Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dhea Elviana

Nim : B.231.19.0084

Matkul : Akuntansi Syariah

Hari/Jam :Minggu / 15.30

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Jelaskan pengertian dan perbedaan Asuransi syariah dengan


Asuransi konvensional dilihat dari perbedaan konsep, jaminan dan
dana yang diserahkan!
Jawab :

Asuransi syariah adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dan


saling tolong menolong di antara para pemegang polis (peserta), yang dilakukan
melalui pengumpulan dan pengelolaan dana tabaru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan prinsip syariah.
Asuransi konvensional adalah produk asuransi yang lebih
mengedepankan prinsip jual-beli risiko (transfer risk).Artinya, premi yang
dibayarkan tertanggung bertujuan untuk mengalihkan risiko ekonomis ke
perusahaan asuransi. Atau dengan kata lain, tertanggung membeli atau
bergabung sebagai peserta asuransi akan ditanggung risiko ekonomis
sepenuhnya oleh perusahaan asuransi. Hal ini tentu berbanding terbalik
dengan konsep asuransi syariah yang lebih mengedepankan sharing risk.
 Perbedaan paling utama antara asuransi syariah dan asuransi
konvensional (Non Sayriah) adalah dari konsep pengelolaannya.
Asuransi Syariah memiliki konsep pengelolaan Sharing Risk
sedangkan Asuransi Konvensional (Non Syariah) Transfer Risk.
Konsep pengelolaan asuransi konvensional berupa Transfer Risk
adalah perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomis atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ke
perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko. Atau dengan kata
lain Peserta dengan membeli atau bergabung sebagai peserta asuransi
konvensional akan ditanggung risiko ekonomisnya oleh perusahaan
asuransi. Sedangkan Sharing Risk yang merupakan pengelolaan
asuransi syariah adalah konsep di mana para peserta memiliki tujuan
yang sama yakni tolong menolong, yakni melalui investasi aset atau
tabaru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu menggunakan akad yang sesuai dengan syariah yang
diwakilkan pengelolaannya ke Perusahaan Asuransi Syariah dengan
imbalan Ujrah.
 Kontrak/Perjanjian/ Akad
Kontrak/Akad pada asuransi syariah adalah akad hibah (jenis
akad tabbarru’) sebagai bentuk ta’awwun (tolong menolong/saling
menanggung risiko di antara peserta) sesuai dengan syariat Islam.
Sedangkan kontrak pada asuransi konvensional yaitu kontrak
pertanggungang oleh perusahaan asuransi kepada peserta asuransi
sebagai tertanggung.
 Kepemilikan Dana
Proteksi Syariah menerapkan kepemilikan dana bersama
(dana kolektif para peserta). Jika ada peserta yang mengalami
musibah maka peserta lain akan membantu (memberikan santunan)
melalui kumpulan dana tabarru’. Ini adalah bagian dari prinsip
sharing of risk. Sharing of risk ini tidak berlaku pada asuransi
konvensional, di mana perusahaan asuransi yang mengelola dan
menentukan dana perlindungan nasabah yang berasal dari
pembayaran premi per bulan.
2. Perusahaan A melakukan kontrak pekerjaan dengan perusahaan B.
berikut data
data yang diketahui:

a. Sebelum melakukan akad perusahaan A mengeluarkan biaya Rp.


250.000.000
untuk survai pekerjaan.

b. Asumsi pertama jika ternyata kemudian hari dilakukan akad dan asumsi ke dua
tidak terjadi akad

c. Setelah dilakukan akad informasi yang diketahui


- Biaya perolehan (produksi) Rp.1000.000.000
- Margin keuntungan Rp. 200.000.000
- Nilai Tunai saat Penyerahan Rp.1.200.000.000
d. Pada akhir periode tahun buku pengakukan pendapatan dilakukan
e. Perusahaan A melakukan penagihan dan penyerahan aset pada perusahaan B
beserta pembayaran hutang
Diminta

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang terjadi a s/d e pada kedua belah
pihak

Jawab:

Akad Mudharabah Perusahaan A Perusahaan B


A Sebelum melakukan akad Db. Pembiayaan Survey Db.Persediaan
perusahaan A mengeluarkan Pekerjaan Rp.250.000.000 Rp.250.000.000
biaya Rp. 250.000.000
untuk survai pekerjaan. Kr.Aktiva non Kas Kr.Dana Syirkah
Rp.250.000.000 Temporer Rp.250.000.000
B Jika terjadi akad Db. Investasi Mudharabah Db. Kas Rp. 250.000.000
Rp.250.000.000

Kr. Kas Rp. 250.000.000 Kr. Dana Syirkah


Temporer
Rp.250.000.000
Jika tidak terjadi akad - -
C Setelah terjadi perolehan biaya Db. Kas Rp.200.000.000 Db. Beban Margin
sebesar Rp.1.000.000.000 Keuntungan
Kr.Margin Keuntungan Rp.200.000.000
Mudharabah Rp.200.000.000 Kr. Kas Rp.200.000.000
D Pada akhir periode tahun buku Db . Kas Rp. 1.000.000.000 Db. Beban Bagi Hasil
pengakuan dilakukan Rp.1.000.000.000
Kr. Pend.Bagi Hasil
Mudharabah Kr. Kas Rp.1.000.000.000
Rp.1.000.000.000
E Perusahaan A melakukan Db.Investasi Mudharabah Db.Utang Bagi Hasil
penyerahan dan penagihan Rp.250.000.000 Rp.250.000.000
aset pada perusahaan B dan
pembayaran hutang Kr. Penyisihan Rp. Kr. Dana Syirkah Temporer
250.000.000 Rp.250.000.000
3. Jelaskan Perbedaan Akad Murabahah dengan Akad Ijarah Muttahiya
Bittamlik!

Jawab:

Perbedaan Prinsip Ijarah dan Murabahah

Baik prinsip Ijarah, maupun murabahah, keduanya sejatinya merupakan jenis


skema pembiayaan KPR oleh bank syariah. Adapun untuk mengetahui perbedaannya,
berikut akan dijelaskan mengenai masing-masing prinsip tersebut.
1. Murabahah
Prinsip murabahah dalam syariah Islam dapat diartikan sebagai suatu akad ataupun
perjanjian jual-beli antara dua pihak. Pada prinsip ini, jual-beli yang dilakukan dengan syarat
adanya keuntungan tambahan sesuai dengan kesepakatan bersama.
Pada bank syariah itu sendiri, pihak bank bertindak sebagai penjual adapun nasabah
bertindak sebagai pembeli. Sebagai pihak yang memiliki modal, bank dalam hal ini berusaha
menalangi keinginan akan kepemilikan rumah nasabah dengan terlebih dahulu membeli
rumah tersebut.
Setelah itu, bank kemudian akan menjual kembali rumah tersebut kepada nasabah
yang mengajukan, dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pembelian awal. Dalam hal
ini, terdapat besaran margin keuntungan yang didapatkan oleh pihak bank syariah sebagai
pihak yang membiayai. Besaran margin dalam hal ini tentu harus disepakati bersama di awal
sehingga tidak merugikan/memberatkan salahsatu pihak.
Adapun pada praktik dengan akad murabahah ini, barang yang menjadi objek akad
jual-beli haruslah merupakan objek yang halal, memiliki harga yang jelas, dan barangnya pun
harus berwujud. Selain itu, skema pembiayaan dalam akad murabahah ini bersifat transparan
dan menghindari adanya dusta ataupun kebohongan.
Itu dia perbedaan dari prinsip murabahah dan ijarah yang harus diketahui.
Harapannya, dengan informasi ini, Anda akan menjadi lebih tercerahkan mengenai produk
apa yang harus dipilih, terutama berkaitan dengan pembiayaan KPR oleh bank syariah.
2. Ijarah

Ijarah pada dasarnya dapat diartikan sebagai sebuah akad (perjanjian)


sewa menyewa barang yang dilakukan antara dua pihak, dengan maksud untuk
memperoleh manfaat. Dalam hal ini, ketika akad sudah disepakati, pihak penyewa
akan memiliki hak atas manfaat. Adapun pihak yang menyewakan dalam hal ini
berhak menerima kompensasi.
Pada perbankan syariah, prinsip Ijarah biasanya dikenal dengan Ijarah
Muntahiya Bittamlik (IMBT), yang berarti sewa milik. Pada akad ini, selain
terjadi akad jual-beli dan sewa-menyewa, pada akhirnya objek akad akan
menjadi hak milik pihak penyewa.
Untuk mendapatkan tahapan skema pembiayaan KPR jenis ini, pertama-tama
pihak nasabah akan mengajukan KPR kepada pihak bank syariah yang
kemudian akan membelikan rumah tersebut sesuai dengan keinginan nasabah.
Ketika rumah sudah terbeli, bank syariah dalam hal ini kemudian menyewakan
rumah tersebut kepada nasabah, dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati
bersama.
Nasabah kemudian membayar sewa rumah tersebut kepada pihak
bank syariah. Manakala nasabah telah menyelesaikan proses sewa, maka
rumah tersebut akan berpindah kepemilikannya yang semula milik bank
syariah kemudian menjadi milik nasabah.

Anda mungkin juga menyukai