Anda di halaman 1dari 2

Jalur Sutra akan menjadi Sejarah atau Masa Depan Baru

Sejarah Jalur Sutra.


Artikel Bisnis – Jalur Sutra atau Silk Road adalah sebuah jalur perdagangan yang dilalui oleh karavan dan
kapal laut, yang didirikan secara formal pada masa Dinasti Han- China (207 SM – 220 M), yang
menghubungkan Chang’an- Republik Rakyat Cina, dengan Antiokhia- Suriah, dan juga tempat lainnya.

Dalam gambaran besarnya, Jalur Sutra menghubungkan Timur dan Barat atau Asia dan Eropa. Jalur Sutra
adalah nama yang diberikan seorang Jerman bernama von Richthofen pada Abad-18M.

Jalur Sutra terdiri dari banyak jalur yang bercabang-cabang, dan digunakan untuk perdagangan berbagai
komoditi selain sutra seperti gading, tanaman, emas. Secara garis besar terdapat tiga jalur, di utara, tengah
dan selatan.

Dampak Jalur Sutra.


Jalur Sutra memberikan kontribusi besar terhadap pertukaran budaya antara Timur  dan Barat.

Jalur Sutra yang selama puluhan abad bersatu secara budaya dengan populasi Asia dan Eropa, membawa
hal baru tentang pengetahuan, keyakinan dan teknologi inovatif, serta perubahan budaya dan peradaban.

Ini memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu geografis saat itu.

Tutupnya jalur Sutra


Jalur Sutra digunakan secara teratur sejak 130 SM, ketika Han secara resmi membuka perdagangan dengan
Barat, sampai 1453 M, ketika Kekaisaran Ottoman memboikot perdagangan dengan barat dan menutup
rute.

Jalur Sutra dibangun kembali


Pada tahun 2013, Presiden China Xi Jinping ingin membangun Jalur Sutra kembali. China ingin membangun
jalur sutra sebagai jalur perdagangan melalui darat dan laut.

Untuk mewujudkan ini, China membuat Proyek dengan nama One Belt one Road (OBOR).

Apa manfaat OBOR bagi China


OBOR adalah sebuah strategi pengembangan yang berfokus pada konektivitas dan kerjasama antara
negara-negara Eurasia, terutama Republik Rakyat Cina.

Kerjasama ini akan melalui dua jalur “Silk Road Economic Belt” (SREB) berbasis darat dan “Maritime Silk
Road” (MSR) berbasis laut.

Strategi tersebut  mendorong China untuk mengambil peran lebih besar dalam urusan global, dan
keinginan untuk mengkoordinasikan seluruh industri yang ada di Timur dan Barat.

Konon ceritanya, China dapat memanfaatkan kelebihan kapasitas Industrinya melalui kerjasama ini. Proyek
ini juga akan membuka pasar baru untuk barang-barang China, menopang ekonomi negara tersebut dari
kemungkinan turunnya permintaan dari Eropa atau AS.

Apa manfaat OBOR bagi dunia


Proyek OBOR ini akan melibatkan kurang lebih  68 negara dan mencakup 4,4 miliar orang, dimana akan
mempengaruhi  40% dari PDB global.

Proyek ini menjanjikan adanya perbaikan ekonomi yang akan menguntungkan seluruh dunia dan dapat
mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan.

Tentu saja hal ini membutuhkan komitmen yang luar biasa dari seluruh Negara yang terlibat.

Investasi China
Berapa nilai  investasi yang akan digelontorkan China untuk memulai proyek ini? Informasi awal, China akan
menggelontorkan $8 triliun  (misal $ 1 = 13.300, berarti $8 triliun = Rp. 106.400 Triliun ) untuk membangun
infrastruktur yang akan melibatkan 68 negara.

Dan Indonesia adalah salah satu Negara yang akan terlibat dalam Proyek Obor ini. Indonesia merupakan
penerima manfaat terbesar inisiatif One Belt One Road di Asia Tenggara yang akan memompa sekitar $ 87
miliar ke proyek-proyek infrastruktur.

Saat ini, Indonesia telah menerima investasi sekitar $6 miliar. Pemerintah Indonesia berencana akan
membangun daerah-daerah seperti Aceh, Sumatera Utara dan juga Pontianak di Kalimantan Barat,
terutama kesiapan dari bandara, pelabuhan laut, sambungan tol dan transportasi yang sesuai dengan
inisiatif One Belt One Road.

Dengan demikian,  Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari  mega proyek ini.
Hal ini sempat dibahas ulang pada pertemuan World Economic Forum di Dalian pada minggu ini (27-29 Juni
2017).Dan China berkeinginan untuk menjadi pemimpin  dalam melakukan perubahan di dunia dengan
memulai mega proyek  OBOR ini.
Ditulis oleh Martin Nababan

Anda mungkin juga menyukai