Anda di halaman 1dari 6

F.

PRIORITAS PENYEBAB MASALAH


Berdasarkan hasil analisa penyebab masalah (fish bone) maka akan
ditetapkan urutan prioritas penyebab masalah yaitu sebagai berikut :

Masalah 3 :
Masih adanya balita gizi buruk di wilayah

TABEL PENETAPAN URUTAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH 3


TIM
MANAJEMEN
NO PENYEBAB MASALAH PUSKESMAS TOTAL RANGKING

A B C D

Kurangnya
pengetahuan
1. masyarakat tentang 5 5 5 4 500 II
pola asuh yang baik,
gizi seimbang dan
tumbang anak

Orang tua jarang


membawa anaknya ke
2. posyandu untuk 5 5 4 4 400 III
penimbangan sehingga
tidak terpantau status
gizi dan tumbangnya
Kurang maksimalnya
pemanfaatan
puskesmas oleh
3. 4 5 4 4 320 IV
masyarakat sebagai
sarana
informasi/edukasi/
konseling gizi
Kebiasaan masyarakat
sudah memberikan
4. 5 5 5 5 625 I
makan tambahan pada
anaknya saat masih
bayi (kuran dari 6 bln)
Metode penyuluhan
5. kurang inovatif tentang 4 4 4 4 256 V
pola makan gizi
seimbang

6. Kurang koordinasi 3 4 4 4 192 VI


lintas sektoral.

7. Status ekonomi yang 4 3 4 3 144 VII


rendah
Pada tabe
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa penyebab masalah 2 yang
diprioritaskan sesuai urutan prioritas penyebab masalah adalah
sebagai berikut.

TABEL URUTAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DAN


PEMECAHAN MASALAH
NO PENYEBAB MASALAH RANGKING PEMECAHAN MASALAH

Kebiasaan masyarakat sudah  Penyuluhan dalam dan luar


memberikan makan gedung
1. I
tambahan pada anaknya saat  Kelas ASI
masih bayi (kuran dari 6 bln)  Kelas Gizi

Kurangnya pengetahuan  Penyuluhan dalam dan luar


masyarakat tentang pola gedung
2. II
asuh yang baik, gizi  Konseling
seimbang dan tumbang
Orang tua jarang membawa  Penyuluhan dalam dan luar
3. anaknya ke posyandu III gedung
untuk penimbangan  Optimalisasi peran kader
Kurang maksimalnya
pemanfaatan puskesmas oleh
 Penyuluhan dalam dan luar
4. masyarakat sebagai sarana IV
gedung
informasi/edukasi/ konseling
gizi

 Menggunakan media
Metode penyuluhan kurang
KIE/penyuluhan yang
5. inovatif tentang pola makan V
menarik
gizi seimbang

 Pertemuan linsek terpadu


setiap bulan melalui forum
lokmin
Kurang koordinasi lintas  Kerjasama lintas sektor, toga,
6. VII
sektoral. toma dalam menjaring kasus
gizi buruk di masyarakat
 Optimalisasi peran kader di
wilayah

 Pemberian makanan
tambahan pada balita gizi
Status ekonomi yang buruk
7. IX
rendah  Pemantauan balita gizi buruk
pada kunjungan rumah
G. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Alternatif pemecahan masalah ditetapkan dengan cara brain storming
(curah pendapat) diantara Pelaksana UKM dengan mengacu pada
prioritas penyebab masalah terpilih. Selanjutnya menentukan prioritas
pemecahan masalah dengan metode CARL. Metode CARL didasarkan
pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria CARL
tersebut mempunyai arti C (Capability), A (Accessibility), R (Readiness)
dan L (Leverage). Hasil dari metode tersebut dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut ini :

TABEL ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

SKOR
PEMECAHAN HASIL
NO RANKING
MASALAH CXAXRXL
C A R L

Penyuluhan
dalam dan luar
1 gedung 5 5 5 5 625 I

2 Kelas ASI 5 5 4 5 500 II

Menggunakan
media
3 KIE/penyuluhan 5 5 4 4 400 III
yang menarik

Pertemuan linsek
terpadu setiap
bulan melalui
forum lokmin,
Kerjasama lintas
sektor, toga, toma
dalam menjaring
kasus gizi buruk
di masyarakat,
4 Optimalisasi 5 4 4 4 320 IV
peran kader di
wilayah

Pemberian
makanan
5 tambahan pada
balita gizi buruk
Pemantauan
balita gizi buruk
6 pada kunjungan
rumah

Berdasarkan Tabel tersebut didapatkan prioritas pemecahan masalah 2


terpilih yaitu Masih adanya balita gizi buruk di wilayah
H. CARA PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil Analisis Pemecahan Masalah maka dapat ditentukan cara pemecahan masalah yang dituangkan dalam tabel berikut ini
yaitu
TABEL PEMECAHAN MASALAH, WAKTU PELAKSANAAN
DAN SUMBER DANA
PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH (RTL) SUMBER DANA WAKTU KET

Masih adanya balita gizi Kebiasaan masyarakat sudah


Penyuluhan dalam dan luar gedung
buruk di wilayah memberikan makan tambahan BOK 2016 Jan – Des 2016 Terlaksana
Kelas ASI
pada anaknya saat masih bayi
Kelas Gizi
(kuran dari 6 bln)
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pola Penyuluhan dalam dan luar gedung
BOK 2016 Jan – Des 2016 Terlaksana
asuh yang baik, gizi Konseling
seimbang dan tumbang
anak

Orang tua jarang membawa


anaknya ke posyandu Penyuluhan dalam dan luar gedung
BOK 2016 Jan – Des 2016 Terlaksana
untuk penimbangan Optimalisasi peran kader
sehingga tidak terpantau Penyuluhan dalam dan luar gedung
status gizi dan tumbangnya

Kurang maksimalnya Penyuluhan dalam dan luar gedung BOK 2016 Jan – Des 2016 Terlaksana
pemanfaatan puskesmas oleh
masyarakat sebagai sarana
informasi/edukasi/ konseling
gizi
Metode penyuluhan kurang Menggunakan media KIE/penyuluhan
BOK 2016 Terlaksana
inovatif tentang pola makan yang menarik Jan-Des 2016
gizi seimbang
Pertemuan linsek terpadu setiap bulan
melalui forum lokmin
Kurang koordinasi lintas BOK 2016 Terlaksana
Kerjasama lintas sektor, toga, toma dalam Jan-Des 2016
sektoral. menjaring kasus gizi buruk di masyarakat
Optimalisasi peran kader di wilayah

Pemberian makanan tambahan pada


Status ekonomi yang balita gizi buruk APBD, APBN dan BOK
Agst –Des 2016 Terlaksana
rendah Pemantauan balita gizi buruk pada 2016
kunjungan rumah

Anda mungkin juga menyukai