Anda di halaman 1dari 36

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pada tahap ini, penulis memperoleh informasi berupa 2 (dua) buah data

yaitu data objektif yang didapat langsung melalui pengamatan langsung.

Dengan cara Pemeriksaan fisik dengan menggunakan 4 (empat) teknik yaitu

inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, catatan medik dan hasil pemeriksaan

penunjang berupa laboratorium. Sedangkan data subjektif diperoleh langsung

dari klien dan keluarga. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 23 September

2019 Adapun data yang didapat adalah :

Unit/Ruangan : Mangkai

Kamar : VIP

Tanggal Masuk : 23 September 2019

Tanggal Pengkajian : 24 September 2019

1. IDENTIFIKASI

a. Klien

Nama : Tn. K

Tempat / Tanggal lahir : Pasir Pangandaran / 28-12-1959

Jenis Kelamin : Laki- Laki

Umur : 60 Tahun

Status : Kawin

Jumlah anak :2

43
Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Warga Negara : Indonesia

Bahasa Yang Digunakan : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pensiunan Polri

Alamat : Jl. Pantai Indah

b. Penanggungjawab

Nama : Tn. K

Alamat : Jl. Pantai Indah

Hubungan Dengan Klien : Anak

c. Data Medik

Dikirim Oleh : UGD

Diagnosa Medik : Kista Renal Dextra

Saat Masuk : Kista Renal Dextra

Saat Pengkajian : Gagal Ginjal Kronik

d. Keadaan Umum

Keadaan Sakit

Klien tampak sakit sedang, pasien berbaring lemah.

Klien menggunakan infus Nacl 500cc 7 tetes/menit, dan foley Cateter

Kesadaran

Respon motorik 6, Respon bicara 5, respon membuka mata 4 (15).

Tingkat kesadaran composmentis.

44
Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : 180/100 mmHg

MAP : 126 mmHg

Denyut nadi : 76 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Irama : Teratur

Suhu : 36◦C

e. Pengukuran

Lingkar Lengan Atas : 30 cm

Lingkar Kulit Triceps : Tidak diukur

Tinggi Badan : 180 cm

Berat Badan : 80 Kg

Catatan : Tinggi badan ideal dengan berat badan

f. Genogram

45
Keterangan :
= Laki-laki

= perempuan

= klien

= meninggal

= tinggal serumah

Klien merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Klien

memiliki 2 orang anak dan 1 orang istri. Klien serumah dengan istri dan

anaknya yang paling bungsu. Kedua orangtua klien telah meninggal.

Klien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi sejak di

usia sekitar 40 tahun. Klien belum pernah mengalami kecelakaan.

2. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

a. Pola Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan

Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien pernah dirawat

Klien pernah di rawat di RS pada juli dengan kista renal

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan sebelum ke masuk rumah sakit, Klien

mengatakan sering merasa nyeri pada abdoment, nyeri hilang timbul

terkadang disertai dengan sakit kepala. Klien mengatakan, untuk

46
kesehatannya klien rajin Kontrol ke fasilitas pelayanan kesehatan

(Puskesmas)

Keadaan sejak Sakit

Klien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada perut hilang timbul, telah

dilakukan USG Abdomen dengan hasil Kista Renal Dextra.

Data Objektif

P : Klien mengatakan nyeri hilang timbul yang dikarenakan karena

adanya kista Renal dextra.

Q : Klien merasa nyeri seperti dipukul benda tumpul

R : Nyeri pada pinggang bagian kanan

S : Klien mengatakan skala nyeri 6

T : Nyeri dirasakan setiap waktu hilang timbul dan bertambah parah

sejak 1 bulan ini

b. Pola Nutrisi-Metabolik

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Sebelum sakit klien biasanya makan tiga kali sehari atau lebih

dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan kadang-kadang disertai buah-

buahan. Klien pantangan tehadap makan makanan yang manis. Nafsu

makan klien baik dan klien selalu habis satu piring walaupun terkadang

47
klien makan tidak tepat pada waktunya. Kebiasaan sebelum makan

adalah minum air putih. Klien minum 9-10 gelas/hari, BB 80 kg, TB

180 cm.

Keadaan sejak sakit

Semenjak sakit sampai dirawat klien selera makan klien menurun ,

klien mengatakan perutnya terasa mual jika makan. Klien tidak pernah

menghabiskan porsi makanan yang disajikan (hanya ½ dari porsi yang

disajikan). Klien minum 1000 cc/hari.

Data Objektif

Klien makan 3x sehari, Diit DM lunak

c. Pola Eliminasi

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Sebelum sakit eliminasi BAB klien teratur, frekuensi satu kali

sehari biasanya klien BAB pada pagi hari, dengan konsistensi lunak dan

berwarna kuning, sedangkan kebiasaan eliminasi BAK klien dirumah 7-8

kali sehari, warna jernih, bau khas urine.

48
Kedaan sejak sakit

Selama dirumah sakit klien belum ada BAB dan tidak

menggunakan obat pencahar, klien menggunakan foley kateter urine

terukur 1000 cc/6 jam urine berwarna kuning kemerahan. klien

mengatakan nyeri pada bagian uretra pada tempat terpasang foley kateter.

Data Objektif

Terpasang foley cateter, jumlah uirne 1000cc/6 jam, warna kuning

kemerahan, tidak ada endapan dalam urine.

d. Pola Aktifitas dan Latihan

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Aktivitas sebelum sakit adalah klien sudah tidak bekerja, klien

menikmati masa pensiun di rumah dengan berkumpul bersama cucu.

Klien tidak ada hambatan dalam beraktivitas, terkadang klien masih

berolah raga ringan seperti jalan kaki di pagi hari.

Keadaan sejak sakit

Saat dirumah sakit klien bedres total ditempat tidur. Klien tampak

berbaring ditempat tidur. Klien mengatakan badannya terasa lemah, klien

mengatakan nyeri pada luka post operasi. Semua aktifitas klien dibantu

oleh keluarga dan perawat.

49
Data Objektif :

Aktifitas harian klien seperti makan. mandi, berpakaian, kerapian,

buang air besar dan buang air kecil serta mobilisasi ditempat tidur

dibantu oleh orang .Terdapat luka unroofing Renal Cyst Dextra dan

terpasang drain.

e. Pola Tidur dan istirahat

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Sebelum sakit klien tidur selama ± 7 - 8 jam, tidur siang selama ±

1- 2 jam, klien mengatakan tidak ada gangguan pada pola tidur dan klien

tidak pernah menggunakan obat tidur.

Keadaan sejak sakit

Di rumah sakit istirahat tidur klien terganggu, dikarenakan rasa

nyeri pada bagian luka post operasi.

Data Objektif :

Ekpresi wajah mengantuk, klien tidak ada menguap, palpebrae

tidak bewarna gelap.

50
f. Pola persepsi kognitif

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam pendengaran,

penglihatan, pengecapan. Klien juga tidak menggunakan alat bantu

pendengaran maupun penglihatan. Klien juga tidak ada masalah dalam

perabaan seperti perasaan kebas, kesemutan dan juga nyeri. Orientasi

klien tehadap orang tempat dan waktu baik.

Keadaan sejak sakit

Sejak sakit, klien mengatakan tidak ada masalah dalam

pendengaran, penglihatan, pengecapan. Klien juga tidak ada masalah

dalam perabaan seperti perasaan kebas, kesemutan dan juga nyeri.

Orientasi klien tehadap orang tempat dan waktu baik.

Data Objektif

Klien tidak ada menggunakan alat bantu pendengaran maupun

penglihatan, kemampuan bicara klien baik dan klien dapat berbicara

dengan jelas, orientasi klien terhdap orang, waktu dan tempat baik.

51
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Klien tidak ada masalah dalam identitak diri, ideal diri, harga diri,

gambaran diri dan juga peran. Klien mengatakan senang dengan dirinya

sendiri dan klien tidak pernah mengalami putus harapan ataupun frustasi.

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan walaupun sakit, klien tetap menerima dirinya.

Klien menerima penyakitnya dan berharap cepat sembuh.

Data Objektif

Kontak mata klien baik, rentang perhatian normal, suara dan cara

bicara jelas, postur tubuh normal dan klien tidak ada cacat bawaan.

h. Pola Peran dan Hubungan Sesama

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Klien tinggal bersama dengan istri dan anak dan menantunya

serta cucu. Peran klien dalam keluarga sebagai kakek dan sebagai kepala

keluarga bagi istrinya tidak ada masalah karena klien menjalankan

kehidupan sesuai dengan perannya dan klien merasa puas. Didalam

52
masyarakat klien berperan sebagai anggota pengajian dimesjid terdekat

dan klien merasa senang dengan peran tersebut.

Keadaan sejak sakit

Dampak penyakit klien terhadap keluarga adalah keluarga merasa

cemas akan ketidaksembuhan penyakit klien. Hal yang sangat dipikirkan

klien saat ini yaitu klien ingin cepat sembuh dan dapat segera pulang.

Klien tidak memiliki nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan.

Klien berharap jika sembuh dapat menjalankan perannya seperti semula.

Data Objektif

Komunikasi verbal klien normal, tidak ada pelo, gagap dan sauara

juga jelas. Hubungan klien dengan anggota keluarga dan teman-temanya

baik. Klien kooperatif terhadap perawat dan tim kesehatan lain. Setiap

hari banyak yang menjenguk klien.

i. Pola Reproduksi-Seksualitas

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Saat ini usia klien 60 tahun dan klien ada masalah dengan keadaan

tersebut.

53
Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak ada masalah

Data Objektif :

Klien tidak ada masalah dalam perilaku seksualitas.

j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress

Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan jarang marah dan tidak mudah stress jika menghadapi

suatu masalah.

Keadaan sejak sakit

Klien tidak ada masalah dengan lingkungan rumah sakit, dan klien

dapat mengerti tentang kondisi penyakitnya. Namun klien cemas pada

kondisi luka post operasi, klien khawatir akan kondisi luka klien. Klien

dan keluarga menerima penyakit klien dan beraharap dapat sembuh.

Selama ini klien tidak ada riwayat penggunaan obat-obat terlarang dan

juga tidak pernah meminum alkohol.

Data Objektif

Ekspresi wajah klien cemas menanyakan kondisi luka post operasi,.

Pada pemeriksaan TD berbaring 196/100 mmHg, duduk 192/100 mmHg,

54
sedangkan TD berdiri tidak diukur karena kondisi klien. Hipertensi

ortostatik tidak ada, HR 76 x/mnt, kulit teraba dingin tapi tidak basah.

k. Pola Sistem Nilai Kepercayaan

Data Subjektif

Klien adalah orang yang sangat rajin beribadah, klien selalu

melakukan sholat lima waktu, pengajian, dan mengikuti ceramah agama

di mesjid. Namun selama di rumah sakit klien belum dapat melaksanakan

ibadah karena sakitnya.

Data Objektif

selama klien sakit, klien & keluarga klien rajin melaksanakan

ibadah.

3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Sistem Penglihatan

Inspeksi : bentuk mata simetris antara mata kiri dan kanan, visus baik,

klien dapat melihat dengan jarak 30cm, tidak menggunakan alat bantu

untuk penglihatan, sklera tidak ikterik, konjuntiva anemis, tidak terdapat

katarak, pupil isokor diameternya 3mm, reflek pupil baik dan bentuknya

bulat, terdapat odema pada palpebrae, tidak ada hematoma, tidak ada

55
ptosis dan juga lagopthalmus, tidak ada tanda-tanda peradangan pada

mata.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada mata, maupun kelopak mata,

tidak terdapat tekanan pada intra okuler.

b. Sistem Pendengaran

Inspeksi : bentuk telinga kanan dan kiri simetris, telinga tampak bersih,

terdapat serumen dalam batas normal, tidak terdapat lesi, tidak ada

tinitus, tidak ada perasaan penuh di telinga, fungsi pendengaran baik, dan

tidak terdapat peradangan. Membran tympani memantulkan reflek

cahaya politzer pada saat dilakukan dengan pemeriksaan dengan

menggunakan senter.

c. Sistem penciuman

Inspeksi : bentuk hidung simetris, keadaan kulit normal, posisi septum

normal, tidak terdapat sinusitis, tidak ada polip, fungsi penciuman baik,

tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada epitaksis.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada hidung.

d. Sistem Wicara

Inspeksi : klien tidak ada ganggua dalam bicara, tidak memakai alat

medik seperti trakeastomi dan Endo Tracheal Tube (ETT).

56
e. Sistem Pernafasan

Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada kelainan seperti pigeon chest,

funnel chest dan barrel chest. Klien tidak menggunakan alat bantu

pernafasan, frekuensi pernafasan 20 x/mnt, irama teratur, jalan nafas

bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada batuk, tidak

terdapat sputum dan juga tidak ada hemaptoe. Tidak Adanya cianosis

pada bibir dan kuku. Tidak ada clubbing of the finger.

Palpasi : pada saat dilakukan palpasi pada permukaan dada kiri, kanan

dan belakang, vocal fremitus sama.

Perkusi : saat dilakukan perkusi tidak terdapat bunyi abnormal atau

sonor.

Auskultasi : tidak ada suara nafas krekels dan ronki, tidak ada suara

nafas tambahan seperti weezing dan pleural friction rub.

f. Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi : kulit tidak pucat dan tidak ada cianosis.

Palpasi : sirkulasi perifer yaitu nadi 76 x/menit, irama teratur, denyut

kuat, kulit teraba hangat, tidak adanya thrill pada ictus cordis. Pengisian

kapiler 2/detik, tidak adanya odema pada tungkai atas dan bawah, wajah,

dan juga palpebrae.

Perkusi : pada saat dilakukan pemeriksaan perkusi terdengar sonor.

Auskultasi : Heart rate 76 x/mnt, irama teratur, tidak ada bunyi jantung

tambahan gallop dan murmur, tekanan darah 196/100 mmHg.

57
g. Sistem Syaraf Pusat

Inspeksi : pada pemeriksaan neurologis didapatkan hasil : tidak terdapat

kelainan, kesadaran compos mentis (GCS: E4M6V5) dan tidak ada

peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK). Tidak ada kejang, tidak ada

kelumpuhan, orientasi orang, tempat dan waktu baik.

Palpasi : reflek Babinsky, hasilnya negatif, tidak terdapat kelainan.

Perkusi : refleks fisiologis pada patella kanan dan kiri.

Pada pemeriksaan syaraf cranial : Nervus I (Olfactorius) mampu

mengenal bau sesuai objek, Nervus II (Opticus) fungsi penglihatan baik,

Nervus III (Okulomotorius) dan Nervus IV (Trochlearis) bola mata dapat

bergerak ke reflek kornea positif, Nervus VI (Abdusens) bola mata dapat

bergerak kesegala arah, Nervus VII (Fasialis) fungsi otot wajah baik,

fungsi pengecapan baik, bisa merasakan rasa asin, manis dan pahit,

Nervus VIII (Acusticus) fungsi pendengaran baik, Nervus IX

(Glossofaringeus) reflek menelan baik, Nervus X (Vagus) reflek menelan

baik, Nervus XI (Assesorius) tonus M. Sternocleido Mastoideus dan M.

Trapezeus baik, Nervus XII (Hifoglosus) lidah simetris dan kekuatannya

baik.

h. Sistem Pencernaan

Inspeksi : abdomen simetris kiri dan kanan, tidak membusung, umbilicus

tidak menonjol, tidak ada bayangan bendungan pembuluh darah vena,

tidak ada acites, gigi bersih, tidak terdapat karies, menggunakan gigi

58
palsu, tidak terdapat candidiasis, tidak ada stomatitis, saliva normal,

mukosa bibir lembab, mulut tidak berbau keton, lidah bersih, tidak ada

peradangan pada gusi, tidak adanya muntah berupa makanan yang

dimakan, mual, tidak nafsu makan, ada luka bekas operasi pada

abdoment

Auskultasi : terdengar bising usus 12x/mnt.

Palpasi : adanya nyeri tekan pada epigastrium, tidak ada nyeri tekan pada

titik MC.Burrney, supra pubica, regio iliaca, tidak adanya benjolan atau

massa, turgor kulit perut baik, tidak ada pembesaran hepar dan lien.

Perkusi : terdengar bunyi hypertimpani (kembung), adanya nyeri pada

ginjal kanan.

i. Sistem Integumen

Inspeksi : warna tidak pucat, tidak adanya pruritus dan gatal, tidak ada

lesi, tidak ada ptechiae, ada luka insisi operasi +/- 15 cm kearah

umbilicalis , tidak ada luka bakar, tidak ada decubitus, tidak ada

hyperpigmentasi, tidak ikterik dan juga tidak ada tato. Keadaan rambut

yaitu tektur lembab, bersih, tidak berbau, tidak berketombe, dan tidak

rontok.

Palpasi : turgor kulit baik, kulit lembab dan tidak bersisik.

59
j. Sistem Muskuloskletal

Inspeksi : adanya kesulitan dalam pergerakan dan juga kelemahan,

fraktur dan dislokasi tidak ada, tidak terdapat kontraktur, tidak ada

scoliosis, kiposis, tidak terdapat lordosis. Keadaan otot normal (tidak ada

hipotoni, atoni dan hipertoni). Kekuatan otot normal (ekstremitas atas,

bawah, kanan dan kiri 5). Namun saat ini tangan kiri klien terpasang

IVFD NACL 7 tetes/ menit.

k. Sistem Hematologi

Inspeksi : tidak terdapat mimisan dan ekimosis , tidak ada perdarahan,

ptechiae dan purpura, tidak ada perdarahan pada gusi.

Palpasi : tidak adanya splenomegali, tidak ada hepatomegali.

l. Sistem Urogenital

Inspeksi : terpasang foley cateter, jumlah urine 1000 cc/6 jam, warna

kuning kemerahan , tidak ada penyakit kelamin. Terdapat luka post op

kista renal dextra (unroofling renal cyst dextra )

Palpasi : tidak adanya distensi kandung kemih.

m. Sistem Imunitas/ Kekebalan tubuh

Suhu 36ºC, Tidak ada pembesaran Kelenjar Getah Bening. BB sebelum

sakit 80 kg dan BB sesudah sakit 79 kg.

60
n. Sistem endokrin

Gula darah sewaktu 189 mg/dl, nafas tidak berbau keton, ada poliuria,

ada polidipsi, ada poliphagia.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24 September 2019

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 12,1 gr% 13-16 gr%
2 Leukosit 12.400 4000-10.000
3 Trombosit 55.000% 150.000-450.000
4 Hematokrit 34 mg/dl 37-43%
5 Gula darah Sewaktu 189 mg/dl 100-120mg/dl
6 Ureum 29 mg/dl 10-50mg/dl
7 Creatinin 0.9 mg/dl 0,5-1,1mg/dl

1. Ro Thorax : Normal

2. USG Abdomen : Kista midpole ginjal kanan +/- 10,35 x 7,92 cm

4. PENATALAKSANAAN MEDIK

Tabel 3.3 Penatalaksanaan Medik

No Terapi/Obat Dosis Cara Pemberian


1 IVFD Nacl 500cc 7 tts/mnt Intravena (infus)

Intravena
2 Ceftriaxone 2 x 1 mg

61
Intravena
3 Asam Tranexamat 3 x 500
mg

4 Vopicain 0,125% Epidural

5 Candesartan 3 x 16 mg Oral

6 Amlodipine 3x10 Oral

62
5. DATA FOKUS

Tabel 3.3 Data Fokus


Nama : Tn. K Ruangan : Pav. Mangkai
Umur : 60 Tahun Diagnosa: Post op Kista Renal
DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF
 Klien tampak sakit sedang, dan  Klien mengatakan nyeri pada luka
berbaring lemah post op
 Terdapat luka post unroofing Renal  Klien mengatakan tidak bisa
Cyst Dextra insisi +/- 15 cm kearah istirahat karena nyeri
umbicalis &Terpasang Drain  Klien mengatakan sebelum operasi
 Klien tidak menghabiskan porsi nyeri hilang timbul
makanan yang disajikan (hanya ½  Klien mengatakan skla nyeri 6
porsi saja).  Klien mengatakan susah bergerak
 Klien tampak nyeri Skala nyeri dikarenakan nyeri
pasien 6  Klien mengatakan badan klien
 Sebelum operasi Klien disuria saat lemah
eliminasi  Klien selalu menayakan tentang
 Output urine 1000 cc/ 6 jam wrna kondisi luka operasi klien
kuning kemerahan  Klien mengatakan merasa mual
 TD 180/100 mmHg Nadi 76x/mnt pada saat makan
RR 20x/mnt.  Klien mengatakan hanya bisa
 Adanya penurunan BB dari 80 kg menghabiskan ½ porsi
menjadi 79 kg.
 Klien bedrest ditempat tidur.
 Aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
 Klien tampak cemas saat mobilisasi

63
6. ANALISA DATA

Tabel 3.5 Analisa Data


Nama : Tn. K Ruangan : Mangkai
Umur : 60 Tahun. Diagnosa : Post Op Kista Renal

NO. DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


1. Data Objektif : Nyeri Akut Agen cedera
 .Terdapat luka post
unroofing Renal Cyst
Dextra insisi +/- 15 cm
kearah umbicalis
 Skla Nyeri 6

Data Subjektif :
 Klien mengatakan nyeri
pada luka post op
 Klien mengatakan tidak
bisa istirahat karena nyeri
 Klien mengatakan
sebelum operasi nyeri
hilang timbul
 Klien mengatakan skla
nyeri 6
 Klien mengatakan susah
bergerak dikarenakan
nyeri

2. Data Objektif : Gangguan Obstruksi


 unroofing Renal Cyst Eliminasi Urin anatomic
Dextra insisi +/- 15 cm
kearah umbicalis &
terpasang drain
 Terpasang Folley kateter
urine 1000 cc/ 6 jam warna
kuning kemerahan

64
Data Subjektif :
 Klien mengatakan nyeri
/disuria
3. Data Objektif : Intoleran Aktivitas Tirah baring ,
 Klien bedrest ditempat Immobilisasi
tidur.
 Aktivitas klien dibantu
oleh keluarga dan perawat.
 Klien tampak cemas saat
mobilisasi

Data Subjektif :
 Klien mengatakan susah
bergerak dikarenakan
nyeri
 Klien mengatakan badan
klien lemah
 Klien selalu menayakan
tentang kondisi luka
operasi klien

65
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel 3.6. Diagnosa Keperawatan

Nama : Tn. K Ruangan : Pav. Mangkai


Umur : 60 Tahun Diagnosa : Post Op Kista Renal
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi TT/ Nama Jelas
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen 24 September 2019 27 September 2019
cedera
2. Gangguan eliminasi Urine berhubungan 24 September 2019 27 September 2019
dengan Obstruksi anatomi
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan 24 September 2019 27 September 2019
tirah baring , immobilisasi

66
C. RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Rencana Keperawatan

Nama : Tn. K Ruangan : Pav. Mangkai


Umur : 60 Tahun Diagnosa : Post Op Kista Renal
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi (NIC)
Indikator (NOC)
1 Nyeri akut berhubungan dengan Pain level Pain management :
: Pain control  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Agen cedera Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi.
Kriteria hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
 Mampu  Gunakan tehnik komunikasi terapeutuk untuk
mengontrol nyeri mengetahui pengalaman nyeri pasien.
(tahu penyebab  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
nyeri, mampu  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
menggunakan  Evaluasi Bersama pasien dan tim kesehatan lain
tehnik tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau.
nonfarmakologi  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
untuk mengurangi menemukan dukungan.
nyeri, mencari  Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
bantuan). seperti suhu ruangan, pengcahayaan dan kebisingan.
 Melaporkan  Kurangi factor presipitasi nyeri.

67
bahwa nyeri  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
berkurang dengan nonfarmakologi dan interpersonal).
menggunakan  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
manajemen nyeri.  Evaluasi keefketifan control nyeri.
 Mampu  Tingkatkan istirahat.
mengenali nyeri  Kolaborasikan dengan
(skala, intensitas, dokter jika ada keluhan dan tindakan nyerio tidak
frekuensi dan berhasil.
tanda nyeri).  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
 Menyatakan rasa
nyaman setelah Analgesic management
nyeri berkurang.  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
nyeri sbelum pemberian obat.
 Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi.
 Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesic ketika pemberian lebih dari satu.
 Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan
beratnya nyeri.
 Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal.
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur.
 Monitor vitalsign sebelum dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali.
 Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri
hebat.
 Evaluasi efektifitas analgesic, tanda dan gejal

68
2 Gangguan eliminasi urin Urinray elimination Urinary rentention care :
berhubungan dengan Obstruksi Urinary continuence  Lakukan penilaian kemih yang komprehensif
anatomic. berfokus pada inkontenensia (mis ; output urin, pola
Kriteria hasil : berkemih, fungsi koginitif, dan masalah kencing
 Kandung kemih praeksiten).
kosong secara  Memantau penggunaan obat dengan sifat
penuh. antikologernik atau property alpha agonis..
 Tidak ada spasme  Masukkan kateter kemih.
bladder.  Anjurkan pasien atau keluarga untuk mencatat output
. urin.
 Memantau asupan dan keluaran.

69
3 Intoleran aktifitas Energy conservation Activity Therapy :
berhubungan: Tirah Activity tolerance  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
baring atau Self care : ADL mampu dilakukan.
imobilisasi.  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
Kriteria hasil : dengan kemapuan fisik, psikolog dan social.
 Berpartisipasi  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
dalam aktifiats sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
fisik tanpa disertai diinginkan.
peningkatan  Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi
tekanan darah, kekurangan dalam beraktivitas.
nadi dan RR.  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
 Mampu beraktivitas.
melakukan  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
aktivitas sehari- penguatan.
hari secara  Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
mandiri.
 Tanda-tanda vital
normal..
 Mampu berpindah
: dengan atau
tanpa bantuan
alat.

70
D. IMPLEMENTASI

Tabel 3.8 Implementasi

Nama : Tn. K Ruangan : Pav. Mangkai


Umur : 60 Tahun Diagnosa : Post Op Kista Renal

Hari/Tanggal Jam No. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN RESPON Paraf


Diagnosa
Selasa / 24 14.15 1 Menggunakan tekhnik komunikasi therapeutik untuk mengetahui
September 2019 pengalaman nyeri pasien , hasil :
 Skala nyeri 6, klien mengatakan nyeri pada bagian luka
post operasi
14.30
Ajarkan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri , hasil :
 Skala nyeri berkurang dari 6 ke 5 .

15.00 2 Mengkaji output urine


Hasil : urine kuning kemerahan 1000 cc/ 6 jam

71
15.30 2 Melakukan penilaian berfokus pada proses eliminasi
 Klien menggunakan kateter, terdapat nyeri pada bagian
uretra

17.00 3 Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi


kekurangan dalam beraktivitas
 Klien mengatakan takut untuk bergerak khawatir pada
jahitan luka post operasi akan terbuka

17.15 3 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan


penguatan.
 Klien memahami bahwa penting untuk melakukan
mobilisasi dini setelah operasi

Rabu , 25 1 Menggunakan tekhnik komunikasi therapeutik untuk mengetahui


September 2019 10.00 pengalaman nyeri pasien , hasil :
 Skala nyeri 5 , klien mengatakan nyeri pada bagian luka
post operasi

12.00 1 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik , Hasil nyeri


berkurang skala nyeri 4

15.00 2 Mengkaji output urine


Hasil : urine kuning jernih 800 cc/ 6 jam

72
15.30 2 Melakukan penilaian berfokus pada proses eliminasi
 Klien mengatakan nyeri pada bagian uretra

17.00 2 Kolaborasi untuk Aff Folley Kateter


 Aff Folley Kateter

17.15 3 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas


 Klien sudah melakukan aktivitas terbatas

Kamis 10.00 1 Menggunakan tekhnik komunikasi therapeutik untuk mengetahui


26 September pengalaman nyeri pasien , hasil :
2019  Skala nyeri 3 , klien mengatakan nyeri pada bagian luka
post operasi

12.00 1 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik , Hasil nyeri


berkurang skala nyeri 2

15.00 2 Mengkaji output urine


Hasil : urine kuning jernih 750 cc/ 6 jam

15.30 2 Melakukan penilaian berfokus pada proses eliminasi


 Klien mengatakan nyeri pada bagian uretra sudah
berkurang.

17.00 3 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas


Klien sudah melakukan aktivitas terbatas

73
Jumat 14.15 1 Menggunakan tekhnik komunikasi therapeutik untuk mengetahui
27 September pengalaman nyeri pasien , hasil :
2019  Skala nyeri 2 , klien mengatakan nyeri pada bagian luka
post operasi sudah berkurang.

1 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik , Hasil nyeri


berkurang skala nyeri 1

2 Mengkaji output urine


Hasil : urine kuning jernih 850 cc/ 6 jam

2 Melakukan penilaian berfokus pada proses eliminasi


 Klien mengatakan nyeri pada bagian uretra sudah
berkurang.

3 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas


Klien sudah melakukan aktivitas terbatas

74
E. EVALUASI

Tabel 3.9 Evaluasi

Nama : Tn.K Ruangan : Pav. Mangkai


Umur : 60 Tahun Diagnosa : Post Operasi Kista Ginjal
No. Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf
Diagnosa
1 24 September 2019 19.00 Subjektif :
 Klien mengatakan luka bekas operasi masih terasa
nyeri (skala nyeri 5)
 Klien mengatakan daerah perut bagian bawah masih
sakit (daerah terpasang kateter).
 Klien mengatakan jika bergerak, luka operasi
bertambah sakit dan takut luka terbuka.

Objektif :
Klien masih tampak kesakitan.
TD : 140/90mmHg
Suhu : Suhu : 36ºC
Nadi : 100x/mnt
RR : 24x/mnt
Aktivitas klien masih dibantu.

75
Assement :
Masalah gangguan pola nyeri, elimiasi urine dan intoleran
aktifiats tercapai sebagian.

Plainning :
Tindakan keperawatan dilanjutkan

2 25 September 2019 19.00 Subjektif :


 Klien mengatakan luka bekas operasi masih terasa
nyeri(skala nyeri 4)
 Klien mengatakan daerah perut bagian bawah (daerah
terpasang kateter) sakitnya sudah berkurang.
 Klien mengatakana sudah mulai beraktivitas (duduk
dan jalan) dibantu oleh keluarga.

Objektif :
 Klien tampak lemah.
 Kateter sudah di lepas.
 Klien tampak sudah berkativitas.

Assement :
Masalah gangguan pola nyeri, elimiasi urine dan intoleran
aktifiats tercapai sebagian.

76
Plainning :
Tindakan keperawatan dilanjutkan :

3 26 September 2019 19.00 Subjektif:


 Klien mengatakan nyeri nya sudah banyak
berkurang (skala 3)
 Klien mengatakan sudah bisa BAK spontan.
 Klien mengatakan sudah dapat duduk dan makan
sendiri.

Objektif:.
 Klien tampak tidak meringis kesakitan lagi.
 Klien tampak sudah berkativitas.

Assement :
Masalah gangguan pola nyeri, elimiasi urine dan intoleran
aktifiats tercapai sebagian.

Plainning :
Tindakan keperawatan di lanjutkan

4 27 September 2019 19.00 Subjektif:


 Klien mengatakan tidak nyeri lagi.
 Klien mengatakan sudah bisa BAK spontan dan
tidak ada keluhan.
 Klien mengatakan sudah dap beraktiviats sendiri.

77
Objektif:.
 Klien tampak tenang.
 Klien tampak sudah berkativitas.

Assement :
Masalah gangguan pola nyeri, elimiasi urine dan intoleran
aktiviatas teratasi.

Plainning :
Tindakan keperawatan di hentikan.

78

Anda mungkin juga menyukai