Anda di halaman 1dari 2

PERUBAHAN FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR

Perubahan fisiolologis bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan
luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi
yaitu :

1. Sistem pernapasan
Selama di dalam kandungan, pertukaran udara dilakukan melalui plasenta. Setelah
kelahiran, pertukaran gas dilakukan melalui paru-paru. Perubahan sistem ini diawali
dari perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk selama
masa kehamilan.
Perubahan sistem pernapasan ini dapat dapat dipengaruhi oleh :
a. Keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik yang merangsang
pusat pernapasan di otak yaitu medula oblongata.
b. Terjadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan, sehingga
merangsang masuknya udara ke dalam paru.
c. Adanya upaya respirasi dalam bernapas untuk mengeluarkan cairan dalam paru
serta untuk mengembangkan jaringan alveolus.
2. Sistem peredaran darah
Semasa fetal, sistem yang bekerja adalah sistem plasental-umbilikal. Darah kaya
oksigen dari plasenta masuk melalui korda umbilikalis dan dibawa ke vena
umbilikalis, duktus venosus (jalan pintas tanpa mekewati vena porta hepatica) ke vena
cafa inferior (hepar), lalu dari ke atrium kanan jantung dan melewati foramen ovale
(lubang antara atrium kanan dan kiri) ke atrium kiri jantung lalu ke ventrikel kiri,
vena aorta (ke seluruh tubuh) melewati duktus arteriosus (menghubungkan aorta
dengan arteri pulmonalis), lalu darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin
oksigen dari paru-paru (karena paru-paru belum berfungsi) ke plasenta.
Pada masa fetal, resistensi paru lebih besar daripada resistensi sistemik di seluruh
tubuh, sehingga darah yang masuk ke paru sedikit demi sedikit pula yang kembali ke
jantung dari paru. Akibatnya tekanan atrium kiri lebih rendah daripada atrium kanan
sehingga darah pada atrium kanan juga akan mengalir ke atrium kiri melalui foramen
ovale.
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi. Oleh karena itu, akan terjadi perubahan besar pada jalur duktus
venosus, duktus arteriosus, dan foramen ovale.
3. Sistem pengaturan tubuh
Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dengan dunia luar yang lebih dingin,
maka dapat menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit yang dapat
mendinginkan darah bayi. Pada saat dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa melalui
mekanisme menggigil, salah satunya dengan penggunaan lemak untuk produksi
panas. Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat. Dalam
pembakaran lemak, bayi menggunakan kadar glukosa.
4. Sistem metabolisme glukosa
Setelah tali pusat dipotong dan diklem, maka kadar glukosa akan dipertahankan oleh
bayi itu sendiri. Pemberian ASI, penggunaan cadangan glikogen, dan pembuatan
glukosa dari bahan lain khususnya lemak dilakukan untuk memperbaiki sistem
metabolisme glukosa.
5. Sistem gastrointestinal
Proses mengisap dan menelan sebelum lahir sudah dimulai. Refleks gumoh dan batuk
sudah terbentuk ketika bayi lahir. Kemampuan menelan dan mencerna makanan
masih terbatas, mengingat hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna, yang dapat menyebabkan gumoh dan kapasitasnya sangat terbatas kurang
lebih 30 cc.
6. Sistem kekebalan tubuh
Perkembangan sistem imun dilindungi oleh kulit membran mukosa, pembentukan
koloni mikroba oleh kulit dan usus, perlindungan kimia oleh lingkunganasam
lambung, serta kekebalan alami sel darah dengan pemberian kolostrum dan sejalan
dengan perkembangan usia.

Hidayat, A. Aziz alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai