Anda di halaman 1dari 9

SMART ECONOMY

UNTUK PENGUATAN EKONOMI LOKAL


KOTA SURAKARTA

Dosen Pengampu: Muhammad Yusuf, ST, M.MT.

Disusun Oleh:

Alifidyah Nuril Hidayah (190441100085)

Novi Liana (190441100087)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022
A. Konsep Smart City

Menurut Wikipedia, smart city adalah visi pembangunan perkotaan untuk


mengintegrasikan beberapa teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan solusi Internet
of Things (IOT) dalam sebuah bentuk yang aman untuk mengelola aset kota. Smart City
merupakan integrasi antara beberapa dimensi yakni terdiri dari Smart Economy, Smart
People, Smart Governance, Smart Mobility, Smart Environment, dan Smart Living
(Griffinger et al, 2007).

B. Implementasi Smart City di Kota Surakarta

1. Smart Governance yang merupakan Tata kelola Pemerintahan Kota Surakarta yang
menghasilkan business process yang lebih efektif, cepat, efisien, komunikatif dan
inovatif. Seperti program Kota Surakarta memiliki ULAS (Unit Layanan Aduan
Surakarta) yang terintegrasi dengan layanan aduan pada medsos dan WA lapor Mas
Wali.
2. Smart branding yaitu memasarkan dan meningkatkan daya saing Kota Surakarta
pada elemen pariwisata, bisnis, dan wajah kota. Dengan adanya Event di Kota
Surakarta yang merupakan kota budaya yang mengakar pada kehidupan masyarakat
masyarakatnya melalui pelestarian budaya sebagai warisan dari dua kraton (keraton
Kasunanan dan Pura Mangkunegaran) sehingga menjadikan Kota Surakarta menjadi
Kota Pertunjukan. 
3. Smart economy yaitu mewujudkan ekosistem perekonomian Kota Surakarta yang
mampu memenuhi tantangan pada era informasi yang disruptif dan adaptasi yang
cepat. Kota Surakarta memiliki program digitalisasi pasar yang dilaksanakan pada 26
pasar tradisional di tahun 2021 dari seluruh 44 pasar tradisional yang ada di Kota
Surakarta dengan pengembangan pembayaran e-Retribusi (Virtual account, QRIS),
sistem pembayaran cashless cashless, serta belanja online di pasar tradisional.
Program digitalisasi transaksi pasar tradisional Kota Surakarta yang bekerjasama
dengan BNI tercatat dalam MURI yaitu dengan 1.046 pedagang pasar tradisional di
Kota Surakarta menggunakan transaksi non-tunai.
4. Smart living yaitu menjamin kelayakan taraf hidup masyarakat Surakarta melalui
pola hidup kualitas kesehatan dan moda transportasi. Kota Surakarta memiliki
program peningkatan kualitas kehidupan Kota melalui peningkatan kesehatan dan
kualitas transportasi umum seperti menggunakan konsep penataan permukiman
Semanggi yang nantinya akan menggunakan Land Consolidation (LC) serta
peremajaan kawasan.
5. Smart society yaitu membangun SDM Kota Surakarta yang tangguh dan tetap
berbudaya di tengah perkembangan teknologi. Kota Surakarta memiliki program
BPMKS Siswa Winasis untuk mencukupi kebutuhan personal anak dari keluarga
kurang mampu, serta terwujudnya transparansi dalam pengelolaannya. Pemerintah
Kota Surakarta juga membangun generasi muda yang berkarakter budaya di Kota
Surakarta.
6. Smart environment yaitu keseimbangan pembangunan lingkungan dan infrastruktur
fisik yang berkelanjutan bagi warga Surakarta. Untuk mendukung pembangunan
infrastruktur dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan pemerintah Kota
Surakarta menerapkan konsep smart building (Gor Manahan, Pondok Kawruh Tirta),
smart energy (water resource management), dan smart urban planning (penataan
kawasan gilimanuk yang terkoneksi dengan system kota).

C. Smart Economy

Konsep Smart Economy atau kota cerdas menurut Prof. Suhono Harso Supangkat,
adalah sebuah konsep pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Smart Economy adalah konsep
kota cerdas yang dirancang untuk membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan
dengan memberikan kemudahan mengakses informasi dan menghubungkan antara
konsumen dengan produsen dengan lebih efisien, cepat dan efektif.
Smart economy atau ekonomi pintar (inovasi dan persaingan) ditandai dengan
semakin tinggi inovasi-inovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang

usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal. Perwujudan dari smart
economy adalah apabila Kota Surakarta mampu memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi untuk peningkatan kegiatan ekonominya. Berdasarkan Griffinger dkk
(2007:10- 14) ada tujuh indikator untuk mencapai smart economy. Tujuh indikator dan
fasilitas pendukung yang dapat diberikan untuk mendukung Kota Surakarta mencapai
Smart Economy adalah semangat berinovasi dan berkreasi, kewirausahaan, citra dan siri
khas kota, produktivitas, pasar tenaga kerja yang fleksibel, konektivitas dengan dunia
internasional. serta kemampuan untuk bertransormasi.

Mavrič (2015) menyusun indikator Smart Economy menjadi empat aspek, yaitu spirit
inovasi, kewirausahaan, fleksibiltas pasar tenaga kerja, dan konektivitas internasional.
Sementara itu Cohen (2014) secara spesifik menyusun beberapa indikator Smart
Economy berupa aspek kewirausaan dan inovasi, produktivitas (PDRB), dan konektivitas
lokal-global (ekspor, penyelenggaraan event internasional).

B. Smart Economy dan RPJMD Kota Surakarta

Berdasarkan dokumen RPJMD 2016-2021, Kota Surakarta memiliki visi


“Terwujudnya Surakarta sebagai kota budaya, mandiri, maju dan sejahtera”. Strategi dan
arah kebijakan Kota Surakarta yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 dituangkan dalam
strategi Misi Waras (mewujudkan masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani
maupun secara sosial dalam lingkungan hidup yang sehat), Misi Wasis (mewujudkan
masyarakat yang cerdas, berkualitas, berdaya saing, mandiri, dan berkarakter dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan melestarikan warisan budaya daerah), Misi Wareg
(mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri, dan berkeadilan mampu memenuhi
kebutuhan dasar jasmani dan rohani), Misi Papan (pemenuhan kebutuhan pemukiman dan
infrastruktur), Misi Mapan (mewujudkan masyarakat yang tertib, aman, damai,
berkeadilan,berkarakter dan berdaya saing melalui pembangunan daerah yang akuntabel
(sektoral, kewilayahan, dan kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif,
bersih, responsif, dan melayani).
Keterkaitan antara konsep smart city Kota Surakarta yang berbasis pada landasan
hukum dokumen perencanaan daerah dengan Smart Culture dan Smart Education sebagai
pilar refleksi visi kota budaya yang mandiri maju dan sejahtera dengan Smart Services
sebagai pendukung dan pendorong.

C. Smart Economy untuk Penguatan Ekonomi Lokal

Dalam rangka penguatan ekonomi lokal terkait dengan konsep Smart Economy di
Kota Surakarta maka diperlukan tahapan pelaksaanaan prioritas program guna mencapai
tujuan yang diharapkan. Dengan berbasis indikator Smart Economy terpilih dan
menggunakan metode Analysis Hierarchy Project (AHP). Dari hasil pengolahan
menggunakan metode AHP didapatkan rekomendasi prioritas penguatan ekonomi
berbasis indikator Smart Economy seperti yang tertera dalam tabel. Pada kategori level 1
nampak bahwa program-program yang terkait dengan peningkatan konektivitas domestik
dan internasional perlu menjadi prioritas bagi pengambil kebijakan (priority vector=0.34)
Sementara itu program-program terkait peningkatan produktivitas dan inovasi daerah
menjadi program prioritas berikutnya. Nilai Consistency Ratio di bawah 10 %
menunjukkan hasil yang didapat masih dapat diterima meskipun Consistency Index (CI)
yang cukup rendah.
Sementara itu, jika melihat lebih dalam pada hasil pembobotan kriteria alternatif
dapat dilihat jika peningkatan jumlah wisatawan menjadi prioritas yang mendapat skor
pembobotan alternatif tertinggi dibandingkan kriteria alternatif yang lain. Sementara itu,
terkait aspek Produktifitas, peningkatan PDRB menjadi prioritas utama dibandingkan
dengan kriteria alternative lainnya. Sementara itu pada aspek Inovasi dan Kewirausahaan,
peningkatan aktivitas usaha baru menjadi prioritas utama dibandingkan dengan kriteria
alternatif yang lain.

Analisi SWOT
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
(Strenghts) (Weaknesses)

- Image yang kuat - Kesenjangan


sebagai kota pendapatan yang masih
budaya tinggi
- Lokasi yang - Layanan publik yang belum
strategis sebagai terintegratif
jalur perdagangan
- UKM yang - Ketergantungan akan
mendominasi jenis pasokan pangan dari daerah
usaha di masyarakat lain
- Pasar Tradisional - Rendahnya inovasi daerah
sebagai sentra
aktivitas
perdagangan
Faktor Eksternal
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities)
- Perkembangan - Re-branding kota - Peningkatan layanan publik
era Industri 4.0 dengan optimali- sasi yang terintegratif melalui
pemanfaatan optimalisasi ICT
- Pengembangan
teknologi informasi
infrastruktur - Pengembangan database
(media sosial,
Hub kemiskinan dan monitoring
transportasi internet)
berbasis ICT
Jawa Tengah - Peningkatan
- Pengembangan sistem
- Pergeseran pelayanan trans-
manajemen dan kontrol
perekonomian portasi publik
stok pangan yang
berbasis dengan system
terintegratif
komoditas elektronik (e-
menuju jasa ticketing, digital
payment)
- Peningkatan akses
pasar UKM dengan
peningkatan skill dan
keahlian di bidang
ICT (e-
commerce, e-
marketing)

Ancaman Strategi S-T Strategi W-T


(Threats)
- Penegakan - Peningkatan akses
- Pasar modern regulasi terkait masyarakat menengah ke
yang berkembang penataan pasar bawah pada pasar melalui
pesat modern optimalisasi ICT (market
place)
- Perubahan gaya - Peningkatan
hidup masyarakat pelayanan pasar - Penguatan strategi
tradisional pendidikan berbasis budaya
(kebersihan, lokal
parkir,
kenyamanan)
Daftar Pustaka

Bappeda Kota Surakarta. 2019. Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi


Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Kota Surakarta.
https://ekonomi.surakarta.go.id/assets_frontend/images/file_kajian/
1fe3c445f962d4da6c9b503da8e52d07.pdf

Cohen, B, 2014. The smartest cities in the world 2015. https://www.fastcompany.com/


3038818/the-smartest-cities-in-the- world-2015-methodology.

Griffinger, R., et al, 2007. Smart cities Ranking of European medium-sized cities. Final
report October.

Mavrič, Jasmina, Bobek, Vito, 2015. Measuring Urban Development and City
Performance. Business, Management, and Economics DOI: 10.5772/61063

Primasasti, A. 2021. Presentasi Program Smart City Pemerintah Kota Surakarta.


https://surakarta.go.id/?p=21849

Purnama, M. Y. I., Suryanto. 2020. SMART ECONOMY UNTUK PENGUATAN


EKONOMI LOKAL KOTA SURAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai