Dalam gambaran besarnya, Jalur Sutra menghubungkan Timur dan Barat atau Asia dan Eropa. Jalur Sutra
adalah nama yang diberikan seorang Jerman bernama von Richthofen pada Abad-18M.
Jalur Sutra terdiri dari banyak jalur yang bercabang-cabang, dan digunakan untuk perdagangan berbagai
komoditi selain sutra seperti gading, tanaman, emas. Secara garis besar terdapat tiga jalur, di utara, tengah
dan selatan.
Jalur Sutra yang selama puluhan abad bersatu secara budaya dengan populasi Asia dan Eropa, membawa
hal baru tentang pengetahuan, keyakinan dan teknologi inovatif, serta perubahan budaya dan peradaban.
Ini memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu geografis saat itu.
Untuk mewujudkan ini, China membuat Proyek dengan nama One Belt one Road (OBOR).
Kerjasama ini akan melalui dua jalur “Silk Road Economic Belt” (SREB) berbasis darat dan “Maritime Silk
Road” (MSR) berbasis laut.
Strategi tersebut mendorong China untuk mengambil peran lebih besar dalam urusan global, dan
keinginan untuk mengkoordinasikan seluruh industri yang ada di Timur dan Barat.
Konon ceritanya, China dapat memanfaatkan kelebihan kapasitas Industrinya melalui kerjasama ini. Proyek
ini juga akan membuka pasar baru untuk barang-barang China, menopang ekonomi negara tersebut dari
kemungkinan turunnya permintaan dari Eropa atau AS.
Proyek ini menjanjikan adanya perbaikan ekonomi yang akan menguntungkan seluruh dunia dan dapat
mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan.
Tentu saja hal ini membutuhkan komitmen yang luar biasa dari seluruh Negara yang terlibat.
Investasi China
Berapa nilai investasi yang akan digelontorkan China untuk memulai proyek ini? Informasi awal, China akan
menggelontorkan $8 triliun (misal $ 1 = 13.300, berarti $8 triliun = Rp. 106.400 Triliun ) untuk membangun
infrastruktur yang akan melibatkan 68 negara.
Dan Indonesia adalah salah satu Negara yang akan terlibat dalam Proyek Obor ini. Indonesia merupakan
penerima manfaat terbesar inisiatif One Belt One Road di Asia Tenggara yang akan memompa sekitar $ 87
miliar ke proyek-proyek infrastruktur.
Saat ini, Indonesia telah menerima investasi sekitar $6 miliar. Pemerintah Indonesia berencana akan
membangun daerah-daerah seperti Aceh, Sumatera Utara dan juga Pontianak di Kalimantan Barat,
terutama kesiapan dari bandara, pelabuhan laut, sambungan tol dan transportasi yang sesuai dengan
inisiatif One Belt One Road.
Dengan demikian, Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari mega proyek ini.
Hal ini sempat dibahas ulang pada pertemuan World Economic Forum di Dalian pada minggu ini (27-29 Juni
2017).Dan China berkeinginan untuk menjadi pemimpin dalam melakukan perubahan di dunia dengan
memulai mega proyek OBOR ini.
Ditulis oleh Martin Nababan