Anda di halaman 1dari 1

Listrik statis adalah ketidakseimbangan muatan listrik dalam atau pada permukaan benda.

Muatan listrik tetap ada sampai benda kehilangannya dengan cara sebuah arus listrik
melepaskan muatan listrik. Listrik statis kontras dengan arus listrik, yang mengalir melalui
kabel atau konduktor lainnya dan mentransmisikan listrik.[1]

Sebuah muatan listrik statis dibuat setiap kali dua permukaan terhubung dan terpisah, dan
setidaknya salah satu permukaan memiliki resistensi yang tinggi terhadap arus listrik (dan
karena itu adalah isolator listrik). Efek listrik statis yang akrab bagi kebanyakan orang karena
orang dapat merasakan, mendengar, dan bahkan melihat percikan sebagai kelebihan muatan
dinetralkan ketika dibawa dekat dengan konduktor listrik yang besar (misalnya, dialirkan ke
tanah).

Sejarah
Di era budaya sekitar laut Mediterania ditemukan beberapa benda, seperti batang amber, jika
digosok dengan bulu kucing maka bulu kucing tersebut dapat menarik benda ringan seperti
bulu. sekitar tahun 600 BC. seorang ilmuwan bernama Thales membuat beberapa percobaan
pada listrik statis dimana ia menemukan bahwa amber magnetik kebalikan dari mineral
sehingga tidak perlu digosok. Pada saat itu Thales belum terlalu mengamati efek magnet yang
tarik-menarik, hingga perkembangan sains membuktikan adanya hubungan antara
magnetisme dan listrik.[2]

Dasar
Muatan listrik

Coulomb merupakan satuan dalam mengukur besar atau kecilnya suatu muatan listrik.
Muatan listrik ada yang positif dan negatif. Kelebihan elektron pada sebuah benda
menyebabkan benda tersebut memiliki muatan listrik negatif, dan bila benda itu bermuatan
postif maka benda tersebut kekurangan elektron. Jumlah muatan negatif dan postif pada
sebuah benda sama maka benda tersebut memiliki muatan netral. 1 Elektron = -1,6 x 10-19
coulomb 1 Proton = -1,6 x 10-19 coulomb.[3]

Anda mungkin juga menyukai