis harapkan guna perbaikan laporan ini di kemudian hari.

Makassar, Januari 2022

MUH. YASIR KURAYS, SST.


NIP. 19900131 201402 1 002
A. Latar Belakang
Penyuluhan sosial merupakan sebuah upaya ataupun proses yang dilakukan oleh
seorang penyuluh sosial dalam memberikan ataupun menyampaikan sebuah informasi
kepada calon penerima manfaat maupun penerima manfaat program kesejahteraan sosial.
Bentuk informasi yang diberikan atau disampaikan pun akan sangat beragam menyesuaikan
dengan target sasaran garapan penyuluh sosial itu sendiri. Informasi penyuluhan sosial
tersebut tentu perlu bersifat komunikatif, informatif, motivatif, dan edukatif. Penyampaian
informasi melalui penyuluhan sosial ini tentu diharapkan mampu meberikan gambaran dan
mengubah cara pandang dari penerima program kesejahteraan sosial nantinya untuk dapat
menjalankan kehidupan sosialnya dengan lebih baik lagi.
Penanganan Fakir Miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan
yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat dalam bentuk
kebijakan, program, kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara.
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan kelompok keluarga miskin yang
dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan Usaha Ekonomi
Produktif (UEP) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga. 
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah bantuan sosial yang diberikan kepada
kelompok usaha bersama untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial
keluarga. KUBE beranggotakan 5 sampai 20 Kepala Keluarga dari masyarakat miskin yang
masuk dalam Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu
(DTPFMOTM).
Berdasarkan uraian diatas maka, pada kesempatan kali ini penulis ingin
memberikan gambaran umum mengenai target sasaran penyuluhan Bantuan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) Perkotaan Kab. Bone. Sehingga diharapkan kedepannya melalui
pemaparan gambaran umum ini bisa diambil sebuah kebijakan sosial yang dapat semakin
menunjang proses pelayanan sosial yang hingga saat ini masih belum dimaksimalkan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
a. Terselesaikannya penyusunan gambaran umum mengenai target sasaran penyuluhan
terkait program Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Perkotaan Kab. Bone.

b. Membangun penyamaan persepsi antar pemangku kebijakan serta hambatan yang


dialami dalam proses penyelenggaraan kesejahteraan sosial khususnya yang
menjadi target sasaran penyuluhan terkait program Bantuan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Perkotaan Kab. Bone.
2. Tujuan
a. Menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sosial dalam
penyelenggaraan layanan kesejahteraan sosial.

b. Menjadikan laporan ini satuan hasil angka kredit fungsional penyuluh sosial
pertama.

C. Dasar Hukum
a. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
b. Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
c. Undang-undang No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.
d. Peraturan Menteri Sosial No. 10 Tahun 2016 tentang Mekanisme Penggunaan Data
Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan penyusunan gambaran umum, adalah:
Tanggal : 10 s.d 14 Januari 2022
Tempat : Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penetapan sasaran garapan penyuluhan laporan ini menyasar pada target
sasaran Program Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Perkotaan Kab. Bone.

F. Gambaran Umum Permasalahan


Target sasaran penerima manfaat dari Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Perkotaan Kab. Bone adalah fakir miskin yang terdapat dalam DTKS. Menurut Undang-
undang No 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, Fakir miskin adalah orang
yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber
mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang
layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
Dalam Keputusan Menteri Sosial No. 146/HUK/2013 tentang Penetapan Kriteria dan
Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu, ditetapkan kriteria fakir miskin dan
orang tidak mampu, antara lain:
1. Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber pencaharian
tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
2. Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi
makanan pokok dengan sangat sederhana.
3. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali
Puskesmas atau yang disubsidi Pemerintah.
4. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk setiap anggota rumah
tangga.
5. Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
6. Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok/ dengan kondisi tidak
baik/kualitas rendah, termasuk tembok tidak diplester.
7. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik dengan kondisi tidak
baik/kualitas rendah.
8. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan kondisi tidak
baik/kualitas rendah.
9. Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa
meteran.
10. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 meter persegi/orang.
11. Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak
terlindung/air/sungai/air hujan/lainnya.

G. Analisis Kegiatan
Kegiatan penyusunan gambaran umum ini diikuti oleh penyuluh sosial pada bidang
Penanganan Fakir Miskin. Pembahasannya berlangsung dinamis dan sesuai dengan target
waktu yang ditentukan.

H. Kesimpulan
Implementasi ataupun penerapan undang-undang 23 tentang Pemerintahan Daerah memang
menjadi sebuah langkah praktis guna mendorong pemerintah daerah baik itu provinsi dan
kabupaten/ kota melahirkan kebijakan sosial yang lebih baik lagi. Namun di satu sisi juga
perlu diingat bahwa tiap daerah tentu memiliki sebuah prioritas tertentu yang telah
dijanjikan kepala daerah kepada masyarakat pemilih untuk menjadi program unggulan.
Karenanya pengkajian lebih lanjut mengenai penyelarasan antara kebijakan politik dan
kebijakan sosial saat ini sudah menjadi sebuah keharusan guna menyempurnakan sistem
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang telah ada saat ini.

Makassar, Januari 2022


Penyuluh Sosial Pertama,

Muh. Yasir Kurays, S.ST


NIP. 19900131 201402 1 002

Anda mungkin juga menyukai