Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adelya Putri Zhahrani

Kelas :1
Penempatan : Puskesmas Bozihona

RESUME PENGANGKUTAN ORANG LUKA

Pengangkutan orang luka secara garis besar bertujuan untuk memindahkan korban dari tempat
kejadian ke tempat lain yang lebih layak dalam rangka memberikan pertolongan pertama dan untuk
memindahkan korban dari tempat kejadian ke fasilitan Kesehatan yang lebih memumpuni dalam
rangka memberikan pertolongan lanjutan.
1. Dasar-dasar POL
Periksa dengan cepat dan teliti lokasi kejadian, temukan adanya ancaman lingkungan yang
dapat membahayakan korban maupun penolong. Diantaranya adalah :
a. Bahaya kebakaran atau potensi kebakaran.
b. Bahaya ledakan, tembakan.
c. Bahaya runtuhnya bangunan.
d. Bahaya keracunan gas.
e. Bahaya lalu lintas
Segera lakukan penilain korban. Jika ditemukan kedaruratan yang tidak
memungkinkan diatasi ditempat kejadian karena ruangan yang tidak memungkinkan atau
adanya ancaman yang nyata , maka ekstraksi harus segera dilakukan, misalnya:
a. Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi dengan sapuan jari atau perbaikan
posisi kepala.
b. Henti jantung paru.
c. Cedera dada atau jalan nafas yang mengancam pernafasan.
d. Syok atau perdarahan yang susah dikendalikan.

Teknik ekstraksi dengan tandu  Skope stretcher, Long spine board/short spine board,
Vakum matras.
a. Tehnik Ekstraksi tanpa Tandu dilakukan jika tidak tersedia Tandu. Cara yang
digunakan:
b. Menyeret dengan tarikan tangan. Cara ini dilakukan jika tidak didapatkan
cedera pada kedua tangan korban. Kerawanan yang terjadi adalah kemungkinan
kepala korban terbentur benda keras pada saat ditarik
c. Menyeret dengan tarikan baju. Jika didapatkan cedera pada kedua tangan maka
tehnik menyeret dilakukan dengan tarikan pada baju. Pergelangan tangan penolong
digunakan untuk melindungi kepala korban dari kemungkinan benturan saat ditarik.
d. Menyeret dengan menggunakan kopel. Cara ini digunakan jika korban tidak
memungkinkan untuk ditarik searah dengan posisi tubuh korban sehingga harus
ditarik menyamping.
e. Menyeret dengan cara menggantung.
f. Menyeret melalui anak tangga.

2. Pengangkutan orang luka tanpa tandu


a. Posisi korban
Pada korban yang sadar pengangkut dapat mengatakan tentang cara dan posisi korban
dalam pengangkutan, sehingga korban akan dapat bekerja sama selama proses
pengangkutannya. Pada korban yang tidak sadar seringkali posisi korban harus
digulingkan agar tertelungkup atau terlentang sesuai cara pengangkutan yang akan
dilakukan

b. Macam pengangkutan
i. POL oleh satu orang
1. Menjulang
Pengangkut jongkok menyisipkan tangannya dibawah ketiak
penderita pengangkut mengangkat penderita lalu didudukan diatas
pahanya sisipkan tangan kanan pengangkut dibawah diantara
kedua kaki penderita, tangan kiri menahan tangan penderita, tangan
kanan pengangkut memegang tangan penderita tangan kiri
pengangkut bertumpu pada tanah dan mulai berdiri benarkan posisi
penderita dan mulailah berjalan.
2. Memapah
Pengangkut berdiri disamping tungkai penderita satu tangan
penolong memegang pergelangan tangan penderita dirangkulkan
melalui tengkuk dan dipegang  tangan pengangkut yang lain
merangkul pinggang penderita dari belakang penderita disuruh
berjalan tanpa didahului oleh langkah pengangkut.
3. Membopong
Dudukan penderita diatas paha penolong penolong mengampunya
dengan cara meletekkan tangan penolong dibawah kedua paha
penderita sedangkan tangan yang lain merangkul dibelakang
punggung penderita  penderita merangkul penolongmulailah
berjalan.
4. Menggendong
Cara biasa: dilakukan untuk penderita biasa yang sadar, tidak ada
luka dan tidak ada patah tulang.
Cara ransel: Menggunakan dua buah kopelriem dibawah paha dan
punggung penderita pada posisi terlentanag  buka kedua kaki
penderita secukupnya lalu penolong terlentang diatas diantara kedua
kaki penderita  masukkan kopelrem ke kedua tangan penolong di
atas tubuh seperti menggendong ransel berusahalah untuk berdiri.
ii. POL oleh dua orang
1. Memapah
a. Pengangkut berdiri disamping tungkai penderita yang sakit,
sedangkan tungkai penolong disandarkan pada belakang
tungkai penderita
b. Satu tangan penolong memegang pergelangan satangan
penderita dirangkulkan tengkuk dan dipegang.
c. Tangan pengangkut yang lain merangkul pinggang penderita
dari belakang.
d. Kemudian penderita disuruh berjalan, penolong mengikuti
(tidak boleh mendahului).
2. Cara berbaring
a. Penderita dibaringkan terlentang
b. Penolong berdiri bersisian pada bagian anggota tubuh dari
penderita yang kurang sakit.
c. Aba-aba “JONGKOK” pengangkut berjongkok dengan
patokan lutut yang di atas adalah searah kepala penderita.
d. Aba-aba “PEGANG” pengangkut memasukan kedua
tangannya ke bawah tubuh penderita hingga batas siku-siku.
e. Aba-aba “ANGKAT” penderita diangkat diletakan di atas
paha penolong, sambil memperbaiki posisi tangan
pengangkut.
f. Aba-aba “BERDIRI” pengangkut bersama-sama berdiri,
sambil merapatkan tubuh korban ke badan pengakut.
g. Pada aba-aba “PEGANG” pengangkut tertua bertanya “
SIAP? “ bila tidak ada jawaban berarti sudah siap baru
penderita diangkat.

3. Cara duduk
a. Penderita didudukan, kedua penolong berlutut di belakang
penderita sambil kedua lutut penolong saling merapat.
b. Kedua penolong mengangkat penderita dan mendudukannya
di atas paha penolong.
c. Tangan penolongyang satu saling berpegangan di bawah
paha penderita sedang satu tangan yang lain saling
berpegangan dipunggung penderita.
d. Mengangkat penderita dan mendudukannya di atas paha
penolong mengangkat penderita lalu mulai berjalan.

4. Menagngkut pada Lorong sempit


a. Penolong menempatkan diri satu di depan dan satu di
belakang penderita, posisi, awal penderita dalam keadaan
terlentang.
b. Aba-aba “JONGKOK” pengangkut yang dibelakang jongkok
sambil mendudukan penderita, sedang penolong yang di
depan jongkok menempatkan diri diantara kedua kaki
penderita.
c. Aba-aba “PEGANG” pengangkut memasukan kedua
tangannya ke bawah ketiak dan saling berpegangan di dada
penderita, sedangkan pengangkut yang lain memegang kedua
kaki penderita pada lutut penderita.
d. Aba-aba sangkat, pengangkut bersama-sama berdiri lalu
berjalan
e. Berhenti : Aba-aba ini diucapkan sewaktu kaki kiri No. 2
jatuh di tanah dan ditambah 2 langkah lagi.
f. terhadap penderita yang terluka di kaki :
Aba-aba dan pelaksanaannya seperti tersebut di atas,
perbedaannya terletak pada No. 2 dia berdiri disamping yang tidak
parah dari kaki-kaki penderita dan menahan kaki-kaki yang luka
secara hati-hati
iii. POL oleh 3 orang
1. Berbaring
Pengangkut No. 1 berdiri disamping bahu penderita, No. 2
disamping pangkal paha dan No. 3 disamping betis dengan aba-aba
dan pelaksanaannya sebagai berikut : “JONGKOK” para
pengangkut jongkok dengan lutut pengangkut bagian yang menuju
bagian kaki penderita diletakkan di tanah (supaya pada waktu
meletakkkan penderita bagian kepalanya dapat dapat terletak di atas
paha) pengangkut No. 1.
“PEGANG” semua pengangkut menyisipkan kedua tangannya
di bawah penderita sampai batas lipatan siku-siku No. 1 di bagian
tengkuk dan bawah dada No. 2 dibagian bawah pinggang dan paha.
No. 3 dibawah betis. Jika pendeita dalam keadaan sadar dan kuat
disirh merangkul pengangkut No. 1.
“SELESAI ….? Jika semua pengangkut telah siap, tidak usah
menyahut, akan tetapi kalau belum siap mengucapkan “BELUM”
dan menunggu beberapa saat kemudian pertanyaan diulangi sampai
tiak jawaban.
“ANGKAT” : Bediri bersama-sama sambil penderita
dihimpitkan kepda pengangkut (supaya ringan tidak mudah jatuh).
Setelah semua berdiri aba aba selanjutnya maju atau bergeser
(…...langkah kesamping kanan /kiri ).
Setelah sampai ditempat tandu:“BERHENTI“Dengan
diusahakan sebelumnya penderita lurus (sejajar tandu ).
“ JONGKOK “ Jongkok bersama sama dengan penderita
diletakan diatas tandu, selanjutnya dua orang mengambil tempat
pada bagian pegangan tandu dikepala penderita , dan satu orang
mengambil tempat diantara pegangan tandu dikaki penderita.

2. Cara pingsan
Penolong No. 1 berhadapan dengan penolong No. 2 dan No. 3
Penderita berada diantara No. 1 dan No. 2, 3.
Aba aba sama dengan untuk pengangkutan orang luka bagi penderita
yang sadar hanya bila akan berpindah kesamping kanan /kiri maka
Aba aba langkah kekanan /kekiri maka untuk No. 1 pelaksanaannya
berlawanan dengan yang diucapkannya, Sebab aba aba yang
diberikan untuk No.2 dan No. 3.

3. Cara duduk
No. 1 dan No. 2 berlutut disisi kanan /kiri penderita sedangkan No. 3
berlutut disisi kaki penderita yang tidak sakit berat .
Aba aba “ JONGKOK “ Semua pengangkut mengambil sikap
jongkok lalu mendudukkan penderita yang tadinya berbaring keatas
paha No. 1 dan No. 2.
“ PEGANG “Penderita disuruh merangkul No. 1 dan No. 2 tangan kanan
/kiri disisipkan dibawah paha penderita , sedang tangan yang lain
berpegangan dipunggung penderita, No. 3 mengempit kedua kaki
penderita.

iv. POL oleh 4 orang


Pengangkutan ini dilakukan tanpa alat dan dengan cara berbaring. Sama
seperti POL 3 orang hanya perlu ditambah pada waktu mengangkut diatas
paha, orang yang keempat membantu orang yang pertama dan kedua dengan
berdiri berhadapan kira-kira ditengah-tengah.
3. Pengangkutan orang luka dengan tandu
Pengangkutan orang luka dengan tandu pada umumnya dilakukan oleh 4 orang, jika jarak
pendek baru boleh dilakukan untuk 2 orang.
- Mengangkut dengan tangan  bila perlu gunakan jerat pikul.
- Mengangkut diatas bahu  bila perlu pakai alas bantal
- Merangkak
- Merayap
4. Pengankutan orang luka dengan KA, kapal terbang, perahu, helicopter
a. POL dengan keretea api
Siapkan gerbong khusus terlebih dahulu, harus ada dokter dan juru rawat. Penderita
dimasukan kedalam gerbong dengan tandu tempatkan dalam gerbong sedemikian
rupa, bagian yg luka dekatkan dengan jalan lintas juru rawat, kepala penderita searah
dengan arah perjalanan
b. POL dengan pesawat
Ada berbagai macam tipe pesawat atau helicopter yang dapat digunakan : U- 6
Beaver, Type C-47 Dakota, Grand Comander, Reechcraft, Helikopter alouette III,
Helikopter Bell 205 A –1, Helikopter BO – 105.
Harus ada dokter/perwira Kesehatan yang mengawasi. Penderita yang sakit diletakkan
didepan pintu, peletakan kepala orang pingsan harus lebih rendah disbanding
badannya, jika terjadi luka dikepala maka peletakan harus lebih tinggi disbanding
badannya.
c. POL dengan mobil/ambulance
d. POL melalui air
i. Pengangkutan dengan kapal laut : menggunakan LST (landing ship tank)
daya tampung cukup banyak dan terdapat kamar serta kamar mandi.
ii. Pengangkutan melewati air jarak pendek dengan banyak penderita:
1. menggunakan landing craft vehicle personel  17-36 orang
2. menggunakan LCM (landing craft mechanized)  20-120 orag
3. menggunakan LVTP (landing vehicle tracked personel)  34 orang
dan 20 orang (beda tipe)
4. menyebrang jarak pendek (landing craft rubber)  2 pendreita
iii. Pengangkutan,melewati air daya tampung harus diperhatikan, jika dalam
arus deras usahakan ada tali pegangan.

Anda mungkin juga menyukai