Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang didapatkan dari wawancara dengan ketua RW 25,

hasil penyebaran kuesioner, dan observasi di lingkungan RW 25, didapatkan

masalah utama belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan

dan pengendalian DBD melalui gerakan 3M Plus di RW 25 Kelurahan Simpang

Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru. Permasalahan yang ditemukan adalah belum

adanya kader jumantik yang bertugas memantau dan mengendalikan jentik vektor

DBD, belum adanya sarana dan prasarana yang mendukung untuk sosialisasi

gerakan 3M Plus dan kaderisasi Jumantik, belum adanya komitmen dari tokoh

masyarakat di RW 25 mengenai pencegahan dan pengendalian vektor DBD

melalui gerakan 3M Plus, dan belum adanya panduan mengenai gerakan 3M Plus.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala posyandu bahwa belum

pernah dilakukan pembentukan kader Jumantik didapatkan masalah bahwa belum

adanya kader jumantik yang bertugas memantau dan mengendalikan jentik vektor

DBD sehingga alternatif pemecahan masalahnya berupa melakukan penyuluhan

kepada ketua RW, ketua RT, dan tokoh masyarakat mengenai kaderisasi jumantik

sebagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Tujuan dilakukannya

penyuluhan agar para ketua RW, ketua RT, dan tokoh masyarakat memahami

pentingnya pembentukan jumantik di RW 25.

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah

atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun

36
37

masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.

Penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengalaman seseorang dibandingkan

dengan yang tidak diberi penyuluhan. Pendidikan kesehatan dan peningkatan

pengetahuan dapat meningkatkan perilaku kesehatan.20

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW dan kepala posyandu,

belum ada gedung khusus yang disepakati sebagai sarana pertemuan kader

jumantik dan media sosialisasi yang dapat digunakan oleh kader Jumantik. Dari

observasi terhadap posyandu, mesjid dan rumah warga, tidak ditemukan poster

ataupun spanduk yang berhubungan dengan informasi 3M Plus didapatkan

masalah yaitu belum adanya sarana dan prasarana yang mendukung untuk

sosialisasi gerakan 3M Plus.

Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan berupa merekomendasikan

kepada ketua RW untuk memanfaatkan bangunan posyandu sebagai prasarana

untuk kegiatan pertemuan kader Jumantik dan dan menyediakan PSN kit sebagai

sarana kader Jumantik, serta membuat leaflet mengenai gerakan 3M yang

bertujuan agar warga dapat lebih mudah memahami pentingnya gerakan 3M Plus

dan kader Jumantik sebagai pencegahan dan pengendalian vektor DBD dan

mengetahui bahayanya penyakit DBD. Media yang digunakan adalah dengan

bentuk leaflet mengenai gerakan 3M plus. Tujuan diberikannya media tersebut

untuk menyampaikan informasi mengenai gerakan 3M plus agar pengetahuan

calon kader jumantik meningkat dan dapat dijadikan pedoman dan bahan dalam

melaksanakan sosialisasi gerakan 3M plus kepada warga. Menurut hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kauriyan Sari Raras pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
38

penggunaan leaflet sebagai media informasi dapat meningkatkan pengetahuan

mengenai informasi yang diberikan.21

Dari hasil wawancara terhadap ketua RW, diketahui belum ada koordinasi

dari ketua RW kepada pihak manapun terkait upaya pencegahan dan pengendalian

DBD di RW 25 dan belum pernah dilakukan sosialisasi tentang gerakan 3M Plus

di RW 25 didapatkan masalahnya adalah belum adanya komitmen ketua RW 25

mengenai pencegahan dan pengendalian DBD melalui gerakan 3M Plus dan

masih kurangnya pemahaman tokoh masyarakat dan calon kader Jumantik

mengenai pencegahan dan pengendalian DBD melalui gerakan 3M Plus.

Alternatif pemecahan masalahnya adalah melakukan advokasi dengan

memberikan policy brief tentang pembentukan kader jumantik kepada ketua RW

25, ketua RT, ketua Posyandu dan pemuka masyarakat di RW 25. Tujuan

dilakukannya pembentukan kader Jumantik untuk memotivasi dan

memberdayakan masyarakat dalam gerakan 3M Plus dan pemeriksaan jentik

secara berkala. Advokasi adalah strategi untuk mempengaruhi para pengambil

keputusan khususnya pada saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber

daya dan mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut khalayak

masyarakat.22 Alternatif pemecahan masalah lainnya adalah melakukan sosialisasi

tentang gerakan 3M Plus sebagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD di

RW 25 dengan tujuan meningkatkan pemahaman tokoh masyarakat dan calon

kader Jumantik mengenai pencegahan dan pengendalian DBD melalui gerakan

3M Plus.

Dari hasil wawancara terhadap ketua posyandu, diketahui bahwa belum

adanya panduan mengenai gerakan 3M Plus sebagai upaya pencegahan dan


39

pengendalian DBD didapatkan masalah berupa belum adanya panduan mengenai

gerakan 3M Plus. Alternatif pemecahannya berupa memberikan buku panduan

mengenai gerakan 3M Plus dan gerakan 1 rumah 1 Jumantik dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan masyarakat RW 25 mengenai gerakan 3M Plus dan

membentuk kader Jumantik dalam rangka upaya pengendalian dan pemantauan

DBD di RW 25.

Setelah dilakukan suatu intervensi (do), maka dilakukan penilaian kembali

terhadap hasil yang telah didapat. Upaya pemberdayaan masyarakat dalam

pencegahan dan pengendalian dbd melalui gerakan 3M plus di RW 25 Kelurahan

Simpang Baru Kecamatan Tampan telah dilakukan 3 kegiatan dan terlaksana.

Kegiatan yang pertama adalah mengadakan penyuluhan mengenai materi

sosialisasi dan promosi terkait DBD dan gerakan 3M Plus dan pentingnya kader

Jumantik Pada kegiatan ini tampak beberapa tokoh masyarakat dan calon kader

jumantik hadir. Setelah diberikan penjelasan melalui penyuluhan ini, calon kader

diharapkan lebih memahami tentang 3M Plus sehingga mampu melakukan

sosialisasi mandiri kepada masyarakat sesuai dengan informasi yang telah

diberikan.

Kegiatan kedua yaitu menginisiasi dan membantu pembentukan kader

Jumantik RW 25. Pada kegiatan ini, terbentuklah supervisor jumantik dan

koordinator jumantik di RW 25 sehingga diharapkan kader jumantik yang telah

dibentuk dapat melakukan sosialisasi mengenai 3M Plus terhadap pencegahan dan

pengendalian DBD di RW 25 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru.
40

Kegiatan ketiga yaitu memberikan leaflet gerakan 3M Plus dan buku

panduan gerakan 1 rumah 1 Jumantik, dan PSN kit media sosialisasi kepada

calon kader jumantik sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan

sosialisasi kepada warga mengenai gerakan 3M plus dan gerakan 1 rumah 1

jumantik.

Semua kegiatan alternatif pemecahan masalah dapat berjalan dengan

lancar. Semua hal yang direkomendasikan merupakan bahan pertimbangan bagi

warga RW 25 untuk mengoptimalkan upaya terhadap pencegahan dan

pengendalian DBD di RW 25 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan

Pekanbaru. Namun keberhasilan jangka panjang dari segala kegiatan yang telah

dilakukan belum dapat dinilai karena keterbatasan waktu.

Anda mungkin juga menyukai