Disusun Oleh:
1. Smart Governance yang merupakan Tata kelola Pemerintahan Kota Surakarta yang
menghasilkan business process yang lebih efektif, cepat, efisien, komunikatif dan
inovatif. Seperti program Kota Surakarta memiliki ULAS (Unit Layanan Aduan
Surakarta) yang terintegrasi dengan layanan aduan pada medsos dan WA lapor Mas
Wali.
2. Smart branding yaitu memasarkan dan meningkatkan daya saing Kota Surakarta
pada elemen pariwisata, bisnis, dan wajah kota. Dengan adanya Event di Kota
Surakarta yang merupakan kota budaya yang mengakar pada kehidupan masyarakat
masyarakatnya melalui pelestarian budaya sebagai warisan dari dua kraton (keraton
Kasunanan dan Pura Mangkunegaran) sehingga menjadikan Kota Surakarta menjadi
Kota Pertunjukan.
3. Smart economy yaitu mewujudkan ekosistem perekonomian Kota Surakarta yang
mampu memenuhi tantangan pada era informasi yang disruptif dan adaptasi yang
cepat. Kota Surakarta memiliki program digitalisasi pasar yang dilaksanakan pada 26
pasar tradisional di tahun 2021 dari seluruh 44 pasar tradisional yang ada di Kota
Surakarta dengan pengembangan pembayaran e-Retribusi (Virtual account, QRIS),
sistem pembayaran cashless cashless, serta belanja online di pasar tradisional.
Program digitalisasi transaksi pasar tradisional Kota Surakarta yang bekerjasama
dengan BNI tercatat dalam MURI yaitu dengan 1.046 pedagang pasar tradisional di
Kota Surakarta menggunakan transaksi non-tunai.
4. Smart living yaitu menjamin kelayakan taraf hidup masyarakat Surakarta melalui
pola hidup kualitas kesehatan dan moda transportasi. Kota Surakarta memiliki
program peningkatan kualitas kehidupan Kota melalui peningkatan kesehatan dan
kualitas transportasi umum seperti menggunakan konsep penataan permukiman
Semanggi yang nantinya akan menggunakan Land Consolidation (LC) serta
peremajaan kawasan.
5. Smart society yaitu membangun SDM Kota Surakarta yang tangguh dan tetap
berbudaya di tengah perkembangan teknologi. Kota Surakarta memiliki program
BPMKS Siswa Winasis untuk mencukupi kebutuhan personal anak dari keluarga
kurang mampu, serta terwujudnya transparansi dalam pengelolaannya. Pemerintah
Kota Surakarta juga membangun generasi muda yang berkarakter budaya di Kota
Surakarta.
6. Smart environment yaitu keseimbangan pembangunan lingkungan dan infrastruktur
fisik yang berkelanjutan bagi warga Surakarta. Untuk mendukung pembangunan
infrastruktur dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan pemerintah Kota
Surakarta menerapkan konsep smart building (Gor Manahan, Pondok Kawruh Tirta),
smart energy (water resource management), dan smart urban planning (penataan
kawasan gilimanuk yang terkoneksi dengan system kota).
C. Smart Economy
Konsep Smart Economy atau kota cerdas menurut Prof. Suhono Harso Supangkat,
adalah sebuah konsep pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Smart Economy adalah konsep
kota cerdas yang dirancang untuk membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan
dengan memberikan kemudahan mengakses informasi dan menghubungkan antara
konsumen dengan produsen dengan lebih efisien, cepat dan efektif.
Smart economy atau ekonomi pintar (inovasi dan persaingan) ditandai dengan
semakin tinggi inovasi-inovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang
usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal. Perwujudan dari smart
economy adalah apabila Kota Surakarta mampu memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi untuk peningkatan kegiatan ekonominya. Berdasarkan Griffinger dkk
(2007:10- 14) ada tujuh indikator untuk mencapai smart economy. Tujuh indikator dan
fasilitas pendukung yang dapat diberikan untuk mendukung Kota Surakarta mencapai
Smart Economy adalah semangat berinovasi dan berkreasi, kewirausahaan, citra dan siri
khas kota, produktivitas, pasar tenaga kerja yang fleksibel, konektivitas dengan dunia
internasional. serta kemampuan untuk bertransormasi.
Mavrič (2015) menyusun indikator Smart Economy menjadi empat aspek, yaitu spirit
inovasi, kewirausahaan, fleksibiltas pasar tenaga kerja, dan konektivitas internasional.
Sementara itu Cohen (2014) secara spesifik menyusun beberapa indikator Smart
Economy berupa aspek kewirausaan dan inovasi, produktivitas (PDRB), dan konektivitas
lokal-global (ekspor, penyelenggaraan event internasional).
Dalam rangka penguatan ekonomi lokal terkait dengan konsep Smart Economy di
Kota Surakarta maka diperlukan tahapan pelaksaanaan prioritas program guna mencapai
tujuan yang diharapkan. Dengan berbasis indikator Smart Economy terpilih dan
menggunakan metode Analysis Hierarchy Project (AHP). Dari hasil pengolahan
menggunakan metode AHP didapatkan rekomendasi prioritas penguatan ekonomi
berbasis indikator Smart Economy seperti yang tertera dalam tabel. Pada kategori level 1
nampak bahwa program-program yang terkait dengan peningkatan konektivitas domestik
dan internasional perlu menjadi prioritas bagi pengambil kebijakan (priority vector=0.34)
Sementara itu program-program terkait peningkatan produktivitas dan inovasi daerah
menjadi program prioritas berikutnya. Nilai Consistency Ratio di bawah 10 %
menunjukkan hasil yang didapat masih dapat diterima meskipun Consistency Index (CI)
yang cukup rendah.
Sementara itu, jika melihat lebih dalam pada hasil pembobotan kriteria alternatif
dapat dilihat jika peningkatan jumlah wisatawan menjadi prioritas yang mendapat skor
pembobotan alternatif tertinggi dibandingkan kriteria alternatif yang lain. Sementara itu,
terkait aspek Produktifitas, peningkatan PDRB menjadi prioritas utama dibandingkan
dengan kriteria alternative lainnya. Sementara itu pada aspek Inovasi dan Kewirausahaan,
peningkatan aktivitas usaha baru menjadi prioritas utama dibandingkan dengan kriteria
alternatif yang lain.
Analisi SWOT
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
(Strenghts) (Weaknesses)
Griffinger, R., et al, 2007. Smart cities Ranking of European medium-sized cities. Final
report October.
Mavrič, Jasmina, Bobek, Vito, 2015. Measuring Urban Development and City
Performance. Business, Management, and Economics DOI: 10.5772/61063