Anda di halaman 1dari 3

Berjiwa Kompetitif

Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0


A. Fajar Anhari, S.Pd.

Assalamualaikum Wr. Wb.


Halo rekan semua, saya ucapkan selamat bergabung di MA Sunan Kalijogo Kediri.

Tak disangka saat ini kita telah memasuki semester ketiga dalam menghadapi
pandemi covid 19. Banyak negara dan bangsa di dunia merasakan dampaknya. Tak terkecuali
kita. Matsama yang harusnya dilaksanakan secara langsung di madrasah, kini harus dilakukan
secara virtual sebagai antisipasi menekan penyebaran virus agar tidak memakan banyak
korban. Meskipun kondisinya demikian, saya yakin kita bisa melaluinya bersama dengan
saling menguatkan dan saling menjaga.
Rekan-rekan semua, di video ini kita akan belajar bersama perihal materi Berjiwa
Kompetitif dalam Menghadapi Revolusi Industri keempat. Harapan saya, walaupun materi ini
disampaikan secara virtual, rekan-rekan mampu menerima dan menikmatinya.
Baik, pembahasan pertama saya mulai dengan sebuah pertanyaan: “Apa yang yang
ada dipikiran rekan-rekan semua Ketika mendengar kata kompetitif?”
Apakah yang terbayang adalah seperti kompetisi olahraga? Seputar kejuaraan atau
perlombaan? Ataukah tentang menang dan kalah?
Semua hal itu memang identik dengan berjiwa kompetitif. Namun, apa sih sebenarnya
berjiwa kompetitif itu?
Saya memahami, berjiwa kompetitif itu adalah sebuah karakter yang terbentuk dari
kesadaran belajar. Orang yang berjiwa kompetitif senantiasa mampu melihat kesalahan pada
diri, lalu memperbaikinya. Ia senantiasa melakukan yang terbaik untuk memberikan manfaat
pada lingkungan sekitarnya.
Berjiwa kompetitif tidaklah memandang kehidupan adalah sebuah persaingan. Namun
orang yang memiliki jiwa kompetitif selalu berusaha menunjukan versi terbaik dari dirinya.
Keunggulan yang ada pada dirinya bukan untuk mengungguli orang lain. Ia senantiasa
berpikiran terbuka, dan tidak segan berkolaborasi serta berbagi dengan orang lain agar bisa
maju bersama-sama.
Sebagai sebuah karakter, berjiwa kompetitif bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-
hari. Sikap kompetitif ini dapat membantu kita untuk mencapai kesuksesan di bidang
akademik, pekerjaan, maupun kehidupan pribadi. Berikut saya sampaikan beberapa tips yang
bisa rekan-rekan praktikan agar menjadi kompetitif tanpa menciptakan musuh.
Pertama, bersaing melawan diri sendiri. Luangkan waktu sejenak untuk menilai
apakah sampai saat ini kita telah memberikan karya terbaik pada suatu pekerjaan. Daripada
berpikir untuk mengalahkan dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, lebih baik
kita fokus kepada bagaimana caranya membangun diri untuk menjadi seseorang yang lebih
baik.
Kedua, ingat ini bukan tentang menang, ini tentang melakukan yang terbaik.
Dorongan untuk melakukan pekerjaan atau tantangan baru, karena kesuksesan seseorang
dapat menjadi salah satu faktor penyemangat untuk kita menjadi lebih baik dalam pekerjaan.
Ketiga, gunakan daya saing anda untuk motivasi belajar. Dengan mengamati orang
yang lebih unggul dari kita, kita dapat belajar dan mencontoh hal-hal positif untuk
memperbaiki diri sendiri.
Keempat, cobalah untuk melakukan kolaborasi dengan rekan kita pada suatu proyek.
Dengan begitu, baik diri kita maupun rekan kita dapat mendorong satu sama lain untuk
meraih pribadi yang terbaik.
Keempat tips tersebut bisa rekan-rekan praktikan untuk melatih jiwa kompetitif dalam
banyak hal. Semisal belajar di sekolah, berwira usaha, melatih keterampilan, mewujudakan
cita-cita dan lain hal.
Apakah sampai di sini rekan-rekan sudah mulai memahami apa yang dimaksud
berjiwa kompetitif? Semua penjabaran yang saya sampaikan tadi merupakan gambaran
tentang berjiwa kompetitif, silakan didefinisikan sendiri menurut yang rekan-rekan pahami.
Nah, selanjutnnya kira-kira kenapa sih kita harus memiliki jiwa kompetitif?
Pentingnya apa sih? Terutama dalam menghadapi revolusi industri keempat.
Rekan-rekan perlu mengetahui bahwa saat ini sedang berlangsung revolusi industry
keempat. Sebuah perubahan yang mengaburkan batas antara fisik, digital, dan biologis.
Sederhananya, revolusi industri keempat adalah bagaimana teknologi seperti kecerdasan
buatan, kendaraan otonom, dan internet saling mempengaruhi kehidupan manusia.
Bila kita melihat kebelakang, ada empat tahapan revolusi industri.
Revolusi industri satu, dimulai pada abad ke-18, yaitu dtemukannya mesin uap dan
manufaktur.
Revolusi industry dua, berlangsung pada abad ke-19, yaitu ditandai dengan adanya produksi
masal, mesin listrik, dan standarisasi industry.
Revolusi industry tiga, berlangsung pada abad kedua puluh, ditandai dengan computer dan
teknologi informasi.
Dan saat ini, di abad 21, kita berada pada revolusi industry keempat, yang ditandai dengan
pemanfaatan alat kecerdasan buatan, internet of things, big data dan lain-lain.

Bila kita rasakan, revolusi industri keempat saat ini membawa banyak tantangan dan
konsekwensi, seperti:
1. Tenaga manusia mulai tergantikan oleh mesin.
2. Hilangnya beberapa profesi yang sudah tidak relevan.
3. Munculnya profesi baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saat ini rekan-rekan
bisa melihat, bahwa konten creator menjadi profesi baru yang dikerjakan sebagian orang.
4. Banyak hal baru yang serba digital, seperti uang digital, toko digital, dan lain-lain.

Setiap zaman selalu membawa banyak tantangan dan peluang, oleh karenanya perlu
kepekaan dalam memahami fenomena tersebut agar kita mampu beradaptasi. Di sinilah
pentingnya memiliki jiwa kompetitif. Terutama bagi generasi muda. Karena di tangan
generasi mudalah masa depan bangsa ini digenggam. Generasi muda yang berkarakter dan
cakap akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi persaingan global yang kompetitif.
Kelak di masa depan, pemudalah yang akan membawa drajat bangsa kita menuju kemajuan.
Tak terasa kita sudah berada di penghujung materi. Semoga apa yang saya sampaikan
bermanfaat. Sebagai penugasan dari materi ini, silakan rekan-rekan menuliskan nama, kelas,
hal yang ingin rekan-rekan capai di usia 26, serta apa yang harus dilakukan untuk
mewujudkannya. Tuliskan di kolom komentar sebagai bukti kehadiran mengikuti materi ini.
Demikian materi dari saya, apabila ada silap kata saya mohon maaf. Masa depan
adalah milik mereka yang belajar dari kegagalan. Teruslah belajar, jangan berhenti. Semoga
Allah merahmati kalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai