Tapi, aku bisa apa? Di desa aku tidak punya teman, aku dibilang aneh karena rambutku yang
bewarna blonde. Terus salah, ya? Jadilah, aku ikut pergi dengan pria di sampingku ini yang bilangnya
akan menjadikanku model.
Mobil melaju kencang di jalanan sepi. Ya ini jalan satu-satunya menuju kota. Tapi, jarang
sekali angkutan yang melintasi jalan ini, karena desa kami adalah desa kecil, dan penduduknya juga
jarang menuju kota, kecuali paman Miyaji, pemilik peternakan sapi dan domba di halaman belakang
rumahnya.
Kota, ya? Aku tak pernah ke kota, karena tak tahu akan buat apa di kota. Alhasil saat
memasuki batas kota, aku dengan senangnya menunjuk bangunan-bangunan tinggi yang aku lihat.
Laki-laki di sampingku melihatku heran.
“Benar, Aomine-san. Kenapa bangunan itu bisa tinggi, apa tidak takut jatuh?”