Pilkada selalu dinanti-nantikan oleh Masyarakat memiliki sudut pandang yang
masyarakat setiap 5 tahun sekali terutama berbeda-beda dalam menentukan bakal untuk mereka yang tidak merasa puas calon Kepala Daerah yang akan dipilihnya. dengan Kepala Daerah yang sebelumnya Memang suara mereka ada yang dapat terpilih. Pilkada seakan menjadi pengobat dibeli dengan sogokan berupa sembako rindu dan penuai asa masyarakat dimana atau uang tunai. Tapi tidak sedikit pula yang harapan mereka melambung tinggi akan mau menerima sogokan tersebut tapi tidak Kepala Daerah yang baru. suaranya. Dalam artian mereka tetap memilih bakal calon yang sesuai dengan Namun, tidak jarang pula masyarakat akan hati nuraninya. memilih kembali Kepala Daerah yang lama untuk dapat terpilih kembali. Hal ini Calon Kepala Daerah Berlomba-Lomba biasanya terjadi bila kinerja Kepala Daerah Tidak dapat dipungkiri, setiap yang tersebut baik di mata masyarakat. Namun, memberanikan diri untuk maju dalam tak ayal ini terjadi karena lagi-lagi mereka Pilkada pasti menginginkan kemenangan. terbuai oleh rayuan janji-janji manis Dengan berbagai motivasi yang dimiliki, ada pemikat hati. yang memiliki motivasi untuk mengabdi Memang tidak dapat dipungkiri, serangan untuk kemajuan daerahnya adapula yang fajar berupa sembako bahkan uang sering menginginkan kekuasaan untuk meraup kali menjadi senjata pamungkas pemikat sejuta keuntungan. hati. Tidak sedikit pula masyarakat yang Tapi, apakah mereka siap menang sekaligus menerimanya dengan senang hati namun siap kalah dalam Pilkada? karena fenomena tetap berpihak ke lain hati. ini yang kerap terjadi. Mereka rela Fenomena ini memang kerap terjadi menggelontorkan uangnya dengan jumlah menjelang Pilkada. Biasanya seluruh calon yang tidak sedikit dan rela melakukan berlomba-lomba menggunakan berbagai segala cara untuk mencuri hati para cara untuk memikat hati demi pemilihnya. mendapatkan dukungan suara. Bahkan ada yang menghalalkan segala cara demi terpilih dalam Pilkada. Uniknya, demi kemenangan bahkan ada yang menyebarkan surat kaleng tentang bakal calon lainnya demi menghancurkan pamor pesaingnya tersebut. Seakan-akan mereka telah dibutakan mata hatinya dengan membuka aib saudaranya bahkan menyebarkan berita bohong.