PENGKODEAN DIAGNOSIS MORBIDITAS Materi 1
PENGKODEAN DIAGNOSIS MORBIDITAS Materi 1
MORTALITAS
1 SESI 6A KKPMT 8 PENGKODEAN DIAGNOSIS MORBIDITAS & MORTALITAS
Disusun oleh dr Mayang Anggraini Naga (Rev. 2015)
5 ini akan memudahkan proses pemberian kode ICD-nya, oleh karena: Keputusan tentang
kondisi utama harus diterima dan dikode serta diproses oleh petugas penyandi (coder),
kecuali bila Panduan (ICD) tidak diikuti oleh para praktisi dokter.
14 Contoh: Measle pneumonia B05.2 J17.1* Tuberculosis pericarditis A18.8 I32.0* Lyme
disease arthritis A69.2 M01.2* 9 Postmeningococcal arthritis sendi lutut A39.8 M03.0*6
Meningococcal pericarditis A39.5 I32.0* Obstruksi usus akibat B77.0 K93.8* gumpalan
ascariasis
15 Coding of Suspected Conditions, Symptoms & Abnormal Finding & Non Illness
Situations (hal. 126, ed. 2010) Bila episode asuhan adalah asuhan rawat inap, maka penyandi
harus berhati-hati dalam meng-klasifikasikan kondisi utama ke dalam Bab XVIII (R) atau
Bab XXI (Z) Bila tidak ada diagnosis yang lebih spesifik yang ditegakkan pada akhir episode
terkait, atau memang benar-benar tidak ada sakit atau cedera yang dapat dikode, maka
gunakanlah kode yang ada pada kedua Bab-bab (R dan Z) tersebut di atas.
17 Rule MB5 (hal. 132, Vol.2) Rule MB5. Alternative main diagnoses
(Bila 2 atau lebih dari 2 kondisi direkam sebagai diagnosis, maka pilih yang pertama disebut)
18 “suspected diagnosis”
Coding of Suspected Conditions, Symptoms & Abnormal Finding & Non Illness Situations)
(cont.-) (126, ed. 2010) Kategori-kategori di Bab-bab tersebut dapat digunakan secara normal
untuk episode-episode kontak dengan pelayanan kesehatan. Apabila setelah suatu episode
asuhan kesehatan, kondisi utamanya masih direkam sebagai “suspected” atau “questionable”
dsb. dan tidak ditemukan informasi atau klarifikasi lebih lanjut, “suspected diagnosis” diberi
kode sebagai kondisi utama.
19 Category Z03 (Medical observation & evaluation for suspected diseases &
conditions)
Z03 dapat untuk mengkode kondisi suspected yang gugur setelah di-investigasi Contoh: (lihat
halaman , ICD-10 Vol. 2) Suspected acute cholecystitis beri kode Acute cholecystitis
(K81.0)
20 Observation for suspected malignant neoplasm (Z03.1).
(Lanjutan) Admitted for investigation of suspected malignant neoplasm of cervix uteri – ruled
out beri kode: Observation for suspected malignant neoplasm (Z03.1). Perhatikan contoh:
example 6 dan 7 (hal. 127, ed. 2010)
31 RULE MB1 Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi
yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition) Kondisi utama adalah
kondisi yang relevan bagi perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh, maka:
pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama” (Lihat contoh di hal , ICD-10 Volume 2)
32 CONTOH MB1 K. ut. Dyspepsi Kondisi lain: Acute appendicitis Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy Spesialis: Bedah digestif Maka reseleksi: Acute appendicitis
sebagai kondisi utama. K35.9
72 Format Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) (usia di atas perinatal) Dinkes
Propinsi DKI
Adaptasinya sama seperti yang ada di ICD-10 Vol. 2, hal. 31, (1992) Dokter harus
menggunakan pertimbangan klinis ketika melengkapi SMPK tersebut. Sistem otomatis tidak
memasukkan daftar atau saran-saran lain untuk memandu pembuat sertifikat sebagai
pembahasan rentang diagnosis yang diperlukan dan karenanya mengakibatkan efek balik
pada ketepatan dan kegunaan laporan.* (* kutipan dari Buku Panduan Penentuan kode
penyebab kematian menurut ICD-10, Badan LitBangKes, Depkes RI)
74 (Lanjutan) Tidak semua kode dalam ICD-10 dapat digunakan untuk mengisi (d) (UCOD)
Contoh: di antaranya: kode ber *. (Jumlah kode ber * dapat dilihat di ICD-10 Vol. 2) Baca di
halaman : 7. Appendices 7.1 List of conditions likely to cause of death.
78 RULE 1 If there is a reported sequence terminating in the condition first entered on the
Certificate, select the underlying cause of this sequence. If there is more >1 such sequence,
select the underlying cause of the first mentioned sequence. 1. Wanita, 71 tahun I. (a)
Cerebral infraction & hypostatic penumonia (b) Hypertension & DM (c) Atherosclerosis
Reseleksi: Pilih: Arterosclerosis
79 CONTOH 2. Wanita, 65 tahun I. (a) Pericarditis (b) Uremia dan pneumonia II. - Pilih:
Uremia
80 Rule 2 If there is no reported sequence terminating in the condition first entered on the
certificate, select the first mention I (a) Rematik dan sakit jantung koroner II - Reseleksi:
Penyakit jantung rematik 2. I (a) Anemia perniciosa dan gangrene kaki (b) Atherosclerosis
Reseleksi: Anemia perniciosa.
81 CONTOH I (a) Nephritis akut, demam kuning II - Reseleksi: Nephritis akut Bisa juga
dengan Rule 3: Pilih: Nephritis komplikasi dari Demam kuning
89 (Lanjutan) Manakala semua kondisi yang terlapor pada sertifikat sebab kematian adalah
kondisi yang ill-defined atau trivial, maka cause of death should not ber reselected. = Rule A
does not apply. Contoh Rule A: example 33, 34, 35, 36, 37. (halaman: 47 – 48)