Kelas :1
Penempatan : Puskesmas Bozihona
Pengangkutan orang luka secara garis besar bertujuan untuk memindahkan korban dari tempat
kejadian ke tempat lain yang lebih layak dalam rangka memberikan pertolongan pertama dan untuk
memindahkan korban dari tempat kejadian ke fasilitan Kesehatan yang lebih memumpuni dalam
rangka memberikan pertolongan lanjutan.
1. Dasar-dasar POL
Periksa dengan cepat dan teliti lokasi kejadian, temukan adanya ancaman lingkungan yang
dapat membahayakan korban maupun penolong. Diantaranya adalah :
a. Bahaya kebakaran atau potensi kebakaran.
b. Bahaya ledakan, tembakan.
c. Bahaya runtuhnya bangunan.
d. Bahaya keracunan gas.
e. Bahaya lalu lintas
Segera lakukan penilain korban. Jika ditemukan kedaruratan yang tidak
memungkinkan diatasi ditempat kejadian karena ruangan yang tidak memungkinkan atau
adanya ancaman yang nyata , maka ekstraksi harus segera dilakukan, misalnya:
a. Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi dengan sapuan jari atau perbaikan
posisi kepala.
b. Henti jantung paru.
c. Cedera dada atau jalan nafas yang mengancam pernafasan.
d. Syok atau perdarahan yang susah dikendalikan.
Teknik ekstraksi dengan tandu Skope stretcher, Long spine board/short spine board,
Vakum matras.
a. Tehnik Ekstraksi tanpa Tandu dilakukan jika tidak tersedia Tandu. Cara yang
digunakan:
b. Menyeret dengan tarikan tangan. Cara ini dilakukan jika tidak didapatkan
cedera pada kedua tangan korban. Kerawanan yang terjadi adalah kemungkinan
kepala korban terbentur benda keras pada saat ditarik
c. Menyeret dengan tarikan baju. Jika didapatkan cedera pada kedua tangan maka
tehnik menyeret dilakukan dengan tarikan pada baju. Pergelangan tangan penolong
digunakan untuk melindungi kepala korban dari kemungkinan benturan saat ditarik.
d. Menyeret dengan menggunakan kopel. Cara ini digunakan jika korban tidak
memungkinkan untuk ditarik searah dengan posisi tubuh korban sehingga harus
ditarik menyamping.
e. Menyeret dengan cara menggantung.
f. Menyeret melalui anak tangga.
b. Macam pengangkutan
i. POL oleh satu orang
1. Menjulang
Pengangkut jongkok menyisipkan tangannya dibawah ketiak
penderita pengangkut mengangkat penderita lalu didudukan diatas
pahanya sisipkan tangan kanan pengangkut dibawah diantara
kedua kaki penderita, tangan kiri menahan tangan penderita, tangan
kanan pengangkut memegang tangan penderita tangan kiri
pengangkut bertumpu pada tanah dan mulai berdiri benarkan posisi
penderita dan mulailah berjalan.
2. Memapah
Pengangkut berdiri disamping tungkai penderita satu tangan
penolong memegang pergelangan tangan penderita dirangkulkan
melalui tengkuk dan dipegang tangan pengangkut yang lain
merangkul pinggang penderita dari belakang penderita disuruh
berjalan tanpa didahului oleh langkah pengangkut.
3. Membopong
Dudukan penderita diatas paha penolong penolong mengampunya
dengan cara meletekkan tangan penolong dibawah kedua paha
penderita sedangkan tangan yang lain merangkul dibelakang
punggung penderita penderita merangkul penolongmulailah
berjalan.
4. Menggendong
Cara biasa: dilakukan untuk penderita biasa yang sadar, tidak ada
luka dan tidak ada patah tulang.
Cara ransel: Menggunakan dua buah kopelriem dibawah paha dan
punggung penderita pada posisi terlentanag buka kedua kaki
penderita secukupnya lalu penolong terlentang diatas diantara kedua
kaki penderita masukkan kopelrem ke kedua tangan penolong di
atas tubuh seperti menggendong ransel berusahalah untuk berdiri.
ii. POL oleh dua orang
1. Memapah
a. Pengangkut berdiri disamping tungkai penderita yang sakit,
sedangkan tungkai penolong disandarkan pada belakang
tungkai penderita
b. Satu tangan penolong memegang pergelangan satangan
penderita dirangkulkan tengkuk dan dipegang.
c. Tangan pengangkut yang lain merangkul pinggang penderita
dari belakang.
d. Kemudian penderita disuruh berjalan, penolong mengikuti
(tidak boleh mendahului).
2. Cara berbaring
a. Penderita dibaringkan terlentang
b. Penolong berdiri bersisian pada bagian anggota tubuh dari
penderita yang kurang sakit.
c. Aba-aba “JONGKOK” pengangkut berjongkok dengan
patokan lutut yang di atas adalah searah kepala penderita.
d. Aba-aba “PEGANG” pengangkut memasukan kedua
tangannya ke bawah tubuh penderita hingga batas siku-siku.
e. Aba-aba “ANGKAT” penderita diangkat diletakan di atas
paha penolong, sambil memperbaiki posisi tangan
pengangkut.
f. Aba-aba “BERDIRI” pengangkut bersama-sama berdiri,
sambil merapatkan tubuh korban ke badan pengakut.
g. Pada aba-aba “PEGANG” pengangkut tertua bertanya “
SIAP? “ bila tidak ada jawaban berarti sudah siap baru
penderita diangkat.
3. Cara duduk
a. Penderita didudukan, kedua penolong berlutut di belakang
penderita sambil kedua lutut penolong saling merapat.
b. Kedua penolong mengangkat penderita dan mendudukannya
di atas paha penolong.
c. Tangan penolongyang satu saling berpegangan di bawah
paha penderita sedang satu tangan yang lain saling
berpegangan dipunggung penderita.
d. Mengangkat penderita dan mendudukannya di atas paha
penolong mengangkat penderita lalu mulai berjalan.
2. Cara pingsan
Penolong No. 1 berhadapan dengan penolong No. 2 dan No. 3
Penderita berada diantara No. 1 dan No. 2, 3.
Aba aba sama dengan untuk pengangkutan orang luka bagi penderita
yang sadar hanya bila akan berpindah kesamping kanan /kiri maka
Aba aba langkah kekanan /kekiri maka untuk No. 1 pelaksanaannya
berlawanan dengan yang diucapkannya, Sebab aba aba yang
diberikan untuk No.2 dan No. 3.
3. Cara duduk
No. 1 dan No. 2 berlutut disisi kanan /kiri penderita sedangkan No. 3
berlutut disisi kaki penderita yang tidak sakit berat .
Aba aba “ JONGKOK “ Semua pengangkut mengambil sikap
jongkok lalu mendudukkan penderita yang tadinya berbaring keatas
paha No. 1 dan No. 2.
“ PEGANG “Penderita disuruh merangkul No. 1 dan No. 2 tangan kanan
/kiri disisipkan dibawah paha penderita , sedang tangan yang lain
berpegangan dipunggung penderita, No. 3 mengempit kedua kaki
penderita.