Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Abbas yang menyatakan bahwa ayat ini turun berkaitan
dengan seorang lelaki dari kalangan ansar bermarga Bani Salim bin Auf. Lelaki itu
bernama al-Hushain. Dia itu mempunyai dua anak beragama Kristen, sementara ia
beragama Islam. Ia bertanya pada Nabi, “Nabi, saya sudah memaksa keduanya (masuk
Islam), tapi mereka hanya mau memeluk agama Kristen. Bagaimana menurutmu?” Ayat ini
pun turun berkaitan dengan pertanyaan sahabat al-Hushain ini.
ِ ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّدي ۗ ِْن قَ ْد تَّبَي ََّن الرُّ ْش ُد ِم َن ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغ ْو
ت
صا َم لَهَا ۗ َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم َ َويُْؤ ِم ۢ ْن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس
َ ِك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada
Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali
yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Albaqoroh 256
https://www.kompasiana.com/manajemenamal.blogspot/55301bd26ea83493288b45a9/la-ikraha-fid-
addin-tafsir-humanis-dalam-beragama
https://rumaysho.com/15496-barter-emas-itu-riba-benarkah.html