Anda di halaman 1dari 4

PENCAPAIAN PROGRAM GIZI PADA MASA PANDEMI COVID-19

A. Latar Belakang
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis virus corona
terbaru (novel coronavirus). Virus dan penyakit ini diketahui pertama kali pada saat
terjadi wabah di kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019. Coronavirus-19 (COVID-
19) telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO (WHO, 2020).
Menanggapi situasi penyebaran COVID-19 yang begitu cepat, Presiden
Republik Indonesia telah menyatakan status Tanggap Darurat pada tanggal 17 Maret
2020. Pemerintah juga menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
melalui Kepres no 11 tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 21 tahun
2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka percepatan
Penanganan COVID-19. Pembatasan kegiatan sebagaimana dimaksud PP Nomor 21,
pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar
penduduk, antara lain kebutuhan pelayanan kesehatan, kebutuhan pangan, dan
kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya.

Puskesmas Kunto Darussalam tahun 2020, jumlah kasus penyakit ini


mencapai angka 436 jiwa Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan terkonfimasi Covid-
19 per tanggal 20 september 2021 sebanyak 178 jiwa yang tersebar di 5 Desa
Kecamatan Kunto Darussalam. Dan dilakukan Isolasi Mandiri baik yang pulang dari
rumah sakit maupun yang tidak ke Rumah sakit.
 Kunjungan Balita ke Posyandu ( D/S) Rata-rata per bulan Tahun 2020 30,6 %
 Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri 5 %
 Pemeberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil 40 %
 Pemberian Kapsul Vitamin A 20 %

Tingginya angka keterisian di rumah sakit membuat sebagian pasien penderita


COVID-19 diusulkan untuk menjalankan isolasi mandiri di rumahnya masing-
masing. Dimana, selama masa isolasi mandiri para pasien dianjurkan dapat memenuhi
kebutuhan gizinya setiap hari. Tapi sayang, sering sekali dalam kondisi isolasi
mandiri asupan gizi pasien tidak bisa terpantau. Adanya rasa takut untuk membuka
diri, rasa malu, sedikitnya akses konsultasi gizi serta pengobatan bisa memperburuk
kondisi pasien terkena COVID-19. Oleh sebab itulah penting sekali di lakukan
Konseling dan tindakan pemenuhan kebutuhan gizi pasien COVID-19.
Seperti kita ketahui bahwa pasien COVID-19 mempunyai gejala spesifik
seperti halnya diare, mual, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat,
hilang penciuman, hilang perasa. dan demam. Kondisi seperti ini memerlukan
tatalaksana penanganan yang kompleks termasuk terapi gizi. Melalui terapi yg tepat
di harapkan dapat meningkatkan sistim imun, Sehingga mempercepat penyembuhan.
Adapun Terapi gizi yang diberikan kepada pasien Covid – 19 adalah :
a. Protein
Kebutuhan protein yakni sekitar 15 sampai 25 persen dari kebutuhan
energi setiap harinya. Dimana, pasien dapat memakai ukuran satu telapak tengah
buat mengukur satu porsi sumber protein seperti daging, ayam, ikan, baik tempe
sekalipun. Satu kali makan di membutuhkan sekitar 2,5 porsi protein.
b. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat tidak boleh melebihi 50 persen dari jumlah
kebutuhan energi harian, ini berlaku untuk pasien COVID-19. Penting sekali
membatasi asupan karbohidrat ketika isolasi mandiri. Sebab karbohidrat
berlebihan akan meningkatkan , risiko gangguan pernapasan akut, dan kadar gula
darah.
c. Lemak
Lemak dibutuhkan oleh penderita COVID-19 yakni 20 hingga 25 persen.
Lemak diperoleh dari santan, sumber protein hewani dan minyak.
d. Memperhatikan Porsi Makan
Ketika di rumah dengan jangka waktu lama dan aktivitas terbatas
cenderung memicu makan jadi berlebihan. Sedangkan kebutuhan karbohidrat
para pasien terjangkit virus corona tidak boleh melebihi 50 persen dari total
kebutuhan energi untuk perharinya. Contohnya saja, asumsi kebutuhan kalori
2.000 kkal untuk perharinya maka porsi nasi maksimal 1,5 tangkup tangan bagi
satu kali makan saja.
e. Membuat rencana makan
Selain itu para penderita COVID-19 disarankan membuat rangkaian
makanan sehat selama waktu 14 hari. Rangkaian inilah dapat membantu pasien
terhindar dari makanan yang bisa menurunkan daya tahan tubuh. Contohnya
kiriman sejumlah makanan cepat saji tinggi akan garam, gula,bahkan hingga
tinggi lemak dari kerabat.
f. Konsumsi banyak serat
Pada saat isolasi mandiri penderita COVID-19 sangat disarankan
konsumsi sayuran 3 hingga 4 porsi untuk seharinya dan dua porsi buah. Satu porsi
saja mampu diukur satu kepalan tangan . Asupan sayuran dan buah inilah mampu
membantu kebutuhan zat gizi mikro. Pasien COVID-19 tidak boleh kekurangan
vitamin D,A,E,C zinc dan selenium.
Dalam masa pandemi COVID-19 untuk mencegah penularan, Fasyankes
telah meminimalisir kunjungan masyarakat untuk hal-hal yang tidak mendesak
atau gawat darurat dengan memanfaatkan teknologi informasi atau media
lainnya sesuai kebutuhan. Selain itu, tekonologi informasi juga dapat digunakan
untuk kegiatan koordinasi maupun sosialisasi dengan berbagai pihak.

B. Kegiatan program gizi yang dilakukan Puskesmas Kunto Darussalam dalam situasi
tersebut yaitu :
1. Konseling untuk meningkatkan status gizi pada pasien Isoman. Adapun kegiatan
konseling gizi ini di utamakan melalui Sambungan telpon, SMS. Dan ada juga
tatap muka dengan kunjungan rumah. Konseling gizi di lakukan bersama dengan
lintas program (promkes) dan juga Dokter Puskesmas dengan rekomendasi diet
sehat, beragam tinggi protein kaya vitamin dan mineral.
2. Untuk meningkatkan D/S dilakukan koordinasi dengan Lintas Sektor dan
Petugas Desa serta Kader Posyandu. Kebijakan yang bisa diambil yaitu dengan
cara penjadwalan kunjungan ke Posyandu sehingga Balita tidak datang secara
berkerumun, kemudian penjemputan Balita dengan menggunakan odong-odong.
3. Untuk meningkatkan Tablet Tambah Darah Remaja Putri karena pada masa
pandemic sekolah tidak di aktifkan maka dilakukan pemberian tablet tambah
darah melalui Bidan Desa, dengan informasi yang diberikan oleh wali kelas
melalui grup Whats App sekolah.
4. Dalam upaya meningkatkan pemberian tablet tambah darah kepada Ibu Hamil
dilakukan Konseling terlebih dahulu melalui sambungan telepon, kemudian
dibantu oleh kader Posyandu untuk mengantarkan Tablet Tambah Darah kepada
Pasien dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan.
5. Upaya pemberian Vit A pada masa Pandemi dilakukan dengan cara membuat
pengumuman di Media Sosial Facebook. Kemudian diberi jadwal pengambilan
Kapsul VIT A dengan tetap melakukan Protokol Kesehatan Dan bagi yang tidak
datang pada saat jadwal pemberian, maka dilakukan Sweeping oleh Kader
Posyandu.

C. Dokumentasi kegiatan selama masa pedemi Covid19

Anda mungkin juga menyukai