Anda di halaman 1dari 2

Masjid Al Mujahidin kampung Suneri Biak Barat dibangun sekitar tahun 1995 oleh

masyarakat muslim kampung suneri dan sekitarnya. Mulanya berstatus Mushalla atau
surau rumah kecil menyerupai masjid dengan fasilitas yang sangat terbatas,
menggunakan lilin dan lampu petromax sebagai penerangan dalam kegiatan beribadah,
juga bak penampungan air yang menggunakan air tadah hujan untuk kegiatan
bersuci/wudhu yang tentunya sangat bergantung pada musim penghujan atau
pembelian air tangki di kala musim kemarau. Perubahan status Mushalla ini kemudian
menjadi Masjid di tahun 2007. Perkembangannya seiring dengan perolehan bantuan
sosial berupa fasilitas penerangan listrik pada tahun 2009 dan fasilitas kamar mandi
bantuan di tahun 2010 yang diberikan oleh Dinas Sosial Kabupaten.

Maksud dan tujuan dijadikannya masjid Suneri ini oleh masyarakat setempat yakni
sebagai sarana ibadah umat muslim di wilayah Suneri, Moibaken dan sekitarnya serta
sebagai sarana memberikan pendidikan agama dan dakwah pada masyarakat, yang
awalnya kegiatan ini dilakukan melalui pengajaran baca al-quran, ibadah wajib maupun
kegiatan muamalah lainnya. Dengan fasilitas penunjang kegiatan peribadatan yang
sangat minim dan terbatas hingga saat ini menjadi kendala diantaranya karena tidak
adanya sumber air utama baik itu berupa sumur bor ataupun sumur galian untuk
kegiatan bersuci/wudhu.

Dalam perkembangannya ternyata peningkatan jamaah semakin banyak sehingga


masjid Al-Mujahiddin tidak lagi dapat menampung jamaah. Selain itu kondisi fisik
bangunan masjid sebagai pendukung utama kegiatan kemasjidan juga tidak
representatif, untuk itu revitalisasi dan pembangunan bangunan fisik masijd sudah
semestinya dilakukan agar memberikan kenyamanan, keamanan serta memotivasi
jamaah untuk beribadah. Dari perkembangan jamaah yang semakin banyak ini, maka
Masjid Al Mujahidin dianggap perlu melakukan renovasi dan perluasan bangunan
dengan maksud untuk melengkapi, menambah sarana kegiatan kemasjidan, kapasitas
jamaah serta memperindah masjid. Hingga pada bulan Juni 2022 mulailah dipikirkan
dan direalisasikan pemugaran dan pembangunan masjid agar mampu menampung
jamaah serta memenuhi kabutuhan sarana ibadah lainnya. Tokoh-tokoh yang menjadi
inisiator dan pelaksana pemugaran dan pembangunan masjid merupakan pengurus
takmir masjid yang baru dibentuk dari hasil reshuffle kepengurusan lama, yang diketuai
oleh Bapak Irianto dg Paliwang serta beranggotakan beberapa tokoh-tokoh lainnya,
Pemugaran dan perluasan Masjid Al-Mujahiddin berjalan hingga saat ini dengan
bertumpu pada swadaya masyarakat muslim setempat dan swadana hamba Allah
lainnya.

Dinamika dan tantangan dalam pembangunan masjid ini sangat kompleks dengan
keterbatasan dana pembangunan yang memerlukan banyak pembenahan dan
renovasi. Diantaranya adalah penampungan bak air yang membutuhkan sumber air
sumur bor, sehingga karena belum adanya solusi terhadap hal ini maka pembenahan
bak penampungan air untuk kegiatan bersuci/wudhu masih berjalan statis. Belum
adanya bantuan di segi pendanaan dari pemerintah setempat juga menjadi faktor
permasalahan yang tak terelakkan di sisi lainnya, sehingga juga sangat berpengaruh
terhadap laju pelaksanaan pembangunan untuk berjalan dengan baik.

Saat ini Jamaah masjid Al Mujahidin berjumlah 99 Kepala Keluarga yang terdiri oleh
jamaah berusia 50 th keatas, pemuda dan anak-anak, serta jamaah perempuan
mencapai 60% dan laki-laki 40% dan sampai dengan saat ini masjid Al-Mujahidin
menyelenggaraan kegiatan Kemasjidan, antara lain : Kegiatan rutin harian (sholat
berjamaah 5 waktu, Pendidikan Al Quran bagi anak-anak /TPA), Kegiatan rutin
mingguan (kegiatan wajib Sholat Jum at, kajian akhir pekan), Kegiatan Rutin Tahunan
(peringatan hari hari besar islam, sholat Taraweh berjamaah, tadarus Al qur an,
pembagian Zakat dan penyembeilhan qurban)

Harapan dari keseluruhan kegiatan kemasjidan Al hujahidin ini dalam rangka upaya
membentuk pribadi dan kepribadian masyarakat yang Islami yang berakhlak al-karimah
(berbudi pekerti yang luhur sejalan dengan nilai-nilai kesopanan, tatakrama) melalui
pelaksanaan ibadah salat dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Dalam rangka
mewujudkan peran penting itulah, Masjid Al Mujahiddin harus dapat diberdayakan dan
difungsikan secara optimal melalui pemerhatian pembangunan fisik masjid yang
berkorelasi terhadap kenyamanan jamaah dalam memakmurkan masjid.

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur
atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu
Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Wallahu a'lam bishawab.

Anda mungkin juga menyukai