ABSTRACT ABSTRAK
The objective of this study is to examine the Is- Tulisan ini bertujuan mengkaji tentang pendidi-
lamic education in Indonesia seeing from the kan Islam di Indonesia dalam perspektif sejarah,
historical perspective, which is focusing on pe- khususnya mengenai pesantren dan madrasah
santren and madrasah (Islamic schools) from the sejak masa Kolonial sampai Orde Baru. Pendidi-
colonialism era until new order era. Previously, kan Islam pada awalnya berhubungan dengan
Islamic education dealt with the spread of Islam penyebaran Islam dan Islamisasi Nusantara. Hal
(moslem) and the Islamized of Indonesian archi- ini menyebabkan pendidikan Islam semula ber-
pelago. It means that the Islamic education was, pusat di masjid, langgar, surau yang kemudian
first, centralized on mosque, langgar or surau berkembang menjadi lembaga pendidikan dalam
(smaller mosque) . Next, it changes into other bentuk pesantren dan madrasah. Pendididikan
institutions from pesantren salafiyah into mad- Islam telah mengalami perubahan dari bentuk
rasah. The latest one has already adopted and pesantren salafiyah kepada bentuk madrasah
applied the science curriculum and Islamic cur- yang mulai mengadopsi sistem klasikal dan mod-
riculum from the western classical system and el pendidikan sekolah ala Barat sampai kepada
school model, and also the best Islamic schools. sekolah Islam unggulan. Sementara pendidikan
All the changes in the Islamic schools bring Islam di madrasah yang mulai mengadopsi sis-
many implications through the transmission of tem pendidikan Barat dengan model klasikal dan
the Islamic thought which is based on the ilahi- menerapkan kurikulum pengetahuan umum, di
yah (tauhid) authority as the creator of human samping kurikulum keislaman. Seluruh peru-
life. bahan yang berlangsung pada sistem pendidikan
Islam membawa berbagai implikasi terutama
Keywords: madrasah, pesantren, Islamic educa- berkaitan dengan transmisi pemikiran keislaman
tion. yang bertumpu pada otoritas ilahiyah (tauhid)
sebagai pengatur kehidupan manusia.
sistem pendidikan modern dengan se- telaah pustaka, baik dalam bentuk buku
mangat modernisme dengan cara sistem maupun produk kebijakan berupa regu-
baru. Pembelajarannya tidak lagi lasi tentang pendidikan Islam sepanjang
meggunakan sistem halaqah, tetapi su- sejarah. Fokus penelitian diarahkan un-
dah menggunakan sistem klasikal. Pen- tuk menganalisis secara kritis filosofis
didikan Islam mengambil corak pen- rekaman sejarah pendidikan Islam di
didikan berbasiskan sekolah model Be- Indonesia kurun waktu dari masa Ko-
landa dengan mengadopsi mata pelajar- lonial Belanda sampai masa Orde Refor-
an umum secara terbatas. masi. Sebagai penelitian historis, maka
Perkembangan dan dinamika pen- didalam memaparkan hasil temuan
didikan Islam yang sangat fenomenal penelitian, peneliti melakukan empat
terjadi pada masa kemerdekaan. langkah pokok, yaitu heuristik , dengan
Pemerintah Indonesia melalui Kemen- cara mengumpulkan berbagai sumber-
terian Agama dan Kementerian Pendidi- sumber pustaka, seperti buku, arsip,
kan, secara perlahan tetapi pasti sejak dokumen perundang-undangan negara
awal tahun 1970 melalui Menteri Agama yang mengatur tentang regulasi pen-
Mukti Ali mengubah muatan kurikulum didikan Islam, surat kabar, dan artikel
madarasah dari 100 persen agama men- yang berhubungan dengan fokus
jadi 70 persen umum, dan 30 persen penelitian. Kedua, kritik sumber dengan
agama (Saridjo, 2010: xxv). Kebijakan cara melakukan verifikasi data atau me-
inilah yang kemudian mengantarkan nyeleksi data-data sejarah yang telah
madrasah menjadi setara dengan sekolah dikumpulkan melalui kritik internal dan
umum sebagaimana diakui da-lam UU eksternal. Ketiga, melakukan inter-
Sisdiknas No. 2 tahun 1989, yang pretasi, dengan cara menafsirkan fakta-
kemudian disempurnakan dalam UU fakta sejarah yang diperoleh untuk
Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dari uraian mendapatkan kontinuitas dan saling
ini dapat ditegaskan bahwa lem-baga keterhubungan antara fakta-fakta se-j a r
pendidikan seperti pesantren dan a h , s eh i n g g a te r b e n t u k s a t u
madrasah adalah merupakan lembaga rangkaian fakta yang sesuai dengan
pendidikan “plus” karena memiliki urutan peristiwa yang saling terkait satu
kompetensi pengetahuan umum dan sama lain. Keempat, adalah tahapan his-
agama secara bersamaan. toriografi. Dalam historiografi inilah
Dari pemikiran di atas, kajian ini penulis melakukan penyusunan fakta-
untuk mengkaji perkembangan pendi- fakta sejarah dalam bentuk tulisan ilmi-
dikan Islam di Indonesia. Fokus kajian ah yang siap disajikan sebagai per-
tulisan ini meliputi perkembangan pen- tanggung jawaban atas fakta-fakta se-
didikan Islam prakemerdekaan dan pas- jarah yang telah disusun.
ca kemerdekaan. Pada kajian perkem-
bangan pendidikan Islam pascake-
merdekaan, dikaji pendidikan Islam pa- HASIL DAN PEMBAHASAN
da periode Orde Lama, Orde Baru, dan
Reformasi. Pesantren dan Madrasah pada masa
Kolonial
Sekolah Desa atau Sekolah Rakyat, luas dan sistem pendidikan klasikal.
tidak saja menawarkan ongkos studi Secara politik, peran pemerintah
yang murah dan mata pelajaran yang Hindia Belanda dalam mengembangkan
praktis, tetapi juga menjanjikan peker- pendidikan untuk kaum bumiputera,
jaan meskipun hanya sebagai tenaga terutama setelah diterapkannya ke-
adiministrasi rendahan (Maksum, bijakan politik etis ( ethische politiek), ti-
1999:94) . Pada mulanaya, usaha dak hanya memecah umat Islam, tetapi
pemerintah Hindia Belanda mengalami juga menyingkirkan lembaga pendi-
kesulitan, disebabkan sekolah-sekolah dikan pesantren yang tidak mau
yang didirikan itu hanya dinikmati oleh menerima subsidi dari pemerintah ke
lapisan masyarakat kalangan atas daerah pedalaman, sehingga pesantren
(kalangan priyayi). Di sampan itu, ada tertutup dari perkembangan pendidikan
beberapa ketidaksetujuan di kalangan modern (Huda, 2007:386). Meskipun
pemimpin Islam yang tidak setuju didi- demikian, di beberapa daerah, pendi-
rikannya sekolah wanita. Demikian juga dikan pesantren mampu bertahan dan
ada beberapa ulama dan tokoh-tokoh mendapat sambutan dari masayarakat.
pemimpin Islam yang menyatakan bah- Sebagai contoh pesantren Mamba’ul
wa memasuki sekolah-sekolah milik Ulum Surakarta yang didirikan oleh Su-
pemerintah Belanda adalah haram dan suhunan Pakubuwono dapat dipandang
kafir, sehingga berpengaruh terhadap sebagai pelopor pendidikan Islam, teru-
cara pandang umat dalam melihat tama di Jawa. Pesantren ini telah me-
sekolah pemerintah (Feisal, 1995:197). masukkan beberapa unsur pendidikan
Dengan adanya pernyataan terse- modern (model Barat) ke dalam kuriku-
but, kehadiran sekolah-sekolah Belanda lum pendidikan Islam di Indonesia, se-
mendapat sambutan yang kurang dari perti mata pelajaran Bahasa Belanda,
masyarakat, khususnya kalangan mus- tulis baca huruf latin, al-jabar, dan
lim. Kondisi ini berbeda dengan surau di berhitung dan sistem klasikal (Huda,
Minangkabau yang oleh Belanda di- 2007:388).
masukkan menjadi Sekolah Nagari Sementara itu, pertum-
(Sekolah Desa) model Belanda (Feisal, buhan madrasah dalam sejarah pendidi-
1995: 197) . Namun dalam realitasnya, kan Islam di Indonesia di mulai pada
tantangan juga datang dari sistem pen- awal abad ke- 20, dan merupakan
didikan modern Islam sendiri. Dalam rangkaian yang tidak bisa dilepaskan
hal ini, lembaga pendidikan pesantren dari gerakan pembaruan Islam di Indo-
menerapkan “standar ganda”. Pada satu nesia dan respons pendidikan Islam ter-
sisi komunitas pesantren menolak pa- hadap kebijakan pemerintah Hindia Be-
ham keagamaan kaum reformis landa. Munculnya gerakan pembaruan
modernis, dan pada saat yang sama Islam di Indonesia pada awal abad ke-20
mereka juga harus mengikuti langkah- dilatarbelakangi oleh kesadaran dan
langkah kaum reformis untuk tidak semangat yang kompleks. Gerakan
memperthankan metode tradisional pembaruan Islam di Indonesia memiliki
pendidikan pesantren. Caranya, pe- alasan atau motif yang berbeda-beda.
santren harus melakukan sejumlah ako- Menurut Karel A. Steenbrink, paling
modasi dan penyesuaian, yang mereka tidak ada empat hal penting yang men-
anggap tidak hanya menguntungkan dorong terjadinya perubahan dan pem-
pesantren sebagai lembaga pendidikan, baruan Islam di Indonesia pada awal
tetapi juga bermanfaat bagi para santri, abad ke-20, yaitu: (1) keinginan untuk
seperti penjenjangan kurikulum yang kembali kepada ajaran al-Qur’an dan
196
Perkembangan Pesantren dan Madrasah ...—Anzar Abdullah
Hadis, (2) semangat nasionalisme dalam 1985: 176-179). Latar belakang dikeluar-
melawan penjajahan Belanda, (3) usaha kannya ordonansi guru ini sepenuhnya
yang kuat dari orang-orang Islam untuk bersifat politis un tuk menekan
memperkuat organisasinya di bidang sedemikian rupa, sehingga pendidikan
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan poli- agama tidak menjadi faktor pemicu per-
tik, dan (4) dorongan pembaruan pen- lawanan rakyat terhadap penjajah.
didikan Islam (A Steenbrink, 1995:36). Pengalaman penjajah yang direpotkan
Kebijakan pemerintah Hindia Be- oleh perlawanan rakyat Cilegon di Ban-
landa terhadap pendidikan Islam pada ten pada tahun 1888 (Pemberontakan
dasarnya bersifat menekan, karena Petani Banten) merupakan pelajaran
dikhawatirkan akan menimbulkan mili- bagi pemerintah Hindia Belanda untuk
tansi kaum muslimin terpelajar yang menerbitkanordonansiguru
akan mengancam stabilitas pemerinta- (Maksum,1999: 100).
han kolonial Belanda. Bagi pemerintah Lahirnya madrasah pada awal
Hindia Belanda, pendidikan tidak han- abad ke-20 dapat dikatakan sebagai
ya bersifat pedagogis cultural, tetapi perkembangan baru dalam dunia pen-
juga bersifat pedagogis politis (A Steen- didikan Islam di Indonesia yang menga-
brink, 1995: 36). Pandangan ini di satu dopsi mata pelajaran umum. Hal ini
sisi menimbulkan kesadaran, bahwa dimungkinkan, karena gerakan pemba-
pendidikan dianggap sangat vital dalam ruan Islam muncul dengan semangat
upaya mempengaruhi masyarakat. Me- yang progresif seperti halnya yang ter-
lalui pendidikan model Belanda, dapat jadi di Timur Tengah di bawah pimpi-
diciptakan kelas masyarakat terdidik nan Jamaluddin al-Afghani, Muham-
yang berbudaya Barat, sehingga akan mad Abduh, dan Muhammad Rasyid
lebih akomodatif terhadap kepentingan Ridha. Hal ini merupakan proses logis
penjajah, namun di sisi lain, pandangan dari gerakan pembaruan yang dilancar-
ini juga mendorong pengawasan yang kan umat Islam sendiri (Khozin,
berlebihan terhadap perkembangan 2001:96). Latar belakang lahirnya mad-
lembaga pendidikan Islam seperti mad- rasah sebagai lembaga pendidikan Islam
rasah. Walaupun pengorganisasian didasarkan atas dua faktor penting, yai-
madrasah menerima pengaruh dari sis- tu: (1) pendidikan Islam tradisional ku-
tem sekolah Belanda tetapi muatan rang sistematis dan kurang memberikan
keagamaan akan menambah semangat kemampuan pragmatis yang memadai,
kritis umat Islam terhadap sistem ke- dan (2) laju perkembangan sekolah-
budayaan yang dibawa oleh kaum pen- sekolah model Belanda di kalangan
jajah. masyarakat cenderung meluas dan
Kebijakandanregulasi membawa paham sekularisme, sehingga
pemerintah Hindia Belanda dalam harus diimbangi dengan sistem pendidi-
mengawasi lembaga pendidikan Islam kan Islam yang memiliki model dan or-
ialah diterbitkannya “Ordonansi Guru” ganisasi yang lebih teratur, terencana
dan “Sekolah Liar”(sekolah partikelir dan bersikap akomodatif terhadap
atau sekolah swasta) . Kebijakan ini me- perkembangan ilmu pengetahuan mo-
wajibkan guru-guru agama untuk me- dern dalam bingkai ajaran Islam dan
miliki surat izin dari pemerintah. Setiap sunah (Khozin, 2001: 96).
orang, meskipun ahli agama tidak serta Dalam uraian ini penting untuk
merta dapat mengajar di lembaga- diketahui, bahwa perintisan madrasah
lembaa pendidikan, bila tidak mengan- sebagai lembaga pendidikan Islam su-
tongi izin dari pemerintah (Suminto, dah dilakukan sejak awal oleh sejumlah
197