Anda di halaman 1dari 4

MODUL 10

Judul/Topik : Pemeriksaan BTA+


Tujuan :
Intruksional
Indikator :
Uraian Materi :

PENDAHULUAN
Pemeriksaan BTA adalah tes yang dapat mendeteksi keberadaan
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab TBC. Bakteri ini mampu
bertahan hidup di lingkungan yang asam. Itu sebabnya, pemeriksaan ini disebut
dengan pemeriksaan BTA (basil/bakteri tahan asam). Selain bakteri TBC,
pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi keberadaan bakteri penyebab lepra atau kusta.

Dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan BTA jika pasien telah mengalami


gejala TBC dalam jangka waktu yang cukup lama (3 minggu lebih). 

Selain itu, orang dengan kondisi berikut juga biasanya disarankan melakukan
pemeriksaan dahak untuk TBC:

 Merasakan gejala infeksi paru-paru, seperti batuk kronis,batuk darah,


penurunan berat badan, demam, kedinginan, berkeringat di malam hari, menggigil,
dan kelelahan.
 Memiliki gejala TB di luar paru-paru (TB ekstra batu), seperti nyeri tulang,
sakit kepala, muncul benjolan (TB kelenjar).
 Didiagnosis TB positif dari tes mantoux atau tes darah.
 Pernah kontak erat dengan penderita TBC.
 Orang-orang yang yang berisiko tinggi untuk terpapar TB, seperti orang yang
memiliki sistem kekebalan yang lemah, misalnya pengidap penyakit autoimun
atau HIV/AIDS, serta petugas rumah sakit, panti jompo, juga lembaga
pemasyarakatan yang rentan terpapar TB. 
 Sebagai langkah evaluasi untuk menentukan apakah pengobatan yang
diberikan telah berhasil, serta untuk mengetahui apakah kondisi TB pasien masih
memiliki potensi penularan.

Pada hari pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk tidak makan atau minum
sebelum tes berlangsung. Pasien dapat menyikat gigi sebelum pemeriksaan, akan
tetapi tidak diperbolehkan menggunakan obat kumur antiseptik (mouthwash).
Pemeriksaan bakteri tahan asam secara umum terdiri dari proses pengumpulan sampel
hingga analisis sampel. Berikut penjelasannya:
1. Pengambilan sampel 

Pemeriksaan sputum BTA dilakukan dengan mengumpulkan 3 sampel dahak yang


diambil secara berurutan dalam dua hari kunjungan. Sampel tersebut dinamakan
sampel SPS (sewaktu-pagi-sewaktu).

Pengambilan sampel dahak untuk pemeriksaan TBC dilakukan dengan cara:

 S (Sewaktu): dahak dikumpulkan ke dalam wadah steril (pot dahak) ketika


pasien datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, pasien akan diberikan pot
dahak kosong untuk diisi sampel dahak yang kedua di hari selanjutnya.
 P (Pagi): pada hari kedua, Anda harus mengumpulkan dahak di pagi hari, di
rumah setelah bangun tidur. Pot tersebut harus dibawa dan diserahkan sendiri kepada
petugas di fasilitas kesehatan.
 S (sewaktu): Anda akan diminta mengumpulkan dahak ketiga di pot terakhir
saat Anda datang menyerahkan dahak pagi di fasilitas kesehatan. 

Dahak yang diambil haruslah lendir kental, keruh, dan lengket yang dikeluarkan dari
paru-paru. Bukan dari hidung atau air liur dari mulut. Ada beberapa metode
pengambilan dahak yang bisa Anda lakukan:

 Batuk kencang: pasien akan diminta untuk menghirup napas dalam,


menahannya 5 detik, dan mengeluarkan secara perlahan. Setelahnya, hirup napas
dalam-dalam dan coba untuk batuk dengan keras. Langkah ini akan menarik dahak
dari paru untuk berkumpul di mulut. 
 Induksi dahak: bagi pasien yang tidak bisa mengeluarkan dahak dengan
batuk, pengeluaran dahak dapat dirangsang dengan pemberian larutan garam lewat
nebulizer.
 Bronkoskopi: cara lain untuk mengumpulkan dahak adalah
dengan bronskopis. Anda biasanya akan diberikan obat bius. Nantinya.
bronkoskop akan dimasukkan melalui hidung atau mulut ke dalam tenggorokan
hingga mencapai paru-paru. Dahak yang terdapat di paru-paru akan disedot ke
dalam tabung bronkoskopi dan dikumpulkan di pot steril. 
 Aspirasi lambung: metode ini digunakan pada dahak yang ditelan oleh
pasien. Biasanya tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak sadarkan diri atau
anak-anak. 

2. Pemeriksaan sampel dahak

Sampel yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis di laboratorium. Ada dua
jenis pemeriksaan dahak dalam tes BTA, antara lain:
Tes pewarnaan BTA 

 Dalam tes dahak ini, sampel akan dioleskan pada kaca objek untuk selanjutnya
diwarnai, dipanaskan, dan disiram dengan larutan asam. Di bawah mikroskop, petugas
laboratorium akan mengamati perubahan warna pada sampel tersebut.  Hasil tes
biasanya dapat keluar setelah 1-2 hari. 

Kultur dahak

 Pada tes dahak untuk TBC ini, sampel akan dimasukkan ke dalam media
khusus yang mendukung pembiakkan bakteri tahan asam. Hasil positif dari kultur
bakteri tahan asam ini dapat mengkonfirmasi diagnosis TB atau infeksi lain. 

Akan tetapi, dibutuhkan 6-8 minggu untuk menumbuhkan bakteri dalam jumlah yang
cukup agar dapat mendeteksi infeksi.

cara membaca hasil pemeriksaan BTA:

Hasil positif

Apabila ketiga sampel dahak pada pemeriksaan sputum BTA menunjukkan hasil
positif, artinya, terdapat bakteri pada dahak Anda. Maka, pasien dapat dinyatakan
menderita infeksi TB.  Hasil kultur BTA tetap diperlukan untuk memastikan hasil
tersebut. 

Kultur bakteri dapat mengidentifikasi jenis infeksi yang dimiliki. Selain itu, apabila
hanya salah satu sampel yang menyatakan hasil positif, dokter juga akan melakukan
rontgen toraks pada pasien untuk memastikan diagnosis.

resiko dari prosedur pemeriksaan pemeriksaan BTA :

Pemeriksaan bakteri tahan asam termasuk prosedur yang aman dan minim risiko. Efek
samping dari tes ini mungkin muncul saat proses pengumpulan dahak, misalnya iritasi
pada tenggorokan atau sensasi pusing saat batuk kencang. 

Sementara itu pengumpulan dahak dengan metode bronkoskopi dapat menimbulkan


efek samping berupa:

 Kadar oksigen yang turun selama prosedur. Apabila ini terjadi, dokter akan
memberikan oksigen tambahan
 Detak jantung tidak teratur
 Demam atau pneumonia setelah prosedur
 Perdarahan
 Tegangnya otot saluran pernapasan
 Rasa tidak nyaman pada tenggorokan
 Kesulitan bernapas
 Demam
 Batuk berdarah

Meski begitu, efek samping pengambilan dahak dengan bronkoskopi sangat jarang
untuk terjadi.

Anda mungkin juga menyukai