Beberapa waktu yang lalu, ramai diberitakan tentang ditangkapnya seorang tukang sate
yang memposting foto-foto tidak senonoh yang melibatkan seorang wanita dengan
Presiden Joko Widodo. Walaupun itu bukan sungguhan alias hasil editan, tapi ini sudah
masuk ke ranah penghinaan kepada kepala negara. Tidak berhenti sampai di situ,
beberapa tokoh negara kita juga melalukan hal yang sama, dengan melakukan “Cuitan”
melalui akun media sosial, untuk sekedar berbicara pedas tentang pimpinan maupun
pejabat pemerintahan. Dan masih banyak lagi. Ditambah lagi Meme, yaitu gambar/ foto
umumnya pose lucu atau unik, lalu diedit dan diberi sedikit tulisan, untuk memberikan
kesan tertentu atas suatu pernyataan; yang beredar sangat luas. Tidak hanya artis yang
menjadi bulan-bulanan pembuat meme, tapi juga pejabat, bahkan kepala negara kita
sangat sering jadi “korban” meme yang tidak bertanggung jawab. Dan ini beredar sangat
luas. Merantak, menjalar ke berbagai media sosial, untuk dijadikan bahan candaan atau
cercaan. Sedih...
Dari sekian banyak kasus, hanya beberapa persen saja yang ditangkap dan dipidanakan
dengan tuduhan pencemaran nama baik, atau yang lainnya. Sementara sisanya, masih
bebas berkeliaran di dunia maya.
Di waktu yang hampir bersamaan, beredar pula di media sosial, peringatan atau lebih
tepatnya ancaman, bagi yang berani mengedarkan atau membuat sesuatu, entah gambar
(meme), tulisan, yang menjelekkan pejabat atau pimpinan negara, akan ditangkap dan
dipidanakan sesuai hukum berlaku. Jujur, postingan ini juga dengan sangat cepat
menyebar sebagai bagian dari “peringatan bersama” antar pengguna internet, agar tidak
ngawur dalam berchatting ria. Edaran tersebut, kurang lebihnya berbunyi seperti ini: