Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT HIV/AIDS

MATA KULIAH : KEPERAWATAN HIV/AIDS

Dosen pembimbing

Ns.Puji Astuti,M.Kep,Sp.kep.MB

Nama kelompok:

- Siti Nurazizah (0432950320013)


- Istiana Rahayu (0432950320017)
- Pipit Sahara (0432950320004)
- Putri Ayu.S (0432950320009)
- Siti Dahla Ahlia (0432950320012)
- Devi Setiawan (0432950320006)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BANI SALEH BEKASI


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah HIV/AIDS dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas HIV . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang penyakit HIV/AIDS bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.pujiAstuti,M.Kep,Sp.kep.MB selaku dosen


Mata Kuliah HIV.

Tidak lupa kami ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

HIV/AIDS merupakan suatu penyakit menular yang sangat mematikan dan masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Human Immunodefficiency Virus (HIV)
adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan turunnya imun penderita
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sedangkan Acquire
Immunodefficiency Syndrom (AIDS) merupakan tahapan akhir dari infeksi virus HIV, yang
terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah yang disebabkan oleh virus tersebut.

Menurut data Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) tahun
2019 terdapat sekitar 3,8 juta orang terinfeksi HIV di dunia, 1,7 juta penderita HIV baru dan
690.000 kematian yang diakibatkan AIDS. Berdasarkan estimasi UNAIDS terdapat 4.100 kasus
HIV per hari dengan kelompok umur 15-24 tahun menyumbang sebanyak 31% kasus.
(2)Berdasarkan data WHO tahun 2019, terdapat 78% infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik.
Sekitar 5,8 juta orang dengan HIV/AIDS dan total infeksi baru sebanyak 300.000 kasus, lebih
dari seperempat infeksi HIV baru terjadi di antara kelompok umurberusia 15-24 tahun.

Indonesia berada pada peringkat ketiga dengan pertumbuhan penyebaran HIV terbesar di
antara Negara-negara Asia Pasifik setelah China dan India. Jumlah infeksi baru HIV di Cina
sebanyak 88.000, India sebanyak 69.000 kasus dan Indonesia sebanyak 46.000 kasus. UNAIDS
mencatat penyebaran HIV di Indonesia tumbuh 16% tiap tahunnya.
Salah satu kelompok

Salah satu kelompok yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS adalah remaja.Hal ini
dikarenakan permasalahan menonjol di kalangan remaja cenderung mengarah pada Tiga
Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja yaitu Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA
(Narkoba, Psikotropika dan Zata Adiktif).(7) Kelompok remaja berdasarkan data World
Population Prospects 2019, diperkirakan berjumlah 1,2 miliar
atau 16% dari total penduduk dunia

B. TUJUAN
1. mengetahui definisi HIV
2. mengetahui penularan hiv
3. mengetahui etiologi HIV
4. mengetahui patopisiologis HIV
5. mengetahui pencegahaan HIV
6. mengetahui cara pengobatan HIV
BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya
tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit

B. Penularan HIV-AIDS
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan HIV hanya bisa terjadi
lewat perantara cairan tubuh tertentu.Cairan tubuh tersebut yaitu darah, air mani, cairan pra
ejakulasi, cairan anus, cairan vagina, dan ASI.
⁃ Melalui produk darah (jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring).
⁃ Dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui.
⁃ Melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa alat pengaman

C.Etiologi HIV-AIDS

Human Immunodefisiensi virus (HIV) yang merupakan virus sitopatik yang diklasifikasikan
dalam family retroviridae, sub family lentiviridae, genus lentivirus. Berdasarkan strukturnya HIV
termasuk family retrovirus yang merupakan kelompok virus RNA yang mempunyai berat
molekul 0,7 kb (kilobase). Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing
grup mempunyai berbagai sub tipe. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak
menimbulkan kelainan dan lebih ganas diseluruh dunia adalah grup HIV-1 (Owens et al., 2019).

D.Patofisiologis HIV/AIDS

Virus HIV-AIDS menetap dalam nucleus sel sehingga sel di rangsang untuk berkembang biak
dan akan keluar dengan menggunakan dinding sel sebagai selaput luar virus,melalui caraini T-
limfosi takan musnah. Untuk mengtahui virus HIV/AIDS menyerang daya tahan tubuh manusia
maka digunakan parameter limfosit (sel darah putih). Sellimfosit merupakan target utama pada
infeksi HIV, karena sel ini berfungsi sentral dalam sistem imun. Karakteristik utama infeksi HIV
dapat dilihat dengan penurunan jumlah limfosit serta penyebab kegagalan sistem imun secara
progresif dapat diamati dari perubahan tanda – tanda klinis pasien (Ruterlin&Tandi, 2014)

E.Pencegahan penyakit HIV

A (Abstinence)

Bagi yang belum menikah, tidak melakukan hubungan seks di luar nikah adalah langkah
yang paling tepat untuk menghindari paparan HIV.
B (Be Faithful)

Bersikaplah saling setia kepada satu pasangan seks. Hindari perilaku berganti-ganti pasangan
untuk meminimalisir kemungkinan penularan HIV.

C (Condom)

Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik melalui vagina maupun melalui
dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan memilih pelumas yang berbahan dasar air.

D (Drug No)

Menghindari penggunaan narkoba, terutama melalui jarum suntik, bisa mencegah seseorang
terinfeksi HIV. Selain itu, menghindari berbagi pakai jarum suntik juga dapat mencegah
infeksi virus hepatitis B.

E (Education)

Pemberian informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.

F. Pengobatan HIV dan AIDS

Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang
dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV).

ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk
menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV
adalah:

⁃ Efavirenz
⁃ Etravirine
⁃ Nevirapine
⁃ Lamivudin
⁃ Zidovudin

Selama mengonsumsi obat ARV, dokter akan memonitor viral load dan sel CD4 untuk
menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan,
sedangkan pemeriksaan viral load dilakukan sejak awal pengobatan dan dilanjutkan tiap 3–4
bulan selama masa pengobatan.

POKOK BAHASAN
A. Cara penentuan diagnosa

jenis-jenis pemeriksaan untuk HIV/AIDS beserta penjelasan prosedurnya:

1. Tes antibodi

Tes antibodi adalah metode pemeriksaan HIV dan AIDS yang paling umum. Antibodi adalah
protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respon terhadap kehadiran zat
asing, seperti virus. Cek HIV ini tujuannya bukan untuk mencari penyakit atau virus HIV, tetapi
menemukan protein untuk menangkal penyakit (antibodi). Protein ini dapat ditemukan di dalam
darah, urin, atau air liur.

2. Tes antibodi-antigen (Ab-Ag)

Pemeriksaan HIV Ab-Ag adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi yang ditujukan
terhadap HIV-1 atau HIV-2. Pemeriksaan HIV ini juga bertujuan untuk menemukan protein p24
yang merupakan bagian dari inti virus (antigen dari virus). Pemeriksaan Ab-Ag penting karena
biasanya butuh waktu beberapa minggu sampai antibodi terbentuk setelah infeksi awal meski
virus (dan protein p24) sudah ada dalam darah. Hanya ada satu tes antibodi-antigen yang
disetujui saat ini, yaitu tes Arsitek HIV Ag/Ab Combo.

3. Tes serologi

Ada tiga jenis tes serologi yang umum direkomendasikan sebagai pemeriksaan HIV dan AIDS,
yaitu:

- Tes darah cepat


Tes darah HIV/AIDS cepat dengan reagen (bahan kimia aktif) sudah dievaluasi dan
direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi
antibodi HIV-1 maupun HIV-2. Tes darah HIV ini dapat dijalankan meskipun hanya
menggunakan jumlah sampel yang sedikit. Selain itu, tes darah cepat sebagai
pemeriksaan HIV hanya butuh sekitar 20 menit untuk mengetahui hasilnya. Prosedur tes
darah HIV ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang sudah terlatih.

- Tes ELISA
Pemeriksaan HIV ini mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2 yang dilakukan
dengan ELISA (enzyme-linked immunisorbent assay) atau dikenal juga dengan EIA
(enzyme immunoassay). Untuk melakukan tes ELISA, sampel darah akan diambil dari
permukaan kulit Anda kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus. Sampel darah
kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, sampel darah
dimasukkan ke cawan petri yang berisi antigen HIV. Antigen adalah zat asing, seperti
virus, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merespons dengan cara memproduksi
antibodi. Jika darah Anda mengandung antibodi terhadap HIV, darah akan mengikat
antigen. Tes darah HIV yang satu ini akan diperiksa dengan menambahkan enzim ke
cawan petri tersebut untuk membantu mempercepat reaksi kimia. Jika isi cawan petri
berubah warna, Anda mungkin terinfeksi HIV. Hasil dari tes darah HIV dengan ELISA
bisa didapatkan dalam waktu 1-3 hari. Jika tes ELISA menunjukkan hasil positif, dokter
akan menyarankan tes lanjutan yang lebih spesifik, misalnya dengan tes Western bolt
untuk memastikan diagnosis HIV. Tes lanjutan atau pemeriksaan HIV penunjang
dianjurkan karena masih ada kemungkinan kecil antibodi salah menempel pada protein
non-HIV selama tes pertama. Itu sebabnya, diperlukan tes kedua untuk memastikannya.

- Tes Western blot


Tes Western blot hanya dilakukan untuk menindaklanjuti tes skrining awal yang
menunjukkan hasil positif HIV. Biasanya, tes ini disarankan jika tes ELISA menunjukkan
hasil positif HIV. Terkadang, tes ELISA dapat menunjukkan hasil positif (false positive).
Pemeriksaan ini juga diperlukan jika Anda memiliki hasil positif HIV dari tes
sebelumnya, tetapi diketahui memiliki kondisi lain. Kondisi lain tersebut meliputi
penyakit Lyme, lupus, atau sifilis yang mungkin dapat memengaruhi hasil pemeriksaan
HIV. Nah, agar hasil akurat dan lebih pasti, tes yang sudah Anda lakukan sebelumnya
perlu konfirmasi ulang melalui tes Western blot. Pemeriksaan HIV ini merupakan tes
antibodi untuk memastikan apakah Anda benar terinfeksi virus HIV atau tidak. Dalam tes
ini, protein HIV dipisahkan oleh ukuran, muatan listrik, serta serum yang dilapisi pada
strip tes. Jika hasil pemeriksaan HIV lewat Western blot menunjukkan hasil positif,
serangkaian pita (band) yang terdeteksi menandakan adanya pengikatan spesifik antibodi
terhadap protein virus HIV tertentu. Tes Western blot hanya membutuhkan 1 hari untuk
pengujian. Namun, perlu diingat, ini adalah tes atau pemeriksaan lanjutan.

- Tes virologis dengan PCR


Tes virologis adalah salah satu jenis pemeriksaan HIV dan AIDS yang dilakukan dengan
metode polymerase chain reaction (PCR). Tes virologis penting bagi ibu hamil yang
positif memiliki HIV. Bayi yang baru lahir dari ibu positif HIV juga wajib melakukan
pemeriksaan ini minimal saat ia berusia 6 minggu. Selain bayi, tes ini juga
direkomendasikan untuk mendiagnosis anak berumur kurang dari 18 bulan apabila
dicurigai mengalami HIV. Tes ini mungkin juga membantu dalam mendeteksi infeksi
HIV dalam 4 minggu pertama setelah terpapar virus. Jika pada pemeriksaan pertama hasil
tes virologis bayi dilaporkan positif HIV, pengobatan HIV harus segera dimulai. Terapi
biasanya dimulai saat pengambilan sampel darah kedua untuk pemeriksaan tes virologis
kedua. Tes virologis yang dianjurkan, yaitu:
1. HIV DNA kualitatif (EID)
Tes HIV/AIDS DNA kualitatif dari darah lengkap atau dried blood spot (DBS) adalah
pemeriksaan yang fungsinya mendeteksi keberadaan virus HIV, bukan pada antibodi
penangkalnya. Cek HIV ini digunakan untuk diagnosis pada bayi.
2. HIV RNA kuantitatif
Tes HIV/AIDS RNA kuantitatif dilakukan dengan menggunakan plasma darah.
Pemeriksaan penunjang HIV ini berguna untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah
(viral load HIV). Metode cek HIV dengan PCR melibatkan bantuan enzim untuk
menggandakan virus HIV dalam darah. Selanjutnya, reaksi kimia akan menunjukkan
seberapa banyak virus. Hasil pengujian RNA biasanya memakan waktu beberapa hari
sampai seminggu. Viral load HIV dinyatakan “tak terdeteksi” jika berada sangat sedikit
dalam 1 cubical centimeter (cc) sampel darah. Jika viral load tinggi, tandanya ada banyak
virus HIV dalam tubuh anda.

B. Tanda dan gejala hiv

 Fase pertama: infeksi HIV akut


Fase pertama umumnya muncul setelah 1-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase awal
ini, penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:
- Sariawan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Radang tenggorokan
- Hilang nafsu makan
- Nyeri otot
- Ruam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Berkeringat

 Fase kedua: fase laten HIV


Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas,
bahkan dapat merasa sehat. Padahal secara diam-diam, virus HIV sedang berkembang
biak dan menyerang sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi. Pada fase ini,
tanda-tanda HIV/AIDS memang tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa menularkannya
pada orang lain. Pada akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara drastis sehingga
gejala yang lebih parah pun mulai muncul.
 Fase ketiga: AIDS
AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir kehilangan
kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah putih berada
jauh di bawah normal. Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara lain berat badan
menurun drastis, sering demam, mudah lelah, diare kronis, dan pembengkakan kelenjar
getah bening. Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka
penderita HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu.
Penyakit yang biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:
- Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan
- Pneumonia
- Toksoplasmosis
- Meningitis
- Tuberkulosis (TB)
- Kanker, seperti limfoma dan sarkoma Kaposi

C. Dampak masalah HIV

Penderita HIV akan mengalami gangguan penglihatan, saluran pencernaan, paru-paru,


atau lemah tulang sampai kesulitan berjalan. Kemungkinan pasien HIV terserang virus CMV
akan lebih besar ketika jumlah CD4 kurang dari 100 sel/mikroliter. Reaksi psikologis penderita
muncul ketika mengetahui dirinya terinfeksi HIV AIDS untuk pertama kalinya sehingga timbul
rasa stress, frustasi, cemas, marah, penyangkalan, malu, dan berduka.

D. Cara Penyebaran

Melalui produk darah (jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring). Dari ibu ke bayi
dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui. Melalui hubungan seks vaginal, anal, atau
oral tanpa alat pengaman.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

HIV/AIDS merupakan suatu penyakit menular yang sangat mematikan dan masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan turunnya imun penderita
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sedangkan Acquire
Immunodefficiency Syndrom (AIDS) merupakan tahapan akhir dari infeksi virus HIV, yang
terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah yang disebabkan oleh virus tersebut.

Virus HIV-AIDS menetap dalam nucleus sel sehingga sel di rangsang untuk berkembang biak
dan akan keluar dengan menggunakan dinding sel sebagai selaput luar virus,melalui caraini T-
limfosi takan musnah. Untuk mengtahui virus HIV/AIDS menyerang daya tahan tubuh manusia
maka digunakan parameter limfosit (sel darah putih). Sellimfosit merupakan target utama pada
infeksi HIV, karena sel ini berfungsi sentral dalam sistem imun. Karakteristik utama infeksi HIV
dapat dilihat dengan penurunan jumlah limfosit serta penyebab kegagalan sistem imun secara
progresif dapat diamati dari perubahan tanda – tanda klinis pasien (Ruterlin&Tandi, 2014)
Daftar pustaka

https://www.alodokter.com/hiv-aids

https://hellosehat.com/seks/hivaids/cara-penularan-hiv/

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7861/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

https://www.alodokter.com/hiv-aids/pencegahan `

https://www.alodokter.com/hiv-aids/pengobatan

Anda mungkin juga menyukai